MAKALAH
digunakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang
diampu oleh Moch. Whilky Rizkyanfi.
oleh:
STISI TELKOM
BANDUNG
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan berkatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang bertajuk
perkembangan Fotografi di Era Modern. Fotografi di Era Modern yang kita kenal
sebagai Potret modern sudah berkembang sangat pesat di era globalisasi ini.
menambah pengetahuan, ilmu ini juga perlu didalami terutama bagi kami mahasiswa
yang menekuni bidang desain sebagai referensi ilmu ataupun dalam prospek kerja
Penulis merasa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, adanya
kritikan dan masukan selalu ditunggu untuk membuat makalah ini lebih sempurna
2
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 5
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan ................................................................................................... 6
2.2 Isi ..................................................................................................................... 6
BAB 3 PENUTUP
3.1 Simpulan ........................................................................................................ 40
3.2 Saran .............................................................................................................. 40
3
BAB 1
PENDAHULUAN
sangat banyak peminat di indonesia. Fotografi sendiri berarti proses atau metode
untuk menghasilkan gambar atau foto dari satu objek dengan merekam pantulan
cahaya pada media visual yang konkret dan realistik karena foto merupakan
penggambaran nyata dari suatu objek atau peristiwa yang tidak terbatas oleh ruang
dan waktu.
cabang yang terbagi atas tujuan dan kekhususan berdasarkan subjek fotografi, salah
New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (
ruangan yang gelap terdapat lubang kecil ( Pinhole ), dibagian dalam ruang itu akan
4
terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti
1.3 Tujuan
5
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan
Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani
yaitu "photos" : Cahaya dan "Grafo" : ( Melukis/menulis.) adalah proses
melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum,
fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu
obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media
yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.
Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga
mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan
ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan
cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar,
digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran
pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut
dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture),
dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut
sebagai pajanan (exposure). Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan,
maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.
2.2 Isi
Fotografi adalah suatu seni melukis dengan cahaya, jadi faktor cahaya
merupakan unsur terpenting dalam seni fotografi,untuk melakukan suatu pemotretan,
satu hal yang mutlak diperlukan adalah cahaya. Baik cahaya yang tampak seperti
pemotretan biasa ataupun cahaya yang tidak tampak seperti dalam pemotretan dengan
infra merah atau sinar X untuk rontgen. Jumlah cahaya yang digunakan untuk
membentuk suatu gambar tergantung pada Kepekaan media (ASA/ISO),
6
Kecepatan/Shutter Speed dan Diafragma.
Fotografi sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu: photos adalah cahaya, sinar.
Sedang graphein berarti tulisan, gambar atau disain bentuk. Jadi, fotografi secara luas
adalah menulis atau menggambar dengan menggunakan cahaya. Gambar mati atau
lukisan yang didapat melalui proses penyinaran dengan menggunakan cahaya.Karena
dalam membuat gambar kita mengguanakan alat kamera maka sudah tentu kita harus
benar-benar menguasai alat tersebut juga beberapa teknik dasarnya.
1 Digital Kamera
Di jaman sekarang ini tehnologi digital kamera sudah semakin maju dan berkembang,
dan seiring dengan majunya tehnologi digital kamera tersebut harga-harga kamera
pun sudah semakin terjangkau.
7
B. Kamera Digital Prosummer
Bentuk kamera ini lebih besar dari pada kamera saku, dan biasanya rentang lensanya
lebih panjang di banding kamera saku yang hanya mempunyai rentang lensa 3 X,
untuk kelas prosumer, rentang lensa bisa mencapai 12 X bahkan ada yang mencapai
18 X, kamera jenis ini termasuk awal untuk melangkah menuju kamera DSLR,
contohnya : Canon SX1, Kodak Z812, Panasonic Lumix FZ 18, dll masih banyak lagi
yang lainnya.
