1. Kamera Obscura
3. Dry Plates
Pelat kering collodion telah ada
sejak 1855, berkat karya Désiré van Monckhoven,
hingga sampai ada penemuan baru dari
pelat kering gelatin pada tahun 1871 oleh
Richard Leach Maddox dengan kecepatan dan kualitas
lebih baik. Juga, untuk pertama kalinya, kamera bisa
dibuat cukup kecil untuk dipegang tangan, atau
bahkan tersembunyi .Ada proliferasi dari berbagai
desain, dari refleks tunggal dan lensa ganda untuk kamera besar dan kameragenggam.
Dia membangun prototipe kamera 35 mm nya (Ur-Leica) sekitar tahun 1913, meskipu
npengembangan lebih lanjut ditunda selama beberapa tahun akibat. Perang
Dunia I. Leitz diuji pasarkan antara tahun 1923 dan 1924. Kamera tersebut memperoleh
respon sangat baik dari para konsumen sehingga para pesaing pun mulai bermunculan
salah satunya adalah Canon yang dibuat oleh Jepang.
Pada tahun 1952 Asahi Optical, perusahaan yang kemudian menjadi terkenal untuk
kamera Pentax memperkenalkan SLR Jepang pertama menggunakan film 35mm, yang
disebut Asahiflex. Beberapa pembuat kamera Jepang lainnya juga memasuki pasar SLR
pada 1950-an, termasuk Canon, Yashica, dan Nikon.
Nikon masuk pasaran dengan nama Nikon F, dengan kualitas hasil potret yang sangat
baik dan membuatnya populer. Seri F bersama dengan seri sebelumnya S dari kamera
pengintai tersebut membuat reputasi Nikon sebagai pembuat peralatan profesional
berkualitas.
7. Kamera Analog
Kamera analog mulai muncul pada tahun 1981
dari Sony Mavica (Magnetic Video Camera). Ini
adalah kamera analog, yang mencatat sinyal pixel
terus menerus, sebagai mesin rekaman video.
Namun ternyata kamera analog kurang mendapat respon baik karena beberapa faktor
seperti biaya mahal (hingga US $ 20.000), kualitas gambar yang buruk dibandingkan
dengan film, dan kurangnya printer terjangkau berkualitas.
9. DSLR
Digital Single Lens Reflex (Digital SLR atau DSLR) adalah kamera digital yang
menggunakan sistem cermin otomatis dan pentaprisma atau pentamirror untuk
meneruskan cahaya dari lensa menuju ke viewfinder.
Kamera ini menjadi kamera tercanggih dan terpopuler saat ini, terutama untuk merek
Nikon dan Canon. Kamera ini juga sering digunakan untuk studio foto karena kualitas
gambarnya yang sangat baik dengan resolusi tinggi.
1. Lensa adalah bagian pokok dari kamera yang bekerja sama denga body kamera.
Fungsi lensa sendiri yaitu sebagai pemantul objek yang akan di bidik.
2. Grip yaitu bagian kamera yang menonjol di sebelah kanan dan berfungsi untuk
pegangan kamera.
3. Tombol Lensa fungsinya adalah untuk melepaskan lensa pada kamera
4. Tombol Stabilizer yang Berfungsi untuk mestabilkan getaran oleh tangan saat
memotret yang membuat hasil foto tidak maksimal.
5. Tombol Shutter Berfungsi untuk mengambil sebuah gambar.
6. Tombol Flash Tombol ini digunakan untuk menyalakan flash pada kamera Digital
SLR.
7. Dial Berfungsi sebagai pengatur kecepatan rana (shutter speed)
8. Tombol Display Berfungsi untuk menampilkan gambar yang kita jepret.
9. Thumb-Wheel Tombol ini merupakan tombol modus pemotretan
10. Built in Flash Light Fungsi dari Lampu Flash internal ini hanya untuk memberikan
penerangan 1 arah
11. Anti Red Eye Fungsi tombol tersebut sebagai penangkal untuk menghindari mata
kelihatan merah pada saat menggunakan Flash llight (Lampu Flash)
12. Finder adalah Jendela bidik yang digunakan untuk melihat objek saat memotret
13. Layar LCD berfungsi untuk menampilkan keterangan settingan kamera, untuk
melihat hasil foto, sebagai layar bidik untuk melihat objek yang akan difoto (lifeview)
14. Tombol Navigasi berfungsi untuk membantu mengendalikan program dalam kamera
dan menggeser pilihan pada menu di kamera
15. Tombol AV berfungsi untuk mengatur bukaan diafragma atau aperture
16. Tombol Fn/Q berfungsi untuk mengubah atau mengalihkan fungsi pada tombol
navigasi di atas ke fungsi shortcut
17. Tombol Zoom berfungsi untuk memperbesar hasil foto dan juga untuk memperdekat
jarak objek ketika mengaktifkan mode lifeview saat memotret
18. Tombol Lifeview berfungsi untuk mengganti atau mengalihkan layar bidik dari
viewfinder ke lifeview yang tampil pada layar LCD.
