NIM : 17034099
Gambar Seorang seniman menggunakan kamera obscura abad ke-18 untuk melacak gambar –
Sumber : Wikipedia
Joseph Nicéphore Niépce adalah orang pertama yang menghasilkan foto
menggunakan kamera pada tahun 1816. Ia menghasilkan foto pertamanya
menggunakan kamera yang sangat kecil buatanya sendiri dan dengan
menggunakan selembar kertas dilapisi dengan perak klorida. Meskipun saat itu ia
belum dapat menghasilkan foto yang permanen, kemudian pada pertengahan
1820-an, Niépce bereksperimen lagi menggunakan kamera obscura yang terfokus
pada pelat timah 16,2 cm x 20,2 cm (6,4 in × 8,0) yang dilapisi tipis dengan aspal
judea, yaitu aspal yang terbentuk secara alami yang peka akan cahaya.
Namun, kamera pertama yang sangat praktis untuk digunakan dalam bidang
fotografi ditemukan oleh Johann Zahn, pada tahun 1685. Prinsip kamera model
Zahn ini menggunakan slide tambahan sebagai alat untuk memfokuskan objek.
Sistem Zahn tersebut mampu memberikan tambahan plat sensitif di depan lensa
kamera sebelum melakukan pengambilan gambar.
Setelah kematian Niépce pada tahun 1833, rekannya Louis Daguerre terus
bereksperimen. Pada tahun 1837 Daguerre menciptakan proses fotografi praktis
pertama, yang ia beri nama daguerreotype dan dipublikasikan pada tahun 1839.
Daguerre menggunakan lembaran tembaga berlapis perak dengan uap yodium
untuk memberikan lapisan iodida perak peka cahaya. Setelah terpapar di kamera,
gambar dikembangkan oleh uap merkuri dan diperbaiki dengan larutan natrium
klorida.
Kamera Daguerreotype dibuat oleh Maison Susse Freres pada tahun 1839, dengan lensa oleh
Charles Chevalier – Sumber : Wikipedia
Henry Fox Talbot menyempurnakan proses yang berbeda yaitu calotype pada
tahun 1840 dan di komersilkan. Ia mengembangkan kamera yang sangat
sederhana yang terdiri dari dua kotak bersarang. Kotak belakang memiliki layar
kaca tanah yang bisa dilepas dan bisa masuk dan keluar untuk menyesuaikan
fokus. Setelah pemfokusan, kaca tanah diganti dengan pegangan yang kedap
cahaya yang berisi pelat atau kertas peka dan lensa tertutup. Kemudian fotografer
membuka cover pada holder, membuka tutup lensa, dan menghitung menit
sebanyak yang di inginkan yang disesuaikan dengan kondisi pencahayaan
sebelum mengganti tutup dan menutup dudukannya. Meskipun kesederhanaan
mekanis ini, lensa achromatic berkualitas tinggi telah menjadi standar.
Plat kering collodion mulai digunakan orang semenjak tahun 1857, kamera
yang satu ini merupakan buah karya dari Desire van Monckhoven. Empat belas
tahun kemudian, kamera pelat kering ini dimodifikasi oleh Richard Leach
Maddox yang berhasil menciptakan pelat basah yang kualitas dan kecepatan
pengambilan gambarnya lebih baik.
Kamera studio abad ke-19 – Sumber : Wikipedia
Pada tahap inilah untuk pertama kalinya, kamera bisa dibuat cukup kecil
untuk dipegang tangan, atau bahkan tersembunyi. Ada proliferasi dari berbagai
desain, dari refleks tunggal dan lensa ganda untuk kamera besar dan kamera
genggam.
Pada tahun 1900, Eastman mengambil langkah lebih maju di pasar fotografi
dengan produknya yang ia beri nama Brownie, kamera kotak sederhana dan
sangat murah yang memperkenalkan konsep snapshoot pertama kali. Brownie
sangat populer dan berbagai model tetap dijual sampai 1960-an.
35 mm
Sejumlah produsen mulai menggunakan film 35mm antara 1905 dan 1913.
Kamera 35mm pertama yang tersedia untuk umum, dan mencapai angka
penjualan paling signifikan adalah Tourist Multiple pada tahun 1913, dan
Simplex pada tahun 1914.
Kamera refleks praktis pertama adalah Frankle & Heidecke Rolleiflex TLR
medium-format tahun 1928. Meskipun kedua kamera refleks single-lens dan
twin-lens telah tersedia selama beberapa dekade, kamera itu terlalu besar untuk
mencapai popularitas. Rolleiflex-lah yang mencapai popularitas yang luas
sehingga desain format medium TLR menjadi populer untuk kamera high-end
dan low-end.
Revolusi serupa dalam desain SLR dimulai pada 1933 dengan pengenalan
Ihagee Exakta , SLR compact yang menggunakan 127 roll film. Hal ini diikuti
tiga tahun kemudian oleh SLR Barat pertama yang menggunakan 135 film , Kine
Exakta (SLR 35 mm pertama di dunia adalah kamera “Sport” Soviet , dipasarkan
beberapa bulan sebelum Kine Exakta, meskipun “Sport” menggunakan kartrid
filmnya sendiri). Desain SLR 35mm mendapatkan popularitas langsung dan ada
ledakan model baru dan fitur inovatif setelah Perang Dunia II. Ada juga beberapa
TLR 35 mm, yang paling terkenal di antaranya adalah Contaflex tahun 1935.
Inovasi yang ada pada SLR adalah eye-level viewfinder, yang pertama kali
muncul di Hungarian Duflex pada tahun 1947 dan disempurnakan pada tahun
1948 dengan Contax S, kamera pertama yang menggunakan pentaprism .
Sebelum ini, semua SLR menggunakan waist-level focus. Duflex juga merupakan
SLR pertama dengan instant-return mirror, yang mencegah viewfinder menjadi
gelap oleh exposure. Pada periode yang sama munculah 1600F Hasselblad , yang
menetapkan standar untuk SLR medium-format selama beberapa dekade.
Pada tahun 1952, Asahi Optical Company (yang kemudian dikenal dengan
kamera Pentax-nya) memperkenalkan SLR Jepang pertama menggunakan 135
film, Asahiflex. Beberapa produsen kamera Jepang lainnya juga memasuki pasar
SLR pada 1950-an, termasuk Canon, Yashica , dan Nikon. Masuknya Nikon,
yaitu Nikon F, memiliki komponen dan asesoris yang dapat diganti yang menjadi
sistem kamera jepang pertama. Nikon F dan seri S, yang membantu membangun
reputasi Nikon sebagai produsen kamera berkualitas profesional.
Kamera Instan
Otomatisasi
Kamera Analog
Kamera Digital
Kamera digital pertama kali dikembangkan oleh Fuji pada tahun 1988, yang
menggunakan kartu memori 16 MB untuk menyimpan data foto yang diambil.
Format foto kamera digital mulai beralih menjadi JPEG dan MPEG yang
tidak memakan banyak tempat pada penyimpanan data. Pada tahun 1995, kamera
digital dengan kristal cair di bagian belakang lensa mulai dikembangkan oleh
Hiroyuki Suetaka dengan nama kamera Casio QV-10.
Pada tahun 1999 munculah NIkon D1, kamera 2,74 megapiksel yang
merupakan SLR Digital pertama. Dimana Nikon berhasil menekan biaya
produksi hingga US$ 6.000 untuk memproduksi Nikon D1. Kamera ini juga
menggunakan lensa Nikon F-mount, yang berarti fotografer film dapat
menggunakan banyak lensa yang sama yang sudah mereka miliki.
Sensor CMOS Canon – Sumber : digitalcamera.co.id
4. Kamera 2 mp
5. Kamera 3,2 mp
8. Kamera 8 mp
9. Kamera 12 mp
11. Kamera 13 mp
Pada tahun 2012 Sony menjajal untuk menandingi Nokia N8 dengan
meluncurkan HP berbekal kamera beresolusi 13 mp dengan autofokus dan LED
Flash. Meskipun kamera HP tersebut mengalami sedikit kenaikan tetapi jangan
sangka, HP tersebut dibekali fitur yang sangat lengkap,
13. Kamera 41 mp
Pada tahun yang sama, ketika di pasaran dibanjiri oleh HP
berkamera 8 mp, Nokia kembali menghentak pasar lewat
Nokia PureView dengan kamera dengan resolusi yang
melonjak sangat tinggi yaitu kamera beresolusi 41 mp
(efektif 38 mp).
Fotografi ialah lukisan dengan bantuan cahaya. Tanpa cahaya seni foto ini
tidak akan berfungsi. Kata fotografi mulai muncul pada abad ke 17 sekitar tahun
1839.
Gambarnya ini terbuat dari lembaran plat tembaga perak dan dilapisi dengan
larutan iodin kemudian disinari selama satu setengah jam melalui pemanasan
mercuri (neon). Proses ini dikenal dengan sitilah daguerreotype. Untuk
mendapatkan cetakan gamabr maka plat dicuci di larutan garam dan air suling.
Foto pertama dibuat pada tahun 1826 selama 8 jam. Louis Jacques mande
Daquerre merupakan bapak fotografi dunia (1837). Kamera obcura merupakan
kamera yang pertama kali yang dipakai untuk menggambar kemudian memotret.
Tahun 1972 mulai dipasarkan kamera Polaroid yang ditemukan oleh Edwin
Land. Kamera polaroid mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses
pengembangan dan pencetakan film.
Untuk mencuci dan mencetak film/kertas foto, ada beberapa hal yang harus
disediakan, yaitu:
1.Dark room / kamar gelap (ruang kedap cahaya)
2.Lampu pengaman/safelight (merah/hijau)
3.Enlarger yaitu alat pencetak/pembesar foto
4.Timeratau pengatur waktu
5.Bahan kimia/obat foto: Larutan Pengembang (Developer), Penyetop (Stop Bath)
dan penetap (Fixer)
6.Nampan plastik 4 buah untuk penampung larutan saat proses cuci
7.Pinset untuk menjepit kertas foto. Bisa juga memakai tangan, tapi sangat tidak
dianjurkan
Tahap pencucian:
- Siapkan Developer, Stop Bath dan Fixer pada nampan yang berbeda
- Masukkan kertas foto ke larutan developer. Goyang-goyangkan kertas foto
dengan menggunakan pinset selama beberapa menit, hingga imaji terlihat
- Ambil kertas foto tersebut, keringkan, lalu pindahkan ke larutan Stop Bath
- Goyang-goyangkan kembali kertas foto tersebut (dalam larutan).
- Ambil kembali kertas foto,cuci dengan air, kemudian masukkan ke larutan Fixer
agar imaji yang tercetak bisa menetap.
- Bilas kertas foto tersebut (negatif) dengan air hingga bersih
- Keringkan kertas foto
Proses cetak:
- Siapkan kertas foto yang telah dicuci dan kertas foto yang belum tercahayai
(akan dicetak)
- Siapkan Developer, Stop Bath dan Fixer pada baki yang berbeda
- Siapkan kaca bening ukuran 20x20
Tahapan cetak:
- Ambil kertas foto yang telah tercahayai (negatif) dan kertas foto kosong.
- Ambil kaca bening, letakkan kedua kertas foto pada sisi yang berhadapan.
- Hadapkan sisi negatif yang telah tercahayai dengan emulsi pada kertas foto
kosong
- Letakkan pada enlarger, lalu sinari negatif dengan enlarger selama beberapa
detik (lakukan tes print agar didapat hasil yang sesuai dengan yang diinginkan).
- Masukkan kertas foto kosong ke larutan developer. Goyang-goyangkan kertas
foto dengan menggunakan pinset selama beberapa menit, hingga imaji terlihat
- Ambil kertas foto tersebut dengan menggunakan pinset, keringkan, lalu
pindahkan ke larutan Stop Bath. Goyang-goyangkan kembali kertas foto tersebut.
- Ambil kembali kertas foto, kemudian masukkan ke larutan Fixer agar imaji
yang tercetak bisa menetap.
- Bilas kertas foto tersebut (positif) dengan air hingga bersih
- Keringkan kertas foto
- Gunakan dua penjepit, yang satu untuk dipakai di developer dan stop bath, yang
satunya digunakan untuk mengambil foto dari stop bath ke fixer, atau yang lebih
baik gunakan satu penjepit untuk dipakai di developer dan stop bath dan untuk
menjatuhkan foto dari stop bath ke fixer, dan penjepit satunya hanya dipakai di
fixer.
- Jika hasil foto yang di-develop sudah dimasukkan ke dalam stop bath(ingat!
Stop bath, bukan fixer) dirasa belum mantap, dapat dikembalikan ke developer
lagi agar proses yang terhenti berlanjut, setelah dirasa mantap, baru dimasukkan
ke stop bath, lalu fixer.
- Setelah dimasukkan ke developer, sebenarnya bisa langsung dimasukkan ke
dalam fixer, tapi jangan sampai penjepit yang dipakai di developer tercelup ke
dalam fixer.
- Pokoknya jangan sampai setetespun cairan fixer tanpa sengaja langsung
tercampur ke dalam developer.
Di jaman digital sekarang, proses kamar gelap dapat dipangkas sampai proses
cuci saja. Selanjutnya:
- Keringkan negatif
- Scan negatif yang telah kering dengan scanner anda atau scanner siapa saja
(color mode sebaiknya RGB color saja dulu, jangan grayscale)
- Invert hasil scan dengan program pengolah gambar yang ada di komputer.
- Atur levels hingga memperoleh tone yang diinginkan
- Ubah color mode ke CMYK jika ingin di-print dengan printer laser(printer laser
semacam Canon Image Runner atau printer laser lain yang sebesar mesin
fotokopi), atau tetap RGB jika ingin dicetak di lab foto. Cetak dengan printer
rumahan tidak terlalu berpengaruh jika anda menggunakan RGB atau CMYK.
a. Gelap
1. Gunakan ISO tinggi - Saat memotret di kondisi cahaya gelap dan dengan
kamera dalam genggaman, sebaiknya mengunakan ISO tinggi sekitar ISO
800-6400 (tergantung tingkat cahaya yang ada).
ISO tinggi akan membuat kualitas foto menjadi kurang baik, tapi jika
kondisi cahaya sangat gelap dan kita tidak memiliki alat bantu seperti tripod
atau flash, maka satu-satunya cara supaya foto tidak gelap/tidak tajam adalah
mengunakan ISO tinggi.
2. Mode Aperture Priority (A atau Av) - Mode kamera yang saya andalkan
adalah mode A / Av. Mode ini cukup handal untuk berbagai kondisi,
termasuk kondisi cahaya gelap.
Jika Anda cukup berpengalaman, mode Manual (M) juga cukup bagus.
Mode A ini cukup praktis. Saat memotret di kondisi cahaya gelap, putar nilai
bukaan ke angka yang kecil misalnya f/3.5 atau lebih kecil lagi.
Semakin kecil angkanya, semakin besar bukaan lensanya. Nilai bukaan
ini tergantung lensa yang terpasang. Ada lensa yang bisa membuka sampai
f/1.4 tapi kebanyakan lensa zoom maksimal bukaannya sekitar f/3.5, f/4 atau
f/5.6.
Bukaan ibaratnya adalah jendela dalam ruangan. Semakin besar
jendelanya, semakin terang ruangannya. Saat kondisi cahaya gelap,
dibutuhkan bukaan yang besar.
3. Pakai lensa berbukaan besar - Menyambung dari tips di atas, lensa bukaan
besar menguntungkan di kondisi cahaya gelap. Dengan lensa berbukaan besar,
seperti 35mm f/1.8 atau 50mm f/1.8, kita dapat memasukkan banyak cahaya
ke dalam kamera.
Saat menggunakan bukaan yang sangat besar, ISO tidak perlu terlalu
tinggi, ISO 400-1600 biasanya sudah cukup. Efek lain dari bukaan besar yaitu
latar belakang yang tidak fokus akan terlihat blur, sementara subjek yang
difokus akan tajam. Ideal untuk portrait orang/model.
5. Perhatikan arah cahaya yang jatuh ke subjek foto - Amati jatuhnya cahaya
ke subjek. Misalnya saat memotret orang, amati apakah cahaya yang jatuh ke
wajah cukup merata? atau wajahnya tertutup bayangan?
Jika memungkinkan, komunikasikan kepada subjek tersebut untuk
menoleh ke arah cahaya.
6. Tunggu momen yang tepat - Jika subjek tidak bisa diatur, maka tunggulah
saat yang tepat untuk memotret. Saat fashion show misalnya, ada waktu 1-2
detik saat subjek berpose dan diam. Saat itu adalah saat yang tepat untuk
memotret.
8. Efek gerakan - Kita bisa membuat efek orang yang bergerak dengan
memasukkan elemen motion blur. Caranya yaitu mengunakan shutter speed
yang agak lambat kemudian sedikit panning (menggerakkan kamera)
sehingga subjek foto dan latar belakang sedikit blur. Efek gerakan ini kadang
berhasil, kadang gagal karena terlalu blur/goyang.
10. Gunakan flash/lampu kilat - Jika cahaya yang menyinari subjek tidak
bagus (gelap, merata, warnanya tidak cocok). Maka solusinya adalah dengan
mengunakan flash. Di kamera DSLR biasanya sudah ada lampu kilat yang
terpasang (Built-in flash).
Flash ini bisa membantu menerangi subjek, tetapi biasanya hasilnya
keras dan menghilangkan dimensi subjek. Saya menyarankan mengunakan
flash eksternal (speedlight). Jika memotret di dalam ruangan, arahkan flash ke
atas langit-langit sehingga dapat cahaya akan dipantulkan kembali ke subjek.
b. Terbuka mendung
Cara memotret dalam kondisi cuaca mendung yang baik adalah sebisa
mungking jangan memotret ke arah langit dan hindari memotret yang akan
menghasilkan foto berlatar belakang (background) langit. Cobalah foto dengan
mengkondisikan kamera anda ke arah bawah, jangan sampai langit terlihat di
dalam foto yang anda hasilkan. Selain itu jika kondisi cuaca cenderung mendung
gunakan ISO 250-400.
Tangan kiri memegang kamera ,sambil jari-jari memegang grip zoom lensa.
Tangan kanan memegang bagian shutter kamera, disini tangan kanan berfungsi
untuk mengatur setting kamera. Kedua siku menekan tubuh, posisi ini berfungsi
agar kamera tidak banyak goyang,karena ada tumpuan di badan Sobat. Pastikan
memegang kamera agar mudah memandu mata pada obyek yang akan di ambil.
Tangan kanan memegang kamera, jari telunjuk tangan kanan disiapkan untuk
shutter, sedankan jari lainnya memegang dengan kuat body kamera, posisi tangan
kiri horizontal dipakai untuk tumpuan lensa kamera, ini berfungsi agar kamera
tidak mudah goyang. Biasanya teknik ini dipakai jika Sobat akan menggunakan
speed lambat seperti memotret landscape.
4. Memasang Kuda-kuda
Bukan hanya dalam bela diri saja kita diwajibkan memasang kuda-kuda,
namun dalam memotret pun hal ini wajib dilakukan agar bada Sobat lebih stabil
dan tidak mudah goyang.
Sobat harus ingat, dalam posisi ini kaki Sobat harus menjadi tumpuan tangan
agar kamera tidak mudah goyang, dan menghasilkan gambar yang tajam.
6. Gunakan Benda Di Sekitar Untuk Menambah Kestabilan
Untuk menambah esensial dan nilai seni ketika memotret, terkadang Sobat
memerlukan angel lain seperti melakukan tiarap (angel katak), Sebagai tumpuan
ketikan tiarap adalah dengan menggunakan sikut agar kamera lebih stabil, jangan
mengandalkan tumpuan badan karena terkadang bada bisa gemetar jika terlalu
lama.