Anda di halaman 1dari 4

DRAFT KELOMPOK 2 : PENGKAJIAN FILM

Ali Ansar ( 2014016060 )


Nurjannah ( 2014016084 )
Zukhrizal Irbhani ( 2014016068 )
Juani Amelia Kuling Balan ( 2014016101 )
Ogata Nasiwi Rena Anggara ( 2014016088 )

Alasan mengambil film ghost writer 2:


Film Ghost Writer 2 sendiri adalah sebuah film yang mengusung genre horor komedi yang
merupakan sekuel dari film ghost writer yang rilis di tahun 2019. Jadi alasan kami mengambil
film ini tersebut karena Kekuatan film pada ini sesungguhnya bukan hanya sajian humor dan
petualangan bernuansa horor yang mendebarkan namun lebih dari itu film ghost writer 2
sejatinya adalah sebuah film keluarga yang akan memberikan kehangatan dihati para
penontonnya. Cerita tentang kebahagiaan yang seolah akan selalu punya cara untuk meloloskan
diri. Atau mungkin, sebenarnya hanya kita yang tidak tahu cara menghargainya ketika dia ada
di sini.

Pemain/aktor :
- Tatjana Saphira sebagai Naya
- Deva Mahenra sebagai Vino
- Widyawati sebagai Anna
- Endy Arfian sebagai Darto
- Moh Iqbal Sulaiman sebagai Billy
- Annisa Hertami sebagai Siti
- Ernest Prakasa sebagai Alvin
- Asri Welas sebagai Bu Broto
- Arie Kriting sebagai Iwan
- Muhadkly Acho sebagai Abdul
- Arief Didu sebagai Pak Saidi
- Minati Atmanagara sebagai Siska
- Sahila Hisyam sebagai Nisa
- Ardit Erwandha sebagai Johan
- Djenar Maesa Ayu sebagai Kirana Widuri
- Keira Vanaya sebagai Murni
- Dea Panendra sebagai Ida
- Kiki Narendra sebagai Jarot
- Tanta Ginting sebagai Topan
- Donny Alamsyah sebagai Aktor laga
- Awwe sebagai Sutradara
- Randhika Djamil sebagai Dimas
- Rachman Avri sebagai Jeremi
- Bene Dion Rajagukguk sebagai Stevan
- Ebel Cobra sebagai Cahyadi
- Mamat Alkatiri sebagai Oday
- Rully Bobon sebagai Sapto
- Uppi Ashabul Kahfi sebagai Jupri
- Erwin Belo sebagai Tukang ojek daring
- Farah Alves sebagai Pengunjung toko buku
- Azzura Pinkania Imanda sebagai Perawat Anna
- Jiwa Romeo sebagai Asisten sutradara FTV/Pemeran pengganti Naya
- Famisa Yusuf El Fajri sebagai Pemeran pengganti Vino
- Larasati Nugroho sebagai Artis FTV
- Fendy Chow sebagai Artis FTV
- Stella Cornelia sebagai Artis FTV
- Kenny Austin sebagai Artis FTV

Sutradara : Muhadkly Acho


Ringkasan Film :
Naya (Tatjana Saphira) yang dikenal karena novel horornya merasa jengah dengan anggapan
orang-orang yang lebih mengenalnya sebagai cenayang dibandingkan dengan penulis novel.
Di saat yang sama, Naya harus kehilangan Vino (Deva Mahenra), tunangannya yang meninggal
akibat kecelakaan saat syuting film. Hantu Vino yang masih bergentayangan mengira arwahnya
tidak bisa menuju ke alam baka karena harus membantu hantu yang bernama Siti (Annisa
Hertami). Vino pun meminta bantuan kemampuan Naya yang bisa berkomunikasi dengan
hantu untuk membantu hantu Siti agar arwah Vino bisa kembali ke alam baka.
Penghargaan Film :
Komentar : Ghost Writer 2 (2022) memiliki cukup banyak ide cerita hal ini bisa menjadi salah
satu kelebihan dan kekurangan yang cukup disayangkan. Alasannya, karena menumpuknya ide
cerita dalam film ini malah menutup kesempatan untuk membuat kisah utamanya
jadi highlight. Sebagai penulis, Nonny Boenawan dan Muhadkly Acho tidak bisa memberikan
daya tarik untuk kisah yang disampaikan. Apalagi dari bridging saja, setidaknya sudah ada
empat plot cerita mengenai kehidupan dari karakter yang berbeda-beda. Karena inilah, setiap
plot terkesan dikupas dari cangkang luarnya saja, sementara bagian dalamnya tidak
diperlihatkan sama sekali. Apalagi soal esensi ghost writer-nya, sekuel ini hanya dijadikan
sosok ghost writer sebagai alur pelengkap, agar judulnya masih terpakai. Kolaborasi antara
Nonny Boenawan dan Muhadkly Acho dalam menulis skenario film ini memang cukup
memuaskan. Mereka memberikan setiap karakter utamanya kisah masing-masing, yang
dirangkum dalam film berdurasi 115 menit. Salah satu hal yang membuat Ghost Writer 2 terasa
sangat fresh dan berbeda dari yang lainnya ternyata datang dari vibes nya bahwasanya film
Garapan Muhadkly Acho ini terasa seperti film horor-komedi asal Thailand. Dimana suasana
yang diambil selalu saja terlihat sendu, mencekam, dengan berbagai jumpscare dan komedi
universalnya.

Pesan moral :
Berbalut horor dan komedi, film Ghost Writer memiliki banyak pesan moral yang bisa diambil
memiliki bakat cenayang memang tidak mudah. Tapi jika kita dapat mengarahkannya dengan
benar, seperti Naya yang menuangkannya ke buku, tentu akan menjadi hal yang bermanfaat.
Mencoba hal baru itu bagus, tapi memperdalam hal yang kita kuasai juga tidak ada salahnya,
tidak memaksakan pekerjaan, apalagi yang membahayakan diri sendiri, tidak gegabah
mengambil keputusan, meskipun itu adalah kesempatan besar, mencoba melihat sudut pandang
lain tentang hal yang tidak disukai, mengalah merupakan bentuk menghormati orang yang lebih
tua.
Kelebihan :
Relatif mudah ditangkap oleh siapa saja, cerita ini dibumbui dengan guyonan yang pas, tidak
terlalu banyak, tidak terlalu singkat. Sama seperti di film pertamanya, karakter Dart dan Billy
masih menjadi sorotan karena aksi mereka yang selalu mengundang tawa.
Kekurangan :
Sama seperti film-film Starvision, mereka mencoba memanfaatkan sisi hangat kemanusiaan
dengan menghadirkan sesuatu yang bisa dihubungkan dengan penonton. "Ghost Writer 2" juga
hadir dengan formula ini. Melalui masalah keluarga di atas, penonton didorong untuk menyatu
dengan masalah tersebut. Sayangnya, implementasinya agak tanpa kata di beberapa tempat.
Durasinya yang hampir memilukan selama dua jam (film pertama hanya berdurasi sekitar 90
menit) membuat film ini sedikit membingungkan dalam penyelesaiannya.
Kondisi Sosial saat film di buat:
Konteks Sosial Dalam Film Ghost Writer
Tidak dapat dipungkiri walaupun sudah di era modern (2022) masyarakat Indonesia masih
banyak yang percaya dengan hal-hal ghaib. Memang pengaruh agama sangat kuat merawat
paradigma tersebut. Di tahun 2022 juga viral " pesulap merah" yang mencoba melawan sudut
pandang yang mistis tersebut. Film ini juga menyajikan tokoh utama (Naya) yang mencoba
menolak dirinya disangkutpautkan dengan makhluk gaib. Walaupun pada perjalanannya naya
aktif berinteraksi dengan tokoh hantu di film itu.
Selain itu di tengah film ada adegan yang memunculkan majalah porno yang dibicarakan oleh
remaja sekolahan. Hal tersebut juga membawa ingatan kita bahwa ada lelucon yang juga
mungkin realitas. Istilah "pemersatu bangsa" yang konotasinya adalah pornografi. Di tahun
2022 juga viral mulai dari video kebaya merah dan seterusnya.
Di kota besar seperti Jakarta kita masih sering melihat anak-anak atau wanita yang hidup di
jalanan (gelandangan) yang sering kali menjadi korban penculikan yang muaranya
perdagangan manusia. Pada film ini juga terang menampilkan kondisi tersebut.
Di era digital ini juga "viral" adalah kemewahan atau bukti eksistensi manusia. Di film ini juga
menampilkan dua remaja yang bahkan memanfaatkan hantu untuk viral (gila).
Kesimpulan
Di tengah gempuran film horor yang naik ke IP(Intellectual Property) besar, komedi horor
seperti Ghost Writer 2 adalah sesuatu yang patut disyukuri. Bertolak belakang dengan ide
aslinya, sekuel ini berhasil mempertahankan kualitas yang sama dengan film sebelumnya
meski disutradarai oleh sutradara yang berbeda.
Pemeran dari film pertama kembali untuk film kedua dan mampu memberikan penampilan
yang sama mulusnya. Meski beberapa bagian film cenderung monoton dan terlalu berbelit-
belit, Muhadkly Acho berhasil menjaga portofolio penyutradaraannya tetap hijau.

Anda mungkin juga menyukai