Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TEKNIK OPTIK

FOTOGRAFI

Disusun Oleh :

Nadia Parwaty 02311745000001


Azania Arnada 02311745000011
Giffari Muslih 02311745000021
Fajar Putra Perdana 02311745000031
Haryo Arif 02311745000021
Isrous Saidah 02311745000051

DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA


FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
1
ABSTRAK

Sejak diperkenalkannya fotografi pada tahun 1826, dimana pada saat itu fotografi dikenal
sebagai kajian ilmu yang sangat baru dan awam bagi masyarakat dunia. Seiring berjalannya
waktu dan jaman kini fotografi perkembangannya demikian pesat. Perkembangan teknologi yang
canggih pengambilan gambar saat ini bisa dilakukan setiap hari hampir 24 jam, dengan teknik
pencahayaan pengambilan gambar akan terlihat mudah. Fotografi (dari bahasa
Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" : Cahaya dan "Grafo" :
Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Prinsip
fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar
medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang
tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan
(selanjutnya disebut lensa). Salah satu cabang fotografi menggunakan sensor cahaya untuk
menangkap citra yang difokuskan oleh lensa. Fotografi film menggunakan media film sebagai
media penerima gambar. Fotografi digital menghasilkan citra digital yang dapt ditampilkan,
dicetak disimpan dan dimanipulasi menggunakan komputer. DSLR adalah kependekan dari
Digital Single lens Reflex. Dalam bahasa yang gampang, DSLR adalah kamera yang
memanfaatkan cermin untuk mengarahkan cahaya dari lensa ke viewfinder. Viewfinder adalah
lobang kecil dibelakang kamera tempat kita mengintip obyek foto.

Kata kunci: Fotografi, DSLR, Kamera Digital

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan karunianya
sehingga makalah ini sanggup tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan begitu
banyak terimakasih atas uluran tangan dan bantuan berasal dari pihak yang telah bersedia
berkontribusi bersama dengan mengimbuhkan sumbangan baik anggapan maupun materi yang
telah mereka kontribusikan.
Dan kita semua berharap semoga makalah ini mampu menambah pengalaman serta ilmu
bagi para pembaca. Sehingga untuk ke depannya sanggup memperbaiki bentuk maupun
tingkatkan isikan makalah sehingga menjadi makalah yang miliki wawasan yang luas dan lebih
baik lagi.
Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami, Kami percaya tetap banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat berharap saran dan kritik yang
membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 26 November 2017

Penyusun

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................................i
ABSTRAK...................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Fotografi............................................................................................................2
B. Sejarah Fotografi.................................................................................................................2
C. Klasifikasi Fotografi............................................................................................................2
D. Teknik Fotografi..................................................................................................................3
E. Fotografi Ddigital................................................................................................................4
F. Parameter Kamera DSLR.....................................................................................................5
G. Cara Kerja Kamera DSLR...................................................................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................................9
B. Saran....................................................................................................................................9

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagian Kamera DSLR........................................................................................4


Gambar 2.2 Matriks 8x8 Dijadikan Distribusi Tingkat Keabuan...........................................6
Gambar 2.3 Cara Kerja Kamera DSLR..................................................................................7
Gambar 2.4 Bagian Bagian Kamera DSLR.........................................................................7
Gambar 2.5 Alur Cahaya yang Masuk ke Kamera DSLR (3 Dimensi)..................................8

5
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak diperkenalkannya fotografi pada tahun 1826, dimana pada saat itu fotografi dikenal
sebagai kajian ilmu yang sangat baru dan awam bagi masyarakat dunia. Seiring berjalannya
waktu dan jaman kini fotografi perkembangannya demikian pesat. Perkembangan teknologi yang
canggih pengambilan gambar saat ini bisa dilakukan setiap hari hampir 24 jam, dengan teknik
pencahayaan pengambilan gambar akan terlihat mudah, seperti adanya teknologi kamera DSLR
yang menggunakan lensa tunggal dalam penggunannya. Banyak orang yang kurang begitu
memahami tentang cara penggunaan kamera, cara kerjanya dan apa saja yang ada dalam kamera.
Selain itu penggunaan citra digital semakin meningkat karena kelebihan-kelebihan yang dimiliki
oleh citra digital tersebut, di antaranya adalah kemudahan dalam mendapatkan gambar,
memperbanyak gambar, pengolahan gambar dan lain-lain. Akan tetapi tidak semua citra digital
memiliki tampilan visual yang memuaskan mata manusia. Ketidakpuasan tersebut dapat timbul
karena adanya gangguan atau noise, seperti muncul bintik-bintik yang disebabkan oleh proses
penangkapan gambar yang tidak sempurna, pencahayaan yang tidak merata mengakibatkan
intensitas tidak seragam, kontras citra terlalu rendah sehingga objek sulit dipisahkan dari latar
belakangnya, atau gangguan yang disebabkan oleh kotoran-kotoran yang menempel pada citra
sehingga diperlukan metode untuk dapat memperbaiki kualitas citra digital tersebut.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah fotografi ini antara lain :
1. Bagaimana pengertian fotografi sebagai kajian ilmu dan teknologi?
2. Bagaimana sejarah fotografi itu berasal ?
3. Bagaimana klasifikasi fotografi agar mudah untuk dipelajari?
4. Bagaimana teknik fotografi sebagai salah satu aplikasi kajian ilmu teknik optik?
5. Bagaimana cara kerja dan prinsip dasar dari parameter-parameter kamera digital sebagai
aplikasi teknik optik (image resolution, ISO, aperture, shutter speed, focal length)?
6. Bagaimana mengolah citra digital sebagai hasil teknik fotografo seperti cropping,
konversi citra RGB ke citra grayscale serta menampilkan histogram citra grayscale?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah fotografi ini antara lain :
1. Mengetahui pengertian fotografi sebagai kajian ilmu dan teknologi
2. Mengetahui sejarah fotografi berasal hingga sampai saat ini dapat kita kenal
3. Mengetahui klasifikasi-klasifikasi Fotografi sebagai salah satu teknologi yang
berkembang pesat
4. Mengetahui teknik fotografi yang dilakukan oleh kalangan para fotografer
5. Memahami cara kerja dan prinsip dasar dari parameter-parameter kamera digital (image
resolution, ISO, aperture, shutter speed, focal length).
6. Melakukan dan menjelaskan dasar-dasar pengolahan citra digital seperti cropping,
konversi citra RGB ke citra grayscale serta menampilkan histogram citra grayscale.
D. Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari makalah fotografi ini antara lain :
1. Mampu mengetahui dan memahami pengertian, sejarah teknik fotografi sebagai bentuk
teknologi yang semakin maju di era globalisasi
2. Mampu memahami dan mengaplikasikan cara kerja kamera digital sebagai bentuk dari
tekni fotografi

1
BAB ll
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fotografi
Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" :
Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan
media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan
gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek
tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah
kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu
membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas
cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium
pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan
bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang
fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO
Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO,
Diafragma dan Speed disebut sebagai pajanan (exposure).

B. Sejarah Fotografi
Kamera berawal dari sebuah alat serupa yang dikenal dengan Kamera Obscura yang
merupakan kotak kamera yang belum dilengkapi dengan film untuk menangkap gambar atau
bayangan. Pada abad ke 16 Girolamo Cardano melengkapi kamera obscura dengan lensa pada
bagian depan kamera obscura tersebut. Meski demikian, bayangan yang dihasilkan ternyata tidak
tahan lama, sehingga penemuan Girolamo belum dianggap sebagai dunia fotografi. Pada tahun
1727 Johann Scultze dalam penelitiannya menemukan bahwa garam perak sangat peka terhada
cahaya namun beliau belum menemukan konsep bagaimana langkah untuk meneruskan
gagasannya.
Pada tahun 1826, Joseph Nicepore Niepce mempublikasikan gambar dari bayangan yang
dihasilkan kameranya, yang berupa gambaran kabur atap-atap rumah pada sebuah lempengan
campuran timah yang dipekakan yang kemudian dikenal sebagai foto pertama. Kemudian, pada
tahun 1839, Louis Daguerre mempublikasikan temuannya berupa gambar yang dihasilkan dari
bayangan sebuah jalan di Paris pada sebuah pelat tembaga berlapis perak. Daguerre yang
mengadakan kongsi pada tahun 1829 dengan Niepce meneruskan program pengembangan
kamera, meski Niepce meninggal dunia pada 1833, mengembangkan kamera yang dikenal
sebagai kamera daguerreotype yang dianggap praktis dalam dunia fotografi, dimana sebagai
imbalan atas temuannya, Pemerintah Perancis memberikan hadiah uang pensiun seumur hidup
kepada Daguerre dan keluarga Niepce. Kamera daguerreotype kemudian berkembang menjadi
kamera yang dikembangkan sekarang.

C. Klasifikasi Fotografi
Sebenarnya pengklasifikasian fotografi ini sulit dan bersifat subjektif, namun secara umum
dapat dibagai atas 5 bidang yaitu:
1. Lokasi dan Jenis Objek: Urban, Travel, Nature, Wild Life, Under Water Photography
2. Aktivitas Manusia: Wedding, Event, Sport Photography
3. Ilmu Pengetahuan (Science): Forensic, Science, Medical Photography
4. Konsep: Art, Documentary, Advertising Photography
5. Teknik/Peralatan Fotografi: Wide, Macro, Aerial Photograph

2
Adapun faktor-faktor yang menentukan kualitas hasil foto menurut Rahmad Agus
Koto(2012),adalah:
1. Kondisi Objek
Bisa dikatakan kondisi objek memiliki peranan penting dalam suatu foto yang bagus.
Apakah ekspresi dari objek atau objek yang merupakan peristiwa yang unik atau jarang
terjadi.
2. Pencahayaan (Exposure)
Masalah cahaya ini, tergantung tujuan foto yang diambil , bisa saja foto yang agak gelap
atau terlalu terang malah bagus. Tapi secara umum pencahayaan yang bagus itu harus pas.
3. Warna
Pengetahuan mengenai warna cukup penting juga dalam dunia fotografi. Seorang graphic
designer, ataufashion designer paham benar memainkan warna. Colourlovers, di situs ini bisa
belajar dan memahami warna dengan baik.
4. Fokus/Ketajaman (Sharpness)
Penggunaan manual fokus butuh latihan yang sering, untuk pemula make autofokus saja
dulu.
5. Komposisi
Prinsip dasarnya adalah seimbang. Perhatikan orientasi yang
cocok, portrait atau landscape, biasanya panorama atau objek yang jauh cocok menggunakan
landscape, sedangkan objek yang vertikal cocok menggunakan portrait.
Teknik komposisi lain diantaranya adalah Framing, Geometric dan Freedom Prinsip Rule
of Third sangat membantu untuk mendapatkan komposisi yang bagus. Dimana POI atau
objek utama diposisikan di bahagian sepertiga bidang foto.
6. Sudut Pandang (Viewing Angel)
Yang ini sangat dipengaruhi oleh sense seni si fotografer, dari sudut mana pengambilan
foto yang menarik dan "menjelaskan" objek. Kalau mahir memainkan viewing
angel dan komposisi, nanti bisa jadi Director of Photography.

D. Teknik Fotografi
Adapun cara-cara 5 teknik fotografi menurut eocommunity, yaitu:
1. Depth of field (ruang tajam)
Hal-hal yang mempengaruhi ruang tajam:
-Jarak pemotretan (jauh=luas, dekat=sempit)
-Bukaan diafragma (kecil=luas, besar=sempit)
-Jarak fokus lensa /focal length (tele=sempit, wide=luas, normal=bisa diatur)
2. Panning
-Panning adalah salah satu cara untuk memberikan kesan gerak pada foto.
-Ketika melakukan panning, anda harus mengikuti objek selama membidik.
-Hasil foto menjadikan objek menjadi relatif tajam dibandingkan dengan
backgroundnya yang hampir sepenuhnya blur.
-Untuk mendapatkan foto panning secara maksimal; dengan speed rendah (8-60), dan
pakailah tripod (kaki tiga).
3. Slow & Stop Action
-Slow action : salah satu teknik fotografi yang bertujuan memperlihatkan/menangkap
gerakan objek. Biasanya digunakan kecepatan rendah, antara 1/30 sampai 1 detik
-Stop action : kebalikan dari slow, yaitu teknik fotografi untuk bertujuan membekukan
gerak objek. Biasanya digunakan kecepatan tinggi, antara 1/125 sampai 1/4000 atau
lebih.
4. Zooming
-Zooming adalah teknik foto untuk memberikan kesan gerak dengan mengubah panjang
fokus lensa.
3
-Perubahan panjang fokus hanya dapat dilakukan dengan lensa zoom.
-Untuk mendapatkan kesan gerak, anda harus menggunakan kecepatan rana tidak lebih
dari 1/30 detik.
-Untuk mendapatkan foto zooming secara maksimal, pakailah tripod (kaki t
5. Bulb
-Kecepatan rana dapat diatur sesuai dengan waktu yang kita inginkan.
-Teknik ini dilakukan dengan menahan tombol pelepas rana dengan lebih lama.
-Untuk mendapatkan hasil foto bulb secara maksimal, dapat digunakan kabel release dan
tripod.
-Misal, kita mempergunakan kecepatan 30 detik sampai habis waktu perekaman cahaya.

E. Fotografi Digital
Salah satu cabang fotografi menggunakan sensor cahaya untuk menangkap citra yang
difokuskan oleh lensa. Fotografi film menggunakan media film sebagai media penerima gambar.
Fotografi digital menghasilkan citra digital yang dapt ditampilkan, dicetak disimpan dan
dimanipulasi menggunakan komputer.
Salah satu aplikasi : Kamera digital. Bagian kamera digital : lightproof box dengan lensa
diujungnya dan sensor citra digital dan sensor citra digital.

Gambar 2.1 Bagian Kamera DSLR

Dua tipe kamera digital : DSLR dan digital rangefinder.


1. DSLR adalah kependekan dari Digital Single lens Reflex. Dalam bahasa yang gampang,
DSLR adalah kamera yang memanfaatkan cermin untuk mengarahkan cahaya dari lensa
ke viewfinder. Viewfinder adalah lobang kecil dibelakang kamera tempat kita mengintip
obyek foto. Kok ada kata single dalam kepanjangan DSLR, emang ada yang double? ada,
namanya kamera TLR alias twin lens reflex, TLR adalah teknologi yang hampir punah.
2. Kamera Rangefinder adalah salah satu kamera jenis lain dengan metode kinerja sangat
berbeda meski tujuannya tetap sama yakni menghasilkan pencitraan gambar. Rangefinder
hampir tidak dikenal masyarakat saat ini, padahal jaman dahulu kamera jenis ini cukup
populer penggunaannya. Rangefinder sebenarnya lebih mengacu pada sebuah alat pada
kamera yang berfungsi untuk membantu fokus ketika melakukan pemotretan. Sistem
pencarian fokus kamera Rangefinder pada kepada sebuah objek tentu tidak menggunakan

4
cermin pentaprism seperti pada kamera DSLR/SLR maupun dengan bidikan melalui layar
digital seperti kebanyakan kamera poket atau ponsel saat ini.

F. Parameter Kamera DSLR


Berikut parameter-parameter yang dimiliki kamera DSLR :
1. Focal Lenghth :
Parameter penting dari sebuah lensa, disamping kualitasnya adalah focal length. Secara
teknis focal length didefinisikan sebagai jarak dari bagian jalur optik dimana cahaya
merambat menuju lensa dan difokuskan ke sensor. Jarak focal lenght dinyatakan dalam
satuan milimeter. Dari sudut pandang praktis, focal length merupakan nilai dari perbesaran
lensa. Semakin panjang focal lenght, maka semakin besar perbesaran objeknya. Selain
perbesaran, focal length menentukan perspektif dari objek

2. Shutter Speed
Secara definisi, shutter speed adalah rentang waktu saat shutter di kamera anda
terbuka. Secara lebih mudah, shutter speed berarti waktu dimana sensor kita melihat
subyek yang akan difoto. Supaya lebih mudah, kita terjemahkan konsep ini dalam
beberapa penggunaannya dikamera :
a. Setting shutter speed sebesar 500 dalam kamera anda berarti rentang waktu sebanyak
1/500 (satu per lima ratus) detik.
b. Setting shutter speed dikamera biasanya dalam kelipatan 2, jadi kita akan melihat
deretan seperti ini : 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30 dan seterusnya
c. Untuk menghasilkan foto yang tajam, kita dapat menggunakan shutter speed dengan
setting 1/60 atau lebih cepat, sehingga foto ang dihasilkan akan tajam dan tidak blur
atau berbayang.
d. Batas shutter speed yang aman lainnya adalah harus lebih besar dari panjang lensa
kita. Jadi misalnya kita memakai lensa 50mm, gunakan shutter speed minimal 1/60
detik.
3. Aperture
Aperture adalah ukuran seberapa besar lensa terbuka (bukaan lensa) saat kita
mengambil foto. Ketika kita menekan tombol shutter, lubang didepan sensor kamera kita
akan membuka, dan disitulah aperture yang menentukan seberapa besar lubang ini
terbuka. Semakin besar lubang terbuka, semakin banyak jumlah cahaya yang akan masuk
terbaca oleh sensor.
Aperture atau bukaan dinyatakan dalam satuan f-stops. Semakin kecil angka f-stops
berarti semakin besar lubang ini terbuka (semakin banyak volume cahaya yang masuk).
Sebaliknya, semakin besar angka f-stops semakin kecil lubang terbuka (semakin sedikit
cahaya yang masuk).

4. ISO
ISO (International Standarts Organization) pada kamera merupakan benchmark rating
yang menunjukkan nilai kuantitatif sensitivitas dari film kamera. Semakin tinggi rating
ISO, semakin sensitif film terhadap cahaya, sehingga semakin sedikit cahaya yang
diperlukan untuk mengambil objek. Hampir semua kamera DSLR memiliki setting ISO
dari 100 sampai 3200. Pada setting ISO 400 keatas, beberapa kamera mengalami kesulitan
untuk mempertahankan konsistensi expossure tiap satuan piksel pada citra. Untuk
meningkatkan sensitivitas sensor pada kondisi tersebut, kamera meningkatkan tegangan
input dari tiap elemen sensor sebelum dikonversi menjadi sinyal digital. Pada saat sinyal
elektrik dari tiap elemen diamplifikasi, terjadi anomali pada piksel dengan warna gelap.

5
Hasil dari piksel sporadis dengan nilai kecerahan yang tidak sesuai disebut sebagai digital
noise.

5. Representasi Citra Warna


Citra warna tersusun dari kombinasi 256 intensitas warna dasar (red, green, blue).
Setiap piksel adalah gabungan ketiga warna tersebut, sehingga masing-masing piksel
memiliki tiga komposisi warna dasar, dan diperlukan memori penyimpanan tiga kali lipat.
6. Tresholding
Tresholding (pengambangan) artinya adalah nilai piksel pada citra yang memenuhi
syarat nilai ambang yang kita tentukan dirubah kenilai tertentu yang dikehendaki.
7. Citra Warna ke Citra Gray-Scale
Proses awal yang banyak dilakukan dalam image processing adalah mengubah citra
berwarna menjadi citra gray-scale, hal ini digunakan untuk menyederhanakan model citra.
Seperti telah dijelaskan di depan, citra berwarna terdiri dari 3 layer matrik yaitu R-layer,
G-layer dan B-layer. Sehingga untuk melakukan proses-proses selanjutnya tetap
diperhatikan tiga layer di atas. Bila setiap proses perhitungan dilakukan menggunakan tiga
layer, berarti dilakukan tiga perhitungan yang sama. Sehingga konsep itu diubah dengan
mengubah 3 layer di atas menjadi 1 layer matrik gray-scale dan hasilnya adalah citra gray-
scale. Dalam citra ini tidak ada lagi warna, yang ada adalah derajat keabuan.Untuk
mengubah citra berwarna yang mempunyai nilai matrik masing-masing R, G dan B
menjadi citra grayscale dengan nilai S, maka konversi dapat dilakukan dengan mengambil
rata-rata dari nilai R, G dan B sehingga dapat dituliskan menjadi:
R+G+ B
s=
3
8. Histogram
Histogram citra merupakan tool yang digunakan untuk mengetahui sebaran tingkat
keabuan suatu citra. Informasi sebaran tingkat keabuan tersebut sangat bermanfaat untuk
memisahkan objek dengan latar belakang dari suatu citra. Misalnya suatu citra dengan
ukuran matrik 8 x 8, dengan tingkat keabuan antara 0 sampai dengan 7.

Gambar 2.2 Matriks 8x8 Dijadikan Distribusi Tingkat Keabuan

6
G. Cara Kerja Kamera DSLR
Dalam melakukan pengambilan gambar, dilakukan metode yang tepat untuk dapat mengambil
atau merekam gambar agar hasil gambar yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan.
Pada gambar 2.3 menunjukkan ilustrasi metode pemancaran dan penerimaan sebuah gambar.

Gambar 2.3 Cara Kerja Kamera DSLR

Berikut ini bagian bagian kamera DSLR dan cara kerjanya :

Gambar 2.4 Bagian Bagian Kamera DSLR

Berikut bagian-bagiannya:
1. Lensa
2. Cermin Pantul (reflex mirror)
3. Shutter
4. Sensor
5. Layar focusing
6. Lensa condenser
7. Pentaprisma
8. Viewfinder

Berikut ini cara kerja dari DSLR :


7
- Saat kita mengintip di lobang viewfinder dibelakang kamera, apapaun yang kelihatan
disitu adalah apa yang kan menjadi hasil akhir foto. Pantulan cahaya dari obyek foto
masuk melewati lensa lalu menuju cermin pantul-(2) yang kemudian memantulkan cahaya
tersebut ke pentaprisma-(7). Pentaprisma mengubah cahaya vertikal ke horisontal dengan
mengarahkan cahaya menuju dua cermin terpisah, lalu masuk ke viewfinder-(8).
- Saat kita memotret, cermin pantul/reflex mirror-(2) berayun keatas dan membiarkan
cahaya terus maju dengan lurus. Shutter-(3) kemudian membuka sehingga cahaya tadi
masuk ke sensor digital-(4). Shutter-(3) tetap akan terbuka selama waktu shutter speed
yang ditentukan dan sensor-(4) akan terus merekan informasi cahaya. Kalau sudah selesai,
maka reflex mirror-(2) akan kembali ke posisi awal sehingga cahaya dari lensa akan
terpantul keatas dan kembali muncul di viewfinder.
- Proses ketiga adalah proses yang terjadi di sensor digital-(4) dimana gambar diolah oleh
komputer (processor) didalam kamera. Processor akan mengambil informasi yang terekam
di sensor, mengubahnya menjadi menjadi format yang sesuai lalu menuliskannya ke
dalam memory card.
Adapun secara realitas dalam bentuk 3 Dimensi dengan membagi komponen-komponen
kamera DSLR, alur cahaya yang masuk ke lensa hingga memuat bayangan di sensor atau
lensa kamera

Gambar 2.5 Alur Cahaya yang Masuk ke Kamera DSLR (3 Dimensi)


Lensa menangkap gambar, lalu diteruskan ke bagian panel penangkap gambar. Penangkap
gambar atau biasa disebut sensor CCD -yang juga berfungsi sebagai view finder-
mengirimkan gambar ke LCD. Sementara pada kamera DSLR, gambar juga dilewatkan ke
cermin pantulan yang merefleksikan gambar ke jendela intip (eye finder).
Gambar yang ditangkap oleh lensa, dilewatkan pada filter warna yang kemudian akan
ditangkap oleh CCD atau sensor gambar. Jarak antara lensa dan sensor ini dikenal dengan
istilah focal length. Jarak ini pula yang akan menjadi faktor pengali pada lensa.
Tugas CCD adalah merubah sinyal analog (gambar yang ditangkap oleh lensa) menjadi
sinyal listrik. Pada CCD ini terdapat jutaan titik sensor yang dikenal dengan pixel
Gambar yang ditangkap oleh sensor CCD diteruskan ke bagian pemroses gambar yang
tugasnya memproses semua data dari sensor CCD menjadi data digital berupa file format
gambar, serta melakukan proses kompresi sesuai format gambar yang dipilih (RAW, JPEG,
8
dan sebagainya). Di bagian ini selain chipset yang berperan, software (firmware) dari
kamera yang bersangkutan juga menentukan hasil akhir gambar.
Proses yang terakhir adalah mengirimkan hasil file gambar dalam format yang dipilih ke
bagian penyimpanan (storage) atau memory card.
Tahapan selanjutnya adalah proses yang dilakukan di luar kamera.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fotografi seperti yang kita kenal sekarang adalah hasil dari penemuan. Yang pertama dalam
bidang ilmu alam menghasilkan kamera, yang kedua dalam bidang kimia menghasilkan film.
Asal mulanya kedua penemuan itu tidak ada hubungannya satu sama lain dan sebelum masing
masing sampai kepada kesempurnaannya seperti yang telah kita kenal sekarang serta melahirkan
penemuan baru yaitu fotografi, telah panjang yang ditempuh baik oleh kamera maupun oleh
film.Untuk mendalami bidang fotografi, siapa pun harus punya pengetahuan dasar yang baik
tentang cahaya (light). Hal ini penting karena cahaya memegang kunci utama dalam penentuan
eksposur yang diatur oleh shutter dan aperture pada kamera. Setelah memahami tentang cahaya,
tahap selanjutnya adalah mengerti tentang pencahayaan (lighting) sehingga mampu
menghasilkan foto yang lebih baik dalam berbagai kondisi pemotretan.

B. Saran
Saran dari saya, menjadi seorang fotografer harus mempunyai jiwa kreativitas, pantang
menyerah, selalu sabar, cekatan . Menjadi seorang fotografer itu penuh proses, jadi jika kalian
ingin menjadi seorang fotografer maka kalian harus benar-benar memahami tentang fotografi
sehingga kalian mampu menghasilkan foto yang lebih baik dalam berbagai kondisi pemotretan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Chasanah, N. (2012). Fotografi dan Citra Digital. Surabaya: Departemen Teknik Fisika, ITS.

Dianne. (2017, 11 25). Turning Light Into The Digital File. Diambil kembali dari Flickr:
https://www.flickr.com/photos/16372067@N00/26512449464/sizes/z/

Rickyawan, F. (2015, Agustus 6). Jenis-Jenis Shot, Sudut, dan Gerakan Kamera . Diambil kembali dari
fesalonarickyawan980213.blogspot.co.id:
http://fesalonarickyawan980213.blogspot.co.id/2015/08/jenis-jenis-shot-sudut-dan-
gerakan.html

10

Anda mungkin juga menyukai