Anda di halaman 1dari 8

Arif Budi Prasetya Penonjolan Tokoh Antagonis Dalam Film The Dark Night

PENONJOLAN TOKOH ANTAGONIS DALAM FILM


THE DARK KNIGHT
(Studi Semiotik Tokoh Joker dalam Film The Dark Knight)

Arif Budi Prasetya


Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya
Jl. Veteran Malang 65145, Jawa Timur
Email : arif.budiprasetya@gmail.com

Abstract
Semiotics is a study that examines the signs and meanings contained therein. These scien-
tic developments are not only examines the symbols contained in any society, but rather touch-
ing aspects of construction and the cultural mindset behind it. This study tried to examine the
semiotic aspects contained in the lm The Dark Knight and specically examined an antagonist
character of the Joker character. The Dark Knight is a genre lm with action and antagonistic
character is the Joker. In this study, the Joker is considered as a symbol that represents a crime,
and the symbol is shown through the character of the Joker. By using a semiotic analysis of Ro-
land Barthes in which there are aspects of the denotations and connotations that would result in
the myth, this study intends to nd out how the Joker character in this lm is focused. The result
is shown as the villain Joker through violent behavior, against the law and create chaos in the
city of Gotham. Not only that, the Joker is a villain that is different from criminals in general,
where he committed the crime instead of aiming for the money but only to an existence as a true
villain. This is demonstrated through various scenes in the lm.

Abstrak
Semiotika adalah studi yang meneliti tanda-tanda dan makna yang terkandung di dalam-
nya. Perkembangan ilmiah tidak hanya meneliti simbol yang terdapat dalam setiap masyarakat,
tetapi lebih menyentuh aspek pembangunan dan pola pikir budaya di belakangnya. Penelitian
ini mencoba untuk meneliti aspek semiotik yang terkandung dalam lm The Dark Knight dan
diperiksa secara khusus karakter antagonis dari karakter Joker. The Dark Knight adalah lm
genre dengan tindakan dan karakter antagonis adalah Joker. Dalam studi ini, Joker dianggap
sebagai simbol yang mewakili kejahatan, dan simbol ditunjukkan melalui karakter Joker. Den-
gan menggunakan analisis semiotik Roland Barthes yang didalamnya terdapat aspek dari deno-
tasi dan konotasi yang akan menghasilkan mitos, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui
bagaimana karakter Joker dalam lm ini difokuskan. Hasilnya akan ditampilkan sebagai Joker
penjahat melalui perilaku kekerasan, melawan hukum dan menciptakan kekacauan di kota Go-
tham. Tidak hanya itu, Joker adalah penjahat yang berbeda dari penjahat pada umumnya, di
mana ia melakukan kejahatan, bukan bertujuan untuk mencari uang tetapi hanya untuk eksis-
tensi sebagai penjahat sejati. Hal ini ditunjukkan melalui berbagai adegan dalam lm.

Kata kunci: Karakter antagonis, Film Action, Semiotika.

Pendahuluan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa,


Film adalah gambar bergerak. Gambar musik, drama, lawak dan sajian teknis lainnya
bergerak (lm) adalah bentuk dominan dari kepada masyarakat umum. McQuail, 1994
komunikasi massa visual di belahan dunia ini. : 13). Masyarakat pasti mengenal apa yang
(Ardiyanto, 2007 : 143). Film berperan sebagai dinamakan dengan lm. Film telah menga-
sarana baru yang digunakan untuk menyebar- lami perkembangan yang sangat pesat. Sejak
kan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan kemunculannya yang pertama berupa gambar

Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 2 no. 2, Agustus 2011-Januari 2012


72
Arif Budi Prasetya Penonjolan Tokoh Antagonis Dalam Film The Dark Night

bergerak berwarna hitam putih, hingga saat ini Christopher Nolan pun mengikuti kiprah Sam
diproduksi lm dengan konsep tiga dimensi Raimi, dengan membuat lm sekuel, dimulai
(3D) yang menggunakan teknologi canggih. dengan memproduksi lm Batman and Robin,
Bahkan festival-festival lm juga kerap diteruskan dengan ”Batman Begin” hingga
diadakan tiap tahunnya. Sebagai contohnya yang terbaru yaitu “The Dark Knight”. Bat-
festival Academy Award di Amerika Serikat, man merupakan tokoh superhero yang dicip-
Cannes yang diadakan di Perancis. Di Indo- takan oleh perusahaan komik Marvell. Tokoh
nesia sendiri juga ada festival lm yaitu FFI superhero lainnya yang diciptakan oleh Mar-
(Festival Film Indonesia), sebuah festival vell adalah Superman, Spiderman, Wonder
penghargaan bagi insan perlman Indonesia. Woman dan lain sebagainya. Kemunculan
Penghargaan atau festival-festival semacam tokoh Batman dalam layar lebar merupakan
itu membuat industri perlman semakin gen- efek dari diproduksinya lm dengan tema su-
car dalam memproduksi sebuah lm. Selain perhero, dimulai dengan kesuksesan lm “Su-
membentuk jiwa kreatif, bisnis merupakan perman: The Return”, diikuti dengan “Spider-
salah satu alasan dibuatnya sebuah lm de- man”, dan kemudian “The Dark Knight”.
ngan biaya yang luar biasa. Salah satu con- Letak kekuatan lm action superhero
tohnya lm Titanic, merupakan lm dengan ini adalah pada segi penggarapan yang
biaya produksi termahal hingga saat ini dan menggunakan teknologi komputerisasi yang
berhasil meraih 11 nominasi piala Oscar. canggih, hingga mampu menyedot perhatian
Tidak salah bila dikatakan bahwa in- penonton. Film “The Dark Knight” merupakan
dustri lm memang sebuah industri yang salah satu lm dengan menggunakan teknologi
berkecimpung di dunia bisnis. Predikat ini komputerisasi yang digabungkan dengan
telah menggeser anggapan orang yang ma- teknik pengambilan gambar yang sangat
sih meyakini bahwa lm adalah karya seni artistik, hingga lm ini pun sempat menjadi
yang diproduksi secara kreatif dan memenuhi lm box ofce di dunia. Keberhasilan sebuah
imajinasi orang-orang yang bertujuan mem- lm dalam menyedot perhatian penonton
peroleh estetika (keindahan) yang sempurna. menjadi semacam ‘perangsang’ sutradara
(Ardiyanto, 2007 : 143). Berangkat dari ke- untuk terus berkreasi membuat lm-lm yang
inginan untuk bisnis, terkadang sebuah lm tidak kalah menariknya.
diproduksi dengan asal-asalan, yang penting Penonton tidak perlu berpikir dua kali
dapat mendatangkan keuntungan yang ber- dan langsung membeli tiketnya. Tapi per-
lipat. nahkah terpikirkan bagaimana sejarahnya
Kemunculan lm action atau laga meru- kemunculan lm itu? Film merupakan gam-
pakan salah satu dari perkembangan teknologi bar bergerak yang membentuk sebuah cerita.
lm yang menjadi salah satu ‘batu loncatan’ Film atau motion pictures ditemukan dari ha-
kemunculan lm-lm bertema sama. Bintang sil pengembangan prinsip-prinsip fotogra
lm laga terkenal seperti Arnold Scwhar- dan proyektor. Kemudian dari proses tersebut,
zenegger, Jean-Claude van Damme, merupak- muncullah sebuah gambar gerak yang mem-
an aktor laga yang besar lewat produksi lm di bentuk cerita dan menarik untuk ditonton. Ha-
Hollywood. Film Arnold yang terkenal yaitu sil itulah yang disebut lm. Film yang pertama
Terminator II : The Judgement Day dengan kali diperkenalkan kepada publik Amerika
sutradara James Cameroon yang diproduksi Serikat adalah The Life of an American Fire-
di awal 90-an, menjadi awal kemunculan lm man dan lm The Great Train Robbery yang
dengan genre sama. Film Terminator 3 : Rise of dibuat oleh Edwin S. Porter pada tahun 1903.
The Machine pun diproduksi. Fenomena terse- (Ardiyanto,2007: 143). Film tersebut tentunya
but menjadi inspirasi bagi sutradara-sutradara masih sangat sederhana dan belum berwarna,
lm laga untuk membuat konsep lm bers- selain itu juga masih berupa lm bisu. Apa-
ambung. Sutradara Sam Raimi memproduksi bila lm permulaannya merupakan lm bisu,
lm Spiderman dengan 3 (tiga) sekuel, dan maka pada tahun 1927 di Broadway Ameri-

Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 2 no. 2, Agustus 2011-Januari 2012 73


Arif Budi Prasetya Penonjolan Tokoh Antagonis Dalam Film The Dark Night

ka Serikat muncul lm bicara yang pertama tugas lebih berat dibandingkan tugas dari
meskipun belum sempurna.(Ardiyanto, 2007 : anggota lainnya. Bahkan sutradara terkenal
148-149) sekalipun semacam Steven Spielberg, James
Elvinaro membagi lm menjadi 4 (em- Cameroon, Sam Raimi, kalau di Indonesia
pat) jenis, yaitu : ada Riri Riza, Mira Lesmana, Garin Nugroho,
1. Film cerita Hanung Bramantyo, semuanya pernah me-
Jenis lm yang mengandung suatu cerita rasakan bagaimana beratnya tugas seorang
yang lazim dipertunjukkan di gedung-ge- sutradara. Salah satunya adalah memunculkan
dung bioskop, dengan topik berupa cerita sebuah karakter yang diinginkan dari sang
ktif. artis. Aspek ini merupakan salah satu aspek
2. Film Berita paling penting dalam memunculkan seni
Film mengenai fakta, peristiwa yang artistik dari sebuah lm. Bagaimana seorang
benar-benar terjadi. artis mendalami perannya, bagaimana sutra-
3. Film Dokumenter dara menjadi semacam ‘motivator’ bagi sang
Merupakan lm hasil interpretasi priba- artis agar muncul karakter yang diinginkan,
di dari pembuatnya mengenai kenyataan. merupakan tugas bagi sutradara.
4. Film Kartun Penelitian ini ingin menganalisis bagai-
Film kartun dibuat untuk konsumsi mana penonjolan tokoh antagonis dalam se-
anak-anak, berupa perpaduan gambar kar- buah lm. Peran antagonis merupakan peran
tun yang digerakkan oleh komputer. yang cukup berat sebab menuntut seorang ak-
tor harus memunculkan sifat jahatnya. Pada-
Keberagaman jenis lm seperti di atas hal, seorang aktor atau aktris pastinya bukan
membuat masyarakat memiliki banyak pilihan seorang kriminal, dan mereka harus memiliki
untuk menontonnya. Sebuah lm yang menu- sifat dan pikiran sebagai seorang kriminal
rut penonton bagus biasanya dilihat dari jalan yang bahkan memiliki sifat pembunuh berda-
ceritanya, bintang lmnya, adegan-adegan di rah dingin. Sebagaimana peneliti singgung di
dalamnya, karakter yang ditonjolkan oleh to- atas bahwa penelitian ini memfokuskan pada
koh di dalam lm, dan lain-lain. Tetapi, semua bagaimana peran sutradara memunculkan
itu tidak akan berjalan dengan baik apabila karakter si aktor sesuai keinginannya, maka
tidak ada sutradara. Sutradara merupakan penulis mengambil sebuah studi kasus dari
‘otak’ dari pembuatan sebuah lm. Tanpa ada Film “The Dark Knight” dengan sutradara
sutradara, tidak akan ada sebuah lm. Peran Chris Nolan. Berbicara mengenai peran antag-
seorang sutradara menentukan keberhasilan onis, maka dari lm ini yang dijadikan pemba-
sebuah lm. Sebab, jalan cerita sebuah lm, hasan adalah tokoh Joker. Karakter jahat, ke-
adegan, pemilihan tokoh, semuanya ada di jam atau berdarah dingin yang disertai dengan
sutradara. Istilah dalam dunia perlman me- penampilan khas seorang penjahat melekat
nyebut sutradara sebagai director. pada diri seorang Joker.
Director dalam dunia lm di Indonesia Penelitian ini menjadi menarik karena
diartikan sebagai sutradara sehingga muncul- ingin melihat bagaimana peran Chris Nolan
lah istilah lm director atau sutradara lm. dalam merepresentasikan Joker dalam Film
(Naratama, 2006 : 9). Cara sutradara dalam “The Dark Knight” hingga penonton memiliki
menghadirkan karakteristik penokohan baik pemikiran bahwa Joker adalah seorang penja-
tokoh antagonis maupun protagonis. Menurut hat berdarah dingin. Tema antagonis menarik
Joseph M. Boggs dalam bukunya yang ber- untuk diangkat dalam sebuah penelitian, sebab
judul The Art of Watching Film, karakterisasi tokoh antagonis merupakan tokoh yang cukup
mengenai seorang tokoh bisa melalui dialog- sulit diperankan. Heath Ledger, pemeran to-
nya, penampilannya, reaksi-reaksi tokoh lain, koh Joker dalam lm ini, mengungkapkan di
action eksternal, dan lain sebagainya. media bahwa ketika syuting Film “The Dark
Dalam sebuah lm, sutradara memiliki Knight”, dia selalu dalam kondisi mabuk dan

Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 2 no. 2, Agustus 2011-Januari 2012


74
Arif Budi Prasetya Penonjolan Tokoh Antagonis Dalam Film The Dark Night

berada di bawah pengaruh narkoba. Tentu saja jektif, dan tentunya sebagaimana penelitian-
dengan ijin dokter dia melakukan itu semua penelitian kualitatif lainnya, besarnya popula-
(walau akhirnya di media massa muncul berita si atau sampel bukanlah suatu hal yang utama
bahwa Heath Ledger tewas karena overdosis). atau bersifat esensial, sebab populasi dan
Semua itu bertujuan untuk memunculkan kara- sampling yang digunakan jumlahnya relatif
kter jahat dari Joker. Tidak cukup itu saja, per- sedikit. Sampel dalam penelitian ini bukanlah
an sutradara juga menjadi masterpiece di sini. suatu elemen yang diukur. Jika data yang ter-
Sebab, dialog, angle kamera, akting si aktor, kumpul sudah mendalam dan bisa menjelas-
lokasi syuting, semua ikut menentukan mun- kan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu
culnya karakter sang tokoh, dan semua aspek mencari sampling lainnya. (Kriyantono, 2007:
itu berada pada sang sutradara. Hasilnya, bisa 58).
kita lihat dalam Film “The Dark Knight” ini, Penelitian yang peneliti lakukan ini tetap
bagaimana tokoh yang bernama Joker tampil berpedoman pada pendekatan kualitatif dan
sebagai sosok penjahat berdarah dingin. menggunakan analisis semiotik. Penelitian ini
membahas mengenai penonjolan karakter an-
Metode Penelitian tagonis dalam sebuah lm, sehingga analisis
Penelitian ini merupakan penelitian semiotik Roland Barthes adalah metode yang
dengan menggunakan metode analisis semio- paling tepat untuk digunakan dalam penelitian
tika Roland Barthes, yaitu analisis semiotik ini.
dengan dua konsep besar yaitu denotatif dan Dengan menggunakan analisis Two
konotatif, pendekatan yang digunakan yaitu Order of Signication dari Roland Barthes
kualitatif. seperti di bawah ini, peneliti bermaksud
Sebagaimana diketahui dalam setiap ke- menganalisis bagaimana Joker di tonjolkan
giatan bahwa penelitian dengan menggunakan dalam lm The Dark Knight.
pendekatan kualitatif memiliki sifat yang sub-

Gambar : skema analisis semiotik Roland Barthes


Sumber : diadaptasi dari Fiske, John.1996. Introduction to Communication Studies Second
Edition. London & New York. Rout Letge. p 88

Lalu peneliti menambahkan dengan tiga aspek yaitu :


urutan analisis lm dari John Fiske yang 1. Reality, yang terdiri dari :
terdapat dalam buku Introduction to Mass a. Penampilan
Communication. Analisis tersebut mencakup b. Make up

Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 2 no. 2, Agustus 2011-Januari 2012 75


Arif Budi Prasetya Penonjolan Tokoh Antagonis Dalam Film The Dark Night

c. Lingkungan dialognya Joker melakukan kejahatan hanya


d. Perilaku untuk bersenang-senang saja, terutama pada
e. Ucapan kalimat “Why So Serious?”, di mana dia me-
f. Gesture nganggap bahwa kejahatan yang dia lakukan
g. Suara tidak perlu dianggap serius dalam lm ini,
h. Warna kulit Joker mengatakan kalimat tersebut sebanyak
i. Rambut kurang lebih 7 (tujuh) kali. Ekspresi wajah,
j. Ekspresi tatapan mata yang tajam, gesture tubuh yang
k. Wajah nampak tenang menunjukkan bahwa Joker ti-
dak memiliki rasa takut atau kasihan kepada
2. Representation, yang terdiri dari : korbannya ketika melakukan kejahatan. Hal
a. Camera Angel, distance, fokus ini dibuktikan dengan adegan ketika Joker
b. Lighting merobek mulut korbannya, saat melakukan
c. Editing hal itu , ekspresi Joker begitu tenang, tatapan
d. Music mata dingin tanpa ada rasa kasihan, takut atau
e. Sound : 1. Narasi lain sebagainya. Merujuk pada ekspresi Joker
2. Konik tersebut, menguatkan bahwa Joker memang
3. Dialog sosok antagonis sejati dan seolah-olah menan-
4. Aksi dakan bahwa Joker tidak memiliki perasaan
5. Setting sama sekali.
6. Casting Karakter antagonis Joker ditunjang de-
3. Ideologi ngan adanya anak buah yang membantunya
Melalui tiga aspek tersebut, penonjol- dalam melakukan aksi-aksi kejahatan. Bat-
an karakter antagonis Joker dalam lm man sebagai tokoh protagonis tentunya men-
The Dark Knight dianalisis, sehingga akan jadi musuh utama dari Joker, dan kedua tokoh
terdapat jawaban mengenai bagaimana pe- ini telah menjadi mitos. Batman dan Joker
nonjolan dalam lm tersebut. merupakan dua tokoh dengan karakter yang
bertolak belakang tetapi saling ‘melengkapi’,
Hasil dan Pembahasan hal ini tercermin dari dialog yang diucapkan
Pada Film Batman The Dark Knight, oleh Joker bahwa dia merasa lengkap dengan
Joker ditonjolkan sebagai tokoh dengan karak- kehadiran Batman dalam hidupnya. Penampil-
ter antagonis. Karakter antagonis tersebut di- an Joker, kemampuannya dalam melakukan
buktikan dengan perilaku Joker yang jahat doktrinasi (hal ini tampak dari adegan Joker
yaitu dengan : mempengaruhi Harvey Dent untuk menjadi
a. Merobek mulut korbannya dengan meng- penjahat), merupakan penonjolannya sebagai
gunakan pisau. tokoh antagonis. Suara Joker yang berat dan
b. Meledakkan rumah sakit Kota Gotham. serak menguatkan karakternya sebagai tokoh
c. Merampok sebuah bank di Kota Gotham. antagonis.
d. Membunuh beberapa orang, termasuk Kejahatan Joker mencapai puncaknya
rekannya sesama penjahat. dalam lm ini di mana ketika dia meletakkan
e. Menyandera Harvey Dent dan Rachel yang bom pada dua kapal laut yang berisi narapi-
berujung pada kematian Rachel. dana dan warga sipil. Joker memberitahukan
Berbagai karakter jahat dari Joker terse- bahwa dia akan meledakkan kedua kapal
but direpresentasikan sedemikian rupa oleh tersebut apabila tidak ada yang mau meledak-
sang sutradara yaitu Chris Nolan. Film yang kan salah satu kapal.
tayang pada tahun 2008 ini merupakan sekuel Kejahatan yang dilakukan Joker bukan-
dari lm Batman Begin. Joker dalam lm lah semata bertujuan materi dan sekedar me-
ini merupakan penjahat yang digambarkan ngacaukan kota, tetapi Joker justru mencari
sebagai seorang psikopat. Dalam beberapa eksistensi diri dan pengakuan dari masyarakat

Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 2 no. 2, Agustus 2011-Januari 2012


76
Arif Budi Prasetya Penonjolan Tokoh Antagonis Dalam Film The Dark Night

Kota Gotham yang menyatakan bahwa dirinya Adakalanya ketika eksistensi diri berada
adalah penjahat berkelas. Dialog Joker yang pada puncak hierarki adalah ketika kebutuhan
mengatakan bahwa dirinya menginginkan seseorang mayoritas sudah terpenuhi. Eksis-
dirinya diakui oleh warga Gotham dan menjadi tensi diri menjadi suatu kebutuhan yang harus
penjahat berkelas ditonjolkan oleh sutradara terpenuhi.
melalui adegan Joker membakar tumpukan Perilaku Joker yang menyimpang (De-
uang hasil dari merampok di sebuah bank. viant Behaviour) sedikit banyak berasal dari
Tanda (sign) yang digambarkan oleh pola asuh yang salah dari orang tuanya. Masa
sutradara tersebut memberikan arti bahwa kecil Joker yang sering disiksa oleh ayahnya
Joker melakukan kejahatan bukan untuk se- mempengaruhi pola pikirnya saat ini. Keben-
buah uang atau kekayaan. Bagi sebagian ma- cian Joker kepada ayahnya tercermin dari dia-
syarakat di negara-negara maju yang kebutu- log “Aku membenci ayahku”, dan diluapkan
han primer dan sekundernya telah terpenuhi, dengan melakukan kejahatan. Mulut Joker
kegiatannya bukanlah bertujuan sebuah ma- yang dirobek oleh ayahnya ditirunya deng-
teri, melainkan kebutuhan tersier yang mereka an merobek mulut orang lain yang menjadi
penuhi. Begitu pula dengan apa yang dilaku- musuhnya. Hal ini tampak dari adegan Joker
kan oleh Joker. yang merobek mulut penjahat berkulit hitam
Keinginan Joker dalam mendapatkan sambil menceritakan masa lalunya.
eksistensi diri juga ditunjukkan dalam dia- Selain mendapatkan pola asuhan yang
lognya dengan Batman bahwa dia sudah tidak salah, pola interaksi Joker juga memperkuat
berminat lagi menjadi penjahat jalanan yang karakter jahatnya. Joker ditonjolkan oleh
berkutat dengan merampok, mengedarkan sutradara lebih sering bergaul dan berinteraksi
narkoba dan lain sebagainya, tetapi dia ingin dengan penjahat, maka akan semakin hilang
terus bisa berselisih dengan Batman sebagai sifat-sifat kebaikan, dan akhirnya Joker mun-
musuh utamanya. Ekspresi wajah Joker yang cul sebagai penjahat ‘sempurna’.
nampak serius menunjukkan keinginannya Joker ditonjolkan sebagai penjahat yang
yang kuat untuk mendapatkan eksistensi terse- berada pada kasta atau kelas atas. Dibukti-
but. kan dengan penggambaran Joker yang sering
Eksistensi diri merupakan salah satu bergaul dengan orang-orang kaya, dalam lm
kebutuhan manusia yang, menurut Maslow, ini juga ditunjukkan beberapa adegan Joker
harus terpenuhi. Abraham Maslow membagi yang mendatangi pesta yang diadakan Wayne
kebutuhan manusia menjadi lima tingkatan, Enterprises yang juga dihadiri oleh orang-
yaitu : orang kaya. Selain itu, Joker juga selalu dit-
1. Kebutuhan Fisiologis ampilkan menggunakan pakaian berupa jas,
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan sarung tangan dan selalu berpenampilan ala
3. Kebutuhan Sosial orang kaya. Pada beberapa edisi lm Batman
4. Kebutuhan Penghargaan yang lainnya, Joker juga ditampilkan sebagai
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri. penjahat kelas atas dengan pola pergaulan,
Eksistensi diri merupakan salah satu penampilan dan lain sebagainya yang menun-
bentuk kebutuhan yang berada pada aspek ak- jukkan dia bukan penjahat kelas bawah deng-
tualisasi diri. Menurut Maslow, eksistensi diri an tujuan materi saja
ini merupakan salah satu kebutuhan yang wa- Budaya masyarakat Barat memiliki ciri
jib dipenuhi. Implementasinya terdapat pada khas yang selalu dimunculkan dalam lm ini.
sosok seorang Joker, di mana bagi dia materi Pertama adalah pesta mewah, adegan pesta
bukan lagi suatu hal yang sangat dibutuhkan, yang dihadiri masyarakat kelas atas muncul
melainkan eksistensi diri. Ketika seseorang dalam lm ini, yaitu ketika Wayne Enterprises
telah terpenuhi kebutuhan primer, sekunder dengan pemiliknya yaitu Bruce Wayne (Bat-
dan tersiernya, maka kebutuhan kuarternya man) mengadakan pesta, dan Joker pun turut
menjadi wajib dipenuhi. hadir walau pun dengan tujuan merusak pesta.

Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 2 no. 2, Agustus 2011-Januari 2012 77


Arif Budi Prasetya Penonjolan Tokoh Antagonis Dalam Film The Dark Night

Budaya hidup glamour merupakan bentuk bu- yaitu jas ungu dan sarung tangan men-
daya masyarakat Western yang identik dengan guatkan karakter antagonisnya.
kemewahan. e. Lingkungan : Joker ditonjolkan dengan
Kedua, yaitu dari aspek kriminalnya. seringnya berada pada lingkungan yang
Film Western cenderung membuat adegan identik dengan penjahat seperti penjara.
dengan kemenangan bagi tokoh protagonis di f. Suara : Joker ditonjolkan dengan suara
akhir cerita. Begitu pula dengan lm The Dark serak dan berat.
Knight ini, walaupun Joker tidak mati, tetapi g. Make up : make up Joker yang khas
Batman memenangkan pertempurannya dan menguatkan karakter jahatnya.
Kota Gotham menjadi aman kembali.
Ketiga, lm Western cenderung menon- 2. Representation :
jolkan tokoh protagonisnya, tetapi Film The a. Camera Angel / Shot size : Joker sering
Dark Knight ini memiliki keunikan tersendiri, ditampilkan dengan shot size close up
di mana sutradara justru lebih menonjolkan untuk menonjolkan karakter antagonis-
tokoh antagonisnya. Dapat dikatakan bahwa nya.
lm ini menyimpang dari jalur lm western. b. Lighting : Joker sering ditampilkan
Pembuktiannya terlihat dari lebih seringnya dengan pencahayaan yang cenderung
Joker muncul dalam setiap scene daripada gelap.
Batman. Sutradara ingin menonjolkan Joker c. Editing : Joker ditonjolkan dengan
dalam lm ini. seringnya muncul dalam lm ini
melebihi peran protagonisnya yaitu
Simpulan Batman.
Dari hasil analisis semiotika Roland d. Music : musik yang menjadi latar be-
Barthes dan dilanjutkan dengan Analisis Tiga lakangnya adalah musik gelap atau dark
Level dari John Fiske, dapat disimpulkan bah- music.
wa Joker ditonjolkan sebagai tokoh antagonis e. Narasi : Joker sering diringi dengan
yang berbeda dengan kebiasaan Western Film, narasi berupa suara tembakan, teriakan
di mana dalam shot size biasanya ditampilkan ketakutan dan lainnya untuk menonjol-
long shot, namun dalam lm The Dark knight, kan karakter antagonisnya.
Joker sering ditampilkan Close Up. Editing f. Konik : Joker sering ditampilkan dalam
scene penampilan Joker lebih banyak daripada konik dengan Batman.
Batman sebagai tokoh protagonisnya. Joker g. Aksi : Joker sering ditampilkan dengan
sebagai tokoh antagonis lebih banyak muncul aksi-aksinya yang kejam dan memba-
dalam lm ini daripada Batman. Kesimpulan hayakan orang lain seperti merobek mu-
secara lebih mendetail akan peneliti sajikan lut, meledakkan rumah sakit, dan men-
dalam poin-poin berikut yang berdasarkan embak dengan membabi buta.
pada Analisis Tiga Tahap John Fiske : h. Setting : Joker sering berada pada setting
1. Reality : atau tempat yang mewah seperti gedung
a. Gesture : Dari segi gesture Joker diton- pesta dan setting khas penjahat yaitu
jolkan sebagai tokoh antagonis karena penjara.
memiliki gesture yang khas sebagai
penjahat. 3. Ideologi :
b. Ekspresi Wajah : Ekspresi wajah Joker a. Patriarki : Joker digambarkan menganut
yang dingin dan tatapan mata tajam me- ideologi Patriarki yang digambarkan
nonjolkan karakter antagonisnya. dengan kekuatannya saat menyiksa
c. Ucapan : Joker ditonjolkan melalui Rachel.
ucapannya yang kejam terutama kalimat b. Kelas : Ideologi ini yang juga dianut
“Why So Serious”. oleh Joker, dia mengatakan bahwa dia
d. Penampilan : Penampilan khas Joker ingin menjadi penjahat yang berkelas,

Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 2 no. 2, Agustus 2011-Januari 2012


78
Arif Budi Prasetya Penonjolan Tokoh Antagonis Dalam Film The Dark Night

berupa keinginan mendapatkan eksis- Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik Praktis


tensi diri, bukan materi semata. Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana

Saran McQuail, Dennis. 1994. Teori Komunikasi


Kekurangan dari lm ini adalah dari Massa Suatu Pengantar. Jakarta: Er-
segi alur cerita yang sedikit susah dimengerti langga.
atau sedikit rumit, sehingga penonton dituntut
untuk memperhatikan betul. Selain itu, penge- Muhartono, Asyik. 2009. Teknik Produksi
tahuan penonton terhadap lm sebelumnya Acara Televisi TV Broadcasting. Sido-
dibutuhkan untuk memahami jalan lm ini, arjo: Karya Mas Pustaka
sehingga apabila tidak menyaksikan lm edisi
sebelumnya (Batman Begin), penonton akan Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi
sedikit kesulitan memahami jalan ceritanya. Suatu Pengantar. Bandung. Remaja
Kekurangan dalam penonjolan Joker sebagai Rosdakarya.
tokoh antagonis adalah Joker terlalu mem-
fokuskan pada Harvey Dent sebagai target Naratama. 2006. Menjadi Sutradara Televisi.
utamanya, sehingga image Joker sebagai mu- Jakarta : Grasindo.
suh utama Batman kurang terlihat.
Saran dari peneliti adalah diperlukan Noth, Winfried. 1990. Handbook of Semiotics.
semacam kemudahan dalam membuat alur Indianapolis: Indiana University Press.
cerita, serta membuat kejahatan Joker lebih
kompleks lagi, sehingga dia akan benar-benar Sunaryo. 2007. Kumpulan Istilah Penyiaran,
menjadi penjahat sejati. Film dan Teknologi Informasi. Yog-
yakarta : Sekolah Tinggi Multimedia
“MMTC” Yogyakarta.
Daftar Pustaka
Thwaites, Tony. Lloyd Davis, Warwick Mules.
Ardianto, Elvinaro. 2007. Komunikasi Massa 1994. Tools For Cultural Studies an In-
Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa troduction.Queensland: University of
Rekatama Media. Queensland.

Barker, Chris. 2008. Cultural Studies Teori Zettl, Herbert. 2003. Television Production
dan Praktik. Yogyakarta: Kreasi Warna. Handbook Eight Edition. San Fransisco
University
Barthes, Roland. 1972. Membedah Mitos-Mi-
tos Budaya Massa. Jakarta: Jalasutra

Fiske, John. Cultural and Communication


Studies Sebuah Pengantar Paling Kom-
prehensif. Bandung : Jalasutra

Fiske, John.1996. Introduction to Communi-


cation Studies Second Edition. London
& New York. Rout Letge

Grifn,EM. 2006. A First Look At Communi-


cation Theory, Sixth Edition. USA : Mc-
Graw Hill

Jurnal Ilmiah Komunikasi |MAKNA Vol. 2 no. 2, Agustus 2011-Januari 2012 79

Anda mungkin juga menyukai