Universitas Airlangga
Email : sf27ca@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan penulisan ini yaitu untuk mengetahui nilai – nilai etika dan estetika
film “Avatar” karya James Cameron. Film merupakan karya cipta seni dan budaya
yang menjadi media komunikasi berdasarkan asas sinematografi dengan direkam
pada pita seluloid, pita video, suara dan sebagainya. Film juga diciptakan tidak
hanya untuk keindahan semata meliankan juga adanya amanat yang ingin
disampaikan melalui film tersebut. Tak heran, dalam sebuah Film memiliki nilai
etika dan estetika. Etika yang merupakan nilai mengenai baik dan buruk estetika
pada film tersebut dan estetika yang erat kaitannya dengan keindahan dan rasa
seni yaitu pada dunia imajinasi di luar nalar manusia.
ABSTRACT
The purpose of this paper is to know the ethical values and aesthetics of
the film "Avatar" by James Cameron. Film is a work of art and culture that is a
communication medium based on the principle of cinematography by being
recorded on celluloid ribbons, video tapes, sounds and so on. Films are also
created not only for beauty, but also for the mandate to be conveyed through the
film. Not surprisingly, in a film has ethical and aesthetic values. Ethics which are
the values of good and bad aesthetics in the film and aesthetics that are closely
related to the beauty and taste of art that is in the world of imagination beyond
human reason.
Keywords : film, ethics,aestheticcs,and Avatar
PENDAHULUAN
Tahun 1895, dikenal sebagai tahun dimana menjadi awal dari sebuah
sinema. Pada tanggal 28 Desember tahun 1895 untuk pertama kalinya dalam
sejarah perfilman , sebuah cerita dipertontonkan di depan umum. Sesungguhnya
sebelum tahuan tersebut telah diproduksi gambar bergerak pertama, namun film
karya Lumiere bersuara yang diangggap sebagai film sinema pertama, yang
berjudul “ Workers Leaving the Luimiere Factory”. Pemutaran film ini di Grand
Cafe menandai lahirnya industri perfilman. Thomas A. Edison juga
menyelenggarakan bioskop di New York pada 23 April 1896. Meskipun pada 1
November 1985 terdapat karya film. Namun yang diakui oleh internasional yaitu
karya Lumiere bersaudara. Semenjak itu, industri perfilman semakin berkembang
pesat dengan adanya teknologi – teknologi yang digunakan sampai warna hitam
putih, bisu, dan cepat yang berubah sesuai dengan penglihatan mata kita ,
memiliki suara dan sesuai alur yang dimainkan, dan penambahan segala efek yang
dimaikan hingga menciptakan seni film lebih nyata dan dramatis.
Film adalah gambar hidup yang sering disebut movie, sinema. Sinema
berasal dari kata kinekmatik atau gerak. Secara harfiah film (sinema) adalah
cinematographie yang berasal dari Cinema + tho = Phytos (cahaya) + graphie =
grhap (tulisan , gambar, citra), jadi sinema adalah melukis gerak dengan cahaya.
PEMBAHASAN
Avatar
Peperangan antara suku Na’vi dan manusia pun tak terelakkan. Jake
berusaha memulihkan kepercayaan suku Na’vi dengan menaklukkan Toruk,
predator terbesar yang dihormati suku Na’vi. Jake dan Suku Na’vi pun berdoa
pada Eywa atau leluhur Na’vi untuk meminta pertolongan atas perang yang akan
terjadi. Kolonel dan tentaranya bersiap untuk mengambil alih hometere, namun
pertolongan datang ketika para hewan di pandora ikut membantu peperangan, doa
Jake dan suku Na’vi telah dijawab oleh Eywa. Akhirnya, manusia dikirim kembali
ke bumi, sementara Jake memutuskan untuk tetap tinggal dan menetap dalam
tubuh avatarnya.
Nilai Etika dan Estetika dalam Film “Avatar” karya James Cameron
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ethos yang berarti adat
atau kebiasaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) etika merupakan
ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral. Etika menurut berbagai sudut pandang memiliki tafsiran yang berbeda –
beda. Seperti halnya etika di Indonesia dengan etika orang Barat. Sedangkan
Estetika dalam KBBI yaitu cabang ilmu filsafat yang menelaah dan membahas
tentang seni dan keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya. Tak hanya etika
yang memiliki berbagai sudut pandang, estetika juga dapat dipandang dengan
subjektif dan objektif. Berdasarkan Objektif suatu karya ( film, patung, benda,
lukisan dan sebagainya ) telah memiliki keindahan masing – masing yang ada
pada benda tersebut. Sedangkan berdasarkan subjektif, merupakan penilaian
seseorang / pengamat terhadap benda tersebut. Jadi baik buruk, indah atau jelek
nya suatu karya tergantung pada penglihatan dan persepsi seseorang atau
pengamat.
Hal tersebut sama dengan etika dan estetika yang terkandung pada film
“Avatar” karya James Cameron tersebut. Etika yang terdapat di dalamnya yaitu
adanya perlakuan tidak adil terhadap makhluk lain atau suku lain yang tidak
sejenis dengan manusia. Jadi manusia dalam film tersebut berfikir bahwa suku
lain atau bangsa lain tidak berguna, yang berguna hanyalah manusia, dan manusia
pada film tersebut lebih didominasi oleh tentara – tentara dan ilmuwan yang
berambisi untuk mendapatkan sumber energi, dikarenakan sumber energi di bumi
telah mengalami kekurangan. Sedangkan di Planet lain bernama Pandora memiliki
sumber energi terbesar yang bernama Unobtanium yang terletak di Hometere
kediaman suku Na’vi.
Para Ilmuwan yang bekerjasama dengan tentara – tentara Amerika Serikat
berusaha mendapatkan Unobtanium tersebut dengan melakukan berbagai cara
yaitu mengirimkan orang cacat untuk pergi ke Pandora, orang cacat tersebut
bernama Jake Sully, karena Jake dapat merasakan memiliki kaki kembali setalah
tubuhnya dipasangkan dengan avatar(makhluk biru setinggi 3 meter). Nilai etika
yang terdapat dalam film tersebut yaitu para tentara dan ilmuan yang meminta
Jake Sully untuk mengelabui suku Na’vi agar meninggalkan rumahnya. Tak
hanya itu, selanjutnya adanya peperangan antara suku Na’vi dan para tentara AS,
dimana terdapat korban berjatuhan. Untuk mendapatkan apa yang diinginkan para
tentara AS rela mengebom megeri tersebut dan menembaki masyarakat suku
Na’vi.
Etika selanjutnya yaitu bahwa Eywa ( Dewa yang dipuja oleh Suku Na’vi)
mendengar permintaan bantuan dari Jake Sully dengan mengirimkan burung –
burung besar dan binatang – binatang hutan untuk melawan para tentara. Jadi
dapat diketahui bahwa terdapat etika atau moral yang baik dan buruk yaitu dengan
tidak melakukan penjajahan, tidak mementingkan bangsa sendiri, dan setiap doa
yang diucapkan pasti akan dikabulkan melainkan pada saat yang tepat.
Tidak hanya etika yang terdapat dalam film “Avatar” tersebut melinkan
Estetika yang begitu menonjol. Dari latar yang muncul pada film tersebut yaitu
tahun 2154 telah menjadi estetika tersendiri, dan munculnya plenet yang bernama
Pandora dengan negeri mengapung diudara merupakan estetika yang luar biasa, di
luar nalar manusia dan menimbulkan pertanyaan bagaimana bisa sebuah pulau –
pulau mengapung di udara dan terdapat manusia yang setinggi 3 meter dengan
sosok mirip peri yang memiliki telinga lancip dan rambut panjang.
Dalam film “Avatar” memiliki estetika yang luar biasa, salah satunya yaitu
terdapat rambut panjang yang dimiliki masyarakay suku Na’vi, di ujung rambut
panjangnya yang terkepang terdapat sulur yang menghubungkan hatinya dengan
hati orang lain, hewan yang ditungganginya jika menggabungkan ujung – ujung
rambut mereka. Tak hanya itu saj, latar tempat negeri pandora juga disetting
sedemikian rupa indah dan seperti nyata adanya, dimana tumbuhan – tumbuhan
dan hewan disana lebih tumbuh besar daripada di bumi. Namun, di Negeri
tersebut kaya akan gas beracun jika manusia menghirupnya akan mati, maka
setiap manusia yang datang ke Pandora harus menggunakan masker pernafasan.
Film “Avatar” juga memiliki keindahan estetika dimana suku planet tersebut
memiliki keprcayaan Tuhan atau Dewa yang disebut Eywa yang berada di Pohon
Suara tempat Suku Na’vi berdoa, hal tersebut membuktikan bahwa suku Na’vi
memiliki paham animisme dan dinamisme. Keindahan yang unik yaitu jika
leluhur atau eywa senang terhadap pendatang baru maka akan ada binatang yang
bisa terbang berbentuk seperti ubur – ubur menempel pada tubuh pendatang baru
tersebut.
KESIMPULAN
Abadi, Tolok Wahyu. Aksiologi: Antara Etika, Moral dan Estetika. Jurnal Kanal
Ilmu Komunikasi 4(2) tahun 2016
http://abadic.blogspot.com/2012/10/etika-dan-estetika.html?m=1 ,
diakses pada 12 Juni 2019
http://ikenurwulanasriyani.blogspot.com/2016/09/contoh-membuat-
makalah-tentang-perfilman.html?m=1, diakses pada 12 Juni 2019
http://rps-temanggung.blogspot.com/2015/09/tugas-membuat-makalah-
sejarah-dan.html?m=1, diakses pada 12 Juni 2019