Adalah gambar hidup atau pada kalangan masyarakat dunia sering disebut sinema. Gambar
hidup merupakan bagian dari seni yang menjadi hiburan dan lahan bisnis bagi para
pelakunya.
Sepuluh tahun dari munculnya gambar bergerak pada tahun 1978, barulah muncul film
pertama yang dikenal dengan nama RoundhayGarden Scene yang disutradarai oleh Louis
Le Prince yang berasal dari Prancis. Film yang berdurasi sekitar 2 detik ini menggambarkan
sejumlah anggota keluarga Le Prince sedang berjalan jalan menikmati hari di taman. Setahun
kemudian pada tahun 1989, barulah Amerika Serikat memproduksi film pertamanya yang
berjudul Monkeyshines No 1.
Setelah ditemukannya proyektor untuk memutar gambar bergerak pada layar lebar,
dilakukanlah pembuatan dan pemutaran film hitam-putih. Mulai dikembangkannya teknik
pengambilan gambar dan trik kamera, kemudian industri perfilman menjadi semakin ramai
dengan banyaknya bermunculan studio-studio film besar di Hollywood. Semakin
berkembangnya teknologi perfilman yang manjadikan film menyertakan suara, warna, dan
animasi serta 3 dimensi. Hingga saat ini, perkembangan teknologi film terus berkelanjutan.
Tetapi menurut Sergei Eisentein, tanggal kelahiran film secara resmi adalah 20 Desember
1895. Disaat Lumiere Bersaudara untuk pertama kalinya mendemonstrasikan penemuan
mereka di muka khalayak ramai di Grand Cafe, Boulevard des Capuccins, Paris. Dengan
demikian, lahirlah sebuah tontonan baru yang menakjubkan.
Sejarah Film Di Indonesia
Di beberapa kota besar di Indonesia, sekitar tahun 1920 an, sudah ada beberapa gedung
bioskop yang memutar film film barat (masih bisu). Pada tahun 1927, dua orang bangsa
Eropa, F Carly dan G Kruger, mencoba membuat film cerita pendek di kota Bandung,
berjudul Rulis Acih dan Lutung Kasarung. Pertama kali film diproduksi tahun 1927.
Tanggal 30 Maret Sineas Indonesia, Usmar Ismail membuat film pertamanya, yakni Darah
dan Doa. Itulah film pertama yang murni diproduksi bangsa Indonesia. Kemudian tanggal 30
Maret ditetapkan sebagai Film Nasional.
Konten Seks
Konten sek (Baik itu pornografi ataupun porno aksi) pada film sangat berdampak negatif
(pada perilaku dan mental) masyarakat. Terutama pada anak dan remaja yang rasa ingin
tahunya sangat tinggi.