Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN MAKALAH

“KAMERA DAN AKSESORIS KAMERA”

Disusun sebagai salah satu syarat kelulusan

Disusun oleh :

Hadi Kurniawan (416388)

PROGRAM STUDI MULTIMEDIA BROADCASTING


SEKOLAH TINGGI TEKNIK MALANG
2019

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai tehnik pengambilan gambar

Makalah ini dibuat oleh beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kamera berawal dari sebuah alat serupa yang dikenal dengan Kamera Obscura yang
merupakan kotak kamera yang belum dilengkapi dengan film untuk menangkap gambar atau
bayangan. Pada abad ke 16 Girolamo Cardano melengkapi kamera obscura dengan lensa pada
bagian depan kamera obscura tersebut. Meski demikian, bayangan yang dihasilkan ternyata tidak
tahan lama, sehingga penemuan Girolamo belum dianggap sebagai dunia fotografi. Pada
tahun 1727 Johann Scultze dalam penelitiannya menemukan bahwa garam perak sangat peka
terhada cahaya namun beliau belum menemukan konsep bagaimana langkah untuk meneruskan
gagasannya.

1.2 TUJUAN

Untuk mengetahui kamera dan jenis kamera

1.3 RUMUSAN MASALAH

1. Dapat mengetahui tentang isi camera yang ada di dunia


2. Mengetahui sejarah camera
3. Aksesoris camera
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KAMERA

Kamera- merupakan seperangkat perlengkapan yang memiliki fungsi untuk


mengabadikan suatu objek menjadi sebuah gambar yang merupakan hasil proyeksi pada sistem
lensa. Untuk yang pertama kalinya kamera disebut juga dengan kamera obscura. Kata ini berasal
dari bahasa latin yang artinya “ ruang gelap”. Kamera obscura adalah sebuah alat yang terdiri
dari ruang gelap atau kotak, yang bisa memantulkan cahaya dengan menggunakan dua buah
lensa konveks, setelah itu menempatkan gambar objek eksternal itu pada sebuah kertas/film.
Penempatan film tersebut ada pada pusat fokus dari lensa.

2.2 Komponen kamera

Sebuah kamera minimal terdiri atas:


 Kotak yang kedap cahaya (badan kamera)
 Sistem lensa
 Pemantik potret (shutter)
 Pemutar film

A. Badan kamera
Badan kamera adalah ruangan yang sama sekali kedap cahaya, namun dihubungkan
dengan lensa yang menjadi satu-satunya tempat cahaya masuk. Di dalam bagian ini
cahaya yang difokuskan oleh lensa akan diatur agar tepat mengenai dan membakar
film.
Di dalam kamera untuk tujuan seni fotografi, biasanya ditambahkan beberapa tombol
pengatur, antara lain:
 Pengatur ISO/ASA Film.
 Shutter Speed.
 Aperture (Bukaan Diafragma).
Jika diperlukan bisa pula ditambah peralatan:
 Blitz (atau lebih umum disebut lampu kilat atau flash)
 Tripod
 Lightmeter
B. Sistem lensa

Sistem lensa dipasang pada lubang depan kotak, berupa sebuah lensa tunggal yang terbuat
dari plastik atau kaca, atau sejumlah lensa yang tersusun dalam suatu silinder logam. Tingkat
penghalangan cahaya dinyatakan dengan angka f, atau bukaan relatifnya. Makin rendah
angka f ini, makin besar bukaannya atau makin kecil tingkat penghalangannya. Bukaan ini diatur
oleh jendela diafragma.

Jenis lensa cepat ataupun lensa lambat ditentukan oleh rentang nilai F yang dapat digunakan.
Disamping lensa biasa, dikenal juga lensa sudut lebar (wide lens), lensa sudut kecil (tele lens),
dan lensa variabel (variable lens, atau oleh kalangan awam disebut dengan istilah lensa zoom.
Lensa sudut lebar mempunyai jarak fokus yang lebih kecil daripada lensa biasa. Namun sebutan
itu bergantung pada lebarnya film yang digunakan. Untuk film 35 milimeter, lensa 35 milimeter
akan disebut lensa sudut lebar, sedangkan lensa 135 milimeter akan disebut lensa telefoto. Lensa
variabel dapat diubah-ubah jarak fokusnya, dengan mengubah kedudukan relatif unsur-unsur
lensa tersebut. Lensa akan memfokuskan cahaya sehingga dihasilkan bayangan sesuai ukuran
film. Lensa dikelompokkan sesuai panjang focal length (jarak antara kedua lensa). Focal
lenght memengaruhi besar komposisi gambar yang mampu dihasilkan. Dalam masyarakat
umum, lebih dikenal dengan istilah zoom.

C. Pemantik Potret

Tombol pemantik potret atau shutter dipasang di belakang lensa atau di antara lensa.
Kebanyakan kamera SLR mempunyai mekanisme pengatur waktu untuk memungkinkan
mengubah-ubah lama bukaan shutter. Waktu ini ialah singkatnya pemetik potret itu membuka,
sehingga memungkinkan berkas cahaya mengenai film.
Beberapa masyarakat awam menganggap kemampuan kamera sebanding dengan besarnya
nilai maksimum shutter speed yang bisa digunakan.

D. Bagian lain

Bagian lain sebuah kamera, antara lain:


1. Mekanisme memutar film gulungan agar bagian-bagian film itu bergantian dapat
disingkapkan pada objek
2. Mekanisme fokus yang dapat mengubah-ubah jarak antara lensa dan film,
3. Pemindai komposisi pemotretan (range finder) yang menunjukkan apa saja yang
akan terpotret serta apakah objek utama akan terfokuskan
4. lightmeter untuk membantu menetapkan kecepatan pemetik potret dan atau
besarnya bukaan, agar banyaknya cahaya yang mengenai film cukup tepat sehingga
diperoleh bayangan atau gambar yang memuaskan.
Beberapa kamera, terutama jenis kamera poket biasanya tidak memiliki salah satu dari bagian-
bagian tersebut.

2.3 Jenis kamera berdasarkan media penangkap cahaya

Kamera film menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai perkembangan


teknologi). Butiran silver halida yang menempel pada pita ini sangat sensitif terhadap cahaya.
Saat proses cuci film, silver halida yang telah terekspos cahaya dengan ukuran yang tepat akan
menghitam, sedangkan yang kurang atau sama sekali tidak terekspos akan tanggal dan larut
bersama cairan pengembang (developer).

A. Kamera film

Jenis kamera film yang digunakan adalah dari jenis 35 milimeter, yang menjadi populer
karena keserbagunaan dan kecepatannya saat memotret, karena kamera ini berukuran kecil,
kompak dan tidak mencolok. Lensa kadang dapat dipertukarkan, dan kamera itu dapat memuat
gulungan film untuk 36 singkapan, bahkan kadang lebih.

B. Jenis film

Pembagian film berdasarkan ukuran:


 Small format (35mm)
 Medium format (100-120mm)
 Large format
Angka di atas berarti ukuran diagonal film yang digunakan. Setiap jenis ukuran film harus
menggunakan kamera yang berbeda pula.
Pembagian film berdasarkan jenis bahan dan kesensitifannya:
 Film hitam putih
 Film warna
 Film positif
 Film negatif
 Film daylight
 Film tungsten
 Film infra merah (sensitif terhadap panas yang dipantulkan permukaan objek)
C. Kamera polaroid

Kamera jenis ini memakai lembaran polaroid yang langsung memberikan gambar positif
sehingga pemotret tidak perlu melakukan proses cuci cetak film.

D. Kamera digital

Kamera jenis ini merupakan kamera yang dapat bekerja tanpa menggunakan film. Si
pemotret dapat dengan mudah menangkap suatu objek tanpa harus susah-susah membidiknya
melalui jendela pandang karena kamera digital sebagian besar memang tidak memilikinya.
Sebagai gantinya, kamera digital menggunakan sebuah layar LCD yang terpasang di belakang
kamera. Lebar layar LCD pada setiap kamera digital berbeda-beda. Sebagai media
penyimpanan, kamera digital menggunakan internal memory ataupun external memory yang
menggunakan memory card
4
2.4. Jenis kamera berdasarkan mekanisme kerja

A. Kamera single lens reflect

Kamera ini memiliki cermin datar dengan singkap 45 derajat di belakang lensa, sehingga
apa yang terlihat oleh pemotret dalam jendela pandang adalah juga apa yang akan di tangkap
pada film. Umumnya kamera ini digunakan setinggi pinggang ketika dipotretkan.
B. Kamera instan

Istilah instan adalah dimilikinya mekanisme automatik pada kamera, sehingga berdasar
pengukur cahaya (lightmeter atau fotometer), lebar diafragma dan kecepatan pemetik potret
secara otomatis telah diatur.
C. Pembagian kamera berdasarkan teknologi viewfinder

Viewfinder memainkan peranan penting dalam penyusunan komposisi fotografi.


Fotografer ahli biasanya akan lebih memilih viewfinder dengan kualitas baik dan mampu
memberikan gambaran tepat seperti apa yang akan tercetak.

D. Kamera saku
Jenis yang paling populer digunakan masyarakat umum. Lensa utama tak bisa
diganti,umumnya otomatis atau memerlukan sedikit penyetelan. Cahaya yang melewati lensa
langsung membakar medium. Kelemahan film ini adalah gambar yang ditangkap oleh mata akan
berbeda dengan yang akan dihasilkan film, karena ada perbedaan sudut pandang jendela
bidik (viewfinder) dengan lensa.

E. Kamera TLR

Kelemahan kamera poket diperbaiki oleh kamera TLR. Jendela bidik diberikan lensa yang
identik dengan lensa di bawahnya. Namun tetap ada kesalahan paralaks yang ditimbulkan sebab
sudut dan posisi kedua lensa tidak sama.

2.5. Penerangan Lanjut Fungsi komponen pada kamera

A. Shutter

Shutter dalam Bahasa Malaysia bermaksud tetingkap.Ianya terdiri dari beberapa siri bilah
yang tersusun rapat antara satu sama lain dan bertindak sebagai tingkap.Shutter mengawal
jumlah kemasukan cahaya melaluinya dengan pengawalan masa,sebelum cahaya itu diimbas
pada sensor.

Penggunaan shutter ini berubah mengikut kreativiti kita.Tidak ada peraturan atau penetapan
dalam penggunaanya.Jika kita nak mengambil gambar air terjun contohnya,dan kita hendak
menunjukan air itu seperti sedang bergerak,kita bolehlah menurunkan kelajuan shutter kepada
waktu yang panjang.Ini bermaksud,proses dari shutter terbuka dan membenarkan cahaya
melaluinya sehingga ianya ditutup kembali mengambil masa yang telah kita tetapkan.Gambar air
terjun itu seolah olah kelihatan sedang bergerak dengan laju.Begitulah sebaliknya, jika kita
hendak mengambil gambar orang yang sedang berlari,kita boleh menetapkan masa shutter dari
terbuka hinggalah tertutup pada waktu yang amat singkat.

B. Aperture

Aperture dalam Bahasa Malaysia bermaksud bukaan.Aperture ini berbentuk bulat yang
terdiri dari beberapa bilah besi yang disusun seperti cincin.Masih ingat montaj filem James Bond?
Ianya bertindak seperti kelopak mata kita. Cuba kita kecilkan mata tetapi jangan sampai tertutup.
Apa yang kita nampak? Sama? Tidak.Nak tahu mengapa orang rabun mengecilkan matanya
apabila cermin mata tidak digunakan setiap kali untuk memerhatikan sesuatu? Ye.untuk melihat
dengan lebih jelas.Fungsinya sama Cuma bahasa sains yang berlainan.
Fungsi Aperture ini ialah mengawal jumlah cahaya yang masuk melalui lensa dengan
menghadkanya melalui saiz bukaan lubang yang berbeda Ia tidak sama seperti Shutter,kerana
shutter terletak sebelum sensor dan aperture terletak sebelum shutter. Shutter terdiri dari
beberapa siri bilah besi yang disusun berbaris manakala aperture disusun seakan akan cincin.
Shutter lebih pada pengawalan cahaya dan masa manakala aperture lebih pada pengawalan
cahaya sahaja. Pernah lihat gambar yang belakangnya kabur dan subjeknya terang? Haa..inilah
dimana pengawalan Aperture dimainkan.Saiz aperture amatlah besar ketika ini. Tetapi
macamana pula kalau kita taknak gambar itu jadi macam tu? Kita setkan saiz aperture menjadi
kecil dan hasilnya gambar itu akan kelihatan jelas dari belakang hingga ke subjek Tiada lagi imej
yang kabur. Nah,faham tak sekarang ini? Aperture ialah saiz bukaan lensa dimana cahaya masuk
melaluinya.Beberapa siri bilah yang boleh diubah-ubah melalui gegelang yang terdapat pada
lensa.Pada umumnya sekarang “aperture” boleh diubang dengan hanya memusing dial atau
butang yang terdapat pada kamera .”aperture” diubah mengikut skala didalam unit “f-numbers”.

Pemilihan “aperture” bukanlah semata mata hanya untuk mendapatkan pencahayaan


yang baik malah ia juga untuk memastikan imej yang terhasil itu dalam keadaan yg jelas.
“aperture” sentiasa dalam keadaan terbuka sehingga kita menekan butang shutter.ini untuk
memastikan kita dapat melihat imej itu dengan terang.

apabila kita mengubah “aperture” samada kecil atau besar, Selain kesan terhadap
pendedahan,ia juga memberi kesan kepada tahap kejelasan imej.Ini juga dikenali sebagai
“DEPTH OF FIELD”, ia terbahagi kepada ruang hadapan dan ruang belakang subjek.

2.6 Aksesoris Penting Untuk Kamera DSLR Anda

A. Tas Kamera

Tersedia beragam jenis tas kamera di pasaran, tinggal pilih yang sesuai selera: dari
backpack, ikat pinggang, sling-slide (menyamping) sampai yang mirip koper. Yang jelas tas
kamera disini berfungsi agar kita bisa menyimpan kamera dan lensa yang kita miliki selama
bepergian secara aman. Tidak jatuh, aman dari benturan dan aman dari air.
B. Kit Pembersih

Untuk menjaga kondisi eksterior lensa dan kamera agar selalu bersih, anda memerlukan
lap mikrofiber dan cairan pembersih khusus. Terutama untuk lensa, sebisa mungkin anda
melindungi lensa dengan filter UV (lihat filter dibawah), biasanya untuk lensa cukup gunakan
blower. Kit pembersih bisa dibeli di toko-toko kamera.
Saya tidak menyarankan anda membersihkan bagian interior kamera (apalagi sensor), serahkan
saja pada ahlinya: biasanya toko kamera menyediakan layanan sensor cleaning. Toh
kebanyakan SLR sekarang memiliki fasilitas self-cleaning yang cukup handal untuk menyapu
debu dari sensor. Baca juga cara mendeteksi ada atau tidaknya kotoran di sensor kamera anda.

C. Tripod

Tripod, monopod, gorillapod, apapun fungsinya adalah membantu anda menghasilkan


foto yang tajam saat mengambil eksposur long shutter. Dibandingkan jenis lainnya, tripod masih
tetap paling populer, karena relatif lebih handal dan tangguh. Baca 12 alasan kenapa sebaiknya
anda membeli tripod.
Pastikan anda membeli tripod dengan kemampuan menahan beban yang cukup, kaki-kakinya
cukup gampang di perpanjang (dan diperpendek), memiliki mekanisme pemasangan dan
pelepasan kamera yang enak serta memiliki kepala dengan gerakan yang fleksibel (saya
sarankan jenis ball head).

D. Flash Eksternal

Flash ekternal akan secara drastis meningkatkan kualitas foto anda jika dibandingkan
sewaktu anda menggunakan flash bawaan yang melekat di kamera SLR. Memiliki power yang
jauh lebih besar, kemampuan kontrol yang jauh lebih fleksibel, dan kita bisa mengatur arah
pencahayaan yang jatuh ke obyek secara lebih mudah.
Dengan flash eksternal anda akan bisa menghasilkan pencahayaan yang jauh lebih lembut, rata
dan cerah dibandingkan kalau menggunakan flash bawaan.

E .Filter

Filter adalah aksesoris yang cukup esensial bagi sistem SLR. Dari beragam jenis filter,
ada 3 jenis yang layak anda pertimbangkan untuk dibeli:

 Filter Proteksi (Filter UV atau Netral) – fungsi nyatanya adalah melindungi lensa anda,
filter ini relatif murah sehingga anda akan ‘ikhlas’ menjadikannya sebagai bemper yang dipasang
didepan lensa. Biarkan filter yang bersentuhan dengan udara kotor-tangan-cipratan air, dan
bukan lensa yang harganya bisa berlipat-lipat lebih mahal.
 Filter Polarisasi atau CPL – mengubah langit sehingga terlihat lebih ‘dalam’,
menghilangkan refleksi di air (atau kaca), agar pepohonan tampak lebih hijau. Gampangnya ini
adalah ibarat kacamata hitam bagi lensa anda. Baca tentang fungsi dan cara menggunakan filter
CPL disini.
 Filter ND (Neutral density) dan Grad-ND – mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke
kamera anda. Jika anda ingin menghasilkan foto air terjun yang tampak seperti kapas (shutter
panjang) sementara hari masih terlalu siang, maka anda akan memerlukan Filter ND supaya
cahaya bisa dikurangi (baca lebih jauh tentang filter ND disini). Sementara filter ND Gradasi
(Grad-ND) berfungsi seperti ND dengan tingkat penggelapan yang bersifat gradasi (bagian atas
lebih gelap dan semakin ke bawah semakin terang). Grad-ND sangat berguna saat anda akan
memotret landscape yang melibatkan langit, karena beda terang yang sangat mencolok antara
langit dan tanah.

F. Shutter Release
Selain tripod, aksesoris tambahan yang akan meningkatkan ketajaman hasil foto anda
adalah shutter release. Dengan shutter release, kita tidak perlu memencet tombol shutter di
kamera, cukup gunakan shutter release sehingga anda bisa mengaktifkan shutter dari jauh. Ya,
fungsinya mirip remote control TV anda. Shutter release tersedia dalam 2 pilihan: kabel dan
wireless.
G. Verikal Grip (VG)
Jika anda mulai lebih intensif memotret sementara kamera anda belum memiliki fitur
pegangan vertikal dari sononya, belilah vertikal grip tambahan. Selain sangat membantu
saat memotret dalam orientasi portrait (vertikal), VG juga berfungsi sebagai batere cadangan,
sehingga tidak perlu khawatir kehabisan batere saat asyik menjepret.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Bahwa kitaa sebagai orang yang berhobi foto graper, kita harus tau jenis-jenis kamera
yang ada umumnya di Indonesia, karena kita sebagai hobby fotograper harus mempunyai bakat
dan mengetahui komponen kamera.

3.2 SARAN

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai