Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Kamera merupakan alat yang berfungsi untuk menangkap dan mengabadikan gambar/image. Kamera pertama kali disebut sebagai camera obscura, yang berasal dari bahasa latin yang berarti & ldquo;ruang gelap & rdquo;. Camera obscura merupakan sebuah instrumen yang terdiri dari ruang gelap atau box, yang memantulkan cahaya melalui penggunaan 2 buah lensa konveks, kemudian meletakkan gambar objek eksternal tersebut pada sebuah kertas/film yang diletakkan pada pusat fokus dari lensa tersebut. Kamera obscura pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan muslim yang bernama Alhazen seperti yang dijelaskan pada bukunya yang berjudul Books of Optics (1015-1021). Pada tahun 1660an ilmuwan Inggris Robert Boyle dan pembantunya Robert Hooke menemukan portable camera obscura.Kamera pertama yang cukup praktis dan cukup kecil untuk dapat digunakan dalam bidang fotografi ditemukan pertamakali oleh Johann Zahn pada tahun 1685, nyaris lebih dari 150 tahun dari anggapan bahwa semua ini mungkin terjadi.Kamera fotografi pada awalnya banyak yang menerapkan prinsip model Zahn, dimana selalu menggunakan slidetambahan yang digunakan untuk memfokuskan objek. Caranya adalah dengan memberikan tambahan sebuah platsensitif di depan lensa kamera tersebut setiap sebelum melakukan pengambilan gambar. Daguerre merupakan salah satu dari orang yang berperanan dalam dunia perkembangan teknologi kamera sekaligus memberikan jasa pada perkembangan dunia fotogarfi kita. Daguerre dilahirkan tahun 1787 di kota Cormeilles di PerancisUtara.Waktu mudanya ia adalah seorang seniman. Pada umur pertengahan tiga puluhan ia merancang "diograma", barisan lukisan pemandangan yang indah, dipertunjukkan dengan bantuan efek cahaya. Sementara ia menggarap pekerjaan itu, ia menjadi tertarik dengan pengembangan suatu mekanisme untuk secara automatik melukiskan kembali pemandangan yang ada di dunia tanpa menggunakan kuas atau cat, iaitu: kamera. Ditahun 1827 ia bertemu dengan Joseph Nicephore Niepce yang juga sedang mencuba (yang sejauh itu lebih sukses) menciptakan kamera. Dua tahun kemudian mereka bekerjasama. Di tahun 1833 Niepce meninggal, tetapi Daguerre tetap melanjutkan percubaannya. Menjelang tahun 1837 ia berhasil mengembangkan sebuah sistem praktis fotografi yang disebutnya"daguerreotype. "Tahun 1839 Daguerre memberitahu publik secara terbuka tanpa mempatenkannya. Sebagai ganjaran, pemerintah Perancis menghadiahkan pencen seumur hidup kepada Daguerre dan anak Niepce. Pengumuman penemuan Daguerre menimbulkan kegemparan penduduk pada saat itu dan ia menjadi seorang pahlawan yang ditaburi berbagai macam penghormatan serta penghargaan, sementara metode "daguerreotype" dengan cepat berkembang dan banyak digunakan oleh khalayak. Daguerre sendiri segera pencen. Dia meninggal tahun 1851 di tempat asalnya di Paris. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan teknologi kamera semakin hari berkembang semakin pesat. Fungsi penggunaanya pun semakin luas dirasakan oleh berbagai pihak. Kamera bukan hanya digunakan untuk menangkap objek

yang berfungsi sebagai kenangan tetapi juga digunakan untuk menangkap objek yang sedang bergerak. Seperti kamera video, kamera mikro, kamera sensor dan lain sebagainya. Di erea sekarang kamera merupakan salah satu alat penting dalam suatu pembuatan film. Fungsi kamera yaitu mengambil atau merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan. Kamera dioperasikan oleh kru film yang biasa disebut kameramen dan dioperasikan sesuai dengan arahan sutradara. Untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gambar, dll b. Batasan Masalah Dalam makalah ini akan di bahas: Perbedaan Kamera Profesional dan Amatir Media Rekam atau Media Penyimpanan Rekaman Aksesoris Kamera Bagian-bagian Kamera Teknik Pengambilan Kamera c. Tujuan Tujuan penulis menulis makalah ini yakni: Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Multimedia Bahan pembelajaran buat penulis maupun pembaca

BAB II PEMBAHASAN
Perbedaan Kamera Profesional dan Amatir Secara umum, terdapat 3 perbedaan antara kamera Profesional dan Amatir, yakni: Pembeda Resolusi Harga Tingkat Manualitas Profesional Tinggi Jauh lebih mahal dari kamera amatir Bisa diatur (focus, pencahayaan, dll) sendiri oleh cameramen. Amatir Rendah Lebih murah dari kamera profesional Tidak bisa diatur (focus, pencahayaan, dll). Semua sudah secara otomatis.

Media Rekam atau Media Penyimpanan Rekaman

Seiring dengan kebutuhan penimpanan video, sejak tahun 1960-an telah dikembangkan berbagai jenis media penyimpanan video yang diawali dengan penyimpanan video dalam bentuk pita magnetik analog yang menyimpan gelombang gambar dan gelombang video secara bersamaan, yang besar pitanya berpengaruh pada kualitas (karena berpengaruh terhadap besar resolusi gambar). Kemudian merambah ke berbagai format video lainnya. Pita magnetikpun akhirnya merambahi dunia digital. Di dalam format digital, pita magnetik yang ada hanya sebagai tempat penyimpanan data dan tidak berpengaruh pada kualitas karena kualitas ditentukan oleh sistem proses yang mengubah energi cahaya ke dalam bentuk digital. Jadi, pernyataan-pernyataan yang mengatakan besar penampang pita ke dalam bentuk digital menentukan kualitas itu tidak benar. Berikut adalah format-format peyimpanan video yang pernah ada dan terus berkembang hingga tahun 2007: Bentuk Sistem Jenis (Tahun)
Quadruplex (1956) VERA (1958) Type A (1965) CV-2000 (1965) Akai (1967) U-matic (1969) EIAJ-1 (1969) Cartrivision (1972) Philips VCR (1972) V-Cord (1974) VX (1974) Betamax (1975) IVC (1975) Type B (1976) Type C (1976) VHS (1976) VK (1977) SVR (1979) Video 2000 (1980) CVC (1980) VHS-C (1982) M (1982) Betacam (1982) Video8 (1985) MII (1986) S-VHS (1987) Hi8 (1989) S-VHS-C (1987) W-VHS (1994) D1 (1986) D2 (1988) D3 (1991) DCT (1992) D5 (1994) Digital Betacam (1993) DV (miniDV) (1995) Digital-S (D9) (1995) DVCPRO (1995) Betacam SX (1996) DVCAM (1996) HDCAM (1997) DVCPRO50 (1998) D-VHS (1998) Digital8 (1999) DVCPRO HD (2000) D6 HDTV VTR (2000) MicroMV (2001) HDV (2003) HDCAM SR (2003) Laserdisc (1978) Laserfilm (1984) CD Video (1986?) VCD (1993) MovieCD (1995?) DVD/DVD-Video (1997) MiniDVD CVD (1998) SVCD (1998) EVD (2003) XDCAM (2003) HVD (2004) FVD (2005) UMD (2005) VMD (2006) HD DVD (2006) Blu-ray Disc (2006)

Analog PITA MAGNETIK Digital

Analog CAKRAM OPTIK Digital

Aksesoris Kamera 1. Tripod

Kaki tiga atau Tripod dalam fotografi, adalah alat stan untuk membantu agar badan kamera bisa berdiri dengan tegak dan tegar. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kelelahan fotografer dalam mengambil gambar dan mengurangi noise yang ditimbulkan oleh guncangan tangan fotografer.
3

Tripod biasanya dipakai jika fotografer menggunakan shutter speed di angka 30 atau lebih lambat atau menggunakan lensa kamera dengan focal length lebih dari 200 mm.
2. Tungsten Lamp atau Fotoflood

Lampu tipe ini biasanya kita sebut dengan Continous Lighting atau cahaya yang bersinar secara terus-menerus. Keuntungannya akan lebih mudah pengaturannnya, apa yang kita lihat itu yang terekam kedalam film. Kerugiannya adalah : silau, panas dan berkecepatan lambat
3. Reflector Reflector adalah alat untuk membantu pemantulan cahaya saat pengambilan gambar. Reflektor terbagi dalam beberapa macam sebagai berikut:

Reflektor berwarna putih memiliki karakteristik: Cahaya yang dipantulkan lebih sedikit daripada reflektor lain seperti perak atau emas Kalau dipakai di luar ruangan (dengan sumber cahaya matahari) maka warna foto akan sedikit hangat (kejinggaan) Saturasi warna akan lebih rendah dari reflektor perak atau emas Biasanya reflektor putih banyak digunakan untuk foto potret juga untuk mengisi sedikit cahaya, atau fotografi produk. Reflektor berwarna perak sifatnya seperti cermin dan memiliki karakteristik: Cahaya yang dipantulkan lebih keras dan banyak daripada reflektor putih Kalau dipakai di luar ruangan akan memantulkan biru langit, jadi warna foto akan sedikit kebiruan Di dalam ruangan seperti studio, warna akan netral Saturasi warna akan lebih tinggi dari reflektor berwarna putih Biasanya reflektor perak banyak digunakan untuk foto potret studio, karena di dalam ruangan tidak mengubah warna cahaya dan juga memantulkan cahaya dalam intensitas lumayan besar. Reflektor berwarna emas memiliki karakteristik: Cahaya yang dipantulkan keras dan kuat seperti reflektor perak Warna cahaya akan hangat (kejinggaan) Saturasi warna tinggi Biasanya reflektor emas banyak digunakan untuk foto potret outdoor, karena bisa menetralisir warna kebiruan dan warna hangat pada foto potret biasanya lebih enak dilihat daripada kehijauan atau kebiruan.
Kontrol Dasar pada Kamera Terdapa 6 kontrol dasar pada kamera, yakni: 1. Exposure; Pengatur pencahayaan kamera. Aperture (diafragma), mengatur banyaknya sinar yang masuk ke lensa kamera. Neutral Density Filter atau ND Filter, mengurangi intensitas sinar yang terlalu kuat tanpa mempengaruhi kualitas warna cahaya. Gain, Kebalikan dari ND filter 2. Filter Colour; mengubah atau mencocokkan cahaya yang masuk ke dalam kamera. 3. 4. White Balance; menentukan warna dari obyek yang diambil adalah warna natural atau warna yang sebenarnya dengan memberikan referensi warna putih yang sesungguhnya Zoom; gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi objek secara optik, dengan mengubah panjang fokal lensa dari sudut pandang sempit (telephoto) ke sudut lebar (wide angle). 5. Focus; pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu 6. Audio Levels; pengaturan kualitas suara 4

Teknik Pengambilan Gambar dengan Kamera Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain:

Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu. Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu. Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas. Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas). Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut. Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki. Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek. Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.

Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.

One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek. Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang. Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang. Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.

Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut:

Zoom In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera. Panning : gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod. Tilting : gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk. Dolly : kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh. Follow : gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak. Crane shot : gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane. 5

Fading : pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade out jika gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan. Framing : objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai.

Segi pengambilan angle, sebagai berikut:

Dutch angle, pengambilan gambar miring. Biasanya digunakan untuk menggambarkan ketidakstabilan emosi. Worm angle / mata cacing, kamera persis diletakkan di atas tanah Crazy angle, kamera bergerak tidak beraturan Change focus, mengubah fokus dari satu obyek ke obyek lain dalam satu frame. Circle / circular track, kamera mengitari obyek Side shot, kamera merekam dari samping dan mengikuti obyek yang berjalan. Extreme top shot, kamera mengambil tepat diatas obyek (900). High angle, pengambilan gambar dari atas obyek. Eye level, pengambailan gambar sejajar dengan mata. Low angle, pengambilan gambar dari bawah obyek.

Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:

Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.

High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai kerdil.

Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.

Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.

Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.

Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak.

Objek bergerak sejajar dengan kamera. Walk In : Objek bergerak mendekati kamera. 6

Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera.

Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Ratarata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik.

Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang. Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek. Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan. Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut. Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera. Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah. The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan. Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat. Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik. Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang. Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu. Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.

Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.

BAB III PENUTUP


a. Kesimpulan Secara umum, terdapat 3 perbedaan antara kamera Profesional dan Amatir adalah Resolusi, Harga, Tingkat Manualitas. Seiring dengan kebutuhan penimpanan video, sejak tahun 1960-an telah dikembangkan berbagai

jenis media penyimpanan video yang diawali dengan penyimpanan video dalam bentuk pita magnetik analog yang menyimpan gelombang gambar dan gelombang video secara bersamaan, yang besar pitanya berpengaruh pada kualitas (karena berpengaruh terhadap besar resolusi gambar). Kemudian merambah ke berbagai format video lainnya
Aksesoris Kamera 1. Tripod 2. Tungsten Lamp atau Fotoflood 3. Reflector Kontrol dasar pada kamera ada 6 yaitu; 1. Exposure 2. Filter Colour 3. White Balance 4. Zoom 5. Focus 6. Audio Teknik Pengambilan Gambar dengan Kamera 1. Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. 2. Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. 3. Segi pengambilan angle 4. Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara 5. Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera 6. Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik. b. Saran Demikianlah makalah berjudul Lab Green Screen ini dibuat berdasarkan pengamatan di lab dan sumber-sumber yang ada. Penulis menyadari masih ada banyak kekurangan di dalam penulisan makalah ini. Sehingga perlu bagi penulis, dari para pembaca untuk memberikan saran yang membantu supaya makalah ini mendekati lebih baik. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih. 8

DAFTAR PUSTAKA Bpk. Agus Purwanto, S.Kom. Pemateri saat di lab green screen http://www.rezapahlevi.net/videografi/cara-pengambilan-gambar-dengan-kamera http://www.scribd.com/doc/14013300/Sejarah-kamera http://www.infofotografi.com/blog/2011/04/mengenal-reflektor/ http://tentangvideo.wordpress.com/2009/10/09/7-sejarah-jenis-media-penyimpanan-formatkualitas-video/ http://chairunnas.staff.umm.ac.id/files/2010/03/KOMPONEN-BAGIAN-CAMERA.ppt http://indophoto.multiply.com/journal/item/30

Anda mungkin juga menyukai