2. Diafragma
Diafragma atau sering di sebut bukaan lensa yang berarti lubang bukaan dalam lensa
kamera tempat cahaya masuk saat melakukan pemotretan. Setiap lensa mempunyai
perbedaan bukaan diafragma masing-masing. Biasanya, ukuran diafragma dimulai
dengan f/2,8-f/4-f/5,6-f/8-f/11-f/16-f/22. Besar kecilnya bukaan diafragma yang kita
pilih menghasilkan foto yang berbeda, Angka kecil yang di tunjukkan oleh kamera
berarti bukaan lensanya besar alias cahaya yang masuk banyak, dan kebalikannya
kalau angka besar yang di tunjukkan oleh kamera berarti bukaan lensanya kecil alias
cahaya yang masuk kurang . Bukaan diafragma kecil akan menghasilkan ruang yang
luas. Sedang bukaan diafragma besar akan membuat ruang tajam sempit (Blur).
8
Efeknya, makin besar bukaan,maka makin besar kecepatan yang dibutuhkan, speed
makin tinggi. Efek lainnya, makin besar bukaan, makin sempit ruang tajamnya,
artinya makin besar efek blur untuk daerah diluar ruang tajam yang fokus. Banyak
cara dan tujuan penggunaan/pemilihan diafragma, yg antara lain akan jelas
mempengaruhi konteks dari foto yg kita buat.
LS:
Singkatan dari longshot. Dengan lebih mendekatkan objeknya, shot ini tetap
masih memberikan sudut pandang lebar tetapi sudah mulai mengarahkan perhatian
pada objeknya dengan memisahkannya dari latar belakang yang mungkin
mengganggu.
MACRO:
MACRO LENS:
Lensa makro. Lensa yang digunakan untuk pemotretan dengan objek yang
berukuran atau pemotretan berjarak dekat (mendekatkan pemotret ke objek),
umumnya dipakai untuk keperluan reproduksi karena dapat memberikan kualitas
prima dan distorsi minimal. Misalnya: untuk memotret bunga, serangga, dll.
9
MACRO PHOTO:
Dibuat dari jarak dekat, bisanya tentang benda atau binatang kecil.
Perlngkapan kerjanya biasanya menggunakan lensa makro untuk mendekatkan
pemotret ke objek fotonya.
MAGNIFICATION:
MANIPULASI FOTOGRAFI:
Teknik mengubah hasil cetak yang ditangkap oleh kamera untuk menciptakan
suasana tertentu. Foto-foto realitas dikembangkan sedemikian rupa sehingga
menghasilkan gambar yang tidak biasa lagi.
MANUAL:
MEDIUM FILM:
Film dengan kecepatan sedang (ISO 100, 200). Kelompok film yang paling
popular dan banyak diminati pemotret. Ideal untuk pemotretan dalam cuaca yang
terang/cerah.
Kamera format medium. Adalah jenis kamera SLR yang menggunakan jenis
film 120 mm. Dibandingkan dengan kamera format kecil, kamera ini mempunyai
keunggulan dalam hal pembesaran cetakannya yang optimal sehingga umumnya
dipergunakan untuk memotret objek orang (potret) yang berkarakter, yang
menampakkan detail kuat seperti misalnya kulit keriput orang tua.
10
MEGALIGHT:
Adalah sebutan untuk sebuah lampu flood yang mempunyai kapasitas atau
kemampuan cahaya yang amat besar hingga 7 meteran.
MESNICUS LENS:
METERING:
METERING MATRIX:
METERING SPOT:
Pola pengukuran cahaya yang menggunakan satu titik tertentu yang terpusat.
MF:
Manual Focus, adalah cara kerja menemukan fokus atau penajaman gambar
yang dilakukan dengan menggunakan tangan.
11
MICROPHOTOGRAPHY:
MULTICOATEDlA FILTER:
Filter anti-flare untuk mencegah refleksi intern dalam lensa oleh pantulan
cahaya. Diciptakan untuk lensa yang belum multicoated.
MULTI EXPOSURE:
MULTIPOINT READING:
MULTIVISION FILTER:
Filter yang digunakan untuk membuat gambar ganda dalam sekali jepretan.
Filter ini dibuat dengan menggunakan kaca yang sengaja diasah menurut tujuannya -
berkeping prisma 3,5, disusun melingkar, berjajar atau paralel berulang-ulang.
MULTILAYER COATING:
MULTIPLE EXPOSURE:
12
Fasilitas pemotretan berulang pada satu bingkai (frame) yang sama.
Tuas bidikan ganda. Adalah tombol untuk menyiapkan kamera pada posisi
siap bidik tanpa memajukan film ke bingkai berikutnya. Digunakan untuk melakukan
lebih dari satu kali pencahayaan (exposure) pada bingkai yang sama dalam
pemotretan. Alat ini dipakainya bersamaan dengan pengokangan film.
NANOMETER:
Salah satu kategori yang dilombakan dalam World Press Photo. Foto-foto atau
sekumpulan foto bercerita dari subjek berupa lingkungan dan alam:flora, fauna,
lanskap, ekologi, dsb.
NATURE PHOTOGRAPHY:
Fotografi alam yang berkaitan dengan alam semesta, misalnya darat, laut,
sungai, dll.
ND FILTER:
Filter ND. Filter ini berfungsi untuk menurunkan kekuatan sinar 2 kali sampai
8 kali. Filter ini bernada abu-abu muda atau sedang dan tidak mengubah warna
gambar.
13
NEBULA FILTER:
Filter yang menghasilkan gambar dengan efek pancaran sinar radial yang
berpelangi.
NEGATIF:
NIRMANA:
NONREFLEX CAMERA:
NORMAL CONTRAS:
Kontras yang wajar. Tidak berlebihan dan tidak kurang sebagai hasil
pengembangan film atau hasil sebuah cetakan.
NORMAL LENS:
14
CAMERA OBSCURA:
OPTIK:
ORTHOCHROMATIC FILM:
Film yang sensitif terhadap warna biru dan hijau tapi tidak pada merah.
OVER EXPOSURE:
Pencahayaan lebih. Suatu nilai pencahayaan yang terdapat paa film maupun
foto, di mana gambar yang ada tampak terang atau gelap pada film negatif karena
pencahayaan yang berlebihan.
OVERHEAD LIGHTING:
Sinar dari atas. Lampu atau penyinaran yang dibuat untuk menyinari objek
dari atas.
PANCHROMATIC:
Film hitam-putih, artinya emulsi film tersebut sensitif terhadap macam-macam warna.
PARALLAX:
15
Paralaks, yaitu suatu kesalahan atau perbedaan pandangan yang terjadi karena
yang dilihat dan yang terekam dalam film tidak sama. Umum terjadi saat
menggunakan kamera refleks lensa kembar atau kamera kompak.
PASSED:
Berarti telah diteliti oleh pabrik pembuat. Tanda ini biasanya melekat pada lensa atau
kamera yang baru.
PERSPECTIVE:
PERSPECTIVE CORRECTION:
PHOTO JOURNALISM:
PHOTOGRAPHY:
Fotografi, teknik dan pengetahuan tentang foto. Atau, proses dan seni
pembuatan gambar (melukis dengan sinar/cahaya) pada film atau permukaan yang
dipekakan. Gambar yang dihasilkan diharapkan sama persis dengan aslinya, hanya
dalam ukuran yang jauh lebih kecil.
16
PHOTOGRAPHIC SPECTRUM:
PHOTOGRAM:
Fotogram. Foto yang dibuat tanpa menggunakan kamera dan film, dengan
meletakkan benda-benda di atas kertas (cetak) foto kemudian disinari.
PHOTOGRAPH:
PHOTOKINA:
Nama pameran atau suatu wadah informasi terbesar dan terlengkap serta yang
paling kompleks dalam bidang fotografi.
PINCHUSION EFFECT:
PINHOLE:
Lubang kecil pada alat kedap cahaya yang dipasang bersama lensa,
menyambung lubang lensa tempat gambar objek direkam dalam lembaran yang peka
cahaya.
17
PIN-UP PHOTO:
PISTOL GRIP:
Filter yang terdiri dari selembar polarisator kelabu dan polarisator warna,
terdapat berbagai kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk efek-efek
tertentu.
Filter yang terdiri dari selembar polarisator kelabu dan polarisator warna,
terdapat berbagai kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk efek-efek
tertentu.
Filter terdiri dari selembar polarisator dengan filter konversi warna (85B).
Biasanya juga digunakan untuk jenis kamera kine, sehingga memungkinkan film
tungsten digunakan untuk cerah hari dan mempunyai efek seperti filter polarisasi.
Filter yang terdiri dari dua filter PL linier yang digabung menjadi satu. Jumlah
filter yang masuk dapat diatur dengan memutar gelang filter.
18
POLARIZING CIRCULAR FILTER:
Filter yang dibuat dari lembaran polarisator linier dan keeping quarter wave
retardation, dilapi di antara dua gelang filter. Efeknya sama dengan filter polarisasi,
biasanya digunakan untuk kamera kine.
POLARIZING FILTER:
POLAROID:
Langsung jadi. Menghasilkan gambar cetak dalam waktu yang singkat, tetapi
tidak menghasilkan film negatif.
POLAROID CAMERA:
POLAROID FILM:
Film yang ditemukan oleh dr. Land. Menghasilkan foto dalam waktu singkat
tetapi tidak mempunyai negatif.
19
POLAVISION:
POPUP FLASH:
PROYEKTOR:
Alat yang digunakan untuk memproyeksikan gambar atau film positif, atau
gambar bergerak.
PULL:
PULSATOR FILTER:
Filter dengan inti bulatan normal dan bagian sisanya berisi prisma. Tiap-tiap
titik sinar akan membentuk bintang berekor delapan dan berisi prlangi.
PUSH:
20
QL:
Singkatan dari quick loading, yaitu suatu sistem pemasangan film yang cepat.
Filter dengan inti bulatan normal dan sisanya berisi prisma. Tiap-tiap berkas
sinar akan bertepi pelangi.
RANA:
Adalah tirai yang menggantikan fungsi penutup manual di bagian depan lensa,
besar kecilnya dapat diatur sesuai kebutuhan.
RANA CELAH:
Rana celah vertical dan horizontal dan terletak pada kamera. Yang vertial
menutup secara vertikal dan yang horizontal menutup secara horizontal.
RANA PUSAT:
RELEASE CABLE:
21
RELOADABLE TO LAST FRAMER:
REMBRANDT LIGHTING:
Cahaya yang berasal dari jendela atau sering juga disebut window lighting.
Cahaya yang datang dari sudut 45 derajat. Pencahayaan tersebut berasal dari nama
pelukis Belanda Rembrandt.
REMOTE:
RESOLUTION:
Daya pisah. Suatu sifat lensa yang berdaya urai dengan kemampuan
menyajikan detail kehalusan gambar sesudah film dikembangkan (diproses).
RETINA:
Selaput peka sinar dari mata atau salah satu merek kamera keluaran kamera.
RETOUCH:
22
sebelumnya.
REVERSAL DEVELOPING:
REVERSAL FILM:
REVERSE ADAPTER:
SELF ADJUSTING:
Penyesuaian (diri).
SELF TIMER:
23
SENSE OF DESIGN:
SEPIA TONER:
Pewarna coklat/sawo.
SEQUENCE:
Sekuen. Satu seri dari beberapa jepretan (shot) yang meliputi suatu kejadian
yang sama. Setiap jepretan hanya berbeda dalam hitungan detik.
SHADE:
SHADOW:
Bidang gelap/hitam atau bayangan pada sebuah foto yang berbentuk objek
yang membayang.
SHAPE:
Bidang, suatu bentuk dalam aspek dua dimensi yang terjadi tidak hanya oleh
karena adanya kesan garis, baik berupa segi tiga, lingkaran, elips, dll. Namun selain
itu bisa juga dibentuk oleh suatu bidang warna karena adanya suatu kesan bentuk tiga
dimensi yang mempunyai volume.
SHARPNESS:
24
Ketajaman film, yaitu suatu kemampuan film untuk merekam setiap garis dari
pandangan yang dipotret dengan ketajaman yang baik. Ketajaman ini ditentukan
dengan jumlah garis per milimeter.
SIDE LIGHT:
Cahaya dari samping, yaitu cahaya yang berasal dari arah samping objek, baik
kiri atau kanan dan dapat ditempatkan pada sudut 45 atau 90 derajat. Pencahayaan
seperti ini menghasilkan foto dengan efek yang menonjol permukaan atau objek
fotonya serta terciptanya kesan tiga dimensional. Umumnya digunakan untuk
menampilkan foto-foto yang berkarakter, misalnya foto potret (portrait).
SIDE LIGHTING:
Sinar dalam pemotretan yang datangnya dari arah samping kanan atau kiri -
90 derajat dihitung dari sudut pandang kamera. Arah datangnya sinar seperti ini akan
menghasilkan foto dengan detail dan tekstur dari benda dengan baik. Bayangan yang
dihasilkan akan menampakkan bentuk benda dengan lebih menarik dengan separo
dari muka terang dan separo lagi gelap.
Refleks lensa tunggal (RLT), adalah kamera yang memiliki satu lensa untuk
membidik yang menggunakan cermin dan prisma. Lensanya berfungsi untuk
meneruskan bayangan objek ke pembidik dan meneruskannya ke film. Apa yang
terlihat pada jendela pengamat sama seperti apa yang terjadi pada film atau fotonya.
25
SINGLE SERVO AUTOFOCUS (S):
Sandi saat Anda membidikkan suatu objek dan tombol rana telah tertekan
separo, maka jarak antara kamera dengan objek terkunci hingga tombol dilanjutkan
ditekan hingga terekam satu bidikan.
SKALA:
SLAVE UNIT:
Mata listrik yang menyalakan lampu-kilat karena pulsa yang dihasilkan oleh
menyalanya lampu-kilat lain.
SLOW FILM:
Film lambat yaitu kepekaan film yang rendah sehingga memberikan detail
gambar yang tajam dengan butiran yang halus, kontras rendah sekalipun dicetak
besar. Misalnya film dengan ISO 25, 64, 100. Film seperti ini baik untuk pemotretan
arsitektur atau still life.
Kamera format kecil yaitu kamera jenis SLR (Single Lens Reflect) yang
menggunakan film berukuran 35 mm namun fleksibel dan enak dipegang serta
ringan. Karena itu kamera seperti ini yang paling banyak digunakan oleh para
fotografer. Jenis maupun ukuran filmnya sangat mudah didapat juga proses filmnya
terutama bagi yang menggunakan film jenis negatif. Namun kekurangannya, untuk
hasil pencetakan besar, maksimal hanya seukuran majalah.
SNAPSHOT:
26
Bidikan spontan, tanpa modelnya diatur terlebih dahulu. Cara ini umumnya
digunakan untuk membuat foto human interest, sehingga menghasilkan foto yang apa
adanya dan tampak alami tak terkesan dibuat-buat.
SOCKET:
SOFT PAPER:
Filter berciri seperti soft screen namun menghasilkan gambar yang berbeda.
27
SOFT TONE FILTER:
SOLARISASI:
Proses pembuatan foto dengan cara memberi penyinaran dua kali pada kertas
foto atau film dan memasukkannya ke dalam larutan pengembang. Di tengah-tengah
gambar terbentuk dilakukan penyinaran dengan cahaya putih sekali lagi dan
meneruskan pengembangannya.
SONAR AUTOFOCUS:
SPECIAL EFFECT:
Filter (penyaring) spesial efek yang pada dasarnya bukan filter karena
fungsinya tidak menyaring sesuatu melainkan mengubah pandangan guna mencapai
hasil yang menyimpang dari pemotretan biasa.
SPECIAL LENS:
28
filter karena fungsinya tidak menyaring sesuatu melainkan mengubah pandangan
guna mencapai hasil yang menyimpang dari pemotretan biasa.
Lensa tujuan khusus yang didesain dan diciptakan untuk tujuan penghasilan
gambar khusus yang biasanya susah dilakukan dengan lensa biasa.
SPECIAL FILTER:
Sekeping plastik terang berisi ribuan prisma lembut yang mengubah tiap-tiap
titik sinar menjadi bintang pelangi dan berkas sinar bertepi pelangi. Sinar yang kuat
membentuk bintang dengan berkas-berkas pelangi tebal.
SPECTRUM:
Berkas sinar yang terlihat oelh mata, terpecahkan oleh pembiasan prisma
dalam warna-warni.
SPEEDLIGHT:
SPEEDO SOLARISASI:
Suatu teknik kamar gelap versi lain dari tehnik solarisasi (efek sabattier) pada
film ortholith yang akan memberikan suatu efek gerakan yang cepat (speedo).
SPLICER:
29
STEREO CAMERA:
Kamera berlensa dua yang menghasilkan dua foto sekaligus. Dua foto itu
harus diamati dengan alat bantu atau stereo-viewer untuk mendapatkan efek
kedalaman seperti saat difoto.
STILL LIFE:
STOP:
SYNCRO:
Saklar otomatis. Dengan menggunakan saklar ini pada lampu kilat maka bila ada
kilatan cahaya lampu kilat lain akan mengakibatkan menyalanya lampu kilat yang
terpasang syncro.
TABLE-STAND:
30
Kaki tiga (tripod) kecil. Sandaran kamera yang membantu menahan goyang
yang dipakai di atas meja.
TEXTURE:
Tekstur, sifat permukaan atau sifat bahan., merupakan elemen seni visual
yang sangat penting karena mampu memberi kesan "rasa" seperti halus, kasar,
mengkilat, dll.
TELE CONVERTER:
Lensa tambahan yang dipasang di antara lensa asli dan tubuh kamera, yang
dapat mengubah lensa normal menjadi tele dan lensa tele menjadi tele panjang.
Umumnya kelipatannya dua atau tiga kali jarak fokus lensa asal.
TELE LENS:
Lensa tele yang digunakan untuk memperbesar objek yang akan difoto. Lensa
ini dapat digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek. Khusus untuk
pemotretan potret (portrait) penggunaan lensa seperti ini akan menghasilkan
perspektif wajah yang mendekati aslinya. Misalnya: lensa 85 mm, lensa 135 mm,
lensa 200 mm, dll.
TELEPHOTO LENS:
TELEPHOTO MEDIUM:
31
TEST STRIP:
Suatu cara untuk mendapatkan hasil cetakan yang baik (normal) yang
dilakukan dengan cara membuat pencahayaan bertingkat pada saat mencetak sebelum
mencetak sesungguhnya.
TILT HEAD:
TIMER SWITCH:
Pengukur waktu yang akan memutuskan aliran listrik pada akhir hitungan
yang telah ditentukan.
Top Light:
Cahaya (dari) atas. Cahaya yang berasal dari atas objek. Biasanya digunakan
untuk menerangi bagian atas kepala model yang akan difoto. Arah cahaya juga dapat
menampilkan detail benda.
Transparan:
Translusen:
32
Tembus sinar. Namun kita tidak biasa melihat benda yang berada di belakang
benda yang translusen tersebut. Misalnya kaca es, kaca buram, kaca susu, plastik
suram, dsb.
Transparancy:
Tripod:
Tripod Socket:
TTL:
Tungsten Film:
33
Film yang khusus diperuntukkan bagi pemotretan yang dilakukan dengan
cahaya buatan dengan lampu biasa atau photo-flood, namun juga tetap dapat dipakai
untuk pemotretan di bawah cahaya alami.
Refleks Lensa Kembar. Kamera yang mempunyai dua lensa. Satu lensa
berfungsi untuk menangkap objek yang dipantulkan oleh cermin melalui jendela
pembidik, satu lensa berfungsi untuk menangkap objek untuk diteruskan ke film.
Menggunakan jenis kamera seperti ini harus ekstra hati-hati karena sering terjadi
kesalahan yang disebut paralaks pada pemotretan jarak dekat.
ULTRAVIOLET FILTER:
ULTRAVIOLET LENS:
Lensa ultraviolet. Jenis lensa khusus yang digunakan untuk merekam sinar
ultraviolet. Biasanya digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan.
UNEXPOSED:
Tidak/belum tercahayai.
VARIOCROSS FILTER:
Filter yang terdiri dari dua keping kaca bening, masing-masing dengan
goresan miring yang sejajar. Goresan dari satu keeping bersilangan dengan goresan
dari keping yang lainnya bila kedudukannya diubah. Efek bintang dan perpotongan
sinar dapat disesuaikan menurut selera hanya dengan memutar-mutar filter.
34
UNDER EXPOSURE:
Pencahayaan kurang. Suatu nilai pencahayaan yang terdapat pada film atau
foto di mana gambar yang ada tampak agak gelap atau tampak tipis (pada film
negatif) karena pencahayaannya yang ada saat pemotretan kurang.
Lensa zoom. Lensa yang mempunyai panjang focus yang dapat diubah-ubah
atau dapat bergeser. Misalnya: lensa 20-35 mm, lensa 35-70 mm, lensa 80-200 mm,
dsb.
VARIO LENS:
Lensa vario atau sering disebut sebagai lensa zoom. Yaitu sebuah lensa yang
memiliki jangkauan panjang focus yang bervariasi atau dapat diubah-ubah. Dengan
demikian memudahkan pemotret memilih berbagai ruang pandang hanya dengan
menarik-ulur lensa atau memutarnya.
VERTICAL GRIP:
Alat pelepas rana untuk pengambilan gambar secara vertikal tanpa harus
memutar tangan.
VIEW CAMERA:
Kamera yang menggunakan film format besar dan digunakan untuk keperluan
pemotretan yang memerlukan detail tajam pada pencetakan hasil foto yang besar-
besar umumnya digunakan di dalam studio untuk pemotretan still life karena dapat
menyempurnakan perspektif serta menambah ruang tajam. Detail gambar dapat
ditampilkan secara sempurna.
35
VIEW FINDER:
Jendela bidik. Bagian dari kamera yang berfungsi sebagai tempat mata
melihat bayangan benda yang akan diabadikan.
WETTING AGENT:
Obat pelarut tetes air yang mengendap pada film. Photo flo adalah larutan
seperti itu.
WARM TONE:
WATT/SECOND (W/S):
Satuan daya pada lampu kilat studio yang dibedakan dengan lampu kilat
portable yang menggunakan GN. Tidak ada rumusan relevansi antara W/S dan GN,
tapi 100 W/S hampir sebanding dengan GN = 30.
WEDDING PHOTOGRAPHY:
36
WIDE ANGLE LENS:
Lensa sudut lebar, misalnya lensa 20 mm atau 24 mm. Jenis lensa dengan
tubuh pendek yang biasa digunakan untuk memotret sebuah panorama luas atau
untuk pemotretan sejumlah besar orang. Lensa ini menampakkan gambar yang lebih
kecil.
WIDE SHOT:
WIRELESS TTL:
Suatu kegiatan lomba foto jurnalistik internasional yang diadakan rutin setiap
tahun. Pesertanya adalah pemotret dari seluruh dunia yang tergabung dalam sebuah
media.
WORM EYE:
X-RAY FILM:
Film sinar-x. Film ini dibuat kontras dan dibungkus dengan kertas timah.
Karena sinar x dapat menembus benda-benda padat seprti kulit, tekstil, dan lain-lain,
37
maka dalam pemotretan akan tampak bayangan-bayangan yang mengganggu. Film
ini biasa digunakan dalam bidang kedokteran dan pengobatan.
ZONE SYSTE<:
Suatu cara untuk menghasilkan foto dengan tingkat kontras yang dimulai dari
nada hitam pekat hingga nada warna putih sekali.
ZOOM LENS:
Lensa zoom. Jenis lensa yang memiliki elemen yang mampu bergerak hingga
membuat panjang fokal bervariasi. Panjang focus dapat diganti-ganti dengan
memendekkan atau mengulur tabung lensa.
ZOOM-BLUR:
Kekaburan gambar yang disebabkan oleh gerakan zoom pada waktu melepas
rana kamera.
ZOOMING RING:
Pengambilan gambar hanya pada bagian badan tertentu saja, contohnya hanya
mata, dll
38
• MCU (Medium Close UP)
• MS (Medium Shot)
• KS (Knee Shot)
Pengambilan gambar mulai pada dibawah lutut sampai dengan diatas kepala
• FS (Full Shot)
• LS (Long Shot)
39
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dengan konsep “sense of art” yg diambil dari fotografi itu sendiri, pusat
pendidikan ini diciptakan dg karakter yg dinamis, serta mengambil bentukan2 dasar
seperti kotak dan bundar yg diambil dari bentukan kamera. Dengan demikian
diharapkan mampu memecahkan masalah2 yg ada dlm perancangan ini.
3.2 Saran
1. Kita harus pandai dalam menyeting atau mengatur fungsi-fungsi di dalam kamera
ataupun keadan diluar kamera, dimana kamera itu sangat banyak pengaturan dan
sukses. Banyaknya jam terbang pada seorang fotografer juga dapat melatih
kepekaanya terhadap daya rasa dan cipta.kurangnya ‘terial dan error dapat
40
DAFTAR PUSTAKA
http://oncor-design.blogspot.com/2012/02/definisi-fotografi.html
http://mcreativephotography.blogspot.com/2009/11/saya-lagi-mencari-model-buat-
portofolio.html
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/
jiunkpe/s1/desi/2006/jiunkpe-ns-s1-2006-41402034-9258-pendidikan_fotografi-
conclusion.pdf
www.fotografer.net
41