MATAPELAJARAN : SEJARAH
FASE :E
2 Asal Usul Peserta didik juga dapat memahami Menjelaskan Asal Usul Nenek Menjelaskan asal usul nenek 1. Menyebutkan asal usul nenek
Nenek Moyang konsep dasar asal usul nenek Moyang moyang moyang.
dan Jalur moyang dan jalur rempah; 2. Mendeskripsikan asal usul
Rempah menganalisis serta mengevaluasi nenek moyang.
manusia dalam asal usul nenek 3. Menganalisis asal usul nenek
moyang dan jalur rempah; moyang
menganalisis serta mengevaluasi
asal usul nenek moyang dan jalur
rempah dalam ruang lingkup lokal,
nasional, serta global; menganalisis
serta mengevaluasi asal usul nenek
moyang dan jalur rempah dalam
dimensi masa lalu, masa kini, serta
masa depan; menganalisis serta
mengevaluasi asal usul nenek
moyang dan jalur rempah dari pola
perkembangan, perubahan,
keberlanjutan, dan keberulangan;
menganalisis serta mengevaluasi
Mendeskripsikan Jalur Rempah Mendeskripsikan jalur rempah 1. Menggelompokkan jalur
asal usul nenek moyang dan jalur
rempah.
rempah secara diakronis (kronologi)
2. Menyebutkan jalur rempah.
dan/atau sinkronis.
3. Menganalisis jalur rempah di
Indonesia
Modul Ajar Sejarah: Konsep Dasar Ilmu Sejarah
MATAPELAJARAN : SEJARAH
FASE : E (X)/ SEMESTER GANJI
Kerajaan Hindu-
Kerajaan Islam di
Buddha di
Nusantara
Nusantara
Modul Ajar Sejarah: Konsep Dasar Ilmu Sejarah
Modul Ajar Sejarah: Konsep Dasar Ilmu Sejarah
MODUL AJAR
SEJARAH
DAFTAR ISI:
A. INFORMASI UMUM
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
C. PROFIL PELAJAR PANCASILA
D. SARANA & PRASARANA
E. TARGET PESERTA DIDIK
F. KETERSEDIAAN MATERI
G. MODEL PEMBELAJARAN
H. TUJUAN PEMBELAJARAN
I. PEMAHAMAN BERMAKNA
J. PERTANYAAN PEMANTIK
K. MATERI AJAR
• ALAT & BAHAN
PEMBELAJARAN
• KEGIATAN PEMBELAJARAN
• ASSESMEN
L. LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
M. REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK
N. KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN
DAN ASSESMEN
O. BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK&BAHAN BACAAN GURU
P. MATERI PENGAYAAN DAN REMIDIAL
Q. DAFTAR PUSTAKA
Modul Ajar Sejarah: Konsep Dasar Ilmu Sejarah
A. Informasi Umum
Nama Penyusun : Balkis Ekabella, S.Pd
Asal Instansi : SMKS Prof. Suryono
Tahun Penyusunan : 2023
Jenjang Sekolah : Sekolah Menengah Kejuruan
Kelas : X (Sepuluh)
Alokasi Waktu : 2 JP x 4 Pertemuan (360 Menit)
B. Capaian Pembelajaran
Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 033/H/KR/2022
tentang Capaian Pembelajaran (CP) pada Jenjang Pendidikan Menengah pada
Kurikulum Merdeka khususnya Matapelajaran Sejarah, dari beberapa Capaian
Pembelajaran (CP) mata pelajaran sejarah sebagai berikut:
“Pada akhir fase ini, peserta didik mampu memahami konsep dasar ilmu
sejarah yang dapat digunakan untuk menjelaskan peristiwa sejarah; memahami
konsep dasar ilmu sejarah sebagai bahan analisis untuk mengkaji peristiwa sejarah;
memahami konsep dasar ilmu sejarah sebagai bahan evaluasi untuk mengkaji
peristiwa sejarah; menganalisis serta mengevaluasi manusia sebagai subjek dan
objek sejarah; menganalisis serta mengevaluasi peristiwa sejarah dalam ruang
lingkup lokal, nasional, dan global; menganalisis serta mengevaluasi sejarah dalam
dimensi masa lalu, masa kini, dan masa depan; menganalisis serta mengevaluasi
sejarah dari aspek perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan;
memahami peristiwa sejarah secara diakronis (kronologi) maupun sinkronis.”
4. Kreatif
Dengan menghasilkan karya atau gagasan atau tindakan yang orisinil dalam
pengerjaan tugas-tugas yang diberikan baik dalam bentuk audio, visual, audio
visual, maupun karya tulis
5. Bergotong-royong
Bersama-sama dalam melaksanakan dan mengerjakan tugas-tugas kelompok yang
diberikan, mampu berkolaborasi dalam menyelesaikan projek sederhana
F. Ketersediaan Materi
Materi di dalam modul ajar ini tidak hanya dipergunakan untuk peserta didik
regular, melainkan terdapat juga materi khusus untuk peserta didik berpencapaian tinggi
dan juga terdapat materi khusus peserta didik yang memiliki kesulitan dalam memahami
konsep sejarah. Dalam modul ajar ini terdapat tambahan materi di antaranya sebagai
berikut:
1. Materi Pengayaan: peserta didik yang memiliki kecapaian tinggi dalam memahami
konsep sejarah.
2. Materi Remedial: peserta didik yang memiliki kesulitan dalam memahami konsep
sejarah.
G. Model Pembelajaran
Tatap Muka (Luring), dan Problem Based Learning (PBL)
H. Tujuan Pembelajaran
1. Menganalisis subjek dan objek sejarah
2. Menganalisis konsep berpikir diakronis dan sinkronis
3. Menganalisis aspek perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan
keberulangan
Modul Ajar Sejarah: Konsep Dasar Ilmu Sejarah
I. Pemahaman Bermakna
Materi Konsep Dasar Ilmu Sejarah yang diperoleh dari guru maupun sumber belajar
lainnya diharapkan peserta didik mampu mencapai pemahaman konsep sejarah di antaranya:
1. Sejarah merupakan sebuah kajian ilmu pengetahuan yang menitikberatkan pada
peristiwa penting di masa lalu baik itu fenomena alam maupun sosial.
2. Manusia sebagai agen sejarah yang bisa menciptakan sejarah dan menyusun kembali
peristiwa di masa lalu.
3. Dalam konsep sejarah, ada keterkaitan antara manusia, waktu dan ruang peristiwa itu
sendiri.
4. Sejarah sebagai peristiwa adalah kenangan, sejarah sebagai kisah adalah hasil
rekontruksi masa lalu oleh manusia masa kini, sejarah sebagai ilmu adalah metode ilmu
pengetahuan yang sistematis yang diperoleh dari fakta kebenaran sejarah yang
bersumber dari karya peninggalan masa lalu manusia, sedangkan sejarah sebagai seni
adalah seni dalam bentuk rangkaian kata-kata yang disusun untuk menghidupkan
kembali peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu.
5. Pola pikir sinkronis dalam belajar sejarah lebih menekankan pada ruang yang nantinya
pendalaman peristiwa lebih kuat, sedangkan pola pikir diakronis lebih mementingkan
waktu yang menitikberatkan pada proses waktu peristiwa itu terjadi.
6. Konsep berpikir kronologis memudahkan kita untuk memahami peristiwa berdasarkan
urutan waktu, sedangkan periodisasi memudahkan kita untuk memahami peristiwa
berdasarkan keunikan yang khas dalam sebuah rezim atau periode tertentu.
Modul Ajar Sejarah: Konsep Dasar Ilmu Sejarah
J. Pertanyaan Pemantik
Pada materi “Konsep Dasar Ilmu Sejarah” diharapkan peserta didik mampu
menumbuhkan rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kritis. Sikap positif tersebut bisa
didorong melalui pertanyaan pemantik untuk memandu pemahaman bermakna sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Adapun pertanyaan pemantik dalam modul ajar ini, antara lain:
No Materi Pertanyaan
1. Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting dalam
sejarah. Jelaskan keterkaitan konsep ruang dan konsep
waktu dalam sejarah!
2. Dalam ilmu sejarah dibahasa tentang manusia dalam
kegiatan dengan masyarakat atau bangsanya merupakan
Subjek dan Obek dalam
kajian utama, yakni segala aktivitas manusia pada masa
1 Sejarah
lalu. Jelaskan maksud dari pernyataan di atas!
3. Manusia dalam kesehariannya melakukan berbagai
aktifitas di kehidupannya, hal ini dapat memberikan
peran penting bagi sejarah. Bagaimana peran manusia
dalam sejarah!
K. Materi Ajar
Persiapan Pembelajaran
Adapun Langkah-langkah yang harus dipersiapkan sebelum mengajar yaitu:
1) Membaca materi yang akan disampaikan
2) Membuat presentasi materi tentang badan usaha dalam bentuk power point
3) Menyiapkan lembar kerja peserta didik dan mencetaknya untuk dibagikan kepada
peserta didik (boleh modifikasi dari yang sudah dibuat di modul ini) Untuk yang
ketersediaan prin tdan foto copy yang minim, lembar kerja peserta didik bisa ditulis
di buku tulis peserta didik
4) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
5) Membuat kelompok diskusi
Modul Ajar Sejarah: Konsep Dasar Ilmu Sejarah
Kronologi memberikan gambaran waktu yang bersifat linear, yakni waktu yang bergerak dari belakang
ke depan, atau waktu yang bergerak dari kiri ke kanan, atau waktu yang bergerak dari titik awal hingga
mencapai titik akhir. Oleh karena itu, gerakan waktu bersifat progresif karena memandang perjalanan waktu
sebagai proses perkembangan menuju kemajuan. Dalam pandangan waktu yang bersifat linear dan progresif
tersebut, pergerakan waktu dibagi menjadi tiga dimensi waktu yaitu masa lalu, masa kini dan masa depan. Di
antara dimensi waktu itu, sejarah mempelajari peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Namun, peristiwa masa
lalu dalam sejarah mempunyai keterkaitan dengan masa kini dan masa depan.
Kebalikan dari berpikir kronologis adalah berpikir anakronistis. Bila berpikir kronologis mengurut
peristiwa berdasarkan urutan waktu kejadiannya, maka anakronistis mencampuradukan atau memutarbalikan
urutan peristiwa sehingga memberikan pemahaman yang salah. Cara berpikir anakronistis menyalahi gambaran
waktu sebagai proses yang bergerak menurut garis lurus dari awal hingga akhir. Anakronistis menempatkan
kejadian atau peristiwa yang terjadi lebih dahulu di belakang kejadian atau peristiwa yang terjadi kemudian.
Sebagai contoh: peristiwa Proklamasi lebih didahulukan daripada peristiwa Rengasdengklok.
Selain itu perlu dibedakan antara konsep kronologis dengan konsep periodisasi. Periodisasi adalah
pengelompokan peristiwa sejarah dalam suatu babak, masa, zaman atau periode tertentu berdasarkan ciri-ciri
yang sama. Sedangkan kronologi merupakan urutan waktu terjadinya peristiwa dari yang paling awal hingga
paling akhir.
Modul Ajar Sejarah: Konsep Dasar Ilmu Sejarah
Jadi dengan berpikir secara sinkronik kita dapat mempelajari peristiwa bersejarah secara mendetail.
Kajian yang diambil pada konsep ruang lebih dititik beratkan pada aspek tempat terjadinya suatu
peristiwa sejarah. Konsep ruang dalam sejarah akan membantu dalam membandingkan antara peristiwa yang
terjadi di satu lokasi dengan peristiwa sejarah di lokasi lainnya serta mengetahui apakah ada hubungan antara
peristiwa di lokasi satu dengan yang lain.
Contoh: Peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya merupakan sejarah lokal yang
diangkan menjadi sejarah nasional karena pengaruhnya yang sangat besar terhadap daerah lain dalam rangka
mempertahankan kemerdekaan RI pada saat itu.
Waktu adalah seluruh rangkaian saat proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung. Setiap
manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dalam waktu dan tidak dapat dilepaskan dari waktu. Mempelajari
sejarah tidak hanya mempelajari sesuatu yang berhenti, teatapi juga sesuatu yang terus bergerak sejalan dengan
perjalanan waktu. Unsur waktu (seperti halnya unsur ruang dan tempat) juga memberikan konteks atau setting
tertentu bagi berlangsungnya peristiwa sejarah. Peristiwa sejarah menempati unsur ruang dan waktu yang terus
bergerak ke depan secara dinamis.
Perilaku atau tindakan manusia tersebut tidak terlepas dari ruang atau tempat terjadinya peristiwa
sejarah yang berkaitan dengan aspek geografis. Begitupun waktu, setiap manusia dan makhluk hidup lainnya
hidup dalam waktu dan tidak dapat dilepaskan dari waktu. Mereka berkaitan erat dengan kehidupan masa lalu,
masa kini, dan masa depan. Setiap peristiwa sejarah berada dalam kurun waktu tertentu yang memiliki latar
belakang waktu sebelumnya, misalnya zaman orde lama, orde baru, dan zaman reformasi. Peristiwa sejarah
menempati unsur ruang dan waktu yang terus bergerak ke depan secara dinamis. Unsur waktu ini menjadikan
setiap peristiwa sejarah tersebut unik dari waktu ke waktu, karena hanya terjadi sekali.
