Anda di halaman 1dari 14

GAMBAR KAMERA

DI SUSUN OLEH
ANDIPA SAPUTRA : 21134050003
BUGE KEN AWAR : 21134050005
FARID RISKI : 21134050007
M.YASIR FATANI :21134050015
SYIBATUN AURA : 21134050030
ZAHARATUL AINI : 21134050033

AKADEMIK TEKHNIK RADIODIAKNOSTIK DAN RADIOTERAPI


YAYASAN SIHAT BEURATA
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul ‘’ GAMAR KAMERA’’ ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Tekhnik Radiografi Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan di
kehidupan sehari-hari bagi para radiographer untuk mengetahui apa fungsi itu semua bagi kita.
Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih kepada bapak selaku Dosen yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni ini.

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kamera merupakan salah satu penemuan penting yang dicapai umat manusia. Lewat jepretan dan
bidikan kamera, manusia bisa merekam dan mengabadikan beragam bentuk gambar mulai dari
sel manusia hingga galaksi di luar angkasa. Jauh sebelum masyarakat Barat menemukannya,
prinsip-prinsip dasar pembuatan kamera telah dicetuskan seorang sarjana Muslim sekitar 1.000
tahun silam. Peletak prinsip kerja kamera itu adalah seorang saintis legendaris Muslim bernama
Ibnu al-Haitham. Pada akhir abad ke-10M, al-Haitham berhasil menemukan sebuah kamera
obscura. Itulah salah satu karya al-Haitham yang paling menumental. Penemuan yang sangat
inspiratif itu berhasil dilakukan al-Haithan bersama Kamaluddin al-Farisi. Keduanya berhasil
meneliti dan merekam fenomena kamera obscura. Penemuan itu berawal ketika keduanya
mempelajari gerhana matahari. Untuk mempelajari fenomena gerhana, Al-Haitham membuat
lubang kecil pada dinding yang memungkinkan citra matahari semi nyata diproyeksikan melalui
permukaan datar.Berabad – abad yang lalu orang telah mengetahui bahwa kalau cahaya lurus
dari sebuah lobang kecil kedalam sebuah ruangan yang gelap maka pada dinding dihadapannya
kelihatan bayangan dari apa yang ada dimuka lubang itu. Hanya dalam keadaan terbalik, yang di
atas ke bawah dan sebaliknya.Ruangan seperti itu disebut “ Kamera Obscura “ yang artinya tidak
lain dari pada kamar gelap. Dari perkataan kamera obcura itulah lahir perkataan kamera, nama
yang diberikan untuk alat pemotret. Inilah yang mula – mula disebut Kamera Obscura ( kamera =
kamar, Obscura = gelap ), yaitu sebuah ruangan yang gelap dengan lubang kecil pada salah satu
dindingnya. Kajian ilmu optik berupa kamera obscura itulah yang mendasari kinerja kamera
yang saat ini digunakan umat manusia. harfiah diartikan sebagai “ruang gelap”. Biasanya
bentuknya berupa kertaskardus dengan lubang kecil untuk masuknya cahaya.Teori yang
dipecahkan Al-Haitham itu telah mengilhami penemuanfilm yang kemudiannya disambung-
sambung dan dimainkan kepada para penonton. Jika kita perhatikan perkembangan kamera di
masa kini, sungguhsangat luar biasa pertumbuhannya. Hampir di setiap manusia berada, tidak
lepas dari keberadaan kamera. Dapat dikatakan bahwa kamera kini telahmenjadi kebutuhan
pokok. Bagaimana tidak, hampir di setiap handphoneyang dimiliki sebagian besar masyarakat
ada fasilitas kameranya. Dalammakalah ini kita akan mengulas tentang kamera mulai dari
sejarah ditemukannya kamera hingga berbagai jenis perkembangan kamera.

1.2 rumusan masalah


1. apa saja komponen gambar kamera
2. apa saja prinsip pembentukan gambar
3. faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas gambar

1.3 tujuan masalah


1.untuk mengetahui apa saja komponen gambar kamera
2. untuk mengetahui prinsip pembentukan gambar
3. untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas gamba
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Definisi Kamera

Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini di dapat dari camera
obscura, bahasa Latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal untuk memproyeksikan tampilan di
mana suatu ruangan berfungsiseperti cara kerja kamera fotografis yang modern, kecuali tidak ada
cara pada waktu itu untuk mencatat tampilan gambarnya selain secara manualmengikuti
jejaknya. Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu perantiuntuk membentuk dan
merekam suatu bayangan potret pada lembaran film.Pada kamera televisi, sistem lensa
membentuk gambar pada sebuahlempeng yang peka cahaya. Lempeng ini akan memancarkan
elektron kelempeng sasaran bila terkena cahaya. Selanjutnya, pancaran elektron itudiperlakukan
secara elektronik. Dikenal banyak jenis kamera potret.Menurut Amir Hamzah Suleiman dikutip
dalam buku dasar-dasar pemotretan dengan film berwarna, yaitu :“Kamera adalah sebuah
bentuk alat untuk memfoto yang memiliki pencahayaan yang baik. Dengan cahaya itu akan
menjadikan sebuahfoto memiliki hasil gambar yang baik dan memuaskan”.

2.2 Cara menggunakan kamera DSLR.

Kamera DSLR hadir untuk mengambil foto dengan tampilan yanglebih tajam, detail dan lebih
kreatif. Kamera jenis ini hadir dengan banyak fitur dan teknologi terbaru.Sayangnya, banyak
pemula DSLR yang belummemahami setting kamera dan aturan pakai kamera DSLR. Padahal
untuk menghasilkan foto yang bagus dan sempurna, dibutuhkan pengaturankamera yang pas.Bila
bingung mengatur kamera DSLR baru kamu, berikutini adalah cara setting, teknik, dan aturan
pakai buat pemula pengguna DSL.
2.3 Sejarah Kamera
Kamera berawal dari sebuah alat serupa yang dikenal dengan
Kamera Obscura yang merupakan kotak kamera yang belum dilengkapi
dengan film untuk menangkap gambar atau bayangan. Pada abad ke 16
Girolamo Cardano melengkapi kamera obscura dengan lensa pada bagian
depan kamera obscura tersebut. Meski demikian, bayangan yang
dihasilkan ternyata tidak tahan lama, sehingga penemuan Girolamo belum
dianggap sebagai dunia fotografi. Pada tahun 1727 Johann Scultze dalam penelitiannya
menemukan bahwa garam perak sangat peka terhadap cahaya namun dia dia belum menemukan
konsep bagaimana langkah untuk meneruskan gagasannya.
Pada tahun 1826, Joseph Nicepore Niepce mempublikasikan
gambar dari bayangan yang dihasilkan kameranya, yang berupa gambaran
kabur atap-atap rumah pada sebuah lempengan campuran timah yang
dipekakan yang kemudian dikenal sebagai foto pertama. Kemudian, pada
tahun 1839, Louis Daguerre mempublikasikan temuannya berupa gambar
yang dihasilkan dari bayangan sebuah jalan di Paris pada sebuah pelat
tembaga berlapis perak. Daguerre yang mengadakan kongsi pada tahun
1829 dengan Niepce meneruskan program pengembangan kamera, meski
Niepce meninggal dunia pada 1833, mengembangkan kamera yang dikenal
sebagai kamera daguerreotype yang dianggap praktis dalam dunia
fotografi, dimana sebagai imbalan atas temuannya, Pemerintah Perancis
memberikan hadiah uang pensiun seumur hidup kepada Daguerre dan
keluarga Niepce. Kamera daguerreotype kemudian berkembang menjadi
kamera yang dikembangkan sekarang.
Menurut Audy Mirza Alwi dikutip dalam buku Foto Jurnalistik
menyatakan bahwa :
“Kegiatan yang berkaitan dengan memotret diyakini sudah ada sejak
dahulu kala, bahkan sejak istilah photography itu sendiri ada. Memotret
diyakini sudah ada sejak abad ke 13, namun ada beberapa sumber yang
mengatakan bahwa kegiatan ini sudah ada jauh sebelum abad ke 13.
Ketika itu manusia akan melihat sesuatu dari bilik bangunan sebesar
rumah gelap yang diberi lubang sebesar lubang jarumyang disebut pinholen Bangunan gelap
tersebut disebut camera obscura, dari bahasa
latin camera yang artinya kamar, sedangkan obscura berarti gelap”.

2.4 Jenis-Jenis Kamera


1. Jenis kamera berdasarkan media penangkap cahaya
a. Kamera film
Jenis kamera film yang digunakan adalah dari jenis 35 milimeter,
yang menjadi populer karena keserbagunaan dan kecepatannya saat memotret, karena
kamera ini berukuran kecil, kompak dan tidak
mencolok. Lensa kadang dapat dipertukarkan, dan kamera itu dapat
memuat gulungan film untuk 36 singkapan, bahkan kadang lebih.
Pembagian film berdasarkan ukuran:
1) Small format (35mm)
2) Medium format (100-120mm)
3) Large format
Angka di atas berarti ukuran diagonal film yang digunakan. Setiap
jenis ukuran film harus menggunakan kamera yang berbeda pula.
Pembagian film berdasarkan jenis bahan dan kesensitifannya:
1) Film hitam putih
2) Film warna
3) Film positif
4) Film negatif
5) Film daylight
6) Film tungsten
7) Film infra merah (sensitif terhadap panas yang dipantulkan
permukaan objek)
b. Kamera polaroid
Kamera jenis ini memakai lembaran polaroid yang langsung
memberikan gambar positif sehingga pemotret tidak perlu
melakukan proses cuci cetak film.
c. Kamera digital
Kamera jenis ini merupakan kamera yang dapat bekerja tanpa
menggunakan film. Si pemotret dapat dengan mudah menangkap
suatu objek tanpa harus susah-susah membidiknya melalui jendela
pandang karena kamera digital sebagian besar memang tidak
memilikinya. Sebagai gantinya, kamera digital menggunakan sebuah
layar LCD yang terpasang di belakang kamera. Lebar layar LCD
pada setiap kamera digital berbeda-beda. Sebagai media
penyimpanan, kamera digital menggunakan internal memory
ataupun external memory yang menggunakan memory card"

2. Jenis kamera berdasarkan mekanisme kerja


a. Kamera single lens reflex
Kamera ini memiliki cermin datar dengan singkap 45 derajat di
belakang lensa, sehingga apa yang terlihat oleh pemotret dalam
jendela pandang adalah juga apa yang akan di tangkap pada film.
Umumnya kamera ini digunakan setinggi pinggang ketika
dipotretkan.
b. Kamera instan
Istilah instan adalah dimilikinya mekanisme automatik pada kamera,
sehingga berdasar pengukur cahaya (lightmeter atau fotometer),
lebar diafragma dan kecepatan pemetik potret secara otomatis telah
diatur.
3. Jenis kamera berdasarkan teknologi viewfinder
Viewfinder memainkan peranan penting dalam penyusunan komposisi
fotografi. Fotografer ahli biasanya akan lebih memilih viewfinder
dengan kualitas baik dan mampu memberikan gambaran tepat seperti
apa yang akan tercetak.
a. Kamera saku
Jenis yang paling populer digunakan masyarakat umum. Lensa
utama tak bisa diganti,umumnya otomatis atau memerlukan sedikit
penyetelan. Cahaya yang melewati lensa langsung membakar
medium. Kelemahan film ini adalah gambar yang ditangkap oleh
mata akan berbeda dengan yang akan dihasilkan film, karena ada
perbedaan sudut pandang jendela bidik (viewfinder) dengan lensa.
b. Kamera TLR
Kelemahan kamera poket diperbaiki oleh kamera TLR. Jendela bidik
diberikan lensa yang identik dengan lensa di bawahnya. Namun tetap
ada kesalahan paralaks yang ditimbulkan sebab sudut dan posisi
kedua lensa tidak sama."

2.5 Fungsi dari kamera


1. Lensa merupakan bagian pokok dari kamera yang bekerja sama dengan
body kamera. Untuk fungsinya saya pikir tidak perlu saya jelaskan lagi
secara panjang lebar di sini. (Baca tentang lensa di sini dan di sini)
2. Tombol Stabilizer (IS, VR, VC) yang berfungsi untuk menstabilkan
getaran oleh tangan (hand shake) saat memotret yang berpotensi
membuat hasil foto menjadi motion / blur. Prinsip kerja fitur ini adalah
dengan mengandalkan sebuah gyrosensor yang mendeteksi getaran
pada kamera dan melakukan kompensasi secara mekanik untuk
meredam getaran itu. Namun tidak semua lensa memiliki fitur ini.
3. Tombol Pembuka Lensa yang fungsinya tidak lain untuk membantu
melepaskan lensa dari body. Cara penggunannya yaitu tombol ditekan
sambil lensa dilepas dengan cara diputar ke kiri.
4. Tombol Fokus yang terdiri dari dua mode yaitu Auto Focus (AF) dan
Manual Focus (MF). Bila Anda menggunakan mode auto maka berarti
kerja fokus digerakkan oleh mesin secara auto. Namun bila memilih
mode manual maka kerja fokus Anda yang gerakkan secara manual.
5. Tombol Pembuka Flash yang digunakan untuk membuka lampu flash
pada kamera. Tombol ini hanya berfungsi bila kamera dalam keadaan
menyala / standby.
6. Built-in Flash Light adalah lampu Blitz atau flash diterjemahkan secara
bebas menjadi lampu kilat. Fungsi utamanya yaitu untuk membantu
pencayaan pada kondisi gelap dengan cara meng-illuminate
(mencahayai / menerangi) obyek yang kekurangan cahaya agar
terekspos dengan baik.
7. Tombol Shutter adalah tombol yang Anda tekan untuk mengambil
gambar.
8.Grip salah satu bagian menonjol di bagian kanan anatomi kamera yang
fungsinya sebagai pegangan pada kamera. Grip didesain dengan tekstur
kasar agar Anda bisa memegang kamera dengan kuat tanpa terpleset
ketika memotret. Kesalahan memegang grip merupakan salah satu
faktor penyebab terjadinya hand shake.
9. Anti Red Eye yang berfungsi sebagai penangkal untuk menghindari
mata yang terlihat merah (red eye) pada hasil foto yang merupakan efek
dari lampu flash. Masalah ini sering terjadi namun bisa diatasi.
10. Tombol Preview yang gunanya untuk melihat hasil foto Anda pada
layar LCD kamera.
11. Tombol Delete yang berfungsi untuk menghapus foto dan data lainnya
di dalam kamera.
12. Tombol Navigasi berfungsi untuk membantu Anda mengendalikan
program dalam kamera termasuk menggeser pilihan pada menu di
kamera. Tidak semua kamera memiliki bentuk tombol navigasi yang
sama, ada berupa scroll, analog, dan tombol 4 arah. Pada Canon EOS
600D atau sekelasnya, tombol ini memiliki multi fungsi atau dua peran
yaitu sebagai tombol navigasi untuk menggeser pilihan (kiri, kanan,
atas, bawah) dan juga sebagai tombol shortcut untuk mengatur white
balance (WB), jenis focus, picture style, dan drive mode.
13. Tombol Fn/Q yang berfungsi untuk merubah / mengalihkan fungsi
pada tombol navigasi di atas ke fungsi shortcut.
14. Tombol AV mempunyai fungsi untuk mengatur bukaan diafragma atau
aperture. (Baca cara menggunakan aperture di sini)
15. Tombol Zoom yang berfungsi untuk memperbesar hasil foto dan juga
untuk memperdekat jarak objek ketika Anda mengaktifkan mode
livefiew saat memotret.
16. Thumb-Wheel adalah menu untuk memilih dan mengganti mode
eksposure / modus pemotretan. Di sini Anda bisa menemukan beberapa
mode auto instan yang telah disiapkan khusus seperti untuk memotret
olahraga, kembang api, malam hari, closeup, dan juga mode manual (M).
17. Tombol Lifeview yang berfungsi untuk mengganti / mengalihkan layar
bidik dari viewfinder ke lifeview yang tampil pada layar LCD. Pada
EOS 600D tombol ini juga berfungsi untuk merekam video.
18. Viewfinder adalah jendela bidik yang Anda gunakan untuk melihat
objek saat memotret. Pada viewfider ini Anda bisa melihat titik fokus
dan informasi lainnya seperti light meter, nilai shutter speed, apperture,
ISO, dan metering. Pada bagian viewfinder terdapat karet seperti
bantalan yang disebut eye pieces, fungsinya untuk menahan cahaya
yang masuk ke viewfinder agar objek terlihat benar-benar real.
19. Tombol Menu untuk menuju menu pengaturan utama kamera,
sedangkan Tombol Info untuk mengetahui informasi data termasuk
informasi foto-foto Anda.
20. Layar LCD memiliki multi fungsi yaitu yang pertama untuk
menampilkan keterangan settingan pada kamera (mode eksposure,
shutter speed, aperture, ISO, dll), kemudian untuk melihat hasil foto
Anda, dan terakhir sebagai layar bidik besar untuk melihat objek yang
akan difoto secara live, yang disebut lifeview.
21. Tombol ISO merupakan tombol shortcut (jalan pintas) untuk mengatur
ISO. (Baca cara menggunakan ISO di sini)
22. Dial yang juga berfungsi sebagai navigasi untuk menggeser pilihan
pada menu tertentu.
23. Tombol Display fungsinya untuk mengaktifkan mode standby dan
untuk menghidupkan kembali dari mode standby. Ketika dalam mode
standby kamera masih tetaap dalam keadaan menyala, hanya saja
sedang diistirahtkan dan bukan dalam keadaan off.
24. Tombol ON/OFF adalah tombol yang berfungsi untuk menghidupkan
dan mematikan kamera."

2.6 Prinsip pembentukan gambar


Salah satu dari faktor penting sinar-x adalah bahwa sinar-x dapat menembus bahan. Tetapi hanya
yang benar-benar sinar-x saja yang mampu menembus objek yang dikenainya dan sebagian yang
lain akan diserap. Sinar-x yang menembus itulah yang mampu membentuk gambaran atau
bayangan.

Besarnya penyerapan sinar-x oleh suatu bahan tergantung tiga faktor:


Panjang gelombang sinar-X
Susunan objek yang terdapat pada alur berkas sinar-X.
Ketebalan dan kerapatan objek.
Setelah sinar-x yang keluar dari tabung mengenai dan menembus obyek yang akan difoto.
Bagian yang mudah ditembusi sinar x (seperti otot, lemak, dan jaringan lunak) meneruskan
banyak sinar x sehingga film menjadi hitam. Sedangkan bagian yang sulit ditembus sinar x
(seperti tulang) dapat menahan seluruh atau sebagian besar sinar x akibatnya tidak ada atau
sedikit sinar x yang keluar sehingga pada film berwarna putih. Bagian yang sulit ditembus sinar
x mengalami ateonasi yaitu berkurangnya energi yang menembus sinar x, yang tergantung pada
nomor atom, jenis obyek, dan ketebalan. Adapun bagian tubuh yang mudah ditembus sinar x
disebut Radio-lucen yang menyebabkan warna hitam pada film. Sedangkan bagian yang sulit
ditembus sinar x disebut Radio-opaque sehingga film berwarna putih. Telah diketahui bahwa
panjang gelombang yang besar yang dihasilkan oleh kV rendah akan mengakibatkan sinar-x nya
mudah diserap. Semakin pendek panjang gelombang sinar-x (yang dihasilkan oleh kV yang lebih
tinggi) akan membuat sinar-x mudah untuk menembus bahan .

Bagaimana susunan objek ketika terjadi penyerapan sinar-x? Hal ini tergantung dari nomor atom
unsur tersebut. Sebagai contoh satu lempeng aluminium yang mempunyai nomor atom lebih
rendah dibanding tembaga, mempunyai jumlah daya serap lebih rendah terhadap sinar-x
dibanding satu lempeng tembaga pada berat dan daerah yang sama. Timah hitam (nomor
atomnya lebih besar) adalah penyerap terbaik sinar-x. Karena alasan inilah ia digunakan pada
wadah tabung yang juga bertujuan untuk proteksi, contoh yang lainnya adalah dinding ruangan
sinar-x dan pada sarung tangan khusus serta apron yang digunakan selama proses fluoroskopi.

Hubungan antara penyerapan sinar-x dengan ketebalan adalah sederhana yaitu unsur yang
mempunyai lempengan yang tebal dapat menyerap radiasi lebih banyak dibanding lempengan
yang tipis pada satu unsur yang sama. Kerapatan/kepadatan suatu unsur yang sama akan juga
mempunyai kesamaan efek, contoh 2,5 cm air akan menyerap sinar-x lebih banyak dibanding 2,5
cm es karena berat timbangan es akan berkurang 2,5 cm per kubik disbanding air.
Mengingat pemeriksaan kesehatan yang menggunakan sinar-x, satu hal yang harus dipahami
bahwa tubuh manusia mempunyai susunan yang kompleks yang tidak hanya mempunyai
perbedaan pada tingkat kepadatan saja tetapi juga mempunyai perbedaan unsur pembentuk. Hal
ini menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat penyerapan sinar-x. Yaitu, tulang lebih banyak
menyerap sinar-x dibanding otot/daging; dan otot/daging lebih banyak menyerap dibanding
udara (paru-paru). Lebih jauh lagi pada struktur organ yang sakit akan terjadi perbedaan
penyerapan sinar-x dibanding dengan penyerapan oleh daging dan tulang yang normal. Umur
pasien juga mempengaruhi penyerapan, contoh pada umur yang lebih tua tulang-tulang sudah
kekurangan kalsium dan akan mengurangi penyerapan sinar-x dibanding tulang-tulang di usia
yang lebih muda.
Hubungan diantara intensitas sinar-x pada daerah yang berbeda gambarannya didefinisikan
sebagai kontras subjek. Kontras subjek tergantung pada sifat subjek, kualitas radiasi yang
digunakan, intensitas dan penyebaran radiasi hambur, tetapi tidak tergantung terhadap waktu,
mA, jarak dan jenis film yang digunakan.

2.7 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS GAMBARAN

1. Densitas

Yaitu tingkat derajat kehitaman suatu gambaran radiografi. Kehitaman terjadi karena adanya
interaksi antara sinar-x dan emulsi film. Emulsi film akan menghitam jika nilai mAs dinaikkan.
densitas yang tinggi didapat pada area yang terpapar langsung oleh sinar-x

Densitas dipengaruhi oleh:

a. Kilovolt (kV)
Menunjukkan kualitas sinar-x karena berhubungan dengan kemampuan sinar-x dalam menembus
bahan

b. Mili Amphere (mA)


Menunjukan besarnya arus yang terjadi selama eksposi berlangsung.

c. Second (s)
Waktu eksposi/lamanya sinar-x yang keluar saat pemotretan dalam satuan detik.

d. mAs
kualitas sinar yang dihasilkan

e. FFD (Focus Film Distance)


Jarak pemotretan dari fokus pesawat ke film.

f. Ketebalan objek
Semakin tebal objek yang akan difoto, faktor eksposi semakin meningkat

g. Luas lapangan penyinaran


Intensitas sinar-x yang keluar dari tube sinar-x

2. Kontras
Perbedaan gambaran antara derajat kehitaman dan putih akibat adanya perbedaan daya absorbsi
objek terhadap sinar-x.

Kontras radiografi dibagi menjadi 2:

Kontras subjektif : perbedaan persepsi/penilaian mata , masing-masing orang dalam


membedakan kontras radiografi.
Kontras objektif : perbedaan gambaran hitam dan putih yang diukur dengan alat densitometer.
Faktor yang mempengaruhi kontras radiografi:
Tegangan tabung
Perbedaan koefisien atenuasi linear gambar, dipengaruhi oleh kerapatan jenis dan nomor atom
objek.
Radiasi hambur akan menurunkan nilai kontras
Penggunaan grid akan meningkatkan kontras radiografi dengan menyerap radiasi hambur.
Processing film : agitasi yang terlalu lama menyebabkan gambaran hitam meningkat (kontras
menurun), cairan processing yang lemah menyebabkan kontras menurun.

3. Ketajaman gambar
Ketajaman gambar dipengaruhi oleh:

1. Faktor geometrik
Faktor yang berhubungan dengan pembentukan bayangan.

Dipengaruhi oleh:
a. Ukuran fokus
Setiap pesawat rontgen memiliki perbedaan ukuran fokus. Semakin kecil fokus, semakin
tajam hasil gambaran

b. Jarak
Semakin jauh FFD atau semakin dekat OFD maka semakin tajam gambaran

2. Faktor pergerakan
Faktor yang berhubungan dengan objek dan pergerakannya.

2 macam pergerakan:
Pergerakan subjektif, yaitu pergerakan yang disebabkan oleh organ-organ yang bergerak secara
sadar, contoh: denyut jantung, paru-paru, dll yang menyebabkan kekaburan gambaran.
Pergerakan objektif, yaitu pergerakan dari objek yang dapat dikendalikan secara sadar, contoh :
pada tulang.
3. Faktor Fotografi
Faktor yang berhubungan dengan pencatatan bayangan

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Kamera merupakan salah satu penemuan penting yang dicapai umat manusia. Lewat jepretan dan
bidikan kamera, manusia bisa merekam dan mengabadikan beragam bentuk gambar mulai dari
sel manusia hingga galaksi di luar angkasa "Kamera juga alat paling populer dalam aktivitas
fotografi. Aplikasi simulator kamera DSLR berbasis web yang dibangun cukup membantu
memudahkan fotografer pemula untuk berlatih menggunakan kamera DSLR dengan memahami
cara kerja teknik Slow Shutter Speed pada Night Photography.Aplikasi simulator kamera DSLR
berbasis web yang dibangun cukup membantu memudahkan fotografer pemula untuk berlatih
menggunakan kamera DSLR dengan memahami pengaturan tipe kamera dan lensa tanpa
memiliki kamera yang nyata. Aplikasi simulator kamera DSLR berbasis web yang dibangun
cukup membantu memudahkan fotografer pemula untuk berlatih menggunakan kamera DSLR
dengan memahami pengaturan manual.faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas gambar terdiri
dari densitas, kontras,ketajaaman gambar
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai