Anda di halaman 1dari 96

Buku Pedoman KKN

ABCD
Asset Based Community Development
UIN KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER
Buku Pedoman KKN

ABCD
Asset Based Community Development
UIN KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER

Lembaga Penelitian dan Pengabdian


kepada Masyarakat (LP2M)
UIN KH. Achmad Siddiq Jember
BUKU PEDOMAN KKN ABCD
(Asset Based Community Development)
UIN KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER

Tim Penyusun
Pengarah : Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., M.M.
Penanggung Jawab : Prof. Dr. H. Miftah Arifin, M.Ag.
Dr. H. Mustajab, M.Pd.I
Ketua Pelaksana : Haryu, M.Si.
Sekretaris : Dr. Zainal Anshari, M.Pd.I.
Anggota : Aprilya Fitriani, M.M.
M.F. Hidayatullah, S.H.I., M.S.I.
Moh. Fathoni, M.A.
Muhammad Ridwan Arif, M.Pd.
Nasobi Niki Suma, M.Sc.
Putri Kamilatul Rohmi, S.E.Sy., M.E.
Siti Sariroh, M.H.
Yuli Indarti S.KM., M.Kes.
Layout Isi & Cover : Moh. Fathoni, M.A.

ISBN :
Cetakan Pertama, 2021
xii+80 hlm, 176 x 250 mm (B5)

Diterbitkan oleh

LP2M UIN KHAS Jember


Alamat : Jl. Mataram No. 1 Mangli, Kaliwates, Jember, Jawa Timur
Telp. 0331-487550 Fax. 0331-427005,
Website : www.iain-jember.ac.id
Kata Pengantar

REKTOR UIN
KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER

Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji bagi Allah Swt., yang telah mencurahkan rahmat-Nya
sehingga buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata (KKN) ABCD yang di-
susun oleh LP2M UIN KH. Achmad Siddiq Jember dapat dijadikan
guideline, baik oleh para mahasiswa maupun Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL), dalam pelaksanaan KKN tahun 2021 ini.
KKN merupakan perwujudan nyata dari Tri Dharma Perguruan
Tinggi, khususnya pada aspek pengabdian kepada masyarakat, yang
juga menjadi bagian dari visi dan misi UIN KH. Achmad Siddiq
Jember sebagai perguruan Tinggi Agama. Sebagai salah satu bentuk
pengabdian kepada masyarakat, KKN memiliki posisi strategis, baik
dalam aspek kepentingan akademis maupun kepentingan masyarakat.
Oleh karena itu, UIN KH. Achmad Siddiq Jember dituntut secara
terus-menerus meningkatkan peran strategisnya di masyarakat. Apa-
lagi, UIN KH. Achmad Siddiq Jember baru mengalami transformasi
kelembagaan dari IAIN Jember. Jadi, sudah barang tentu, program
pengabdian kepada masyarakat melalui program KKN merupakan
sarana penting dalam mewujudkan peran tersebut. Maka dari itu,
program KKN sudah seharusnya dikembangkan secara dinamis dan

v
KATA PENGANTAR REKTOR UIN KH.ACHMAD SIDDIQ JEMBER

responsif terhadap tuntutan dan kebutuhan yang berkembang di


tengah-tengah masyarakat. Lembaga Penelitian dan Pengabdian ke-
pada Masyarakat (LP2M), dengan demikian, bisa memainkan peran
dengan baik dan menjawab tantangan tersebut dengan membuka
seluas-luasnya kerja sama dengan semua pihak, khususnya dengan
masyarakat, dalam rangka peningkatan kualitas program-program
pengabdian kepada masyarakat.
Akhir kata, buku Pedoman KKN ABCD ini dapat dijadikan se-
bagai acuan bersama, sehingga tujuan KKN itu sendiri betul-betul
menjadi cermin dari pengembangan ilmu pengetahuan yang lahir
dari proses pendidikan dan pengajaran serta penelitian. Semoga ber-
manfaat, selamat ber-KKN.

Jember, 24 Juni 2021


Rektor UIN KH. Achmad Siddiq Jember,

Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., M.M.


NIP. 19660322 199303 1 002

vi
Kata Pengantar

KETUA LP2M
UIN KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER

Bismilllahirrahmanirrahim,
Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Swt. karena
berkat limpahan taufik, hidayah, serta inayah-Nya, akhirnya buku
Pedoman Kuliah Kerja Nyata (KKN) ABCD ini dapat dirampungkan.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Saw. yang telah melakukan perubahan mendasar, dari
akhlak madzmumah menuju akhlak mahmudah, dari ketertinggalan
menuju kemajuan, dari kegelapan menuju terang-benderang.
Buku Pedoman KKN ABCD ini bermaksud untuk memberikan
arah dan bahan acuan bagi para mahasiswa dan Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL) dalam pelaksanaan KKN berbasis Asset Based Com-
munity Development (ABCD). Kehadiran buku ini setidaknya akan
dapat memudahkan bagi mahasiswa peserta KKN dalam menjalan-
kan program bersama masyarakat, selain sebagai arah untuk mela-
kukan pembimbingan oleh DPL terhadap mahasiswa.
Buku ini berisi panduan praktis sehingga bahasa yang ditam-
pilkan bersifat operasional dengan narasi sederhana sehingga DPL
dan mahasiswa dapat mengikuti model pelaporan dan sistematika
penulisan laporan dengan mudah. Kami terbuka untuk kritik dan

vii
KATA PENGANTAR KETUA LP2M UIN KH.ACHMAD SIDDIQ JEMBER

saran yang konstruktif untuk perbaikan buku Pedoman KKN ABCD


ini. Semoga buku ini dapat membawa manfaat dan barokah bagi kita
semua, serta dapat menjadi amal jariyah kita. Amin.

Jember, 24 Juni 2021

Ketua LP2M
UIN KH. Achmad Siddiq Jember

Dr. H. Mustajab, M.Pd.I.


NIP. 197409052007101000

viii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar Rektor .................................................................... v


Kata Pengantar Ketua LP2M .......................................................... vii
Daftar Isi ........................................................................................... ix
Daftar Tabel dan Format Penulisan ............................................... xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran .................................................................. 3
B. Orientasi dan Langkah-Langkah ....................................... 7
C. Nama dan Status .................................................................. 8
D. Landasan .............................................................................. 9
E. Sifat dan Tujuan ................................................................... 10
F. Sasaran dan Manfaat ........................................................... 11
G. Misi dan Target .................................................................... 13

BAB II PELAKSANAAN DAN EVALUASI


A. Tahap Persiapan .................................................................. 17
B. Peserta KKN ........................................................................ 18
C. Pembekalan .......................................................................... 20
D. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) ............................... 23
E. Evaluasi dan Penilaian ........................................................ 23

ix
DAFTAR ISI

BAB III MODEL KKN ABCD


A. Landasan Konsep dan Prinsip ABCD ............................... 31
1. Konsep ABCD ............................................................... 31
2. Prinsip ABCD ................................................................ 32
B. Pemetaan Aset ..................................................................... 38
1. Aset Individu ................................................................. 40
2. Aset Sosial ...................................................................... 41
3. Aset Fisik ........................................................................ 43
4. Aset Sumber Daya Alam .............................................. 44
5. Aset Agama dan Budaya ............................................... 45
6. Aset Ekonomi ................................................................ 47
C. Tahapan Pelaksanaan dalam Pendekatan ABCD ............ 49
D. Monitoring dan Evaluasi .................................................... 53
1. Definisi ........................................................................... 53
2. Tujuan ............................................................................. 55
3. Metode Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi .......... 55
4. Pihak yang Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi . 56
5. Instrumen Monitoring dan Evaluasi dalam KKN
ABCD ............................................................................. 57

BAB IV FORMAT LAPORAN


A. Ketentuan Umum ................................................................ 63
B. Penulisan Laporan KKN ABCD ......................................... 64
1. Format Penulisan Laporan Pengabdian Kolaboratif . 65
2. Format Penulisan Laporan Individu ........................... 72
3. Format Penulisan Artikel Pengabdian ....................... 72

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 79

x
DAFTAR TABEL & FORMAT PENULISAN

Tabel 1. Tahapan Pelaksanaan KKN ABCD Selama 4 Minggu .... 51


Table 2. Checklist Evaluasi oleh Mahasiswa dan Masyarakat ter-
hadap Perubahan yang Dicapai ......................................... 58
Tabel 3. Checklist Evaluasi oleh DPL terhadap Mahasiswa Peserta
KKN ...................................................................................... 59
Tabel 4. Lembar Rekapitulasi Nilai Akhir Mahasiswa Peserta
KKN ...................................................................................... 60

Outline Format Penulisan Laporan Pengabdian Kolaboratif ....... 65


Format Halaman Judul Laporan Pengabdian Kolaboratif ............ 68
Format Lembar Pengesahan Laporan Pengabdian Kolaboratif .. 69
Daftar Hadir (Presensi) Mahasiswa Peserta KKN ......................... 70
Fieldnote Kegiatan Mahasiswa Peserta KKN ................................ 71
Outline Format Penulisan Artikel Pengabdian KKN .................. 73

xi
BAB I
Pendahuluan
Bab 1
PENDAHULUAN

A. DASAR PEMIKIRAN
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) dituntut untuk se-
makin aktif terlibat dan melibatkan diri dalam proses-proses peru-
bahan sosial di tanah air menuju terwujudnya tatanan kehidupan
sosial yang demokratis, sejahtera dan berkeadilan. Keadilan, kese-
jahteraan, dan kebebasan dalam berbagai aspek kehidupan secara
dominan masih dinikmati oleh segelintir orang atau kelompok sosial
tertentu saja. Sementara, masyarakat secara mayoritas justru meng-
alami keterpurukan, peminggiran, dan ketidakberdayaan di hadapan
sistem atau struktur sosial yang kapitalistik. PTKI sebagai bagian dari
masyarakat akademik harus memiliki komitmen moral untuk dapat
berperan aktif dalam mendorong transformasi sosial yang berpihak
pada pembelaan mereka yang terlempar atau dilemparkan oleh relasi
yang timpang.
Komitmen tersebut merupakan bagian dari implementasi tri
dharma perguruan tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat.
Harus diakui bahwa pelaksanaan tri dharma di PTKI masih menitik-
beratkan pada dua dharma lainnya, yakni pendidikan pengajaran
dan penelitian. Sementara dharma pengabdian relatif kurang men-
dapatkan perhatian proporsional dari civitas akademika. Padahal,

3
BAB 1 PENDAHULUAN

dharma pengabdian mempunyai peran strategis pula dalam proses


transformasi sosial. Sebab, melalui dharma pengabdian inilah PTKI
bersinggungan secara langsung dengan masyarakat.
PTKI tidak hidup di ruang hampa, tidak pula berdiri di menara
gading. Ia lahir dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Inte-
grasi PTKI dan masyarakat diharapkan dapat melahirkan gerak peru-
bahan sosial yang teroganisir, sistemik dan berkesinambungan sesuai
dengan pertanggungjawaban moral-akademis. Sartono Kartodirdjo
mengatakan, “Pemberontakan kaum tani dalam sejarahnya, abad 19
dan 20, selalu kalah.” Sajogyo (2011: 83) mengoreksi dan menambah-
kan, “Jika tidak dibantu kaum terpelajar.”
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) KH.
Achmad Siddiq Jember menggunakan Asset Based Community Deve-
lopment (ABCD) sebagai pendekatan pengabdian. Pilihan pendeka-
tan ini diorientasikan pada: 1) integrasi tri dharma perguruan tinggi
sekaligus, yakni aspek pendidikan dan pengajaran, penelitian dan
pengabdian masyarakat; 2) penguatan aspek metodologis baik dosen
pembimbing maupun mahasiswa; 3) proses belajar dan bekerja ber-
sama masyarakat; 4) upaya menggali potensi dan problem serta aksi
resolutif atas problem tersebut secara partisipatif; 5) memfungsikan
mahasiswa sebagai fasilitator dan katalisator (sumber ide perubahan),
bukan sekadar operator perubahan sosial; 6) masyarakat dijadikan
sebagai subjek bukan objek; 7) hasilnya berupa analisis-analisis kritis
terhadap masalah-masalah sosial dan keagamaan yang dapat diper-
tanggungjawabkan secara akademik sehingga dapat menumbuhkan
kesadaran kritis dan perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat.
Pendekatan ini bukan sekadar memilih tetapi melalui berbagai
kajian. Beberapa pertimbangan yang mendasari pilihan tersebut di
antaranya adalah:
1. KKN bukan kegiatan insidental, sporadis, dan sektoral, melain-
kan upaya terorganisir, sistematis, dan berkelanjutan.

4
PEDOMAN KKN ABCD

2. KKN harus ditempatkan pada perspektif pemberdayaan masya-


rakat (terutama terhadap kaum dzu’afaa) menuju transformasi
sosial.
3. KKN menjadi proses pembelajaran dalam mengatasi masalah-
masalah dan pemenuhan kebutuhan praktis masyarakat, dalam
produksi ilmu pengetahuan umat, dan proses perubahan sosial
keagamaan.
4. KKN sebagai sarana membangkitkan kesadaran kritis secara
kolektif tentang adanya belenggu-belenggu ideologi globalisasi
neo-liberal dan belenggu paradigma keagamaan normatif yang
menghambat proses transformasi sosial-keagamaan.
5. KKN diposisikan dan menjadi bagian dari upaya transformasi
sosial keagaman.
6. KKN menjadi media refleksi dan pendidikan keberagamaan
masyarakat di mana Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam,
dan oleh karena itu harus menjadi budaya (sistem berpikir dan
bertindak) masyarakat.

Penguatan aspek metodologi KKN yang bersifat kritis-partisi-


patoris didasarkan pada: 1) kecenderungan perubahan global, 2)
kecenderungan perubahan nasional, dan 3) situasi praktik keberaga-
maan masyarakat selama ini.
Kecenderungan perubahan global dapat dideteksi dari hal-hal
sebagai berikut. Pertama, semakin kuatnya paradigma pembangunan
mainstream yang struktur dasarnya adalah “pertumbuhan ekonomi”
dan “modernisasi” yang dibangun di atas akar budaya “materialistik”,
“konsumtif ”, “hedonistik”, “persaingan” dan “eksploitasi tanpa batas”,
atau “keserakahan” demi akumulasi kapital yang tanpa batas pula.
Kedua, semakin kuatnya praktik neo-liberalisme yang mewu-
jud dalam bentuk pasar bebas hambatan (kapital, barang dan jasa),
penghapusan subsidi sosial, deregulasi, privatisasi perusahaan negara

5
BAB 1 PENDAHULUAN

(bank, rumah sakit, telekomunikasi, kereta api, jalan tol, air bersih,
listrik, minyak bumi, dan lainnya), dijadikannya barang publik men-
jadi barang komersial, yang hanya menguntungkan bagi kekuatan
kapital global.
Ketiga, dampak yang ditimbulkan adalah kemiskinan semakin
meluas, kerusakan lingkungan, konflik budaya, konflik perebutan
sumber daya, menurunnya kualitas kehidupan manusia, dan semakin
terancamnya keberlangsungan kehidupan manusia.
Kecenderungan perubahan nasional dapat diamati melalui indi-
kator sebagai berikut.
1. Semakin melemahnya situasi negara dalam melindungi dan me-
layani hak-hak rakyat, terutama rakyat lemah (powerless).
2. Masa transisi politik dan demokrasi, masih sangat kental dengan
nuansa formalisme dan pragmatisme politik.
3. Meluasnya konflik sosial budaya dan perebutan sumber daya.
4. Merebaknya korupsi, kolusi dan nepotisme.
5. Memudarnya komitmen moral, etika politik dan keteladanan.
6. Rendahnya kualitas kepemimpinan nasional dan daerah, dan
memudarnya kepercayaan publik terhadapnya, termasuk kepada
pimpinan agama.
7. Lambatnya perubahan perilaku birokrasi, dan buruknya pela-
yanan publik.
8. Semakin besarnya pengangguran.
9. Lemahnya supremasi hukum.
10. Tingginya tingkat kejahatan terhadap badan dan barang.
11. Tidak jelasnya arah otonomi daerah.
12. Rusaknya dan semakin terbatasnya daya dukung lingkungan.

Sedangkan situasi praktik keberagamaan masyarakat selama ini


dapat diamati sebagai berikut.

6
PEDOMAN KKN ABCD

1. Praktik keberagamaan masyarakat secara individual maupun


kolektif, masih sangat kental dengan nuansa tekstual, simbolik
(ritual), belum mampu memberikan inspirasi dan pencerahan
terhadap konteks problem kehidupan sosial masyarakat.
2. Praktik keberagamaan masyarakat belum mampu menciptakan
komitmen moral yang kuat sebagai landasan penyelesaian atas
problema kehidupan sosial umat.
3. Kuatnya paradigma normatif dalam keilmuan islam dan sangat
terbatasnya kajian-kajian kritis sosial-keagamaan, menyebabkan
rendahnya produksi ilmu pengetahuan sosial-keagamaan yang
emansipatoris.
4. Lemahnya peran strategis lembaga-lembaga pendidikan Islam
dalam melakukan pencerahan dan perubahan sosial transfor-
matif.

B. ORIENTASI DAN LANGKAH-LANGKAH


Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan upaya untuk melakukan
transformasi sosial dan terlibat bersama-sama masyarakat. Adapun
langkah-langkah konkret yang perlu ditempuh dalam mewujudkan
orientasi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mengkaji keadaan desa secara umum, yaitu melakukan peng-
kajian mengenai peta wilayah desa (geografis), keadaan sosial-
ekonomi, sosial-politik, sosial-budaya, serta rekonstruksi sejarah
desa.
2. Mengkaji keadaan desa secara topikal, yaitu melakukan pengka-
jian secara mendalam tentang problem sosial keagamaan dengan
mengaitkan problematika dan potensi desa pada umumnya.
3. Membuat planing secara partisipatif, yaitu menyusun perenca-
naan bersama masyarakat sesuai dengan problem yang ditemu-
kan.

7
BAB 1 PENDAHULUAN

4. Melakukan aksi-aksi, yaitu upaya untuk memecahkan problem


sosial-keagamaan bersama masyarakat sesuai dengan kebutuhan
yang mereka hadapi.
5. Melakukan Refleksi, yaitu upaya-upaya pengkajian desa dengan
monitoring dan evaluasi secara topikal dan aksi-aksi untuk pe-
mecahan problema sosial-keagamaan bersama masyarakat.

Sedangkan kegiatan-kegiatan yang berjalan di masyarakat seperti


gotong-royong, ronda malam, kegiatan pengajian-zikir-tahlil-yasinan,
pembenahan administrasi desa di kantor kelurahan, dan lainnya,
merupakan hal yang tidak terpisahkan dari proses analisis situasi
dalam pendekatan ABCD. Kegiatan ini merupakan sarana untuk
mengenali masyarakat dan memahami problema sosial yang dihadapi
secara partisipatif (mengalir sedemikian rupa). Dari proses seperti itu,
tujuan yang hendak dicapai adalah upaya ke arah perubahan sosial
yang dimulai dari proses penyadaran hingga tercapainya kemandi-
rian. Indikasinya adalah masyarakat mampu mengatasi problema
sosial yang dihadapinya selama ini.

C. NAMA DAN STATUS


Kegiatan ini bernama Kuliah Kerja Nyata Asset Based Community
Development (KKN ABCD). Hal ini mengandung pengertian bahwa
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan intrakurikuler yang
memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengabdi
dengan melibatkan masyarakat secara partisipatoris. Dalam konteks
ini, KKN yang dilakukan oleh mahasiswa bukan diorientasikan untuk
kegiatan-kegiatan seperti mengajar masyarakat, memberi bantuan
dan santunan dalam bentuk fisik kepada masyarakat, melainkan lebih
ditekankan pada proses pemberdayaan masyarakat (social empower-
ment) sesuai dengan kompetensi keilmuan mahasiswa. Memberdaya-
kan masyarakat berarti proses pencarian (research) yang dilakukan

8
PEDOMAN KKN ABCD

mahasiswa bersama masyarakat untuk mencari jalan terbaik dalam


penyelesaian persoalan (problem solving) yang mereka hadapi. Maha-
siswa melakukan tugas pendampingan terhadap apa yang dibutuh-
kan oleh masyarakat dalam menghadapi problem sosial yang ada di
tengah-tengah mereka.
KKN Partisipatoris merupakan kegiatan intrakurikuler yang ter-
struktur dan terjadwal yang berbobot 4 SKS. Kegiatan ini menjadi
salah satu syarat bagi mahasiswa untuk menyelesaikan Program Strata
Satu (S-1) yang penilaiannya dilakukan secara individual dan kelom-
pok dengan menggunakan prinsip-prinsip ABCD.

D. LANDASAN
Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini dilaksanakan berdasarkan lan-
dasan sebagai berikut:
1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indo-
nesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 158 Tahun
2012, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5336);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyeleng-
garaan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor16,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500);
4. Peraturan Presiden Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan
dan Organisasi Kementerian Negara;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005
tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;

9
BAB 1 PENDAHULUAN

6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan;
7. Peraturan Menteri Agama Nomor 55 Tahun 2014 tentang Peneli-
tian dan Pengabdian kepada Masyarakat;
8. Keputusan Presiden RI Nomor 142 Tahun 2014 tentang Peruba-
han STAIN Jember menjadi IAIN Jember.
9. Keputusan Menteri Agama RI Nomor B.II/3/01151.1 Tahun 2015
tentang Pengangkatan Rektor IAIN Jember.
10. Peraturan Presiden RI Nomor 44 Tahun 2021 tentang Perubahan
IAIN Jember menjadi UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
11. Surat Pagu Anggaran LP2M UIN KH. Achmad Siddiq Jember
Nomor B-1715/In.20/KU.01.1./IV/2021
12. Keputusan Rektor UIN KH. Achmad Siddiq Jember tentang Pem-
bentukan Panitia Pelaksana KKN Partisipatoris Tahun 2021.

E. SIFAT DAN TUJUAN


Kuliah Kerja Nyata (KKN) ABCD ini bersifat untuk belajar,
mengkaji dan/atau meneliti dan mengabdi, yang diwujudkan dalam
bentuk:
1. Mengenali, memahami, dan menghayati dinamika sosial dengan
ikut serta/terlibat secara langsung dalam kehidupan masyarakat.
2. Bersama masyarakat mengidentifikasi dan memetakan berbagai
permasalahan sosial dan berusaha mencari akar permasalahan-
nya, baik secara struktural maupun kultural.
3. Bersama masyarakat mencari solusi pemecahan dan menyusun
rencana aksi untuk mengatasi permasalahan yang dianggap kru-
sial dan mendesak untuk segera diselesaikan, dengan memper-
timbangkan sumber daya yang tersedia.

10
PEDOMAN KKN ABCD

Berdasarkan sifat tersebut, maka KKN ini dilaksanakan dengan


tujuan sebagai berikut:
1. Melatih penalaran, kepekaan, dan keterampilan mahasiswa dalam
bidang riset aksi untuk bersama-sama masyarakat mengidentifi-
kasi, memetakan, dan menganalisis dan mencari solusi problema
sosial yang dihadapi masyarakat, melakukan minimal pemetaan
dan analisis masalah.
2. Mendialogkan sekaligus mentransformasikan kerangka berpikir
teoretis-akademis dalam realitas kehidupan sosial yang nyata.
4. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk belajar secara
langsung dalam menghadapi berbagai persoalan kompleks, mela-
lui proses partisipatoris sehingga dapat membantu masyarakat
menemukan cara menghadapi problem sosial yang terjadi.
5. Mengembangkan potensi mahasiswa sesuai bidang keilmuannya
ke arah peningkatan kemampuan dalam profesinya yang dilak-
sanakan secara mandiri dan kolektif.

F. SASARAN DAN MANFAAT


Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) diharapkan dapat mem-
berikan manfaat pada masyarakat, pemerintah, mahasiswa dan UIN
KH. Achmad Siddiq Jember.

1. Bagi Masyarakat
a. Masyarakat memperoleh bantuan tenaga dan pikiran untuk me-
ningkatkan cara bserpikir, pengetahuan, dan keterampilannya,
sehingga dapat menumbuhkan potensi sumber daya dan selan-
jutnya berkembang secara mandiri.
b. Terbentuknya kemampuan dan partisipasi masyarakat di dalam
pembangunan sehingga upaya pembangunan yang berkelanju-
tan khususnya pembangunan di bidang agama dapat terjamin.

11
BAB 1 PENDAHULUAN

c. Memahami bahwa program Kuliah Kerja Nyata adalah bagian


dari pembangunan bidang pendidikan perguruan tinggi dalam
sektor pengabdian masyarakat.
d. Mendapatkan peningktana cara berpikir secara terprogram den-
gan langkah yang sejalan dengan program pembangunan secara
inovatif dan konstruktif.
e. Memahami keberadaan kader-kader bangsa terdidik yang akan
menjadi penerus pembangunan.
f. Memperoleh syiar Islam dalam keghidupan yang damai, rukun,
dan sejahtera dalam wilayah RI berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.

2. Bagi Pemerintah
a. Membantu mempercepat proses pembangunan yang dilaksana-
kan oleh pemerintah antara lain dalam meningkatkan sumber
daya manusia.
b. Membuka akses kemitraan dan komunikasi timbal balik antara
perguruan tinggi dengan pemerintah.

3. Bagi Mahasiswa
a. Mendewasakan cara berpikir, bersikap, dan bertindak serta me-
ningkatkan daya penalaran mahasiswa dalam melakukan peng-
kajian, perumusan dan pemecahan masalah secara praktis dan
terpadu.
b. Melatih dan membiasakan mahasiswa menghadapi dan menyele-
saikan permasalahan melalui kerja sama antara bidang keahlian.
c. Mendalami penghayatan dan pengetahuan mahsiswa terhadap
berbagai masalah dalam masyarakat yang sedang melaksnakan
pembangunan khususnya di bidang agama.

12
PEDOMAN KKN ABCD

d. Merealisasi program mahasiswa dalam kegiatannya.


e. Mempersiapkan diri menjadi motivator, inovator, dinamisator,
fasilitator dan kataliastor bagi problema masyarakat.
f. Membekali mahasiswa dengan pengalaman sebagai penerus
pembangunan yang bertanggung jawab terhadap dirinya sebagai
seorang profesional.

4. Bagi Perguruan Tinggi


a. Mendapatkan masukan bagi penyelenggaraan pendidikan/penga-
jaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
b. Meningkatkan partisipasi dan peranan UIN KH. Achmad Siddiq
Jember dalam melaksanakan pembangunan di bidang agama.
c. Meningkatkan kerja sama UIN KH. Achmad Siddiq dengan
pemerintah daerah dan instansi yang terkait.
d. Mendapatkan masukan balik (feedback) integritas UIN KH. Ach-
mad Siddiq Jember dari masyarakat sehingga menjadi masukan
untuk memantapkan fungsi pusat penelitian dan pengabdian
masyarakat berikut pengembangannya berkenaan dengan ilmu
pengetahuan agama Islam.

G. MISI DAN TARGET


1. Misi
a. Misi Akademis
Sebagai pengembang misi akademis, Kuliah Kerja Nyata (KKN)
merupakan upaya memadukan berbagai disiplin ilmu baik secara
inter maupun multidisiplin yang dikembangkan UIN KH. Achmad
Siddiq Jember.

13
BAB 1 PENDAHULUAN

b. Misi Sosial
Dalam misi sosialnya, Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN KH.
Achmad Siddiq Jember merupakan upaya pemberdayaan potensi
masyarakat ke arah perubahan sosial dan kemandirian.

2. Target
a. Terwujudnya program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang tereal-
isasi dalam gerak langkah kegiatan pembangunan masyarakat
sehingga dapat meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan
profesionalisme peserta.
b. Menanamkan kesadaran dan meningkatkan upaya pelaksanaan
pembangunan yang bersih dan berwibawa baik dalam bidang
material maupun spiritual.
c. Meningkatkan profesionalisme kerja peserta dengan menghayati
perannya di tengah masyarakat.

14
BAB II
Pelaksanaan
dan Evaluasi
Bab II
TAHAPAN PELAKSANAAN
DAN EVALUASI

A. TAHAP PERSIAPAN
Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada prinsipnya dilakukan melalui
tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi (lihat
lampiran 1). Pada tahap persiapan Lembaga Penelitian dan Pengab-
dian kepada Masyarakat (LP2M) melakukan berbagai langkah:
1. Menyusun Pola Dasar Kuliah Kerja Nyata (KKN) sesuai dengan
Pola Induk Pengembagan PTKI.
2. Menentukan lokasi yang akan ditempati mahasiswa Kuliah Kerja
Nyata (KKN).
3. Melakukan pendekatan sosial dan berkonsultasi kepada pihak-
pihak baik internal maupun eksternal kampus, dan mengajukan
izin kegiatan kepada kepala wilayah atau daerah lokasi Kuliah
Kerja Nyata (KKN).
4. Melakukan observasi ke daerah lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN)
sebagai studi pendahuluan oleh Panitia Pelaksana Kuliah kerja
Nyata (KKN).
5. Menyusun panduan pelaksanaan berdasarkan pada pola dasar
dan dilengkapi dengan hasil studi pendahuluan dan konsultasi.

17
BAB II PELAKSANAAN DAN EVALUASI

6. Menentukan dan mendaftar calon peserta Kuliah Kerja Nyata


(KKN) mahasiswa UIN KH. Achmad Siddiq Jember yang meme-
nuhi persyaratan administrasi dan akademik.

B. PESERTA KKN
Untuk dapat mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN
KH. Achmad Siddiq Jember, mahasiswa harus memenuhi berbagai
persyaratan sebagai peserta KKN. Syarat-syarat yang dimaksud ter-
sebut antara lain:
1. Tercatat sebagai mahasiswa aktif UIN KH. Achmad Siddiq Jem-
ber;
2. Telah menempuh minimal 100 SKS mata kuliah teori, yang di-
buktikan dengan transkrip nilai sementara yang disahkan oleh
dosen wali;
3. Memprogram mata kuliah KKN yang ditulis dalam KRS semes-
ter pada periode tersebut;
4. Telah lulus ujian Baca Tulis Qur'an (BTQ) dan/atau dibuktikan
dengan sertifikat BTQ.
5. Mengisi formulir pendaftaran secara online;
6. Menyerahkan print out formulir pendaftaran online sebanyak 1
(satu) lembar;
7. Sehat jasmani dan rohani.

Dalam pelaksanaan KKN mahasiswa harus memperhatikan dan


menunjukkan sikap-sikap berikut:
1. Berperilaku akhlaqul karimah dan berpakaian yang sopan sesuai
dengan kode etik mahasiswa UIN KH. Achmad Siddiq Jember,
serta memperhatikan norma-norma yang berlaku di lokasi KKN.
2. Mentaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di lokasi KKN.
3. Membiasakan diri bersosialisasi dan mengucap salam baik ke-

18
PEDOMAN KKN ABCD

pada sesama peserta, masyarakat, tokoh masyarakat, maupun


fasilitator yang berada di lingkungan KKN.
4. Memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin selama pelaksa-
naan KKN berlangsung.
5. Selalu berkoordinasi dengan LP2M, panitia KKN, dan Dosen
Pembimbing Lapangan (DPL).
6. Saling membantu dan menghargai antar sesama peserta selama
pelaksanaan KKN.
7; Saling mengingatkan, dan jika mengetahui kesalahan di antara
peserta KKN dengan sopan dan santun.

Agar pelaksanaan KKN berjalan sesuai dengan peraturan dan


norma-norma yang berlaku, maka mahasiswa harus memperhatikan
tata tertib sebagai berikut:
1. Peserta yang mengikuti KKN wajib mengisi daftar hadir.
2. Peserta tidak dibenarkan meninggalkan lokasi KKN tanpa se-
pengetahuan ketua kelompok.
3. Peserta yang meninggalkan lokasi KKN tanpa izin dan alasan
yang jelas, akan dikenakan sanksi.
4. Segala bentuk hubungan keluar (dengan instansi atau lembaga-
lembaga lain) harus sepengetahuan DPL dan panitia KKN secara
jelas.
5. Peserta hendaknya bersikap sopan, ramah, berpakaian rapi, dan
menjunjung tinggi almamater.
6. Peserta wajib mengikuti rangkaian kegiatan KKN mulai pem-
bekalan sampai dengan ujian pendalaman.
7. Peserta wajib melaksanakan tugas KKN dengan serius, tanggung
jawab, dan penuh kejujuran.
8. Peserta hendaknya menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial
di lokasi KKN.

19
BAB II PELAKSANAAN DAN EVALUASI

9. Peserta bersama masyarakat membuat program kerja yang diper-


lukan oleh lingkungan KKN.
10. Peserta secara rutin dan terjadwal mengadakan pertemuan baik
dengan DPL maupun masyarakat.
11. Peserta bersama masyarakat secara terencana dan rutin melaku-
kan evaluasi pelaksanaan program KKN di damping DPL.
12. Peserta harus berkoordinasi dan berkonsultasi kepada DPL ber-
kenaan dengan pelaksanaan KKN.
13. Tata tertib ini bersifat mengikat dan wajib dipatuhi dan dilak-
sanakan oleh peserta KKN.

C. PEMBEKALAN
Pembekalan merupakan usaha memberikan bekal metodologis
dan keterampilan teknis kepada calon peserta KKN. Pembekalan
tersebut dikemas dalam pendidikan dan pelatihan KKN Asset Based
Community Development (ABCD). Hal ini dilakukan agar mahasiswa
mampu memahami langkah-langkah dan posisi mereka sebagai fasi-
litator, katalisator, inisiator, dan dinamisator.
Adapun materi pembekalan KKN meliputi hal-hal sebagai beri-
kut.
1. Landasan Konsep dan Prinsip ABCDS
a. Konsep ABCD
b. Prinsip ABCD

2. Pemetaan Asset (Community Assets)


a. Aset Individu
b. Aset Sosial
c. Aset Fisik
d. Aset Sumber Daya Alam

20
PEDOMAN KKN ABCD

e. Aset Agama dan Budaya


f. Aset Ekonomi

3. Tahapan Pelaksanaan dalam Pendekatan ABCD


a. Tahapan Persiapan
b. Tahapan Pelaksanaan
c. Tahapan Pelaporan

4. Monitoring dan Evaluasi


a. Definisi
b Tujuan
c. Metode Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
d. Pihak yang melaksanakan monitoring dan evaluasi
e. Instrumen monitoring dan evaluasi dalam KKN ABCD

Pendidikan dan pelatihan peserta KKN menggunakan metode


pendidikan orang dewasa (andragogy). Peserta didik ditempatkan
sebagai subjek dari sistem pembelajaran dan lebih banyak melakukan
aksi dan refleksi.
Sementara fasilitator menempatkan diri sebagai teman diskusi
dalam memecahkan persoalan yang dihadapi oleh peserta. Menem-
patkan peserta KKN sebagai subjek berarti menempatkan peserta
KKN ditempatkan sebagai orang dewasa, yang aktif memilih hal-hal
yang bermanfaat, memikirkan cara-cara yang terbaik untuk belajar,
menganalisis, dan menyimpulkan. Jadi, dalam hal ini fasilitator ber-
tugas bukan bertindak menggurui, tetapi jalinan relasi yang bersifat
multi-communication.
Dalam satu kelompok peserta KKN terdiri dari sekitar 15 maha-
siswa. Pembagian kelompok ini diharapkan supaya seluruh peserta
pelatihan dan peserta KKN dapat terlibat aktif selama proses diskusi
dilakukan.

21
BAB II PELAKSANAAN DAN EVALUASI

Fasilitator membuka sesi dan memulai menyampaikan materi


sekitar 10–15 menit. Kemudian peserta diberi tugas untuk praktik
lapangan, berdiskusi dan menyusun laporan untuk presentasi. Hasil
kerja kelompok pada kegiatan praktik lapangan, dipresentasikan di
kelas untuk mendapatkan umpan balik (feedback) dari kelompok-
kelompok lain. Dengan demikian, masing-masing peserta pelatihan
memiliki kesempatan untuk melakukan review terhadap hasil kerja
kelompok lain.
Data lapangan yang berupa catatan lapangan (fieldnote) dalam
pendekatan ABCD sangat penting artinya. Oleh karena itu, peserta
pelatihan sebelum melakukan KKN di lokasi hendaknya dibiasakan
membuat fieldnote setiap hari, baik hasil dari wawancara, observasi,
analisis dokumen, maupun merekam proses pembelajaran selama
pelatihan berlangsung.
Setelah selesai disampaikan satu hari pendidikan dan pelatihan,
maka akan dilakukan evaluasi terhadap peserta untuk mengetahui
sejauh mana penguasaan yang diperoleh dari materi yang telah di-
sampaikan. Evaluasi tersebut meliputi empat komponen yaitu:
1. Keaktifan, dilihat dari kemampuan menyampaikan gagasan di
kelas, presensi (kehadiran) dilakukan setiap sesi, dan dilakukan
rekapitulasi setiap hari sehingga dapat diketahui perkembangan
peserta setiap hari (lihat lampiran 2).
2. Kedisiplinan, dapat dilihat dari tanggung jawab peserta dalam
menyelesaikan berbagai kewajiban yang ditugaskan kepadanya
seperti pembuatan fieldnote setiap hari dan tugas-tugas praktik.
3. Kemampuan memahami materi, dilihat dari diskusi, review, dan
fieldnote masing-masing peserta.
4. Kemampuan praktik lapangan, dilihat dari materi praktik lapa-
ngan yang dibuat oleh peserta.

22
PEDOMAN KKN ABCD

D. DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN (DPL)


Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) adalah dosen UIN KH.
Achmad Siddiq Jember yang telah memenuhi persyaratan akademik
dan ditentukan oleh LP2M yang ditetapkan melalui Surat Keputusan
(SK) Rektor UIN KH. Achmad Siddiq Jember, dengan tugas-tugas
sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugas pembimbingan yang meliputi memberikan
pengarahan, konsultasi, melakukan monitoring terhadap pelak-
sanaan KKN dan membantu memecahkan permasalahan yang
dihadapi mahasiswa peserta KKN (lihat lampiran 5).
2. Memberikan penilaian terhadap mahasiswa peserta KKN secara
objektif dan bertanggung jawab.
3. Melakukan kunjungan (monitoring) ke lokasi KKN yang men-
jadi tanggung jawabnya minimal 3 (tiga) kali (lihat lampiran 6).
4. Menyampaikan laporan berkala secara tertulis kepada penang-
gung jawab KKN.
5. Mengadakan konsultasi dengan penanggung jawab KKN, teru-
tama dalam memecahkan permasalahan yang dinilai memiliki
kesulitan tertentu.
6. Menjalankan tugas-tugas lain yang diberikan oleh penanggung
jawab KKN.

E. EVALUASI DAN PENILAIAN


Evaluasi adalah penilaian keseluruhan proses dan hasil KKN,
mulai dari pelaksanaan pembekalan sampai pada pelaksanaan ujian
pendalaman. Adapun tujuan evaluasi proses dan hasil KKN tersebut
antara lain untuk:
1. Mengetahui keberhasilan mahasiswa dalam bidang pengabdian
kepada masyarakat dalam bentuk penerapan ilmu sebagai suatu

23
BAB II PELAKSANAAN DAN EVALUASI

rangkaian kegiatan dalam memperoleh informasi dan pengala-


man dari masyarakat.
2. Mengukur dan menilai keberhasilan mahasiswa dalam mema-
hami, menguasai dan mengimplementasikan disiplin keilmuan
dalam kurun waktu tertentu di masyarakat.
3. Untuk mengelompokkan tingkat nilai keberhasilan mahasiswa
peserta KKN dalam beberapa kualifikasi sesuai dengan kemam-
puannya, yaitu A (Amat Baik), B (Baik), C (Cukup), D (Kurang),
dan E (Gagal).

Evaluasi ini dilaksanakan melalui ujian pendalaman yang dila-


kukan setelah KKN selesai dan laporan sudah diserahkan ke LP2M
melalui tim panitia KKN.

1. Aspek Penilaian
Penilaian yang dimaksud adalah aspek-aspek tertentu yang di-
tunjukkan oleh mahasiswa peserta KKN dalam melaksanakan proses
KKN. Penilaian ini dimaksudkan untuk memberikan angka prestasi
terhadap aspek-aspek yang dinilai sesuai dengan status KKN dalam
kurikulum yang bersifat intrakurikuler.

a. Aspek Pembekalan, meliputi:


1) Keaktifan
2) Kedisiplinan
3) Penguasaan materi
4) Kemampuan praktik lapangan

b. Aspek Pelaksanaan, meliputi:


1) Kedisiplinan
2) Keterlibatan

24
PEDOMAN KKN ABCD

c. Aspek Laporan dan Ujian Pendalaman, meliputi:


1) Format/sistematika laporan
2) Kualitas dan kelengkapan isi laporan
3) Kelengkapan hasil kerja personal (fieldnote)
4) Ketepatan waktu menyelesaikan laporan
5) Kemampuan dan penguasaan presentasi

2. Bobot Penilaian
Nilai (N) masing-masing aspek seperti tertera pada penjelasan
sebelumnya, memiliki bobot sebagai berikut:

a. Aspek Pembekalan
1) NP1 = Nilai keaktifan, bobot 1.
2) NP2 = Nilai kedisiplinan, bobot 1.
3) NP3 = Nilai Penguasaan materi, bobot 2.
4) NP4 = Nilai kemampuan praktik lapangan, bobot 2.
5) NP = Nilai akhir aspek pembekalan.

NP1 + NP2 + 2.NP3 + 2.NP4


NP =
6

b. Aspek Pelaksanaan Program


1) NPP1 = Nilai aspek kedisiplinan, bobot 2.
2) NPP2 = Nilai aspek keterlibatan bersama masyarakat, bobot 1.
3) NPP3 = Nilai aspek sikap personal dan sosial, bobot 1.
4) NPP4 = Nilai aspek tanggung jawab, bobot 1.
5) NPP = Nilai aspek implementasi, bobot 3.

25
BAB II PELAKSANAAN DAN EVALUASI

6) NPP = Nilai akhir aspek pelaksanaan program.

2.NPP1 + NPP2 + NPP3 + NPP4 + NPP5


NPP =
8

c. Aspek Laporan dan Ujian Pendalaman


1) NL1 = Nilai format/sistematika laporan, dengan bobot 1.
2) NL2 = Nilai kualitas dan kelengkapan isi laporan, bobot 3.
3) NL3 = Kelengkapan hasil kerja personal (fieldnote), bobot 3.
4) NL4 = Nilai ketepatan waktu penyelesaian laporan, bobot 1.
5) NL5 = Nilai kemampuan dan penguasaan presentasi, bobot 4.
6) NL = Nilai akhir aspek laporan dan ujian pendalaman.

NL1 + 3.NL2 + 3.NL3 + NL4 + 4.NL5


NL =
12

d. Bobot masing-masing Aspek dalam KKN


1) NP = Nilai akhir aspek pembekalan, bobot 3.
2) NPP = Nilai akhir aspek pelaksanaan program, bobot 8.
3) NL = Nilai akhir aspek laporan dan ujian pendalaman, bobot
5.

3.NP + 8.NPP + 5.NL


NA =
16

26
PEDOMAN KKN ABCD

e. Nilai Akhir KKN


Penentuan kelulusan mahasiswa peserta KKN didasarkan atas
nilai akhir (NA). Jadi, mahasiswa peserta KKN akan dinyatakan lulus
jika mencapai nilai akhir minimal 70,00 (B).
Sedangkan kualifikasi nilai mahasiswa tersebut didasarkan atas
interval nilai sebagai berikut.
1) Nilai 80,00 – 100 = A
2) Nilai 70,00 – 79,00 = B
3) Nilai 60,00 – 69,00 = C
4) Nilai 40,00 – 59,00 = D
5) Nilai 00,00 – 39,00 = E

27
BAB III
Model KKN ABCD
Bab III
KKN MODEL ABCD

A. LANDASAN KONSEP DAN PRINSIP ABCD


1. Konsep ABCD
Konsep Asset Based Community Development (ABCD) meru-
pakan proses membangun komunitas yang dimulai dengan proses
menemukan aset, keterampilan dan kapasitas warga, asosiasi warga,
serta lembaga lokal (Kretzmann & McKnight, 1993). Pengembangan
komunitas berbasis aset (ABCD) tersebut dibangun di atas empat
pondasi yaitu:
a. Berfokus pada aset dan kekuatan komunitas, bukan masalah dan
kebutuhan;
b. Mengidentifikasi dan memobilisasi aset, keterampilan dan minat
individu dan komunitas;
c. Didorong oleh komunitas 'membangun komunitas dari dalam
ke luar';
d. Didorong oleh hubungan (relationship driven).

Berbeda dengan pendekatan berbasis masalah, ABCD meng-


asumsikan bahwa komunitas memiliki kekuatan untuk dibangun,
sehingga aset komunitas diidentifikasi dan digunakan untuk meme-
cahkan masalah komunitas (Kretzmann & McKnight, 1993). ABCD
tidak menolak bantuan dari luar, tapi alokasi sumber daya terutama
ditentukan oleh komunitas, bukan oleh pemerintah atau organisasi

31
BAB III MODEL KKN ABCD

sponsor (community driven). Jadi, meskipun ABCD membutuhkan


kemitraan dengan pihak-pihak lain (misalnya pemerintah), masya-
rakat tetap menjadi pengendali.
Pendekatan pengembangan masyarakat berbasis aset ini diha-
rapkan membuka kemungkinan bagaimana membuat perubahan
nyata secara lokal, bermanfaat bagi orang banyak dan berpeluang
berdampak jangka panjang.

2. Prinsip ABCD
a. Setengah Terisi Berarti Lebih Berarti (Half Full Half
Empty)
Dalam perspektif ABCD, melihat “gelas setengah penuh, dan
bukan gelas setengah kosong” diartikan bahwa masalah pada bagian
gelas yang kosong dan bagian gelas yang terisi adalah aset. Gelas
setengah penuh mewakili gagasan bahwa komunitas memiliki banyak
kekuatan dan kemampuan. Gelas setengah penuh berarti ada sesuatu
yang harus dikerjakan. Jadi, bukan mengatasi permasalahan dengan
melihat kebutuhan dan defisit (apa yang kurang), tetapi dengan me-
metakan karunia yang ada pada setiap individu dan komunitas.

Gambar 1. Point of View Perspetitive Lens

32
PEDOMAN KKN ABCD

Salah satu yang perlu diingat dalam mengembangkan masyarakat


dengan menggunakan pendekatan ABCD adalah bahwa kita tidak
dapat melayani komunitas dengan baik jika kita percaya, kita adalah
satu-satunya yang setengah penuh dan komunitas yang berdayakan
adalah setengah kosong. Ada aset di luar sana di komunitas dan tugas
kita adalah mengenali karunia-karunia orang lain dan membantu
mereka mengembangkan menjadi tindakan (Foot & Hopkins, 2010).

b. Semua Orang Punya Potensi (Nobody Has Nothing)


Setiap orang memiliki karunia. Ada kapasitas yang tidak dike-
nal dan aset di setiap komunitas. Tugas kita adalah menemukan dan
memberi kesempatan bagi mereka untuk memanfaatkannya.
Dalam konteks ABCD, prinsip ini dikenal dengan istilah nobody
has nothing. Setiap manusia terlahir dengan kelebihannya masing-
masing. Tidak ada yang tidak memiliki potensi, walaupun sekadar
kemampuan untuk tersenyum atau memasak air. Semua orang ber-
potensi dan bisa berkontribusi.
Dengan demikian, tidak ada alasan bagi setiap orang untuk tidak
berkontribusi nyata terhadap perubahan. Bahkan, keterbatasan fisik-
pun tidak menjadi alasan untuk tidak berkontribusi. Ada banyak
kisah dan inspirasi orang-orang sukses yang justru berhasil memba-
likkan keterbatasan dirinya menjadi sebuah berkah, sebuah kekuatan
(Salahudin et al., 2015).

c. Partisipasi (Participatory)
Partisipasi ialah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang
terhadap pencapaian tujuan. Partisipasi berarti peran serta seseorang
atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam
bentuk pernyataan maupun alam bentuk kegiatan dengan memberi
masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi,

33
BAB III MODEL KKN ABCD

serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan.


Pengertian tentang partisipasi juga berarti bahwa pembuat keputusan
menyarankan kelompok atau masyarakat ikut terlibat dalam bentuk
penyampaian saran dan pendapat, barang, keterampilan, bahan dan
jasa. Partisipasi dapat juga berarti bahwa kelompok mengenal masalah
mereka sendiri, mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan, dan
memecahkan masalahnya.
Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip ABCD dapat dihubungkan
dengan tingkat partisipasi, karena partisipasi menunjukkan keber-
dayaan suatu komunitas, di mana komunitas atau masyarakat yang
mengontrol semua proses pembangunan. Oleh karena itu, slogan
pembangunan dari, oleh, dan untuk rakyat dapat diimplementasikan
secara riil dan maksimal dalam level partisipasi.

d. Kemitraan (Partnership)
Seperti disebutkan sebelumnya, prinsip ABCD menganggap
setiap orang mempunyai bakat dan keterampilan. Dengan menguta-
makan kekuatan relasional, pendekatan ABCD melampaui individu
dan kapasitas mereka. Kekuatan hubungan cenderung diremehkan
dalam masyarakat padahal relasi tersebut menghadirkan kekuatan
yang luar biasa dan seringkali belum dimanfaatkan untuk kebaikan
sehingga menjadi sumber energi dalam kegiatan sosial. Kekuatan
relasional memungkinkan pelipatgandakan kapasitas individu sebab
seseorang tidak dapat melakukannya sendiri dan perlu dilakukan
bersama, untuk mewujudkan visi.
Partnership mengandung pengertian adanya interaksi dan inter-
relasi minimal antara dua pihak atau lebih di mana masing-masing
pihak merupakan "mitra” atau "partner”. Kemitraan adalah proses
pencarian atau perwujudan bentuk-bentuk kebersamaan yang saling
menguntungkan dan saling mendidik secara sukarela untuk men-
capai kepentingan bersama. Salah satu tantangan dalam pendekatan

34
PEDOMAN KKN ABCD

ABCD adalah hubungan kekuasaan yang tidak setara antara masya-


rakat dengan pihak partner.
Partnership merupakan modal utama yang sangat dibutuhkan
untuk memaksimalkan posisi dan peran masyarakat dalam pemba-
ngunan. Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk pembangunan, di mana
yang menjadi motor dan penggerak utamanya adalah masyarakat itu
sendiri (community driven development) sehingga diharapkan akan
terjadi proses pembangunan yang maksimal, berdampak empower-
ment dan terstruktur. Hal itu terjadi karena dalam diri masyarakat
telah terbentuk rasa memiliki (sense of belonging) terhadap pemba-
ngunan yang terjadi di sekitarnya.

e. Penyimpangan Positif (Positive Deviance)


Penyimpangan positif adalah perilaku dan pendekatan peruba-
han sosial yang membantu mengidentifikasi model perilaku yang
ada dalam komunitas untuk dibagikan dan diperkuat oleh seluruh
komunitas. Hal ini didasarkan pada pengamatan bahwa pada setiap
komunitas, terdapat individu tertentu yang berperilaku tidak biasa
yang memungkinkan mereka menemukan solusi masalah yang lebih
baik daripada tetangga mereka meskipun memiliki akses ke sumber
daya yang sama (Shafique & George, 2014).
Pendekatan penyimpangan positif dapat dimulai melalui dialog
dengan komunitas, menghargai kearifan lokal, dan mengidentifikasi
praktik positif dari komunitas untuk mengidentifikasi proses peru-
bahan perilaku. Identifikasi penyimpangan positif dapat dilakukan
menggunakan diskusi kelompok, yang dilanjutkan dengan eksplo-
rasi kepada panutan potensial melalui wawancara mendalam, untuk
mengetahui strategi mereka dalam mempraktikkan sesuatu.
Berikut contok praktik-praktik dari perilaku dan kebiasaan pem-
berian makan pada anak, yang dapat diidentifikasi sebagai positive
deviance pada suatu komunitas dengan masalah kekurangan gizi di

35
BAB III MODEL KKN ABCD

Kelurahan Bungus, Teluk Kabung, Kota Padang (Zuldesni, 2010):

Untuk menyiasati pemenuhan kebutuhan keluarga, saya biasa-


nya membeli bahan makanan yang memang lagi musim sehingga
harganya bisa murah. Misalnya, seperti saat ini lagi musim ikan
sehingga harga ikan relatif lebih murah sehingga saya dapat
membeli ikan dengan harga Rp. 5.000-Rp. 7.500/ hari. Tapi kalau
ikan lagi mahal seperti bulan kemarin karena sering badai, maka
saya lebih sering menggunakan tahu dan tempe sebagai menu
utama.
— Ibu Ratna

Harga ikan memang sering mahal, untuk mensiasati itu suami


saya sering mancing di banda (Bandar) di dekat rel kereta api,
lumayan […] sekali mincing bisa dapat 10-12 ekor, ada ikan
bakok, nila, dan lain-lain. Tapi kalau lagi tidak dapat ikan biasa-
nya memang kami lebih sering mengkonsumsi kacang randang
(rendang).
— Ibu Yuni

f. Berawal dari Masyarakat (Endogenous)


Istilah endogenous secara bahasa berarti dari dalam; dikem-
bangkan dari dalam “masyarakat”. Makna kata endegenous meng-
ikuti subkata yang disifatinya. Jadi, istilah pembangunan endegenous,
misalnya, memiliki makna pembangunan yang dikembangkan dari
dalam masyarakat itu sendiri.
Salah satu karateristik ABCD adalah fokus pada kekuatan inter-
nal. Maka dari itu, ABCD menekankan pada pemanfaatan apa yang
ada di dalam komunitas dan sumber daya eksternal yang diguna-
kan untuk mendukung dan mengatasi kesenjangan. Oleh karena itu,
warga perlu mengidentifikasi solusi-solusi dan potensi-potensi yang

36
PEDOMAN KKN ABCD

dapat mendatangkan daya (empowerment) untuk mewujudkan visi


komunitas.
Bagi McKnight dan Kretzmann (1993), perbaikan yang paling
berkelanjutan dalam komunitas terjadi ketika warga menemukan
kekuatan sendiri untuk bertindak. Apapun permasalahannya, ketika
warga berhenti menunggu kepemimpinan profesional untuk mela-
kukan sesuatu dan memutuskan bahwa mereka dapat memperoleh
manfaat dari apa yang mereka lakukan agar pemberdayaan tersebut
dapat berhasil.
Endogenous dalam konteks pembangunan mempunyai beberapa
konsep inti yang menjadi prinsip dalam pendekatan pengembangan
dan pemberdayaan komunitas-masyarakat berbasis aset-kekuatan.
Beberapa konsep inti pembangunan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Memiliki kendali lokal atas proses pembangunan.
2) Mempertimbangkan nilai budaya secara sungguh-sungguh.
3) Mengapresiasi cara pandang dunia.
4) Menemukan keseimbangan antara sumber daya lokal dan eks-
ternal.

Beberapa aspek di atas merupakan kekuatan pokok yang sangat


penting dalam upaya pembangunan masyarakat.

g. Menuju Sumber Energi (Heliotropic)


Heliotropik merupakan istilah untuk menggambarkan proses
perkembangan tumbuhan yang condong mengarah kepada sumber
energi. Demikian juga komunitas, sebagaimana gambar berikut ini,
akan tumbuh mengarah pada sumber penghidupan bagi komunitas
mereka.

37
BAB III MODEL KKN ABCD

Gambar 2. Heliotropik pada Tanaman

Energi dalam pengembangan komunitas bisa beragam, antara


lain memiliki mimpi besar, proses pengembangan yang apresiatif atau
bisa juga keberpihakan anggota komunitas yang penuh totalitas dalam
pelaksanaan program. Sumber energi ini seperti layaknya kebera-
daan matahari bagi tumbuhan, yang kadang bersinar dengan terang,
mendung, atau bahkan tidak bersinar sama sekali. Energi di dalam
komunitas ini harus tetap dijaga dan dikembangkan. Juga komuni-
tas seharusnya mengenali peluang-peluang sumber energi lain yang
mampu memberikan penyegaran bagi kekuatan baru dalam proses
pengembangannya. Dengan begitu, tugas komunitas tidak sekadar
menjalankan program rutin, melainkan secara bersamaan memasti-
kan sumber energi mereka tetap terjaga dan berkembang.

B. PEMETAAN ASET
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008), aset adalah sesuatu
yang memiliki nilai tukar, modal, dan kekayaan. Aset merupakan
sumber daya yang dimiliki seseorang/komunitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat di masa depan diharapkan
akan diperoleh (Martani, 2012).

38
PEDOMAN KKN ABCD

Pendekatan ABCD memandang aset sebagai gelas terisi penuh


yang kemudian akan dikembangkan bersama warga. Aset yang ada
dalam masyarakat atau komunitas (community assets) terdiri dari:
1. Aset individu (human capital)
2. Aset sosial (social capital)
3. Aset agama dan budaya (spiritual capital)
4. Aset fisik (physical capital)
5. Aset sumber daya alam (environmental capital)
6. Aset ekonomi (financial capital)
7. Aset teknologi (technological capital)

Pada suatu komunitas masyarakat yang perkembangannya lebih


pesat, aset teknologi dapat dikembangkan secara bersama. Namun,
pada suatu masyarakat yang belum memberdayakan teknologi dalam
kehidupan sehari-hari, aset lain (selain aset teknologi) dapat dikem-
bangkan. Semua aset yang ada dalam suatu komunitas masyarakat
dapat diidentifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui potensi atau
aset utama yang dimiliki oleh suatu desa.

Gambar 3, Gambaran Aset di Desa

39
BAB III MODEL KKN ABCD

Pada bagian ini dijelaskan aset-aset utama yang ada di masyarakat


yaitu aset individu, aset sosial, aset fisik.

1. Aset Individu
Pemetaan aset individu adalah kegiatan menginventaris penge-
tahuan (knowledge), kecerdasan rasa (empathy), dan keterampilan
(skill) individu yang dimiliki setiap warga dalam suatu komunitas.
Hasil pemetaan aset perorangan yang disusun berdasarkan kategori
tertentu dijadikan sebagai direktori aset perorangan yang bertujuan
agar memudahkan pencarian aset yang dibutuhkan untuk pengem-
bangan suatu komunitas. Pendekatan lain dalam pengelompokan aset
suatu skill perorangan dapat dilihat dari segi:
a. Skill yang berhubungan dengan kemasyarakatan. Misalnya, kete-
rampilan dalam memimpin suatu masyarakat, keterampilan
berkomunikasi dengan berbagai kelompok masyarakat seperti
kelompok remaja, usia lanjut, dan sebagainya.
c. Skill yang terkait kewirausahaan. Misalnya, keterampilan dalam
mengelola suatu usaha, keterampilan permasaran, keterampilan
yang berhubungan dengan negosiasi dengan pihak supplier.
d. Skill yang terkait seni dan budaya. Misalnya, keterampilan atau
kerajinan tangan, menari, bermain teater, dan bermain musik.

Gambar 4. Simbol dari Skill Individu

40
PEDOMAN KKN ABCD

Proses pemetaan aset individu dapat dilakukan dengan mengun-


jungi setiap rumah tangga yang ada di dalam suatu komunitas, atau
mengumpulkan sejumlah atau sebagian warga dari suatu komunitas
masyarakat yang dianggap paling mengetahui warga yang ada dalam
suatu komunitas.
Pendekatan atau cara mana yang akan dipilih sangat tergantung
kepada besaran warga dalam suatu komunitas. Pemetaan aset indi-
vidu ini dilakukan dengan masyarakat, bisa memetakan berbentuk
simbol seperti gamabr 4 ataupun dibuat tabel. Contoh hasil pemetaan
aset individu disajikan pada gambar berikut ini.

Gambar 5. Contoh Pemetaan Aset Individu

2. Aset Sosial
Pemetaan aset sosial atau bisa juga disebut modal sosial adalah
kegiatan menginventaris asosiasi dan institusi yang ada pada suatu
komunitas atau masyarakat. Modal sosial terdiri dari modal sosial fisik
(asosiasi dan institusi) dan modal sosial non-fisik (interaksi sosial).
Modal sosial non-fisik mencangkup ikatan silaturahmi (arisan, pen-
gajian, majelis taklim, dan lain-lain) dan wujud gotong royong warga

41
BAB III MODEL KKN ABCD

(pesta nikahan, pindah rumah, panen raya, dan sebagainya). Asosiasi


merupakan suatu grup yang ada dalam komunitas masyarakat yang
terdiri dari dua orang atau lebih yang bekerja bersama-sama dengan
suatu tujuan yang sama dan saling berbagi untuk suatu tujuan yang
sama. Tipe Asosiasi dapat berupa: (1) berdasarkan kesamaan keyaki-
nan (contoh: pengajian), (2) kesamaan isu (contoh: lingkungan), dan
(3) kesamaan kompetensi atau keahlian.
Institusi merupakan suatu lembaga yang mempunyai struktur
organisasi yang jelas dan biasanya sebagai salah satu faktor utama
dalam proses upaya pengembangan komunitas masyarakat tertentu.
Contohnya, lembaga pemerintah atau pewakilannya yang memiliki
hubungan dengan komunitas seperti komite sekolah, komite untuk
pelayanan kesehatan, keperluan pertanian dan peternakan, dan lain-
lain.

Gambar 6a. Contoh Identifikasi Aset Sosial

42
PEDOMAN KKN ABCD

Gambar 6b. Contoh Identifikasi Aset Sosial

3. Aset Fisik
Aset fisik (physical assets) adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan aset berwujud yang ada pada lokasi mitra. Aset ini
mewakili unsur bangunan (seperti perumahan, pasar, sekolah, rumah
sakit, dan sebagainya), infrastruktur dasar (seperti jalan, jembatan,
jaringan air minum, jaringan telepon, dan sebagainya). Untuk meme-
takan aset fisik, dapat dilakukan bersama masyarakat mitra. Hasil
pemetaan aset fisik seperti gambar berikut ini.

