Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah swt.,
yang telah memberikan limpahan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga
Modul Fotografi yang disusun dalam rangka menyelesaian Ujian Tengah Semester
(UTS) mata kuliah Fotografi ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Alhamdulillah dengan segala kuasanya serta usaha, penulis dapat
menyelesaikan Modul Fotografi untuk mahasiwa/i Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin dengan tepat dari waktu
yang telah ditentukan.
Penulis banyak mendapatkan bantuan dari banyak pihak, baik berupa pikiran,
motivasi, dukungan, bimbingan dan doa. Untuk itu, penulis sepantasnya
menyampaikan ucapan terima kasih banyak kepada berbagai pihak terutama bapak
Munsyi, S.Kom, M.T selaku dosen pengampu mata kuliah fotografi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Modul Fotografi masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan modul
fotografi ini dimasa yang akan datang.
Akhir kata, semoga modul ini bisa menambah ilmu serta wawasan pembaca
dan bermanfaat bagi kita semua.

Banjarmasin, 21 November 2021

Penyusun

MODUL FOTOGRAFI | i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I FOTOGRAFI DAN INSTRUMENNYA.......................................................1

A. Sejarah Kamera..................................................................................................1

B. Macam-macam Ukuran Sensor Kamera............................................................4

C. Kamera Medium Format....................................................................................5

BAB II TEORI PENCAHAYAAN............................................................................7

A. Komponen Dasar Kamera SLR.........................................................................7

BAB III FOTOGRAFI JURNALISTIK.....................................................................13

A. Fotografi Jurnalistik In Action.........................................................................15

BAB IV STILL LIFE FOTOGRAFI..........................................................................17

A. Foto Makanan (Food Photography).................................................................18

B. Foto Iklan (Advertising Photography).............................................................19

BAB V MODELING PHOTOGRAPHY..................................................................20

BAB VI FOTOGRAFI PRODUK..............................................................................22

MODUL FOTOGRAFI | ii
BAB I FOTOGRAFI DAN INSTRUMENNYA
Fotografi adalah sebuah kegiatan atau proses menghasilkan suatu seni
gambar/foto melalui media cahaya dengan alat yang disebut kamera dengan maksud
dan tujuan tertentu. Memang benar, kebanyakan jika anda mencari pengertian
fotografi jawabannya hampir sama semua yaitu proses melukis dengan menggunakan
media cahaya. Tetapi yang paling utama adalah bagaimana cara mendalami seni
fotografi tersebut. Seni yang paling utama dalam fotografi adalah komposisi, dengan
komposisi yang baik maka foto yang dihasilkan akan mempunyai makna dan cerita
yang bisa disampaikan.

Untuk menghasilkan sebuah hasil karya yang bagus atau menarik ada
beberapa faktor, faktor yang paling utama adalah faktor pencahayaan, tanpa cahaya
atau pencahayaan yang baik akan terlalu sulit untuk menghasilkan hasil karya yang
bagus, untuk itu dibutuhkan faktor yang kedua. Faktor kedua adalah fotografer,
foktor ini juga penting, karena tanpa fotografer proses fotografi tidak akan terjadi.
Disini fotografer akan dituntut dan di uji seni atau kreatifitas nya untuk
menghasilkan subuah foto yang bagus atau menarik. Faktor yang ketiga adalah
kamera, tanpa kamera proses fotografi pun tidak terjadi. Kamera adalah alat pokok
pada kegiatan fotografi. Faktor yang terakhir adalah faktor pendukung seperti lensa
cadangan, alat bantu cahaya (lampu flash kamera), reflektor, tripod, dan lain-lainnya.

A. Sejarah Kamera
Kamera memiliki sejarah tersendiri. Sejarah Perkembangan kamera digital
berawal dari jaman dahulu.

1. OBSCURA

Kamera Obscura adalah awal dari kecanggihan masa


kini dalam dunia fotografi yang ditemukan oleh seorang muslim
bernama Al-Haitam atau sering disebut Alhazen. Peradaban
dunia telah banyak berubah melalui kamera.

MODUL FOTOGRAFI | 1
2. DAGUERREOTYPES DAN CALOTYPES
Daguerre dilapisi pelat tembaga dengan
perak, kemudian tambahkan dengan uap yodium
untuk membuatnya sensitif terhadap cahaya. Gambar
itu dihasilkan oleh uap merkuri dan dengan larutan
kuat garam biasa (natrium klorida).
3. DRY PLATES
Berkat karya Désiré van Monckhoven, hingga
sampai ada penemuan baru dari pelat kering gelatin pada
tahun 1871 oleh Richard Leach Maddox dengan
kecepatan dan kualitas lebih baik. Juga, untuk pertama
kalinya, kamera bisa dibuat cukup kecil untuk dipegang
tangan, atau bahkan tersembunyi. Ada proliferasi dari berbagai desain, dari
refleks tunggal dan lensa ganda untuk kamera besar dan kamera genggam.
4. KODAK DAN FILM
Penggunaan film fotografi dipelopori oleh
George Eastman, dimulai dari kertas film manufaktur
pada 1885 sebelum beralih ke seluloid pada tahun 1889.
Kamera pertamanya, yang ia disebut "Kodak," pertama
kali ditawarkan untuk dijual pada tahun 1888. Itu adalah
kotak kamera yang sangat sederhana dengan lensa
fixedfocus dan kecepatan rana tunggal, dengan harga yang relatif rendah.
5. KAMERA ANALOG
Kamera analog mulai muncul pada tahun 1981
dari Sony Mavica (Magnetic Video Camera). Ini adalah
kamera analog, yang mencatat sinyal pixel terus
menerus, sebagai mesin rekaman video. Sebuah kamera
analog terkenal diproduksi pada tahun yang sama adalah
Nikon QV-1000C, dirancang sebagai kamera pers dan tidak ditawarkan
untuk dijual kepada pengguna umum, yang dijual hanya beberapa ratus unit.
Dapat merekam dalam skala abu-abu, dan kualitas di cetak surat kabar sama

MODUL FOTOGRAFI | 2
dengan kamera film. Dalam penampilan itu mirip digital single-lens reflex
kamera modern.
6. KAMERA DIGITAL : DSLR
Kamera digital berbeda dari pendahulunya
kamera analog terutama tidak menggunakan film, tapi
menangkap dan menyimpan foto-foto pada kartu
memori digital atau penyimpanan internal. Pada tahun
1991, Kodak memasarkan Kodak DCS-100, awal
garis panjang kamera profesional Kodak DCS SLR
yang sebagian didasarkan pada film Nikons. Kamera ini menggunakan
sensor 1,3 megapixel dan dengan harga $ 13.000. Pindah ke format digital
oleh format JPEG dan MPEG standar pada tahun 1988, yang memungkinkan
gambar dan file video yang akan dikompresi untuk penyimpanan.
Tahun 1999 awal pengenalan D1 Nikon, kamera 2,74
megapiksel yang pertama SLR digital yang
dikembangkan sepenuhnya oleh produsen besar,
kamera ini juga digunakan Nikon F-mount lensa,
yang berarti fotografer film bisa menggunakan
banyak lensa. Digital Single Lens Reflex (Digital
SLR atau DSLR) adalah kamera digital yang
menggunakan sistem cermin otomatis dan
pentaprisma atau pentamirror untuk meneruskan
cahaya dari lensa menuju ke viewfinder.
7. KAMERA MIRRORLESS
Kamera mirrorless alias Mirrorless
Interchangeable-Lens Camera (MILC) atau
Kamera Tanpa Cermin Dengan Lensa Yang
Bisa Diganti-ganti alias Compact Camera
System alias Electronics Viewfinder
with Interchangeable Lens (EVIL) – adalah
salah satu kelas sistem kamera digital yang

MODUL FOTOGRAFI | 3
mulai menanjak popularitasnya sejak pertama kali dimunculkan di sekitar
2008. Kamera Mirrorless adalah kamera yang mirip DSLR namun tidak
memakai cermin. Cara kerja kamera DSLR membutuhkan cermin (mirror)
untuk memunculkan gambar di viewfinder. Sedangkan kamera mirrorless
didapat dengan membuang cermin yang ada di DSLR. Konsekuensinya
adalah menghemat ukuran dan berat kamera (serta menghemat harga),
namun kita kehilangan viewfinder optik, oleh karena itu kamera mirrorless
menggunakan sistem viewfinder elektronis (EVF – electronic viewfinder),
kecuali Leica dan Fujifilm yang memiliki viewfinder optik. Kualitas foto
kamera mirrorless juga tidak kalah dengan DSLR karena ukuran sensor yang
relatif sama.

B. Macam-macam Ukuran Sensor Kamera


Kualitas hasil foto sebuah kamera justru paling dipengaruhi oleh seberapa
besar ukuran sensornya. Pada saat kamera masih berbentuk analog (menggunakan
film atau istilah lainnya mungkin klise), kamera akan memproyeksikan cahaya yang
ditangkap oleh lensa ke film. Pada kamera digital (maksudnya kamera yang tidak
menggunakan film), fungsi film digantikan oleh alat yang disebut sensor. Sensor
kamera inilah yang akan mempengaruhi seberapa baik gambar atau foto yang
dihasilkan. Secara umum, semakin besar ukuran sensor sebuah kamera, maka akan
semakin baik hasil pengambilan gambarnya.

MODUL FOTOGRAFI | 4
Gambar di atas memberikan ilustrasi yang jelas mengenai perbandingan
ukuran sensor pada kamera. Patokan adalah ukuran sensor full frame berarti sama
luasnya dengan ukuran film yang digunakan pada kamera analog, yaitu sekitar
35mm. Dan untuk lebih memahami hasil pengambilan gambar dengan objek yang
sama tetapi menggunakan ukuran sensor yang berbeda, simak gambar di bawah ini:

C. Kamera Medium Format

Kamera jenis ini sebenarnya bukan merupakan kamera jenis baru, karena
pada zaman teknologi film sudah banyak perusahaan yang memproduksinya. Tetapi
saat ini kamera medium format versi digital juga masih diproduksi meski hanya
beberapa perusahaan saja, utamanya yang cukup populer adalah Phase One, Pentax,
dan Hasselblad. Pada Kamera Medium Format khususnya teknologi film
mempergunakan film berukuran 4,5X6, 6X6, 6X7, 6X8, 6X9, dan juga tersedia jenis
panorama kamera yang memiliki format hingga 6X17. Ukuran sensor gambar
kamera medium format pada umumnya bisa mencapai 1.7X lebih besar dari kamera

MODUL FOTOGRAFI | 5
DSLR full frame yakni berkisar 33 x 44 mm. Semakin besarnya ukuran sensor
sebuah kamera akan berdampak pada bagusnya kualitas foto yang dihasilkan.
Keunggulan kamera medium format pertama adalah kualitas gambar yang
lebih baik karena besarnya ukuran sensor kamera. Kepekaan terhadap cahaya lebih
bagus, kemudian ditambah minim noise meskipun menggunakan ISO yang cukup
tinggi. Sangat cocok untuk yang menginginkan detail dan ketajaman gambar yang
harus sempurna. Untuk Medium Format digital, biasanya telah mendapatkan
effective pixel yang sangat tinggi. Jika kebanyakan kamera DSLR modern saat ini
hanya memiliki effective pixel 10 MP hingga 24 MP, maka Medium Format digital
minimal sudah mencapai 50 MP. Tentu saja luar biasa besar dalam menghasilkan
foto, kita akan mendapatkan gambar dengan ukuran super besar berkapasitas tinggi.
Kualitas hasil foto yang menjadi andalan Medium Format adalah berasal dari
ukurannya. Untuk dicetak dengan ukuran besar sangat sempurna, tidak akan pecah
atau kekurangan pixel. Itulah mengapa kamera medium format jarang digunakan
oleh umum, dan kebanyakan kamera ini dipakai fotografer professional untuk tujuan
komersial seperti reproduksi foto untuk kebutuhan pembuatan iklan di poster,
baliho, billboard, dan lain sebagainya.

MODUL FOTOGRAFI | 6
BAB II TEORI PENCAHAYAAN
A. Komponen Dasar Kamera SLR
 Diafragma
Diafragma adalah salah satu komponen dari lensa yang berfungsi mengatur
intensitas cahaya yang masuk ke kamera. Diafragma lensa biasanya membentuk lubang
mirip lingkaran atau segi tertentu. Ia terbentuk dari sejumlah lembaran logam
(umumnya 5, 7, atau 8 lembar) yang dapat diatur untuk mengubah ukuran lubang
(disebut tingkap) (en:aperture) dimana cahaya akan lewat. Tingkap akan mengembang
dan menyempit persis pupil di mata manusia.Diafragma selalu ada dalam sebuah
kamera dan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi banyak tidaknya
penerimaan cahaya yang ada pada sebuah foto atau gambar. Faktor faktor yang
mempengaruhi gelap terangnya sebuah foto atau gambar adalah shutter speed
(kecepatan rana), aperture (diafragma), dan ISO (sensitifitas penerimaan cahaya pada
kamera).

Diafragma berbentuk seperti lubang


yang bisa diatur besar kecilnya.
Diafragma terletak pada lensa dari
kamera yang digunakan. Maka, setiap
lensa memiliki kemampuan untuk
membuka dan menutup diafragma yang
berbeda – beda. Misalnya ada lensa 17-
50mm f/2.8, maka lensa tersebut bisa
membuka “bukaan” nya hingga bukaan 2.8, berbeda dengan lensa 1855mm f/3.5-5.6,
lensa ini hanya bisa membuka bukaannya hingga 3.5. Secara umum petunjuk dan
fungsi dari masing-masing besaran diafragma adalah sebagai berikut :

MODUL FOTOGRAFI | 7
 Shutter Speed/ Rana
Shutter speed adalah kecepatan atau lamanya shutter membuka sehingga cahaya
mengenai sensor. Jadi, shutter speed bisa diibaratkan lamanya kita membuka keran
untuk mengisi air. Semakin lama keran dibuka, maka akan semakin banyak air yang
mengisi ember. Shutter speed diukur dalam satuan waktu, dan kamera DSLR rata-rata
dapat menggunakan shutter speed dari 1/4000 detik hingga 30 detik. Karena shutter
speed yang digunakan kebanyakan kurang dari satu detik (pecahan), maka biasanya
yang tertulis di viewfinder kamera adalah pecahannya saja (shutter speed 1/100 detik
akan tertulis 100) di viewfinder. Satuan „detik‟ biasanya tertulis sebagai tanda kutip (“),
jadi shutter speed 2 detik akan tertulis sebagai2″. Terkadang satuan detik digunakan
juga dalam pecahan, misalnya 0.6″.

Makin besar angkanya, maka gambar akan makin gelap. Faktor pengali satu
stop adalah 2x, misalnya shutter speed 1/100 akan 1 EV lebih terang daripada shutter
speed 1/200 jika scene dan settingan yang lain tetap sama. EV adalah satuan brightness,
di mana selisih 1EV berarti selisih brightness yang disebabkan jumlah cahaya yang
masuk berbeda 2x lipat. 1 EV sering disebut juga 1 stop, istilah warisan dari jaman
kamera film dulu.

Pemilihan angka kecapatan membuka


rana ini bergantung pada situasi/kondisi
obyek yang hendak kita foto. Untuk
menangkap/membekukan obyek yang
bergerak semisal mobil atau motor
yang sedang melaju maka kita memilih
kecepatan tinggi katakankah 500 ke
atas. Sebaliknya, bila hendak
menghasilkan efek benda bergerak, maka kita pilih speed lambat pada waktu kita
membidik obyek yang sedang melaju tersebut. Kecepatan bisa dipilih mulai 30 ke
bawah.Dengan pemilihan speed lambat maka ketika fokus kita arahkan pada obyek
yang bergerak maka background yang tampak pada foto akan terlihat jelas sementara
obyeknya tampak blur/gerak.Tentu saja pemilihan kecepatan ini disesuaikan dengan

MODUL FOTOGRAFI | 8
besar kecilnya diafragma yang kita pilih juga, agar pembakaran film pada pemotretan
tepat.
 Iso /Asa
ISO adalah sensitifitas sensor. Makin tinggi ISO, maka makin sedikit cahaya
yang dibutuhkan untuk mencapai brightness tertentu. Menaikkan ISO bisa diibaratkan
memasukkan bebatuan ke dalam ember sehingga jumlah air yang dibutuhkan semakin
sedikit. Satuan ISO adalah angka ISO. Faktor pengali satu stop adalah 2x, di mana ISO
800 akan 1EV lebih terang daripada ISO 400. Dalam kamera DSLR besaran ISO rata-
rata antara 100-6400. Angka – angka tersebut menandakaan berapa kepekaan terhadap
cahaya pada film yang sedang kita pakai. Semakin besar angkanya maka semakin peka
film tersebut terhadap cahaya. Film-film yang umumnya kita lihat di pasaran berkisar
pada ISO 100,200,400.

Shutter speed yang lama akan memungkinkan objek atau kamera bergerak selama
cahaya mengenai sensor, sehingga foto menjadi blur, sebagian atau sepenuhnya.
Aperture yang besar (angka aperture yang kecil) akan menghasilkan depth-of-field
(ruang tajam) yang sempit, sehingga benda-benda yang berjarak tidak terlalu jauh dari
jarak fokus pun akan mulai blur. Hal ini bisa jadi hal positif jika ingin membuat bokeh,
namun bisa jadi hal negatif jika kita ingin mempunyai ruang tajam yang luas. ISO yang
tinggi berarti sensornya makin sensitif, dan efeknya menimbulkan noise pada gambar.

 Over/Under Exposure

Sebuah film dikatakan berhasil secara pencahayaan bila semua warna yang
muncul mempunyai nada sama dengan yang diharapkan sang pemotret. Sebuah film
dikatakan over exposed (biasa disingkat over saja, “kelebihan “) yang artinya tercahayai

MODUL FOTOGRAFI | 9
secara berlebihan, bila warna yang terjadi lebih hitam dari pada yang diharapkaan. Film
yang over terjadi akibat pencahayaan yang berlebihan pada saat pemotretan.

Sebuah film dikatakan berhasil secara pencahayaan bila semua warna yang muncul
mempunyai nada sama dengan yang diharapkan sang pemotret. Sebuah film dikatakan
over exposed (biasa disingkat over saja, “kelebihan “) yang artinya tercahayai secara
berlebihan, bila warna yang terjadi lebih hitam dari pada yang diharapkaan. Film yang
over terjadi akibat pencahayaan yang berlebihan pada saat pemotretan.

Untuk dapat mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk melalui lensa, diafragma
pada lensa kamera bisa membuka dengan besaran diameter yang bisa dirubah. Besar
kecilnya bukaan diafragma dinyatakan dalam f-number tertentu, dimana f-number kecil
menyatakan bukaaan besar dan f-number yang besar menyatakan bukaan kecil. Selain
itu, secara karakteristik optik lensa, bukaan besar akan membuat foto yang DOFnya
sempit (background bisa blur), dan bukaan kecil akan membuat DOF lebar (background
tajam).

 Depth of Field

Depth of field – DOF, adalah ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam foto.
Depth of Field (DOF) yang lebar berarti sebagian besar obyek foto (dari obyek

MODUL FOTOGRAFI | 10
terdekat dari kamera sampai obyek terjauh) akan terlihat tajam dan fokus. Sementara
DOF yang sempit (shallow) berarti hanya bagian obyek pada titik tertentu saja yang
tajam sementara sisanya akan blur/ tidak fokus.

Untuk mendapatkan DOF yang lebar


gunakan setting aperture yang kecil,
misalkan f-22 (makin kecil aperture makin
luas jarak fokus) – lihat contoh foto diatas.
Sementara untuk mendapat DOF yang
sempit, gunakan aperture sebesar
mungkin, misal f/2.8.

Konsep Depth of Field ini akan banyak


berguna terutama dalam fotografi portrait
dan fotografi makro, namun sebenarnya
semua spesialisasi akan membutuhkannya.
Hukum pencahayaan : Bila diafragma dikecilkan,kecepataan harus dilambatkan Bila
diafragma dibesarkan, kecepatan harus dipercepat.

Misal kalau kita sudah mengukur kombinasi pencahayaan f/5,6 dan


kecepatan1/125 detik, maka kalau kita akan mengubah bukaan diafragma dari f/5,6
jadi f/8, kecepatan harus kita rendahkan menjadi 1/60 detik. Sebaliknya kalau kita
mengubah diafragma dari f/5,6 jadi f/1,4, kecepatannya harus kita naikkan tiga stop
sehingga menjadi 1/1000 detik.

Selain besar kecilnya bukaan, ada faktor lain yang akan mempengaruhi dalamnya
ruang tajam, yaitu panjang fokal lensa. Makin panjang suatu lensa, makin tipis
ruang tajamnya. Besar kecilnya ruang tajam juga dipengaruhi oleh jarak obyek
dengan kameranya.

