Anda di halaman 1dari 24

Sejarah Kamera: Perkembangan

Kamera Fotografi dari Masa ke Masa

Jika Anda penyuka fotografi, mungkin Anda menggunakan kamera setiap harinya.
Entah itu untuk memotret kejadian sehari-hari, hewan-hewan di alam liar,
pemandangan, atau momen khusus misalnya pernikahan. Namun, tahukah Anda
perkembangan kamera tersebut?

Jika tidak tahu, Anda datang ke tempat yang tepat. Di artikel ini, Anda akan
mengetahui sejarah kamera fotografi mulai dari ditemukan hingga sekarang. Mari
kita mulai.

1. Kamera Obscura

Kamera Obscura (yang artinya kamar gelap) ditemukan pada sekitar tahun 1.000
setelah Masehi oleh Al-Haitam atau yang dikenal pula dengan nama lain Alhazen.
Kamera ini dikembangkan dengan konsep lubang kecil di kotak gelap yang disinari
cahaya mampu menghasilkan gambar.
Kamera Obscura –
Gambar dari Wikipedia
Sebelum dipopulerkan Alhazen, pada zaman sebelum Masehi tercatat bahwa
konsep ini telah ditemukan oleh seorang filsuf bernama Mozi pada zaman sebelum
Masehi. Baru pada abad ke-11, Alhazen menulis sebuah buku mengenai optik
termasuk percobaannya meneruskan cahaya melalui lubang kecil ke ruangan gelap.

Buku karangan Alhazen kemudian dipelajari oleh ilmuwan barat seperti Joseph
Kepler. Ilmuwan ini ahirnya berhasil memperbesar proyeksi gambar yang dihasilkan
kamera dengan menambahkan lensa negatif di belakang lensa positif. Robetrt Boyle
kemudian juga berhasil membuat kamera kecil tanpa kabel pada tahun 1665.

2. Kemera Daguerreotypes dan Calotypes

Hampir 900 tahun setelah ditemukannya kamera Obscura, pada tahun 1837 Joseph
Nicephore Niepce yang berkebangsaan Prancis menemukan konsep fotografi yang
praktis, yang kemudian dinamakannya sebagai Daguerreotypes.
Kamera Daguerreotypes –
Gambar dari Wikipedia
Di dalam sebuah kotak kecil dengan lubang cahaya, ia menambahkan pelat
tembaga dan perak yang ditambahkan dengan uap yodium sehingga kamera
generasi ini lebih sensitif terhadap cahaya.

Setelah dilakukan eksposur pada kamera, gambar kemudian terbentuk melalui uap
merkuri dan larutan natrium klorida. Niepce bekerja sama dengan partnernya Louis
Daguerre untuk menemukan kamera ini, oleh sebab itulah nama kameranya
dinamakan dengan nama penemunya.

Setelah muncul Daguerreotypes, Henry Fox Talbot menyempurnakan proses


terbentuknya gambar, dan berhasil menjual Calotype pada sekitar tahun 1840-an.

3. Pelat Kering Collidion

Mulai digunakan orang semenjak tahun 1857, kamera yang satu ini merupakan buah
karya dari Desire van Monckhoven. Empat belas tahun kemudian, kamera pelat
kering ini dimodifikasi oleh Richard Leach Maddox yang berhasil menciptakan pelat
basah yang kualitas dan kecepatan pengambilan gambarnya lebih baik.
Kamera Pelat Kering –
Gambar dari Wikipedia
Perjalanan kamera Colliidion terus berlangsung hingga pada tahun 1878 ditemukan
emulsi gelatin yang mampu meningkatkan sensitivitas kamera, sehingga kamera
bisa mengambil gambar secara spontan.

Saat-saat inilah dimana tripod dan alat bantu kamera lainnya tidak terlalu dibutuhkan
untuk mengambil gambar. Sebuah kamera berukuran kecil beratnya tidak terlalu
besar dan bisa dipegang dengan tangan kosong.

4. Kodak dan Kamera Film

Para fotografer yang lahir di tahun 90-an pasti pernah mengenal kamera yang
menggunakan roll film di dalamnya yang kemudian bisa dicetak menjadi sebuah
foto.

Sebetulnya pengembangan kamera film ini sudah dimulai satu abad sebelumnya,
yaitu semenjak tahun 1885 oleh George Eastman yang memulai produksi film
kamera, yang kemudian berkembang lagi menjadi seluloid pada tahun 1888-1889.
Kamera Kodak 1910 – Gambar
dari Wikipedia
Kamera film tersebut ia namakan dengan Kodak, yang kemudian mulai dikenalkan
kepada masyarakat luas semenjak tahun 1888. Kamera ini labih canggih lagi dari
sebelumnya, hanya terdiri dari satu buah lensa fokus dan satu shutter speed.

Sampai akhirnya di akhir abad ke-19 Eastman telah berhasil membuat berbagai
model kamera film, termasuk kamera berbentuk kotak dan kamera lipat.

Walaupun kamera Kodak ini berhasil membuat fotografi menjadi tidak terlalu mahal
bagi banyak kalangan, kamera pelat masih banyak digunakan orang waktu itu
karena kualitasnya yang lebih baik. Untuk bersaing dengan kamera roll, kamera
pelat era ini dilengkapi dengan majalah untuk menahan beberapa pelat sekaligus.

5. Kamera Compact dan Canon

Sejarah kamera dilanjutkan dengan hadirnya kamera compact yang diteliti oleh
Oskar Barnack di Leitz. Barnack menggunakan film 35 mm untuk membuat kamera
yang dapat menghasilkan perbesaran gambar dengan kualitas sangat baik.

Akhirnya, pada tahun 1913 terbentuklah prototipe Ur-Leica, kamera 35 mm yang


kemudian pengembangannya tertunda karena adanya perang dunia pertama.
Kamera Leica I –
Gambar dari Wikipedia
Setelah beberapa kali mengalami perkembangan fitur, kamera Ur-Leica mulai dijual
secara luas pada tahun 1923. Semenjak itu, konsumen pengguna kamera merasa
sangat puas dan menyambut baik inovasi kamera yang satu ini.

Dari sinilah kemudian muncul perusahaan pembuat kamera saingan Ur-Leica, yaitu
kamera Canon yang perusahaannya berpusat di Jepang. Canon juga membuat
kamera dengan film cine 35 mm, yang kemudian bersaing ketat dengan Ur-Leica.

Kamera yang dibuat di negeri matahari terbit ini kemudian menjadi sangat populer
setelah berakhirnya perang Korea yang membuat veteran Jepang banyak membawa
kamera ini ke Amerika Serikat.

Tentunya hingga kini Canon terus berinovasi memproduksi berbagai kamera


canggih lainnya, sehingga sampai saat ini pun bisnisnya masih berjalan dengan
subur.

6. TLR dan SLR

TLR merupakan kepanjangan dari twin-lens reflex, sementara SLR adalah akronim
dari single-lens reflex. Kamera TLR mulai dibuat oleh Franke&Heidecke Rolleiflex
pada tahun 1928, sementara kamera SLR sebagai perkembangan lebih lanjut mulai
diproduksi semenjak tahun 1933, yang pertama kali menggunakan 127 roll film.
Kamera SLR
Contax S – Gambar dari Wikipedia
Kamera TLR dilengkapi dengan dua lensa objektif dengan panjang focal yang sama.
Satu lensa berguna untuk tujuan mengambil gambar, sementara lensa lainnya
berguna untuk menangkap bayangan yang telah masuk ke lensa pertama.
Sementara pada kamera SLR, hanya terdapat satu buah lensa yang sudah
dikombinasikan dengan sensor gambar digital.

Kamera SLR dipopulerkan oleh perusahaan Asahi Optical, yang pertama kali
meluncurkan kamera SLR 35mm yang dinamakan dengan Asahiflex. Pada tahun
1950-an, mulai banyak kamera SLR yang beredar di pasaran, termasuk Canon,
Yashica, dan Nikon.

7. Kamera Analog

Sejarah kamera fotografi selanjutnya sampai pada tahun 1981 saat dimulainya
pembuatan kamera analog, yang teknik pengambilan gambarnya masih bisa
menggunakan film seluloid (klise/film negatif). Yang pertama kali membuat kamera
analog ini adalah Sony Mavica.
Kamera Sony Mavica –
Gambar dari Wikipedia
Pada Olimpiade 1984, pertama kalinya kamera analog yang diproduksi Canon
digunakan untuk memotret Yomiuri Shinbun yang hasilnya kemudian dimuat di surat
kabar Jepang.

Namun seiring perjalanannya, kamera analog kurang mendapat antusias


masyarakat karena biaya penggunaannya yang sangat mahal, serta kualitas gambar
yang kurang baik jika dibandingkan dengan kamera lain. Aplikasi kamera analog
saat ini banyak dipakai untuk kamera CCTV.

8. Kamera Digital

Kamera digital pertama kali dikembangkan oleh Fuji pada tahun 1988, yang
menggunakan kartu memori 16 MB untuk menyimpan data foto yang diambil.

Selanjutnya kamera digital mulai dikenalkan pada masyarakat luas semenjak tahun
1989 oleh Fuji. Pada tahun 1991, dimulailah pemasaran kamera digital Kodak DCS-
100yang beresolusi 1,3 megapiksel dan ditawarkan dengan harga US$ 13.000.
Kamera Kodak DCS 100 – Gambar dari
Wikipedia
Format foto kamera digital mulai beralih menjadi JPEG dan MPEG yang tidak
memakan banyak tempat pada penyimpanan data. Pada tahun 1995, kamera digital
dengan kristal cair di bagian belakang lensa mulai dikembangkan oleh Hiroyuki
Suetaka dengan nama kamera Casio QV-10.

Kamera DSLR mulai ditemukan pada tahun 1999 awal dengan peluncuran Nikon D1
yang berhasil menekan biaya produksi hingga US$ 6.000 saja. Kamera ini mampu
menghasilkan gambar yang sangat baik dan beresolusi tinggi.
Kamera Nikon D1
– Gambar dari Wikipedia
Hingga kini pun kamera DSLR masih banyak digunakan oleh para fotografer dengan
berbagai macam lensa yang bisa dilepas-pasang. Selain itu, secara umum harga
kamera DSLR tidak semahal dahulu. Untuk lebih jelasnya, silakan lihat di 10 kamera
DSLR terbaik 2017 versi kami.

Demikianlah perkembangan kamera fotografi dari masa ke masa. Semoga sejarah


kamera ini menambah pengetahuan Anda di dunia fotografi.

Penulis: NADIRA ALIYA Kategori: Kamera

http://www.foldertekno.com/sejarah-kamera/
2. Cara Kerja Kamera Sederhana
Sekarang kita akan belajar bagaimana cara kerja kamera secara sederhana.

Gambar 4. Cara Kerja Kamera secara Sederhana


1. Pertama kita analogikan melihat pensil di ujung meja tulis. Cahaya
datang dan memantul dari pensil lalu masuk ke badan kamera.

Gambar 5. Cahaya datang dan memantul dari pensil lalu masuk ke


badan kamera
2. Cahaya yang masuk ke kamera lalu mengenai lensa optic ( lensa
convex / lensa cembung ). Lensa ini yang akan memfokuskan cahaya
yang diterima berupa bayangan terbalik kesuatu tempat yang disebut
film.
Gambar 6. Proses pembentukan bayangan
3. Proses kimia terjadi pada saat film terkena cahaya dan membentuk
sebuah pola gambar. Hanya bagian film yang terkena cahaya yang
akan terbakar dan hangus, sedangkan bagian yang lainnya tetap.
Dahulu film dibuat dari lempengan kaca yang bercampur bahan kimia
yang langsung merekam cahaya. Perak dan kapur adalah campuran
pertama kali yang digunakan untuk membuat lempengan tersebut. Tapi
sekarang, film dibuat dari bahan plastik dan dilapisi emulsi garam
perak halida supaya peka menangkap cahaya. Film yang digunakan
untuk foto hitam putih menggunakan satu lapis senyawa garam perak
halida. Sedangkan penggunaan foto berwarna menggunakan minimal 3
lapis.

Gambar 7. Analogi Reaksi Kimia


4. Hasil dari penangkapan film adalah sebuah klise / negatif yaitu
lembaran hitam. Kemudian film dicetak pada kertas foto. Karena
cahaya dapat merusak hasil film yang rentan terbakar sehingga proses
pencetakan atau pencucian dilakukan pada ruang gelap. Berikut adalah
contoh klise yang saat ini sudah hampir tidak dipakai lagi.

Gambar 8. Contoh klise


4.2. Cara Kerja Kamera Digital
Kamera digital adalah piranti yang secara elektronik menangkap gambar
dan menyimpannya dalam memori digital, tidak lagi membutuhkan
bantuan film untuk media hasil jepret. Cara kerja kamera digital terjadi
saat kita menekan tombol shutter.

1. Kita memotret gambar pohon dengan kamera digital. Cahaya gambar


datang dari pohon ke kamera dan mengenai lensa kamera. Tugas lensa
adalah meletakkan bayangan gambar ke arah sensor CCD.
2. CCD ( Charge Coupled Device ) atau dikenal sebagai sensor CCD
ialah sebuah alat yang berfungsi menangkap gambar seukuran kuku
atau anggap saja sebesar micro sd card ponsel selular. CCD
mempunyai banyak titik sensor / grid yang sangat sensitif terhadap
cahaya. Gambar yang dihasilkan akan semakin tinggi resolusinya dan
semakin halus jika mempunyai banyak titik sensor. Semakin besar
jumlah titik sensor berbanding lurus dengan jumlah pixel yang
dihasilkan. Sebuah CCD dapat memiliki jutaan sensor di dalamnya.
Tiap kecerahan warna RGB ( Red Green Blue ) akan disimpan dalam
satu titik sensor. Jadi tugas CCD adalah menangkap sinyal analog /
gambar lalu mengubahnya menjadi sinyal listrik

.
Gambar 10. Charge Coupled Device
3. Proses kompresi format gambar ( contoh : RAW / JPEG ) dilakukan
pada bagian pemrosesan gambar yang mengubah sinyal listrik menjadi
sinyal digital dengan konverter ADC ( Analog/Digital Converters )
4. Setelah gambar diubah menjadi sinyal digital, maka akan diproses oleh
chip processors komputer yang dimiliki setiap kamera. Fitur tambahan
yang diberikan chip berupa software ( firmware ) yang memiliki
kemampuan berbeda-beda tergantung dari produsen kamera digital (
contoh : Casio / Kodak / Canon / Pentax / Olympus ) tersebut.
Software pada kamera juga menentukan hasil akhir gambar yang
dihasilkan. Beberapa fitur yang ada misalnya sephia, black & white,
backlight, white balance, face recognation, anti shake, super steady
shot, vibration reduction, dll.
5. Proses terakhir cara kerja kamera digitaladalah mengirim data digital
tersebut untuk disimpan pada memory card. SD atau CF adalah salah
satu contoh memory card pada kamera digital.
Cara kerja kamera mudah untuk dimengerti, dan hampir semua teknologi
kamera saat ini berawal dari kamera sederhana / konvensional. Saat ini,
untuk mencetak sebuah gambar pada kertas foto tidak menggunakan kertas
film lagi. Banyak orang beralih ke kamera digital. Kamera modern
menggunakan proses elektronik dan menyimpan hasilnya pada sebuah
kartu / memory card. Hasil foto bisa dilihat secara langsung secara digital.
3. PERKEMBANGAN KAMERA DARI MASA KE MASA
Kegiatan yang berkaitan dengan memotret diyakini sudah ada sejak dahulu
kala, bahkan sejak istilah photography itu sendiri ada. Memotret diyakini
sudah ada sejak abad ke 13, namun ada beberapa sumber yang mengatakan
bahwa kegiatan ini sudah ada jauh sebelum abad ke 13. Ketika itu manusia
akan melihat sesuatu dari bilik bangunansebesar rumah gelap yang diberi
lubang sebesar lubang jarumyang disebut pinhole. Bangunan gelap
tersebut disebut camera obscura, dari bahasa latin camera yang artinya
kamar, sedangkan obscura berarti gelap(Audy Mirza Alwi,2004:18).
Pada abad ke 15, terdapat perkembangan dari bentuk kamera tersebut.
Kamera yang sebelumnya membutuhkan ruangan besar, sekarang menjadi
diperkecil seukuran telivisi atau radio. Dengan perubahan bentuk ini,
kamera tersebut dianggap sudah modern pada masanya karena
memudahkan manusia membawanya. Fungsi dari adanya kamera ini
adalah untuk melihat proyeksi bagi seniman yang akan melukis. Seniman
pada masa itu yang memanfaatkan teknologi ini adalah pelukis ternama
sekelas Leonarno da Vinci.

Setelah bentuk camera obscura dipekecil dan mudah dibawa kemana-


mana, ada dua orang peneliti dari Inggris dan Prancis yang ingin meneliti
lebih lanjut mengenai kamera itu. Adalah Louis Dagguerre dan William
Henry Fox Talbot yang melakukan penelitian tersebut. Penelitian yang
dilakukan ditujukan untuk mengetahui apakah proyeksi yang dihasilkan
bisa direkam melalui plat/kertas yang diberi senyawa kimia yang diletakan
di atasnya. Penelitian Dagguerre diperoleh hasil yang kira-kira sama
dengan teknik cetak positif sekarang ini. Hasil penelitiannya ini
disebut daguerreotype.Sementara dari penelitian Talbot diperoleh bahwa
hasil akhir kira-kira sama dengan hasil cetak negatif pada masa sekarang
ini. Dari polemik yang timbul dari dua peneliti inilah akhirnya lahir
istilah photograpy. Istilah ini dikemukakan pertama kali oleh ilmuwan asal
Inggris lainnya, yaitu Sir John Herschell pada tahun 1839. Arti
dari photography sendiri adalah melukis/ menulis dengan cahaya. Kata ini
diambil dari bahasa Yunani yaitu photos yang artinya cahaya
dan graphos yang artinya menulis/melukis.
Terdapat perkembangan dari berbagai jenis kamera sejak masa
ditemukannya kamera pertama. Setiap perkembangan itu selalu diiringi
perubahan baik dari segi bentuk, fungsi dan teknologi. Berikut adalah
perkembangan jenis kamera dari masa ke masa :

1. Daguerreotypes dan Calotypes.


Louis Daguerre dan Joseph Nicéphore Niépce menemukan metode
fotografi praktis pertama, yang bernama Daguerreotype, pada 1836.
Daguerre dilapisi pelat tembaga dengan perak, kemudian tambahkan
dengan uap yodium untuk membuatnya sensitif terhadap cahaya.

Gambar itu dihasilkan oleh uap merkuri dan dengan larutan kuat garam
biasa (natrium klorida). Henry Fox Talbot menyempurnakan proses yang
berbeda, calotype, pada 1840. Kedua kamera yang digunakan sedikit
berbeda dari model yang Zahn, dengan piring peka atau selembar kertas
ditempatkan di depan layar monitor untuk merekam gambar. Berfokus
pada umumnya melalui kotak geser.

3. Dry Plates.
Pelat kering collodion telah ada sejak 1855, berkat karya Désiré van
Monckhoven, hingga sampai ada penemuan baru dari pelat kering gelatin
pada tahun 1871 oleh Richard Leach Maddox dengan kecepatan dan
kualitas lebih baik. Juga, untuk pertama kalinya, kamera bisa dibuat cukup
kecil untuk dipegang tangan, atau bahkan tersembunyi. Ada proliferasi
dari berbagai desain, dari refleks tunggal dan lensa ganda untuk kamera
besar dan kamera genggam.

4. Kodak dan Lahirnya Film.


Penggunaan film fotografi dipelopori oleh George Eastman, dimulai dari
kertas film manufaktur pada 1885 sebelum beralih ke seluloid pada tahun
1889. Kamera pertamanya, yang ia disebut “Kodak,” pertama kali
ditawarkan untuk dijual pada tahun 1888. Itu adalah kotak kamera yang
sangat sederhana dengan lensa fixed-focus dan kecepatan rana tunggal,
dengan harga yang relatif rendah.
Pada tahun 1900, Eastman mengambil pasar massal fotografi satu langkah
lebih jauh dengan Brownie, kotak kamera sederhana dan sangat murah
yang memperkenalkan konsep snapshot.

5. Compact Camera dan Canon.


Oskar Barnack, yang bertanggung jawab atas penelitian dan
pengembangan di Leitz, memutuskan untuk menyelidiki dengan
menggunakan 35 mm film cine untuk kamera dalam percobaannya untuk
membangun sebuah kamera kompak yang mampu membuat pembesaran
berkualitas tinggi.

Dia membangun prototipe kamera 35 mm nya (Ur-Leica) sekitar tahun


1913, meskipun pengembangan lebih lanjut ditunda selama beberapa tahun
akibat Perang Dunia I. Leitz diuji pasarkan antara tahun 1923 dan 1924.
Kamera tersebut memperoleh respon sangat baik dari para konsumen
sehingga para pesaing pun mulai bermunculan salah satunya adalah Canon
yang dibuat oleh Jepang.

Pada tahun 1936 Canon 35 mm menjadi saingan berat, sebuah versi


perbaikan dari prototipe Kwanon 1933. Kamera Jepang ini mulai menjadi
populer di Barat setelah veteran Perang Korea dan tentara ditempatkan di
Jepang membawanya kembali ke Amerika Serikat dan di beberapa tempat
lain.

6. TLRs, SLRs dan Nikon.


Kamera pertama dengan refleks praktis dibuat oleh Franke & Heidecke
Rolleiflex media dengan nama TLR tahun 1928. Meskipun secara single
twin-lens reflex kamera ini tersedia selama beberapa dekade, dengan
kepopuleran yang cukup lama.
Sebuah revolusi serupa di desain SLR dimulai pada tahun 1933 dengan
pengenalan Ihagee Exakta, SLR kompak yang digunakan 127 rollfilm. Hal
ini diikuti tiga tahun kemudian oleh penemu barat pertamakali dengan
SLR menggunakan film 35mm, yang Kine Exakta.

Pada tahun 1952 Asahi Optical, perusahaan yang kemudian menjadi


terkenal untuk kamera Pentax memperkenalkan SLR Jepang pertama
menggunakan film 35mm, yang disebut Asahiflex. Beberapa pembuat
kamera Jepang lainnya juga memasuki pasar SLR pada 1950-an, termasuk
Canon, Yashica, dan Nikon.

Nikon masuk pasaran dengan nama Nikon F, denga kualitas hasil potret
yang sanga baik dan membuatnya populer. Seri F bersama dengan seri
sebelumnya S dari kamera pengintai tersebut membuat reputasi Nikon
sebagai pembuat peralatan profesional berkualitas.

7. Kamera Analog.
Kamera analog mulai muncul pada tahun 1981 dari Sony Mavica
(Magnetic Video Camera). Ini adalah kamera analog, yang mencatat sinyal
pixel terus menerus, sebagai mesin rekaman video.

Kamera elektronik Analog berikutnya ditahun 1986 adalah Canon RC-701.


Canon pertama kali menjadi kamera untuk memotret Olimpiade 1984,
mencetak foto Yomiuri Shinbun, dalam surat kabar Jepang. Di Amerika
Serikat, publikasi pertama yang menggunakan kamera ini untuk reportase
nyata dalam USA Today, untuk pertandingan Bisbol World Series.

Namun ternyata kamera analog kurang mendapat respon baik karena


beberapa faktor seperti biaya mahal (hingga US $ 20.000), kualitas gambar
yang buruk dibandingkan dengan film, dan kurangnya printer terjangkau
berkualitas.
Kamera elektronik analog pertama dipasarkan ke konsumen mungkin
Canon RC-250 Xapshot pada tahun 1988. Sebuah kamera analog terkenal
diproduksi pada tahun yang sama adalah Nikon QV-1000C, dirancang
sebagai kamera pers dan tidak ditawarkan untuk dijual kepada pengguna
umum, yang dijual hanya beberapa ratus unit. Dapat merekam dalam skala
abu-abu, dan kualitas di cetak surat kabar sama dengan kamera film.
Dalam penampilan itu mirip digital single-lens reflex kamera modern.
Gambar yang disimpan pada disket video.

1.Kamera Format Besar


Disebut kemera format besar karena ukuran dari kamera ini memang
besar. Ukurannya kira-kira setara dengan kamera pada masa Leonardo da
Vinci yaitu sebesar televisi atau radio. Kamera ini menggunakan film
dalam ukuran besar dan berupa lembaran bukan dalam bentuk gulungan.
Karena ukurannya yang amat besar ini, kamera ini digunakan hanya untuk
membidik objek yang tidak banyak bergerak. Kaca pembidik terletak di
belakang kamera. Fungsinya adalah untuk melihat objek dan tempat untuk
meletakan film saat memotret. Hasil foto dari kamera format besar sangat
bagus dan tajam. Ukurannya foto yang dihasilkan bisa dibesarkan hingga
seukuran papan reklame tanpa mengurangi kualitas dan mutu gambar.
Jenis kamera ini sering juga disebut view camera.
Beberapa dasawarsa pada awal fotografi, pembesaran foto sulit dilakukan
dan mahal. Hasilnya pun terkadang tidak memuaskan, hasilnya hanya
gambaran yang serba kabur. Banyak pemotret yang menggunakan kamera
besar. Dan selalu saja kamera yang lebih besar dibuat bila ada permintaan
untuk membuat foto yang semakin besar. Salah satu kamera yang amat
besar adalah yang dibuat oleh C. Thurston Thompson, seorang fotografer
Inggris pada tahun 1858. Spesialisasi Thompson adalah membuat foto
reproduksi karya seni. Kamera Thompson panjangnya sekitar 3,6 meter
untuk membuat foto sebesar 91 cm persegi. Namun kamera terbesar dibuat
di Amerika Serikat sekitar tahun 1900 dan dinamakan “the Mammoth”.
Kamera ini dirancang untuk para pejabat perusahaan kereta api “Chicago
and Alton Railroad Company” yang bermaksud membuat satu foto yang
sempurna dari kereta api mewah mereka yang baru. Setelah tugas itu
selesai, nasib kamera Mammoth mirip makhluk prasejarah yang namanya
digunakan. Kamera itu lenyap tak pernah dibuat lagi, korban dari
kebesaran ukurannya yang membuatnya serba kaku untuk dipindah-
pindah.

2.Kamera Format Sedang


Kamera jenis ini merupakan perkembangan dari kamera format besar.
Perubahan yang paling menonjol jika dibandingkan dengan kamera
sebelumnya adalah pada bentuknya yang lebih kecil. Hal ini menyebabkan
semakin mudahnya kamera dibawa kemana-mana. Film yang digunakan
juga berukuran lebih kecil. Selain itu film juga tidak dalam bentuk
lembaran lagi, namun sudah dalam bentuk roll atau gulungan. Tempat
bidikan juga mengalami perubahan yaitu diletakan di atas kamera. Film
yang sebelunya dijadikan satu dengan tempat bidikan tetap ditempatkan
sendiri di belakang kamera. Terdapat perubahan pula dari segi cermin
refleksi. Jika kamera sebelumnya masih belum ada, pada kamera jenis ini
sudah ada. Proyeksi lensa tidak terbalik melainkan terlihat apa adanya
seperti mata melihat langsung.

3.Kamera format kecil (SLR-35mm)


Kamera ini merupakan perkembangan selanjutnya dari kamera-kamera
sebelumnya. Bentuk dari kamera ini lebih kecil dan film yang digunakan
berformat film bioskop 35mm. Kamera ini dibuat dengan menggunakan
sistem pencari ketajaman range finder, yaitu menggabungkan dua proyeksi
lensa dari objek yang diabadikan. Oleh karena itu kamera ini disebut
kamera range finder. Untuk memudahkan mencari ketajaman, dibuat
penta prisma di bagian atas kamera. Penta prisma sendiri adalah lima
cermin berbentuk prisma yang berfungsi merefleksikan kembali mirror ke
kaca pembidik. Kamera SLR-35mm adalah kamera yang banyak
digunakan baik untuk pemotretan dalam maupun luar studio. Pada masa
sekarangpun format kamera ini masih digunakan di beberapa kamera
digital
4.Kamera istimewa
Melihat namanya yang memakai istilah istimewa, kamera ini memang
memiliki keistimiwaan cara kerja yang berbeda dengan kamera lainnya.
Kamera ini tidak mengunakan tombol kecepatan dan diafragma. Para
fotografer tinggal mengklik tombol kamera dan foto akan jadi. Kamera ini
juga tidak mempunyai fokus karena sudah dirancang sedemikian rupa
untuk mengatur fokus di berbagai jarak. Hasilnya adalah gambar yang
tajam kecuali pada jarak kurang dari satu meter. Beberapa contoh dari
kamera jenis ini adalah kamera saku, kamera bawah air, kamera langsung
jadi, kamera kedokteran dan sebagainya.

4.1. Kamera Polaroid

Kamera jenis ini memakai lembaran polaroid yang langsung memberikan


gambar positif sehingga pemotret tidak perlu melakukan proses cuci cetak
film.

4.2. Kamera Saku

Jenis yang paling populer digunakan masyarakat umum. Lensa utama tak
bisa diganti,umumnya otomatis atau memerlukan sedikit penyetelan
Cahaya yang melewati lensa langsung membakar medium. Kelemahan
film ini adalah gambar yang ditangkap oleh mata akan berbeda dengan
yang akan dihasilkan film, karena ada perbedaan sudut pandang jendela
pembidik (viewfinder) dengan lensa.
5.Kamera Advance Photo System
Ciri utama dari kamera ini adalah film yang digunakan sama dengan film
kamera 35 mm. Perbedaan yang ada hanya pada ukuran film ynag lebih
kecil, begutu pula dengan bentuk kameranya. Hasil kamera advance photo
system(APS) berbeda dengan hasil foto kamera 35 mm. Jika kamera 35
mm berupa negatif dan untuk memperoleh hasil positifnya harus dicetak
maka hasil foto kamera APS hanya positif saja. Tetapi hasil foto itu tidak
ditaruh dalam bingkai-bingkai kecil seperti halnya film positif(slide)
kamera 35 mm, melainkan digulung kembali dalam wadahnya. Hasil foto
kamera APS ini terbilang sangat bagus karena film terlindungi dalam
kaset. Namun kekurangannya adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk
kamera dan film relatif mahal.

6.Kamera Digital
Kamera ini adalah perkembangan jenis kamera paling mutakhir dan masih
digunakan sebagai ujung tombak dalam hal fotografi. Keutamaan dari
kamera ini adalah adanya memory penyimpanan dalam bentuk digital yang
terbuat dari unsur kimia. Data digital mudah dipindahkan dan bisa memuat
banyak foto. Cara kerja kamera ini ada pada CCD yang menyerap cahaya
dari objek yang dibidik. Disini cahaya diubah menjadi titik-titik yang
jumlahnya mencapai ribuan, bahkan jutaan. Titik itu kemudian
membentuk suatu foto. Jika titik yang didapat banyak dan rapat, maka
gambar akan bagus dan padat, begitu juga sebalinya. Jumlah titik ini
ditentukan oleh resolusi kamera.

Kamera jenis ini merupakan kamera yang dapat bekerja tanpa


menggunakan film. Si pemotret dapat dengan mudah menangkap suatu
objek tanpa harus susah-susah membidiknya melalui jendela pandang
karena kamera digital sebagian besar memang tidak memilikinya. Sebagai
gantinya, kamera digital menggunakan sebuah layar LCD yang terpasang
di belakang kamera. Lebar layar LCD pada setiap kamera digital berbeda-
beda.
Sebagai media penyimpanan, kamera digital menggunakan internal
memory ataupun external memory yang menggunakan memory card.
Jika kita memperhatikan perubahan jenis kamera dari yang paling
sederhana hingga yang paling modern, maka terdapat perubahan dalam
alat teknologi fotografi. Namun pada dasarnya, prinsip fotografi tetap
sama. Perubahan yang tampak sederhana ini membawa dampak teknis
yang besar di kehidupan masa kini.

https://romirpti.wordpress.com/2014/12/15/perkembangan-kamera-dari-zaman-dahulu-sampai-
sekarang/

Anda mungkin juga menyukai