Gambar 7. Contoh Identifikasi Aset Fisik

43
BAB III MODEL KKN ABCD

4. Aset Sumber Daya Alam


Aset sumber daya alam merupakan potensi alam dan hasil alam
yang terdapat pada lokasi mitra. Penggambaran aset sumber daya
alam dapat dilakukan dengan menggunakan metode transek dan
kalender musim.
Transek adalah alat atau metode untuk mengetahui situasi dan
sumber daya di suatu wilayah dengan cara berjalan menelusuri
wilayah tersebut. Hasilnya kemudian dibuat dalam bentuk bagan atau
gambar irisan muka bumi.

Gambar 7. Contoh Identifikasi


Aset Sumber Daya Alam (Transek)

Kalender musim juga dapat digunakan untuk menemukenali aset


sumber daya alam yang ada di lokasi mitra. Kalender musim meru-

44
PEDOMAN KKN ABCD

pakan pola kehidupan masyarakat setiap bulannya dalam mengelola


sumber daya alam.

Gambar 8. Contoh Identifikasi


Aset Sumber Daya Alam (Kalender Musim)

Selain dapat mengidentifikasi potensi hasil alam, kalender musim


juga dapat memetakan kejadian atau peristiwa lain yang ada pada
suatu wilayah.

5. Aset Agama dan Budaya


Identifikasi dan pemetaan modal budaya dan agama merupakan
langkah yang sangat penting untuk melihat keberadaan kegiatan dan
ritual kebudayaan dan keagamaan di dalam suatu masyarakat, ter-
masuk kelembagaan dan tokoh-tokoh yang berperan penting secara
langsung atau tidak langsung. Penggunaan matriks tingkat kelem-
bagan dan diagram hubungan kelembagaan akan sangat membantu
peserta untuk mengetahui sejauh mana pentingnya keberadaan ritual

45
BAB III MODEL KKN ABCD

kebudayaan dan keagamaan yang ada di masyarakat serta pola relasi


yang tercipta diantaranya dan kemudian bagaimana memanfaatkan-
nya sebagai peluang untuk menunjang pengembangan perencanaan
dan kegiatan bersama. Modal budaya dan agama perlu diintegrasi-
kan dengan modal sosial untuk memberi pemahaman secara kom-
prehensif untuk mewujudkan impian bersama.

(a)

(b)

Gambar 9. (a) Identifikasi Aset Agama dan Budaya;


(b) Matrik tingkat kepentingan kelembagaan budaya dan agama

46
PEDOMAN KKN ABCD

6. Aset Ekonomi
Aset ekonomi suatu masyarakat di wilayah tertentu dapat di-
kelola dengan pendekatan Leaky Bucket (ember bocor). Dalam suatu
wilayah arus pemasukan dan arus keluar roda perekonomian dapat
diidentifikasi bersamaan. Roda perekonomian wilayah yang baik se-
jatinya memiliki arus pemasukan yang lebih tinggi dan minim arus
keluar. Jika arus keluar lebih tinggi dibandingkan arus pemasukan,
maka suatu wilayah tersebut akan sulit berkembang. Hal ini karena
uang banyak yang bocor menuju luar wilayah. Oleh karena itu, pen-
dekatan Leaky Bucket dapat membantu mengidentifikasi: (1) arus
masuk perekonomian, 2) arus yang ada di dalam, dan 3) arus keluar.

Gambar 10. Gambaran Pendekatan Leaky Bucket


untuk Mengelola Aset Ekonomi

Gambar 11. Contoh Penerapan Leaky Bucket

47
BAB III MODEL KKN ABCD

Semua aset yang ada kemudian diidentifikasi untuk kemudian


dicari fokus yang akan dilakukan bersama masyarakat. Prinsip low
hanging fruit bisa membantu mencari tujuan pengembangan utama
yang benar-benar dibutuhkan masyarakat di wilayah mitra dampi-
ngan. Prinsip utamanya ialah mengambil aset potensial dan peluang
pengembangan program yang paling mudah dapat diterapkan, serta
masyarakat juga dapat melakukannya.

Gambar 12. Low Hanging Fruit untuk Menentukan Program

Matrik Penentuan Program Menggunakan


Prinsip Low Hanging Fruit

48
PEDOMAN KKN ABCD

C. TAHAPAN PELAKSANAAN DALAM PENDEKATAN ABCD


Tahap pelaksanaan KKN ABCD, terbagi menjadi tiga tahapan
besar, yakni tahap (1) persiapan, (2) pelaksanaan, dan (3) pelaporan
dan presentasi hasil KKN.

Gambaran Umum Pelaksanaan KKN ABCD

PERSIAPAN PELAKSANAAN PELAPORAN DAN


PRESENTASI
 Pembekalan
 DPL  Laporan
 Pembekalan  Inkulturasi kelompok
mahasiswa  Discovery
 Persiapkan  Design  Video proses
mental  Define KKN ABCD
 Persiapkan lokasi  Refleksi  Jurnal

1. Tahap Persiapan telah dilakukan oleh panitia dengan mendata


dan membagi peserta KKN, membekali DPL dan mengurus per-
izinan serta pemilihan lokasi KKN secara tepat. Pada tahap ini
peserta KKN menyiapkan mental dan tempat tinggal di lokasi
KKN.
2. Tahap Pelaksanaan merupakan tahap implementasi pendeka-
tan ABCD. Tahapan ini adalah suatu kerangka kerja atau pan-
duan tentang apa yang mungkin dilakukan. Setiap komunitas
masyarakat dan situasi yang terjadi berbeda-beda, maka proses
ini harus disesuaikan agar bisa cocok dengan situasi tersebut.

Tahapan Pelaksanaan KKN dan Alat Bantu yang Bisa Digunakan

1. INKULTURASI 2. DISCOVERY 3. DREAM 4. DESIGN

6. DESTINY 5. DEFINE

49
BAB III MODEL KKN ABCD

a. Membangun komunikasi sosial: memahami tradisi, nilai, peran,


dan fungsi lembaga, tokoh-tokoh kunci, dan karakter masyara-
kat, meeting of mind, trust building; membangun kesepakatan:
pihak-pihak yang terlibat (core group, komunitas), proses bela-
jar bersama, pemanfaatan sarana atau media belajar, komitmen
terhadap proses/program; membangun kesepahaman: asset based
minded, inside-out (memanfaatkan asset yang ada dalam komu-
nitas), community driven development (INKULTURASI).
b. Menemukan dan rumuskan kekuatan yang ada di dalam komu-
nitas terutama untuk mengidentifikasi faktor penggerak utama,
dapat dilakukan dengan menceritakan keberhasilan, transect,
analisa sirkulasi keuangan, map (DISCOVERY).
c. Kemudian menyusun mimpi 'membayangkan' yang akan dicapai
dan target ke depan berdasarkan dari kesuksesan di masa lalu,
tujuan bersama ini adalah mimpi komunitas yang harus dibuat
visualisasikan atau digambar sehingga lebih mudah dipahami
dan memperkuat motivasi; dapat dibuat Low Hanging Fruit dan
High Hanging Fruit (DREAM).
d. Langkah selanjutnya, merancang kegiatan yang dapat dilakukan
bersama untuk tujuan bersama dengan bermodalkan pada aset
dan kekuatan yang telah diformulasikan (DESIGN).
e. Menentukan Langkah untuk pelaksanaan program kerja karena
komunitas masyarakat menyadari tujuan dari program dan di-
laksanakan oleh orang-orang yang sudah berkomitmen untuk
melangkah bersama untuk mewujudkan mimpi mereka yang di-
rumuskan dalam tabel program kerja (DEFINE).
f. Memastikan bahwa semua langkah telah dilaksanakan sehingga
tujuan yang diharapkan dapat terwujud (DESTINY).

50
PEDOMAN KKN ABCD

Tabel 1. Tahapan Pelaksanaan KKN ABCD selama 4 Minggu

MINGGU KE-1

Tahap Tujuan Kegiatan Alat/Media Bukti


Masyarakat Silaturahmi Catatan
mengetahui ke tokoh lapangan
maksud masyarakat dan foto
kehadiran dan masyarakat
mahasiswa umum
KKN
Munculnya Mengikuti Catatan
kepercayaan kegiatan lapangan
dari komuni- sosial dan dan foto
Inkulturasi

tas terhadap keagaamaan


mahasiswa seperti
KKN pengajian,
posyandu
Mahasiswa Pembentukan Susunan
Memfasilitasi core group personalia
Kelompok Core
Masyarakat group
yang ada
sebagai core
group
Mahasiswa Melakukan Appreciative Hasil
mengidentifi- pemetaan inquiry, pemetaan
kasi aset dan aset melalui community fisik, field
potensi desa FGD dan map, transect, note.
Discovery

interview individual
skill inventory,
analisa sirkulasi
keuangan
masyarakat

51
BAB III MODEL KKN ABCD

MINGGU KE-2
Tahap Tujuan Kegiatan Alat/Media Bukti
Mengetahui Mensosial- Low hanging Foto dan
aset yang isasikan hasil fruit, diagram hasil FGD
dimiliki pemetaan venn, diagram
aset kepada alur
masyarakat
Design

Mengidentifi- Mengidenti-
kasi Peluang fikasi peluang
dan kemitraan
Pembentukan Tabel
core group program
kerja

MINGGU KE-3

Tahap Tujuan Kegiatan Alat/Media Bukti


Terlaksananya Memfasilitasi Lembar Field note
pelaksanakan kegiatan
Define

prioritas monitoring/
program kerja program pili- evaluasi, desain
han masyarakat program kerja

MINGGU KE-4

Tahap Tujuan Kegiatan Alat/Media Bukti


Mengetahui Melakukan Lembar moni- Field note
sejauh monitoring toring kegiatan
mana ABCD kegiatan; /evaluasi, design
Refleksi

membawa membuat Program kerja


dampak laporan
perubahan kelompok
dan laporan
individu

52
PEDOMAN KKN ABCD

3. Tahap Pelaporan dan presentasi hasil adalah tahap pamung-


kas yang mengekspos hasil KKN ABCD dan membuat laporan
dengan format publikasi jurnal. Pada tahap presentasi ini juga
memungkinkan presentasi hasil KKN ke masyarakat, pemerin-
tah daerah setempat, dan pihak panitia kampus.

D. MONITORING DAN EVALUASI


Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan KKN berbasis aset
yang berorientasi pada perubahan masyarakat ini, maka perlu ada-
nya monitoring dan evaluasi. Dalam pendekatan ABCD ini yang
dicari bukanlah bagaimana setengah gelas yang kosong akan diisi,
tetapi bagaimana setengah gelas yang penuh dimobilisasi. Pendeka-
tan ABCD menekankan tentang seberapa besar anggota organisasi
atau komunitas masyarakat mampu menemu-kenali dan memobi-
lisasi secara produktif aset mereka mendekati tujuan bersama.

1. Definisi
Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan peng-
ukuran kemajuan atas tujuan dari program. Monitoring mengamati
perkembangan pelaksanaan rencana suatu kegiatan, mengidentifi-
kasi dan mengantisipasi permasalahan yang terjadi atau mungkin
akan terjadi dalam pelaksanaan program/kegiatan (Nurdiyanah, et
al., 2016). Evaluasi merupakan proses mencari sesuatu yang berharga
(worth). Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa informasi ten-
tang program, hasil produksi, serta prosedur tertentu (Worthen &
Sanders, 1979)
Dengan demikian monitoring berfokus untuk melihat apakah
program yang dikerjakan telah sesuai dengan perencanaan di awal
program (are we doing what we said we would do?). Evaluasi berfokus
untuk menilai dampak dari program yang dikerjakan serta menilai

53
BAB III MODEL KKN ABCD

apakah program tersebut memberi manfaat bagi masyarakat (what


is its value? and was it it worth doing?). Pertanyaan penting dalam
sebuah kegiatan adalah “Apakah yang direncanakan telah tercapai?”
Untuk mengetahui bahwa apa yang direncanakan telah terlaksana
sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka yang harus dilakukan
adalah monitoring dan evaluasi. Dengan indikator penilaian yang
telah disusun bersama antara semua pihak yang bekerja sama dalam
kemitraan.

Sebuah proses kegiatan, mulai dari perencanaan, aksi, monitoring


dan evaluasi, sampai feedback merupakan satu rangkaian yang tidak
dapat berdiri sendiri (Kemmis, 1983). Proses ini diibaratkan sebuah
refleksi spiral yang setiap unsurnya saling terkait satu sama lainnya,
meski dapat dibedakan antara monitoring dan evaluasi secara jelas,

54
PEDOMAN KKN ABCD

tetapi keberadaan keduanya akan saling melengkapi keberhasilan


suatu program atau kegiatan.

2. Tujuan
Tujuan dilakukannya monitoring dan evaluasi adalah:
a. Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan telah
sesuai dengan rencana (telaah kinerja);
b. Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung diatasi;
c. Melakukan penilaian apakah pelaksanaan aktivitas sudah tepat
dalam mencapai tujuan (telaah pencapaian).

3. Metode Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi


Beberapa teknik monitoring dan evaluasi partisipatif yang dapat
dilakukan adalah:
a. Most Significan Change (MSC) merupakan pengumpulan cerita
mengenai perubahan signifikan (SC) yang terjadi di masyarakat,
serta seleksi secara sistematis atas bagian terpenting dari cerita
tersebut oleh masyarakat sendiri. MSC dilakukan dengan:
1) Mendeskripsikan perubahan apa yang dirasakan;
2) Menjelaskan mengapa perubahan itu penting;
3) Bagaimana perubahan itu terjadi, dan;
4) Bagaimana melanjutkan perubahan tersebut.

b. Historical Timeline, komunitas dapat menceritakan perubahan


apa yang telah terjadi dalam kurun waktu tertentu. Kondisi apa
yang terjadi sebelum dan sesudah dilakukan pendampingan,
serta bagaimana tingkat partisipasi komunitas setelah diberikan
dampingan diberikan melalui gambaran diagram. Tujuan dila-
kukannya historical timeline adalah:

55
BAB III MODEL KKN ABCD

1) Untuk meningkatkan kepada partisipan apa yang telah ter-


jadi sejak kegiatan dimulai;
2) Untuk mengumpulkan ide-ide apa yang akan dilakukan pada
tahap berikutnya, dan;
3) Sebagai bahan diskusi dan penjelasan tentang beberapa tren
(seperti partisipasi perempuan) kualitas perubahan pada se-
tiap aktivitas/kegiatan.

c. Photograps. Fotografi dapat membantu memberikan gambaran


mengenai perubahan fisik di lingkungan/komunitas masyarakat
dan juga konfirmasi tentang perubahan yang telah diceritakan.
Untuk menggunakan perangkat (tools) ini, maka:
1) Berikan kamera kepada anggota komunitas;
2) Mintalah kepada komunitas untuk mengambil foto-foto yang
menggambarkan tentang perubahan di komunikasi yang ter-
jadi karena aktivitas yang telah dilakukan bersama-sama;
3) Tanyakan kepada komunitas mengapa foto-foto yang diambil
dianggap perubahan yang penting dan mengapa itu penting,
dan;
4) Fotografi menyangkut masalah etik, sepanjang bahwa hal itu
dilakukan atas persetujuan komunitas.

d. Kartu Skor, tujuan penggunaan kartu skor adalah:


1) Menentukan gambaran perubahan kapasitas yang telah ter-
jadi dikomunitas dan kunci dari perubahan tersebut.
2) Untuk memberikan feedback kepada stakeholders setelah
melakukan kegiatan pendamping dengan pendekatan ABCD.

4. Pihak yang Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi


Semua pihak yang terlibat dalam kegiatan sebaiknya bersama-
sama juga terlibat dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi. Sete-

56
PEDOMAN KKN ABCD

lah sebelumnya duduk bersama di awal kegiatan untuk menetapkan


indikator keberhasilan/pencapaian kegiatan. Sehingga semua pihak
yang berkontribusi sejak awal dapat melihat dan merasakan per-
bedaan yang terjadi sebelum dan setelah kegiatan dilakukan. Hal
ini dimaksudkan supaya monitoring dan evaluasi (monev) menjadi
refleksi bersama dalam komunitas sehingga dapat menetapkan lang-
kah untuk perbaikan selanjutnya di masa datang.
Fasilitator juga bisa menjadi pengamat terhadap proses monev,
tetapi tidak diperkenankan mengintervensi proses tersebut. Hal ini
supaya orisinalitas hasil monev bisa dicapai tanpa khawatir adanya
asumsi “asal bapak senang” atau ABS.
Adapun untuk pelibatan lembaga lain di luar komunitas, dapat
dimungkinkan jika dalam merencanakan kegiatannya, disosialisasi-
kan atau didiseminasikan kepada institusi lain. Jadi, tidak menutup
kemungkinan pihak lain dapat memberikan saran untuk penyem-
purnaan kegiatan tersebut.

5. Instrumen Monitoring dan Evaluasi dalam KKN ABCD


Dalam KKN terdapat dua instrumen: monitoring dan evaluasi.
Pertama, instrumen evaluasi oleh mahasiswa dan masyarakat terha-
dap perubahan yang dicapai. Kedua, instrumen evaluasi oleh Dosen
Pembimbing Lapangan (DPL) terhadap mahasiswa peserta KKN.

a. Instrumen Evaluasi oleh Mahasiswa dan Masyarakat


terhadap Perubahan yang Dicapai.
Instrumen evaluasi ini dimaksudkan untuk mengukur peruba-
han dan capaian-capaian yang sudah diperoleh selama pelaksanaan
KKN ABCD di lokasi yang ditentukan. Pengukuran instrumen ini diisi
secara bersama-sama oleh mahasiswa dan masyarakat, yang hasilnya
dapat dijadikan pijakan untuk perbaikan dalam upaya pemberdayaan
masyarakat. Adapun isian instrumennya seperti tabel berikut:

57
BAB III MODEL KKN ABCD

Tabel 2. Checklist Evaluasi oleh Mahasiswa dan


Masyarakat terhadap Perubahan yang Dicapai

Kualitas Penilaian
Komponen Baik
Uraian Kurang Cukup Baik
Sekali
Keterlibatan
perempuan dan
Partisipasi kelompok marjinal,
dan warga selama
proses dilakukan.
Perubahan Lebih menghargai
pola pikir kekuatan unik

Munculnya
Kemitraan kemitraan antar
asosiasi dan institusi

Revitalisasi Adanya tokoh lokal


peran tokoh yang menggerakkan
lokal kegiatan

Warga masyarakat
Inisiasi dan
menjadi pelaku
kepemilikan
perubahan

Berkurangnya
Kemandi- kebergantungan
rian masyarakat pada
pihak eksternal

Adanya rencana
Keberlanju-
tindak lanjut yang
tan program
dikelola warga

58
PEDOMAN KKN ABCD

b. Instrumen Evaluasi oleh Dosen Pembimbing Lapangan


(DPL) terhadap Mahasiswa
Instrumen ini dikhususkan kepada mahasiswa peserta KKN.
Instrumen ini diisi oleh DPL sebagai acuan penilaian kinerja maha-
siswa selama mengikuti KKN. Berikut ini form instrumen tersebut
yang berupak chekclist evaluasi dan rekapitulasi nilai mahasiswa
peserta KKN.

Tabel 3. Checklist Evaluasi oleh DPL terhadap


Mahasiswa Peserta KKN

Teknik
Komponen Skor Instrumen Penilai
Penilaian
Praktik
Kinerja
lapangan
A.Pembekalan KKN 10* Kehadiran, DPL
partisipasi, Observasi
keaktifan
Penilaian Teman
sikap sejawat
B. Pelaksanaan KKN 30* DPL
Praktik
Kinerja
lapangan
C. Pelaporan Kelompok Project
40* Kinerja DPL
(tertulis/ presentasi/video) performance
D. Fieldnote Project
20* Kinerja DPL
(individu) performance

(*) disesuaikan DPL masing-masing

59
BAB III MODEL KKN ABCD

Tabel 4. Lembar Rekapitulasi Nilai Akhir


Mahasiswa Peserta KKN

Kelompok : ………………..
Dusun/Desa : ………………..
Kecamatan : ………………..
DPL : ………………..

KOMPONEN TOTAL
NO. NIM NAMA
A B C D NILAI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
dst.

Jember, ...................... 20.....

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

(tanda tangan)

Nama DPL
NIP/NIDN. ………….

60
BAB IV
Format Laporan
Bab IV
FORMAT LAPORAN

A. KETENTUAN UMUM
Setelah kegiatan KKN selesai dilaksanakan, masih ada kewajiban
yang harus segera dipenuhi, yaitu membuat laporan. Laporan yang
berisi kegiatan secara keseluruhan tersebut disusun dengan meng-
ikuti format penulisan yang disusun oleh Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN KH. Achmad Siddiq
Jember.
Dalam membuat laporan pelaksanaan KKN, peserta (individu/
kelompok) harus memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai beri-
kut:
1. Laporan diketik pada kertas ukuran A4, 70 gram, dengan margin
kiri 4 cm, kanan 3 cm, atas 4 cm dan bawah 3 cm.
2. Menggunakan huruf Times New Roman, ukuran 12, dengan jarak
1,5 spasi.
3. Penulisan laporan secara umum menggunakan pedoman penu-
lisan karya ilmiah UIN KH. Achmad Siddiq Jember.
4. Sampul laporan menggunakan warna hijau.

63
BAB IV FORMAT LAPORAN

5. Laporan dibuat rangkap 4 (empat) yang masing-masing eksem-


plar diserahkan kepada Panitia KKN LP2M UIN KH. Achmad
Siddiq Jember, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), mahasiswa
peserta KKN, dan masyarakat (desa/dusun) tempat lokasi KKN,
sebanyak 1 (satu) eksemplar.
6. Laporan KKN diserahkan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari
setelah KKN berakhir.
7. Keterlambatan pengumpulan laporan akan dikenakan sanksi
pengurangan nilai sebesar 30%.
8. Apabila terdapat duplikasi (ganda) di dalam laporan KKN baik
seluruh maupun sebagian, baik dalam satu kelompok ataupun
dengan kelompok lain—termasuk individu ataupun antar indi-
vidu lain—dengan cara apapun akan dikenakan sanksi sebagai
berikut:
a. Pengurangan nilai sebesar 30% bagi kelompok/individu yang
lebih dahulu mengumpulkan.
b. Pengurangan nilai sebesar 70% bagi kelompok/individu yang
mengumpulkan terakhir.

B. PENULISAN LAPORAN KKN ABCD


Untuk memudahkan mahasiswa peserta KKN dan Dosen Pem-
bimbing Lapangan (DPL) membuat laporan, maka LP2M menyusun
format laporan kelompok yang berupa laporan pengabdian kolabo-
ratif (mahasiswa dan DPL) dan laporan individu (mahasiswa peserta
KKN) dengan karakteristik pendekatan ABCD. Selain itu, peserta
KKN juga harus membuat laporan yang berupa artikel.
Dalam laporan KKN baik individu maupun kelompok/kolabo-
ratif pada dasarnya memuat kegiatan yang dilakukan dan kondisi
masyarakat daerah/desa yang menjadi lokasi KKN. Laporan KKN
harus didukung dengan data-data hasil dari pengamatan (observasi),

64
PEDOMAN KKN ABCD

wawancara, dokumen, pustaka, dan dokumentasi. Data-data yang


diperoleh harus dipastikan validitasnya baik melalui teknik-teknik
verifikasi ataupun melalui penyertaan bukti-bukti yang dapat diper-
tanggungjawabkan (dalam bab atau sub-bab dan/atau lampiran).

1. Format Penulisan Laporan Pengabdian Kolaboratif


Berikut ini contoh outline penulisan format laporan pengabdian
kolaboratif peserta KKN ABCD UIN KH. Achmad Siddiq Jember.

OUTLINE FORMAT PENULISAN


LAPORAN PENGABDIAN KOLABORATIF

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Profil Masyarakat Desa
Bagian ini berisi deskripsi atau gambaran masyarakat lokasi
KKN. Deskripsi berupa 1) topografi, 2) peta dan data wilayah, 3)
sejarah desa, 4) data kependudukan masyarakat di lokasi KKN
dan 5) data-data lainnya yang diperlukan sebagai konteks lapo-
ran KKN.

B. Potensi Masyarakat Desa


Bagian ini memuat pemetaan potensi-potensi kehidupan
masyarakat seperti potensi dalam aspek sosial, ekonomi, budaya,

65
BAB IV FORMAT LAPORAN

agama, politik, pendidikan, dan sebagainya. Di dalamnya ter-


masuk potensi-potensi fasilitas infrastruktur, akses, jaringan,
lembaga, komunitas, atau individu-individu (tokoh penting)
yang dijadikan pertimbangan dalam program pelaksanaan ke-
giatan KKN ABCD.

BAB II PELAKSANAAN KKN ABCD


A. Perencanaan Kegiatan
Bagian ini memuat perencanaan kegiatan-kegiatan yang
akan dilaksanakan. Perencanaan meliputi deskripsi dan jenis
kegiatan, waktu, tujuan, pembiayaan, cara atau strategi pelak-
sanaan, sasaran dan target, serta pembagian tugas dan pelaksana
(panitia) kegiatan-kegiatan yang ditetapkan.

B. Pelaksanaan Kegiatan
Bagian ini berisi laporan pelaksanaan kegiatan-kegiatan
yang dilakukan selama program KKN dilaksanakan. Laporan ini
memuat proses pelaksanaan yang dibuktikan dengan berjalan-
nya kegiatan, waktu, biaya, dokumentasi, pihak-pihak yang di-
libatkan, dan sebagainya, termasuk kendala atau hambatan yang
terjadi ketika pelaksanaan kegiatan, dan langkah-langkah solutif
yang dilakukan untuk mengatasinya.

C. Hasil dan Dampak Kegiatan


Bagian ini berisi hasil dari setiap kegiatan yang telah
dilaksana-kan. Dengan begitu, hasil kegiatan dapat dilihat dari
keberhasilan atau kesesuaian dengan tujuan, sasaran dan tar-
get dari pelaksanaan kegiatan. Sedangkan dampak kegiatan
dapat dibuktikan dengan adanya perubahan yang terjadi sete-

66
PEDOMAN KKN ABCD

lah pelaksanaan kegiatan. Perubahan dapat dirumuskan bahwa


terdapat perbedaan kondisi antara sebelum dengan sesudah
pelaksanaan kegiatan, baik perubahan pada tataran masyarakat
maupun individu. Dalam program KKN ABCD lebih ditekan-
kan pada pemanfaatan dan pengelolaan aset dan potensi yang
ada di masyarakat—sebagaimana yang disebutkan pada sub-bab
Potensi Masyarakat dalam BAB I di atas.

D. Evaluasi Kegiatan
Bagian ini meliputi evaluasi terhadap kegiatan mulai dari
proses perencanaan, pelaksanaan, hasil dan dampak yang ter-
jadi terhadap potensi-potensi dan aset-aset yang ada di dalam
masyarakat. Evaluasi berupa uraian tentang relevansi kegiatan
dalam kaitannya dengan dampak dan arah perubahan (atau
tidak adanya perubahan), tentang relevansi dan optimalisasi
langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi kendala yang
terjadi.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Tindak Lanjut dan Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Lampiran Fieldnote
2. Lampiran Daftar Hadir (Presensi)
3. Lampiran Foto-foto Dokumentasi Kegiatan
4. Lampiran-lampiran lain dst. (yang diperlukan)

67
BAB IV FORMAT LAPORAN

FORMAT HALAMAN JUDUL


LAPORAN PENGABDIAN KOLABORATIF

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


KH. ACHMAD SIDDIQ
JEMBER

LAPORAN PENGABDIAN KOLABORATIF

(Judul Program/Kegiatan)

Oleh :
Ketua : …………
NIP : …………

Anggota :
1. ………. (NIM ……….)
2. ………. (NIM ……….)
3. ………. (NIM ……….)
4. Dst.

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN


KEPADA MASYARAKAT (LP2M)
UIN KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER
TAHUN

68
PEDOMAN KKN ABCD

FORMAT LEMBAR PENGESAHAN


LAPORAN PENGABDIAN KOLABORATIF

Laporan Pengabdian Kolaboratif


Berlokasi di Desa ……. Kecamatan ……. Kabupaten ………
Telah disetujui dan disahkan pada:

Hari : ……………
Tanggal : ……………
Bulan : ……………
Tahun : ……………

Oleh:
1. ………. (NIM ……….)
2. ………. (NIM ……….)
3. ………. (NIM ……….)
4. Dst.

Mengetahui,
Ketua LP2M IAIN Jember Kepala Desa …………....

(tanda tangan & stempel) (tanda tangan & stempel)

Nama Lengkap dan Gelar Nama Lengkap dan Gelar


NIP. ……………….. NIP. ………………….

69
BAB IV FORMAT LAPORAN

DAFTAR HADIR KKN KELOMPOK …..


DESA …...…. KECAMATAN ……... KABUPATEN …..…..

Minggu I, Bulan Tahun*


No. NIM Nama
S S R K J S M
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
dst.
Keterangan: *dan seterusnya hingga Minggu ke-4

Jember, ...................... 20.....


Mengetahui,

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Koordinator Kelompok ….


(tanda tangan) (tanda tangan)

Nama DPL Nama Mahasiswa


NIP/NIDN. …………. NIM. …………

70
PEDOMAN KKN ABCD

FIELDNOTE KEGIATAN
MAHASISWA PESERTA KKN

Dokumentasi
Deskripsi (dokumentasi
(diisi dengan peran peran maha-
Tahapan
No. Kegiatan Waktu tiap mahasiswa siswa dalam
Kegiatan
dalam tahapan melaksanakan
kegiatan) tahapan
kegiatan)
a.
b.
1
c.
dst.
a.
b.
2
c.
dst.
a.
b.
3
c.
dst.
dst.

Catatan:
Fieldnote dibuat oleh setiap mahasiswa Peserta KKN. Fieldnote dapat
dibuat dalam bentuk tabel atau bentuk deskriptif sesuai dengan poin-
poin yang dianggap penting untuk dilaporkan.

71
BAB IV FORMAT LAPORAN

2. Format Penulisan Laporan Individu


Laporan individu merupakan laporan personal setiap mahasiswa
peserta KKN. Maka dari itu, laporan ini berupa catatan aktivitas atau
fieldnote—contoh format tabel penulisannya lihat di atas. Mahasiswa
menuliskan laporan sesuai dengan tahapan yang mereka lakukan di
lokasi KKN
Jadi, meskipun pada laporan KKN dibuat secara kolektif, tetapi
dalam proses pendalaman atau ujian dilakukan melalui mekanisme
presentasi individual. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi keter-
libatan setiap individu dalam proses pelaksanaan KKN. Oleh karena
itu, setiap mahasiswa dituntut untuk menguasai isi laporan kolabo-
ratif pengabdian, dengan pertimbangan bahwa setiap peserta terlibat
langsung dalam proses KKN yang dilakukan.
Adapun ujian pendalaman dilakukan oleh Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL) bersama masyarakat di lokasi KKN. Laporan KKN
yang tidak memenuhi syarat baik administrasi maupun akademik,
maka harus dilakukan revisi oleh mahasiswa KKN tersebut dengan
batas waktu maksimal 10 hari setelah pelaksanaan ujian pendalaman.

3. Format Penulisan Artikel Pengabdian


Tujuan penulisan laporan yang berupa artikel ini adalah publi-
kasi hasil dari proses KKN. Hal ini sejalan dengan program pengab-
dian Perguruan Tinggi yang dituntut untuk diketahui oleh khalayak
masyarakat secara luas. Oleh karena itu, peserta KKN sudah semes-
tinya membuat laporan publikasi (artikel).
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M)
sebagai panitia KKN berupaya untuk memfasilitasi program tersebut,
dengan upaya publikasi artikel melalui jurnal-jurnal khususnya di
lingkungan LP2M dan universitas pada umumnya. Berikut ini outline
format penulisan artikel laporan KKN.

72
PEDOMAN KKN ABCD

OUTLINE FORMAT PENULISAN


ARTIKEL PENGABDIAN KKN

JUDUL ARTIKEL
(Judul ringkas, padat, dan jelas mewakili isi artikel,
serta tidak lebih dari 18 kata)

Nama Penulis
UIN KH. Achmad Siddiq Jember
alamat.email@email.com

Abstrak (Abstract):
Abstrak memuat uraian singkat, padat, dan jelas mengenai
pentingnya pemilihan tema/topik artikel, metode dan pen-
dekatan yang digunakan, hasil analisis, dan kesimpulan.
Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.
Panjang abstrak ditulis 250-500 kata.
Kata Kunci (Keywords): Kata kunci berisi kata atau frasa istilah
pokok yang digunakan dalam artikel. Minimal kata kunci 4-6
kata atau frasa.

Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisi 1) uraian pengantar dan identi-
fikasi tentang perlunya atau pentingnya topik atau tema kajian
yang dipilih. 2) Jelaskan alasan memilih judul, baik objek kajian
dan relevansi teori, metode atau pendekatan yang digunakan.

73
BAB IV FORMAT LAPORAN

Selain itu, 3) jelaskan pula alasan yang membuktikan bahwa


judul artikel (penelitian) benar-benar tidak sama atau belum
pernah ditulis atau diteliti sebelumnya. Maka dari itu, 4) perlu
ditunjukkan penelitian-penelitian (artikel) sebelumnya yang
memiliki kesamaan dalam objek atau topik/tema kajian.
Dengan demikian, 5) penulis perlu menjelaskan bahwa
artikelnya berbeda dengan artikel-artikel (penelitian) lain yang
pernah ada sebelumnya. Apakah itu baik dalam hal spesifikasi
objek kajian, teori, metode, ataukah dalam analisisnya.
Terakhir, 6) pada bagian pendahuluan membuat rumusan
dan hipotesis singkat tentang kajian artikel.

Pembahasan
Bagian ini merupakan inti artikel, yang memuat analisis
atau aplikasi teori, metode, pendekatan yang relevan tersebut.
Hasil analisis ditulis dengan runtut dan sistematis yang dapat
berupa sub-sub bagian (sub-judul) jika dianggap perlu.
Format penulisan sub-bagian atau judul, penomoran, kuti-
pan, dan referensi catatan kaki (footnote) disesuaikan dengan
template jurnal publikasi yang dituju. Panjang pembahasan
sekitar 10-20 halaman atau 3.000-7.000 kata.

Simpulan
Bagian ini berisi hasil dari analisis yang terlah dilakukan
sebagaimana rumusan masalah dan hipotesis. Penulisan simpu-
lan hendaknya tidak mengulangi dan/atau copy-paste kalimat
atau paragraf baik yang telah ditulis dalam bagian abstrak, pen-
dahuluan, ataupun dalam pembahasan. Hindari pula penulisan
simpulan yang menggunakan poin-poin numbering (penomo-

74
PEDOMAN KKN ABCD

ran atau angka). Jadi, sebaiknya penulisan simpulan dilakukan


dengan uraian konklusi yang singkat, padat, dan jelas.

Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi referensi yang digunakan dalam
penulisan artikel. Hindari pencantuman referensi yang tidak
digunakan dalam penulisan baik dalam bagian pendahuluan
maupun pembahasan. Referensi dapat berupa bentuk apapun
termasuk buku, artikel jurnal, prosiding, majalah, surat kabar,
media cetak atau online, wawancara, data observasi, foto, pod-
cast, video, dan sebagainya. Format penulisan daftar pustaka
sesuaikan dengan template jurnal yang dituju.

75
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

Foot, Jane & Trevor Hopkins. “A Glass Half-full: How an Asset


Approach Can Improve Community Health and Well-being,”
Local Government Improvement and Development. (2010).
Kemmis, S. “Action Research,” in D. S. Anderson & C. Blakers (eds.).
Youth, Transition and Social Research. Canberra: Australian
National University, 1983.
Kretzmann, John P. & John L. McKnight. Building Communities from
the Inside Out: A Path toward Finding and Mobilizing a Com-
munity’s Assets. IL: Institute for Policy Research, 1993.
Martani, Dwi, et al. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK.
Jakarta: Salema Empat, 2012.
Nurdiyanah, et al. Panduan Pelatihan Dasar Asset Based Community
Development (ABCD). Makassar: Nur Khairunnisa, 2016.
Salahudin, N. et al. Panduan KKN ABCD. Surabaya: LP2M UIN Sunan
Ampel Surabaya, 2015.
Shafique, M. and S. George. “Positive Deviance: An Asset-Based
Approach to Improve Malaria Outcomes,” Malaria Consor-
tium. (2014). doi: 10.1093/oxfordhb/9780199734610.013.0077.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Bahasa Indonesia. Edisi
IV. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,
2008.

79
DAFTAR PUSTAKA

Worthen, B.R. and Sanders, J.R. Educational Avaluation: Theory and


Practice. California: Wadsorth, 1979.
Zuldesni. "Positive Deviance: Penyimpangan Positif Sebagai Model
dalam Mengatasi Masalah Gizi Buruk: Studi pada Masyarakat
Bungus Teluk Kabung Kota Padang." Working Paper (2010).
Unpublished.

80

Anda mungkin juga menyukai