 Komposisi

MODUL FOTOGRAFI | 11
Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen
dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, bentuk, warna, terang dan gelap.
Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact (sebuah
kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi
dalam foto). Dengan komposisi, foto akan tampak lebih menarik dan enak
dipandang dengan pengaturan letak dan perbandaingan objekobjek yang mendukung
dalam suatu foto. Dengan demikian perlu menata sedemikian rupa agar tujuan dapat
tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatu
mengejutkan. Dalam komposisi selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik
perhatian. Dalam pengemasan sebuah foto agar terkesan dinamis dan menimbulkan
keserasian perlu sebuah pemahaman tentang kaidah – kaidah tentang komposisi.

 Teknik Pencahayaan

Teknik pencahayaan dalam fotografi


adalah teknik atau cara yang
digunakan dalam memanfaatkan
sumber cahaya ketika memotret. Hal
ini sangat penting untuk dipelajari dan
dilatih agar kemampuan kita dalam
dunia fotografi semakin terasah
dengan baik. Berdasarkan arah
datangnya cahaya, teknik pencahayaan
dalam fotografi terbagi menjadi
banyak jenis. Namun secara umum
terdapat tujuh jenis teknik dasar pencahayaan yang dikenal dan seringkali digunakan
saat memotret yaitu front light, oval light, side light, rim light, back light, top light,
dan ray of light.

MODUL FOTOGRAFI | 12
BAB III FOTOGRAFI JURNALISTIK
Foto jurnalistik adalah foto yang menyampaikan informasi kepada publik.
Satu foto jurnalistik biasa disebut foto tunggal (single photo) menyampaikan
informasi yang sangat terbatas; lebih banyak foto ditampilkan lebih banyak pula
informasi yang bisa disampaikan. Foto jurnalistik identik dengan pers atau profesi
kewartawanan, yaitu mencari, mengumpulkan,mengolah dan menyebarkan berita
melalui media massa. Jadi fotografer melakukan kegiatan mencari, mengumpulkan,
mengolah dan menyebarkan foto yang mengandung nilai berita melalui media
massa. Dalam dunia fotografi jurnalistik dikenal metode EDFAT (Entire, Details,
Frame, Angle, Time) untuk menciptakan foto esai yang baik.

Pengertian foto jurnalistik adalah informasi atau karya foto dari berbagai
peristiwa yang disampaikan kepada masyarakat seluas-luasnya dengan tempo dan
waktu yang cepat. Foto jurnalistik biasanya didukung dengan kata-kata yang
terangkum dalam kalimat yang disebut dengan teks foto / caption foto, dengan
tujuan untuk menjelaskan gambar dan mengungkapkan pesan atau berita yang akan
disampaikan ke publik. Jadi intinya bahwa semua gambar yang disajikan dalam
bentuk foto dan berita yang dimuat dimedia baik cetak maupun online itu
dinamakan foto jurnalistik.

Tugas seorang foto jurnalis, tidak hanya memotret belaka. Ada tiga
pekerjaan pokok yang harus dilakukan oleh seorang foto jurnalis yaitu; Memotret,
Menulis, Memilih dan Menyimpan. Sehingga tidak heran jika naluri seorang foto
jurnalis sangat tajam, ketika membaca berbagai macam persoalan yang dihadapi.

Sebuah karya foto bisa dikatakan memiliki nilai jurnalistik jika memenuhi
syarat jurnalistik yaitu memenuhi kreteria 5 W dan I H (What, Who, Why, When,

MODUL FOTOGRAFI | 13
Where dan How). “What” atau apa yaitu peristiwa apa yang sedang terjadi. “Who”
Siapa yang menjadi objek dalam peristiwa tersebut. “Why” kenapa, latar belakang
atau penyebab terjadinya suatu peristiwa. “When” yaitu kapan peristiwa itu terjadi.
“Where” adalah tempat dimana suatu peristiwa itu terjadi. dan “How” yaitu seperti
apa proses terjadinya suatu peristiwa itu dan bagaimana penyelesaiannya. Berikut
beberapa kategori foto jurnalistik :

 Spot News – Foto insidential, yang terjadi tanpa perencanaan sebelumnya,


Contoh: foto bencana, kerusuhuan, teror bom, pembunuhan, tabrakan kereta
api, perkelaian dst.
 General news – Foto yang telah terjadwal sebelumnya (contoh: Sidang
Umum MPR,
Piala dunia, PON, Presiden meremikan bendungan, pembukaan pameran
perumahan dll. Dalam penyajiannya lebih luas mencakup Politik, ekonomi,
pertahanan, humor dsb.
 People in the News – Adalah sebuah sajian foto tentang manusia (orang)
yang menjadi sorotan di sebuah berita. Kecenderungan yang disajikan lebih
ke profil atau sosok seseorang . Bisa karena kelucuannya, ketokohannya,
atau justru salah satu dari korban aksi teror, kurban bom dsb.
 Daily life – Tentang segala aktifitas manusia yang mampu menggugah
perasaan dalam kesehariannya, lebih ke human interest. Contohnya: seorang
tua yang sedang menggendong beban yang berat, pedagang makanan dll.
 Sosial & Environment – Foto yang menggambarkan tentang sosial
kehidupan masyarakat dengan lingkungan hidupnya.
 Art and Culture – Foto yang dibuat menyangkut seni dan budaya secara luas,
seperti pertunjukkan balet, pertunjukan yang terkait dengan masalah budaya
dan musik dsb.
 Science & Technology – Foto yang menyangkut perkembangan teknologi
dan ilmu pengetahuan di muka bumi. Misalnya penemuan situs purbakala,
klonning domba, pemotretan organ tubuh, proses operasi seorang pasien dsb.

MODUL FOTOGRAFI | 14
 Portraiture – Foto yang menggambarkan sosok wajah seseorang baik secara
clouse up maupu secama medium shot. Foto ditampilkan karena kekhasan
pada wajah yang dimilikinya.
 Sport – Foto-foto yang dibuat dari peristiwa olahraga dari seluruh cabang
olehraga apa saja. Baik olahraga tradisional maupun olahraga yang telah
banyak dikenal oleh awam.

Dalam fotografi jurnalistik, terdapat lima elemen foto.

1. Teknis ; dalam fotografi jurnalistik, semua kejadian terjadi dengan cepat.


Elemen teknis fotografi dalam jurnalistik sebaiknya di-auto-kan supaya tidak
kehilangan moment. Elemen teknis adalah satu-satunya elemen yang dapat
diotomatiskan.
2. Posisi ; sudah jelas ya apakah posisi kita menguntungkan untuk
mendapatkan objek yang baik atau tidak.
3. Komposisi ; apa yang ada di dalam foto yang (berhasil) kita jepret. Arbain
Rambey berkata bahwa Foto yang kuat adalah foto yang tidak
kekurangan data dan kelebihan data.
4. Moment ; moment mungkin dipengaruhi sedikit ke-hoki-an juga ya.. Apakah
kita tepat disana saat moment terjadi, apakah kita cepat siap kamera saat
meoment terjadi. Oleh karena itulah Arbain Rambey sering men-set
kameranya dengan Auto jika sedang meliput.
5. Rasa ; apa yang kita rasakan saat melihat mampu kita sampaikan secara
fotografi kepada orang-orang yang melihat foto. Sering-seringlah melihat
foto yang baik agar rasa (feeling) kita terasah.

A. Fotografi Jurnalistik In Action


Dari klasifikasi foto secara mendasar dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu foto seni dan foto guna. Dari foto guna sendiri terdiri dari foto dokumentasi
dan foto informasi (jurnalistik).

MODUL FOTOGRAFI | 15
Foto seni Foto dokumentasi Foto informasi

Foto juga dapat diklasifikasikan berdasarkan apa yang dipotret seperti Fashion,
Produk, dan yang lainnya. Kemudian dimana moment tersebut dipotret, seperti street
foto, under water, indoor dan yang linnya. Kemudian bagaimana moment tersebut
dipotret seperti speed foto, slow speed, infra red dan lainnya. Untuk dunia jurnalistik
sendiri produksi foto terbagi kedalam empat fungsi :

1. Hard News harus segera dipublikasikan


2. Soft News bisa dipublikasikan kapan saja
3. Ilustratif menampilkan info-info tambahan dalam berita
4. Potrait memunculkan informasi wajah yang tidak bisa diwakili oleh
kata-kata
Dalam jurnalistik hal terpenting yang harus diingat bagi seorang fotografer
adalah foto yang bagus adalah foto yang sesuai dengan target pembuatannya. Ada
ungkapan untuk hal ini yaitu sebuah foto sudah jadi sebelum dibuat. Sehingga dalam
hal ini seorang fotografer jurnalistik harus mampu membuat konsep foto yang
matang untuk nantinya akan dicapture di lapangan. Dalam hal ini fotografer harus
mempunyai gambaran dalam benaknya bagaimana hasil akhir dari foto yang akan
dibuatnya.

Pembuatan foto jurnalistik sendiri dibedakan menjadi tiga jenis. Pertama


adalah foto aman dimana seorang fotografer setidaknya harus mempunyai sebuah
foto yang mewakili berita tanpa mementingkan unsur estetik atau yang lain. Kedua
adalah foto bagus, yaitu foto yang tidak hanya menggambarkan informasi yang akan
diberitakan, namun foto yang dibuat juga terdapat unsurunsur penting dalam
fotografi. Ketiga adalah foto klise. Foto ini disebut klise karena sudah terlalu sering
digunakan untuk mewakili sebuah peristiwa, seperti dalam bencana alam, perang,
atau yang lainnya.

MODUL FOTOGRAFI | 16
Foto Klise

BAB IV STILL LIFE FOTOGRAFI


Jenis fotografi ini mulai dikenal pada sekitar abad je-19, yang jauh
sebelumnya pada sekitar abad ke-15 banyak diterapkan oleh para pelukis. Dalam
fotografi still-life ini hampir seluruh objek yang akan difoto adalah benda mati yang
ditata sedemikian rupa menjadi bentuk visual yang menarik. Objek-objek
pemotretan ni sangat sering dan banyak ditemui diberbagai tempat disekililing kita.

Fotografi still-life dapat didefinisikan dengan ‘alam benda” atau “hidup


sunyi”, tetapi pada zaman sekarang ini definisi tidak berlaku lagi karena sekarang ini
banyak modifikasi pada fotografi still-life nampak menjadi hingar bingar yang
penuh dengan permainan warna dan macam-macam objek didalamnya, seperti
portrait, landscape, bahkan foto produk, interiur sampai makanan juga merupakan
bagian foto dari still-life.

Dalam pengambilan gambar fotografi still-life terdapat dua cara yang bisa
dilakukan, pertama bisa dilakukan dengan cara wajar (candid), dimana objek tidak
dirancang melainkan dibiarkan apa adanya dengan sumber cahaya juga apa adanya,
tetapi yang perlu diperhatikan adalah komposisi dan sudut pandang yang menarik.
Cara kedua fotografi still-life dirancang dan diatur sedemikian rupa, mulai dari
mengatur objek, cahaya, dimensi, karakter dan komposisi, sehingga hasilnya akan
menarik sesuai dengan kehendak fotografer.

Foto still-life bisa menceritakan sesuatu dari objek karena fotografi sebagai
bahasa visual dengan perbendaharaan sendiri seperti tekstur, bentuk, garis dan
warna. Pemilihan bahasa visual dan penyusunannya tergantung pada selera sang
fotografer sehingga apa yang ingin dikomunikasikan bisa tersampaikan melalui
karya sebuah foto.

Lokasi pembuatan foto still-life pun dapat dilakukan didalam atau diluar luar
ruangan. Diluar ruangan dapat menggunakan cahaya natural yaitu matahari.

MODUL FOTOGRAFI | 17
Sedangkan, didalam ruangan dapat menggunakan cahaya buatan atau biasa yang
disebut cahaya artifisial.

Hal yang paling dan harus diperhatikan dalam membuat sebuah foto adalah
ide. Benda yang akan menjadi objek pada foto still-life, sekalipun itu adalah benda
sederhana, akan tanpil lebih indah hasilnya apabila memiliki konsep yang kuat.
Konsep pemotretan sama halnya seperti seorang wartawan saat menyusus suatu
berita, konsepnya harus mengandung 5W + 1H (What, Who,Where, When, Why dan
How) yakni : apa yang difoto, siapa objeknya, dimana dan kapan pemotretannya,
apa yang akan dikomunikasikan dan dengan teknik pemotretan seperti apa yang
akan digunakan. Konsep akan selalu mempengaruhi keberhasilan dalam
menghasilkan suatu karya foto melalui sebuah perencanaan yang tepat.

Konsep dalam fotografi still-life biasanya tergantung pada apa yang ingin
dikomunikasi dalam foto tersebut. Dalam perkembangannya, foto still-life seringkali
dikombinasikan dengan elemenelemen penunjang seperti properti pendukung.
Elemen-elemen penunjang tersebut dapat berupa unsur manusia ataupun benda mati
lainnya seperti miniatur mobil dan sebagainya.

A. Foto Makanan (Food Photography)


Saat ini bukan lagi menjadi sorotan yang aneh, ketika hidangan yang
dipesan atau dibeli di sebuah restoran, diabadikan terlebih dahulu sebelum disantap.
Bagi sebagian orang, foto makanan yang sudah disajikan mempunyai nilai estetika
dan makna tersediri. Ada yang digunakan sebagai sarana untuk promosi lalu
diposting ke media sosial untuk mendapatkan pengakuan atau mungkin karena
terlalu menyukai makanan tersebut. Banyak juga foto-foto yang betemakan
hidangan yang di posting ke social media seperti instagram yang secara tidak
langsung memberikan penafsiran tersendiri bagi foto tersebut. bisa saja ada yang
tertarik,ada yang tidak suka bahkan ada yang langsung ingin mencicip hidangan
tersebut.Dari sebuah foto, setiap orang pasti memiliki penafsiran yang berbeda.
Seorang fotografer makanan yang professional dapat menghasilkan foto yang tidak

MODUL FOTOGRAFI | 18
hanya enak dilihat, tetapi juga foto yang membangkitkan selera, serta
menyeragamkan persepsi.
Yang perlu diperhatikan saat memotret makanan yaitu ;
1. Apa jenis makanan yang akan kita foto?
2. Bagian sisi mana yang akan kita tonjolkan?
3. Bagaimana cara penyajian dari makanan tersebut?
4. Mencoba bereksperimen
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dari sisi teknik foto atau kamera dalam
pengambilan foto still life ;
a) Komposisi dan angle
b) Lighting
c) Background
d) White Balance
e) Tripod
f) Detail
g) Motret Macro
h) Be creative
B. Foto Iklan (Advertising Photography)
Iklan selalu menjadi hiasan berbagai media cetak dan elektronik. Iklan yang
setiap harinya kita lihat baik di televisi, internet, maupun iklan yang dipasang
dipinggir jalan tidak terlepas dari adanya peran fotografi didalamnya. Sebagai
hiasan, iklan hadir membawa manfaat misalnya untuk memberitahukan berita,
mengucapkan rasa sukacita dan belasungkawa, mempromosikan suatu produk,
bahkan iklan saat ini digunakan sebagai sarana untuk berpolitik. Foto-foto yang
dibuat sesuai dengan teknik-teknik fotografi yang benar dan aturan yang baik akan
menghasilkan gambar yang baik pula, serta dapat memunculkan keinginan untuk
membeli bagi orang yang melihatnya, bilaman iklan tersebut bertujuan untuk
mempromosikan suatu produk.
Media iklan yang baik akan memuat foto-foto yang representatif, yaitu foto-
foto yang menggunakan teknik-teknik pengambilan gambar yang benar serta konsep
yang sudah dirancang dengan matang sesuai dengan karakter produk tersebut. Daya

MODUL FOTOGRAFI | 19
tarik sebuah foto iklan yang bersifat komersial maupun non komersial harus mampu
memikat public yaitu masyarakat yang menjadi sasaran dari produk atau jasa yang
disajikan, karena pada sebuah foto iklan terdapat konsep desain yang bertujuan
persuasif atau mengajak masyarakat untuk mengikuti pembuat iklan tersebut.
Fotografi iklan memiliki fungsi untuk menyampaikan ide atau ilusi. Fotografi iklan
mempunyai cakupan yang sangat luas.

BAB V MODELING PHOTOGRAPHY


Secara hemat, definisi Modeling Photography adalah membuat karya foto
yang harus melibatkan model. Modeling Photography atau fotografi model sering
disamakan dengan fotografi portrait, padahal keduanya memiliki perbedaan.
Perbedaan yang mendasar antara fotografi model dan fotografi portrait adalah
fotografi portrait fokus pada ekspresi karakter pada model atau karakter manusia
pada subjek yang difoto. Sedangkan secara teknis fotografi model dan fotografi
portrait seluruhnya hampir sama yaitu ekspresi dan gerakan tubuh serta
pencahayaan, latarbelakang atau background, dsb.

Dalam memotret model, minimal harus munguasai unsur-unsur teknis


fotografi seperti komposisi dengan menggunakan teori Rule of Third dan
pencahayaan dengan menggunakan teori segitiga exposure. Selain daripada itu,
fotografer pun harus bisa mengarahkan pose dan ekspresi sang model. Kemampuan
dan ketrampilan pada sang model dalam mengeluarkan ekspresi dan dalam berpose
menjadi unsur yang mutlak dan tidak bisa terpisahkan dari berhasilnya sebuah karya
foto model. Dalam memunculkan sebuah ekspresi dan mood pada sang model
diperlukan kedekatan emosional dan berkomunikasi yang baik antara fotografer dan
model.

Secara singkat berikut teknik dasar membuat foto model :

1. Konsep. Konsep merupakan hal yang mendasar dalam membuat foto apapun.
Dalam hal ini konsep diperlukan agar si model bisa menyesuaikan kostum,
make up sesuai dengan tujuan fotografer.

MODUL FOTOGRAFI | 20
2. Komposisi. Gunakan teori Rule of Third atau menempatkan subjek pada 1/3
bagian dari frame.
3. Pencahayaan. Cahaya sangat berperan penting dalam menonjolkan ekspresi
pada sang model.
4. Latar belakang atau background. Perhatikan lokasi sekeliling model, apabila
ada sesuatu yang mengganggu maka sebaiknya disingkirkan terlebih dahulu,
apabila tidak memungkinkan untuk disingkirkan maka pilihlah lokasi atau
sudut atau angle yang lain. Perhatikan juga warna pada model dan
latarbelakang sehingga menonjolkan akan harmonisasi warna yang indah.
5. Properti. Manfaatkan properti apapun sesuai dengan kebutuhan untuk
menonjolkan suasana tertentu.
6. Waktu dan Lokasi. Waktu yang cocok untuk melakukan pemotretan diluar
ruangan adalah pagi hari dimulai dari pukul 7-10 pagi dan sore hari pada
pukul 3-6 sore. Pada waktu tersebut cahaya matahari masih lembut sehingga
bayangan yang dihasilkan tidak terlalu keras. Sedangkan untuk lokasi,
carilah lokasi yang sekiranya cocok dengan konsep yang diinginkan.
7. Interaksi dan komunikasi. Cobalah menjalin interaksi dengan cara
berkomunikasi dengan sang model. Suasana yang cair akan mendapatkan
ekspresi model yang natural, menarik, dinamis, dan tidak kaku. Diperlukan
kesabaran dalam mendapatkan momen yang baik dari ekspresi yang
ditonjolkan oleh model karena perbedaan detik saja bisa menghasilkan foto
dengan mode yang berbeda dari sebelum dan sesudahnya.
8. Evaluasi, koreksi dan olah digital. Sebelum membereskan semua peralatan
pemotretan cobalah melihat hasilnya terlebih dahulu, pilihlah beberapa foto
yang mendekati sempurna kemudian cobalah untuk menggunakan olah
digital agar bisa menghasilkan karya yang sempurna, usahakan untuk
memberikan warna yang natural yang sejajar dengan warna pada model.

Macam-macam jenis pencahayaan pada model photography :

1. Board Lighting
2. Short Light

MODUL FOTOGRAFI | 21
3. Butterfly Lighting
4. Rambrandt Lighting

BAB VI FOTOGRAFI PRODUK


Foto produk adalah salah satu faktor yang sangat menentukan berhasil atau
tidaknya Anda menjual produk Anda. Foto produk yang baik selain harus
menggambarkan suatu produk dengan jelas, juga harus fungsional. Apalagi jika
Anda berjualan menggunakan toko online, dimana pembeli tidak bisa melihat
produk Anda secara langsung dan Anda tidak ada disana untuk menjelaskannya.
Disinilah foto produk yang baik dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam fotografi produk :

1. Kamera yang Berkualitas

2. Pelajari Tehnik Pencahayaan

3. Gunakan Sumber Cahaya Yang Baik.

4. Menggunakan Tripod

5. Background Foto Juga Penting

6. Perhatikan Letak Bayangan

7. Pastikan Kebersihan Produk yang Akan Difoto

8. Gunakan Skala Acuan Untuk Dimensi Produk Kita.

9. Edit & Gunakan Efek.

9. Foto Produk Kita Dari Berbagai Sudut.

MODUL FOTOGRAFI | 22
10. Jujurlah.

11. Mintalah Pendapat Orang Lain

MODUL FOTOGRAFI | 23

Anda mungkin juga menyukai