19. Tombol Menu untuk menuju menu pengaturan, sedangkan tombol info untuk
mengetahui informasi data termasuk informasi foto.
20. Tombol Preview berfungsi untuk melihat hasil foto pada layar LCD kamera.
21. Tombol Delete berfungsi untuk menghapus foto dan data lainnya di dalam kamera.
Pertama yang harus diingat adalah, jangan pakai mode Manual exposure.
Biarkan kamera menghitung sendiri cahayanya dan memberikan nilai
ekpsosur yang tepat untuk kita. Bisa gunakan mode P (Program)
atau A/Av (Aperture Priority) atau S/Tv (Shutter Priority). Gunakan juga
mode metering Spot, lalu kunci pengukuran metering ke obyek utama yang ingin difoto, ini
dilakukan supaya kita bisa mendapat pengukuran yang pas walau cahayanya sulit.
Bila kita merasa setting eksposur yang diberikan
kamera sudah pas, bisa kita kunci setting dengan
menekan dan menahan tombol AE-Lock (simbol
bintang di kamera Canon, atau tombol AE-L di
kamera lain). Tak perlu menunggu lama, setelah
jempol kita menahan tombol ini segeralah
mengambil foto untuk mencegah perubahan
cahaya lagi. Selamat mencoba..
Tips tambahan : di kamera Canon ada fitur Highlight Tone Priority, ini bisa diaktifkan untuk
mencegah over eksposur di daerah putih seperti baju pengantin atau langit.
Drive
continu bisa dipilih di drive mode, biasanya kamera
bisa memotret mulai dari 4 foto per detik yang cukup
lumayan untuk memotret berturut-turut. Kamera lebih
canggih bahkan bisa memotret sampai 11 foto per detik.
Untuk mengaktifkan fokus kontinu pilih mode AF-C
(di kamera Nikon dan Sony) atau AF mode ke AI Servo
(di kamera Canon). Selanjutnya tentu kita harus membidik obyeknya, tekan dan tahan setengah
tombol jeptret (atau tekan dan tahan tombol AF-ON) lalu saat momennya tiba tekan penuh
tombol jepret cukup lama supaya bisa diambil banyak foto. Nantinya pilih dari sekian foto yang
diambil manakah yang momen dan timingnya paling pas.
Paling aman pakailah format file RAW lalu diedit belakangan, sesuaikan setting White Balance
yang diinginkan. Tapi bila kita mau hasil akurat tanpa perlu repot edit, maka kita perlu siapkan
kertas putih di lokasi pemotretan, lalu lakukan prosedur Custom/Preset WB atau Measure WB.
Syaratnya, kertas putih harus difoto penuh, dengan sumber cahaya yang sama dengan yang
akan kita pakai nanti. Dengan begitu kamera akan mengerti setting WB optimal dari kertas
putih tadi.
Contoh warna kuning dinetralkan jadi putih, benar secara teknis tapi jadi tidak terlihat warna
aslinya :
Lalu difoto lagi dengan menjaga warna aslinya, lebih hangat (kuning) tapi tidak netral :
WB shift juga bisa dilakukan bila kita sudah tahu ingin membiaskan hasil warna akhir ke arah
mana : Hijau – Magenta atau Biru – Merah. Idealnya titik tengah akan memberi hasil netral
apabila setting WB sama dengan sumber cahayanya. Tapi kalau kita mau geser bisa juga,
dengan menggeser ke kanan maka tone warna akan semakin kemerahan. Bila titik tengah
memberi hasil yang tidak netral (misal akibat gangguan dari warna biru pada cahaya yang ada)
maka ada baiknya WB shift digeser ke kanan supaya
hasil akhirnya tidak lagi biru. WB shift juga boleh
dipakai untuk membuat warna sengaja berbeda,
misal di daerah berkabut putih akan lebih unik bila
WB di geser ke warna biru.
Kondisi 6 : Balance Flash Di Tempat Low Light Atau Fill Flash Untuk Backlight
Misal : foto potret dengan flash, tapi ingin suasana sekeliling terlihat terang, atau sebaliknya
mengisi flash saat backlighting
Flash slow speed dimaksudkan unyuk menerangi subyek yang dekat, namun untuk
menangkap ambient lightperlu shutter speed yang cukup lambat, misal di belakangnya ada
lampu-lampu gedung. Biasanya dipilih 1/30 detik hingga 1/8 detik. Perhatikan kalau tripod
sebaiknya dipakai untuk speed lambat.
Foto berikut pakai shutter 1/20 detik, ISO 800 dan lampu flash :
Karakter Warna Karakter warna digolongkan sesuai dengan ciri khas warna dalam
implementasi kehidupan sehari-hari. Berikut karakter-karakter warna tersebut :
Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang
untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi).
Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau
kehidupan spesifik.
Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-
hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan sesuatu.
Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte), sifat
yang tak terhingga dan transenden, disamping itu memiliki sifat tantangan.
Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari 26 26 suatu
warna, seperti merah, biru, hijau dsb. Value, adalah dimensi kedua atau mengenai
terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.