Anda di halaman 1dari 2

Insidious 3: Film Horor yang Tidak Mencekam

Pada saat keluar kabar mengenai kelanjutan dari film Insidious, saya tidak sabar untuk
segera menontonnya. Melihat dua film sebelumnya yaitu, Insidious 1 dan Insidious 2 yang
berhasil membuat saya tidak dapat memejamkan mata di malam hari, saya penasaran dengan
kelanjutan film tersebut. Insidious 3 kabarnya menjanjikan alur cerita yang lebih menarik dan
menyeramkan dari kedua film sebelumnya, namun hal itu hanya dapat dibuktikan dengan cara
menonton film tersebut.
Akhirnya saya mendapatkan kesempatan untuk menonton Insidious 3 minggu lalu,
dikelas bersama teman teman dan guru Bahasa Indonesia saya. Awalnya saya cukup penasaran
karena film tersebut tidak berkaitan dengan kedua film sebelumnya. Banyak tokoh baru yang
cukup membingungkan bagi saya, namun film Insidious memang terkenal dengan alur cerita
yang penuh tebakan dan kejutan.
Insidious 3 merupakan prekuel dari film sebelumnya. Sosok Elise Rainier masih tampil.
Kali ini Rainer akan membantu seorang remaja bernama Quinn yang digangu oleh roh jahat.
Quinn dikisahkan sangat terpukul dengan kepergian sang ibunda. Maka timbul sugesti dalam
dirinya, jika roh yang mengikutinya itu adalah jelmaan dari sang ibu yang selalu ingin
menjaganya. Namun pasca kecelakaan yang menimpanya, Quinn menyadari jika dirinya sedang
'diikuti' oleh roh yang ingin membawanya pergi. Pada mulanya, sang ayah Sean tak percaya
dengan ucapan Quinn. Kejadian aneh membuatnya yakin putri semata wayangnya sedang dalam
bahaya. Tanpa pikir panjang, Sean menemui Rainer. Rainer sebetulnya sudah enggan
menggunakan 'keistimewaan' yang dimilikinya. Akan tetapi, desakkan dari teman seprofesinya
yang membuat Rainer ingin membantu Quinn. Rainer memang telah membantu banyak orang
untuk terbebas dari roh jahat. Tubuh Quinn tak lagi kuat 'menahan' roh jahat untuk masuk. Quinn
yang tak kuasa itu hampir membunuh ayahnya sendiri. Rainer pun tiba-tiba datang menolong
Quinn. Dengan segala kemampuan yang dimilikinya, Rainer mencoba berhubungan dengan roh
jahat. Tak hanya Rainer, ternyata roh sang ibu dari Quinn datang untuk menolong putrinya. Cinta
seorang ibu memang tak pernah mati meski telah berbeda dunia
Menurut saya terdapat banyak kekurangan dalam film ini yang akan saya sebutkan satu
persatu. Pertama, tata rias dari sosok hantu yang mengejar Quinn awalnya tidak jelas, namun
pada saat dia menunjukkan wujudnya saya rasa make up tersebut kurang realistis dan menjiwai
karakter pada tokoh tersebut. Kedua, dalam pengeksekusian film tersebut tidak dapat menyamai
suasana yang dihadirkan oleh kedua film sebelumnya dan membuat orang yang memiliki
ekspetasi tinggi terhadap film tersebut menjadi cukup kecewa.
Berikutnya, saya melihat dari sisi pemeran dan alur cerita yang ditampilkan. Pemeran
hantu kurang masuk kedalam perannya sehingga terkesan aneh dan tidak alami, sementara itu
alur cerita yang terlalu dipaksakan dan kurang masuk akal seperti saat hantu pada film tersebut
yaitu, The Man Who Cant Breath akan dimusnahkan oleh Quinn yang menarik simple mask

yang digunakan oleh sang hantu. Hantu tersebut langsung hancur berkeping keping. Menurut
saya hal tersebut kurang edukatif karena sebelumnya pun simple mask yang digunakan hantu
tersebut tidak tersambung ke tangki oksigen dan hantu itu tetap mengalami gangguan
pernapasan. Jadi seharusnya menarik masker yang ia gunakan tidak menimbulkan efek apapun.
Hal ini dapat menyebabkan salah persepsi pada para penontonnya. Hal hal seperti itu
menyebabkan saya susah menikmati cerita yang disuguhkan oleh film tersebut. Genre dari film
ini menurut saya kurang tepat hanya sebagai horror saja tapi juga dapat masuk sebagai genre
drama dan action.
Kelebihan dari film ini adalah efek yang ditimbulkan termasuk bagus walaupun gagal
membuat saya merinding namun masih dapat ditoleransi dan acting dari pemeran utamanya,
Quinn bagus dan dapat membawa penonton masuk kedalam kisah tersebut. Terutama saat ibunya
datang dan menyelamatkannya, cukup menimbulkan haru akan momen tersebut.
Walaupun begitu saya tidak menyesal telah menonton film ini, meski tidak dapat
mengalahkan sensasi dari dua film sebelumnya. Namun, secara umum film ini menyampaikan
nilai moral yang lebih dalam dan cukup menghibur. Pada masa ini sangat jarang film horror yang
dapat menyampaikan kesan menyeramkan dan menghangatkan hati secara bersamaan.

Nama : Aizar Vesa Prasetyo


Kelas : Aksel - 2

Anda mungkin juga menyukai