Konsep waktu sangat penting untuk menghindari terjadinya tumpang tindih peristiwa sejarah
(anakronis). Contoh: Periodisasi masa pra aksara :
Modul Ajar Sejarah: Konsep Dasar Ilmu Sejarah
PILIHAN GANDA
Konsep Berfikir Sinkronis, Diakronis, Konsep Berpikir
Kronologis,Periodisasi dan Hukum Kausalitas
1. Mempelajari peristiwa sejarah dengan segala aspeknya pada masa dan waktu tertentu
dengan lebihmendalam merupakan pemahaman ilmu sejarah yang bersifat…. (E)
a. Diakronik
b. Kronik
c. Anakronik
d. Kronologi
e. Sinkronik
2. Perhatikan data berikut.
1) Mengkaji peristiwa sejarah yang terjadi pada masa tertentu
2) Menitikberatkan kajian peristiwa pada pola-pola, gejala dan karakter
3) Sifat kajian mendalam
4) Membahas peristiwa sejarah dalam waktu yang terus memanjang
5) Memiliki tema yang sangat pendek
Dari data di atas, yang merupakan ciri berpikir sinkronik
adalah … (A)a. 1), 2), dan 3)
b. 1), 3), dan 4)
c. 2), 3), dan 4)
d. 2), 4), dan 5)
e. 3), 4), dan 5)
3. Jika seorang sejarawan ingin menyusun sejarah perekonomian bangsa Indonesia pada zaman
Jepang dengan menggunakan cara berpikir sinkronik, maka hal yang perlu dilakukan
adalah…. (B)
a. Membandingkan perkembangna ekonomi masa pendudukan Jepang di Indonesia
denganperkembangan ekonomi masa pendudukan Jepang di Singapura
b. Meneliti gejala atau fenomena gejala atau fenomena perkembangan kehidupan ekonomi
bangsaIndonesia yang terjadi pada masa pendudukan Jepang
c. Meneliti dampak atau efek perekonomian masa pendudukan Jepang pada masa Reformasi
d. Faktor-faktor pendukung ekonomi Indonesia masa Pendudukan Jepang yang digali dari sejak
masa Kolonial Belanda
e. Kondisi ekonomi Indonesia saat ini yang merupakan warisan dari sistem ekonomi
Modul Ajar Sejarah: Konsep Dasar Ilmu Sejarah
jepang masapendudukan
PETUNJUK
1. Lembar kerja ini dikerjakan secara berkelompok (masing-masing kelompok 4-5 orang)
2. Setiap kelompok memiliki kemampuan memahami satu konsep berpikir sejarah, sebagai berikut:
a. Tim Ahli Diakronis
b. Tim Ahli Sinkronis
c. Tim Ahli Kronologis
d. Tim Ahli Periodisasi
e. Tima Ahli Hukum Kausalitas
3. Berdasarkan pertanyaan yang tersedia, Analisislah melalui berbagai sumber belajar
danJawablah pertanyaan dengan benar!
IDENTITAS
KELAS :
KELOMPOK :
NAMA ANGGOTA : 1. ……………………………….
2. ……………………………… .
3. ………………………………..
4. ………………………………..
Konsep Deskripsi
Pengertian
Karakteristik
Kasus Peristiwa
Modul Ajar Sejarah: Konsep Dasar Ilmu Sejarah
Assesmen
1. Guru melakukan pengamatan selama diskusi kelompok berlangsung. Hasil pengamatan
berupakelengkapan lembar kerja peserta didik dan partisipasi peserta didik dicatat.
2. Penilaian hasil diskusi dan presentasi (format penilaian terlampir)
3. Penilaian hasil lembar kerja peserta didik (format penilaian terlampir)
4. Guru mengajukan pertanyaan secara lisan.
5. Asesmen tertulis (post test, soal pilihan ganda dan soal essay terlampir)
Q. Daftar Pustaka
a. Kuntowijoyo. 2018. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
b. Kuntowijoyo. 2008. Penjelasan Sejarah (Historical Explanation). Yogyakarta: Tiara Wacana.
c. Sokmono,R.Dr. 1981. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1. Yogyakarta: Kanisius.
d. Gottschalk, Louis. 1986. Mengerti Sejarah. Jakarta : UI Press.
e. Hellius Sjamsuddin, et.al, 2007, Metodologi Sejarah, Yogyakarta : Ombak.
f. Nana Syaodih Sukmadinata. 1999. Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktek.
Bandung : RemajaRosdakarya.
C
1 Soenarto 75 75 50 75 275 68,75
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka
peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun
agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu
tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian
menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format
penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Berikut Contoh format penilaian :
Jumlah Skor Kode
N Pernyataan Ya Tidak Nilai
o Skor Sikap
Selama diskusi, saya ikut
1 50
serta
mengusulkan ide/gagasan.
Ketika kami berdiskusi,
2 setiap anggota 50
C
250 62,50
mendapatkan
Modul Ajar Sejarah: Konsep Dasar Ilmu Sejarah
kesempatan untuk
berbicara.
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 =
62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan
keterampilan
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan
untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 =
90,00
4. Kode nilai / predikat :
Modul Ajar Sejarah: Konsep Dasar Ilmu Sejarah
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
No Aspek yang Dinilai Baik
Baik Baik Baik
(100) (75) (50) (25)
1 Kesesuaian respon dengan
pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata
bahasa
4 Pelafalan
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
2) Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan