Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muhammad Farhan Ibnu Fakhreza

NIM : 119380035
Prodi : Desain Komunikasi Visual
Kelas : Kelas A (Kamis)

1. FANTASTIC BEASTS AND WHERE TO FIND THEM (2016)

Sumber : google

Digarap oleh sutradara David Yates dan dirilis pada tahun 2016, film ini bercerita tentang Newt
Scamander dan upayanya mengumpulkan hewan-hewan ajaibnya yang tersebar di Amerika
Serikat. Film ini merupakan adaptasi dari novel ciptaan JK Rowling yang juga merupakan
penulis dari novel terkenal, Harry Potter. Secara garis besar cerita pun, sebenarnya film ini
masih mempunyai banyak kaitan dengan film Harry Potter sendiri. Seperti adanya tokoh
Dumbledore semasa muda, serta kisah-kisah balik di novel Harry Potter lainnya. Bahkan Newt
Scamander sendiri merupakan penulis dari buku yang wajib dimiliki oleh Harry dan seluruh
murid Hogwarts lainnya. Namun di movie “Fantastic Beasts and Where to Find Them” ini,
kaitan-kaitan tersebut tidak terlalu ditonjolkan.
Seperti karya JK Rowling lainnya, film ini bergenre fantasi yang menyuguhkan kisah tentang
penyihir. Disini, Newt digambarkan sebagai seorang penyihir yang terobsesi dengan hewan-
hewan ajaib. Ia datang ke Amerika untuk bertemu dengan peternak hewan magis namun
rencana nya berantakan dikarenakan hewan-hewan magis miliknya kabur dari kopernya.
Kejadian tersebut membuatnya bertemu dengan Tina, seorang Auror yang baru saja dipecat
dari pekerjaannya. Mengetahui bahwa Newt merupakan seorang penyihir yang
menyelundupkan hewan-hewan ilegal, Tina langsung menangkapnya dan membawanya ke
kementerian sihir. Namun, dengan reputasi Tina yang buruk, apalagi keadaannya yang baru
dipecat, jelas membuat kedatangan Tina ditolak mentah-mentah. Terlebih lagi, saat itu
kementrian sihir sedang disibukkan dengan berbagai macam fenomena menggemparkan yang
menghebohkan penduduk muggle (manusia biasa, yang tidak mengetahui sihir), serta kaburnya
penyihir jahat paling berpengaruh dan ditakuti abad itu, yaitu Grindelwald. Karena hal itu, Newt
dibebaskan, tetapi masalah yang sebenarnya baru saja dimulai.

Diluar dugaan, ternyata koper Newt tertukar dengan koper seorang muggle yang ditemuinya di
bank bernama Jacob Kowalski. Jacob membawa koper itu kerumahnya, membukanya dan
membuat sebagian besar dari hewan magis Newt kabur. Para muggle sedang gempar-
gemparnya saat Newt dan Tina menemukan rumah Jacob dalam keadaan rusak total. Kejadian
tersebut membuat Tina semakin bersikukuh untuk menyerahkan Newt ke kementerian. Namun
dengan keadaan saat ini, sudah jelas Ia akan ditolak mentah-mentah lagi, maka Tina membawa
Newt dan Jacob ke rumahnya dan menemui saudara perempuannya, Queenie yang merupakan
seorang Legilimen (pembaca pikiran). Dari sana, Newt memulai pecarian hewan-hewan
gaibnya dibantu oleh Jacob.

Sementara Newt sedang sibuk mengumpulkan hewan-hewan magisnya, di dunia muggle terjadi
hal yang tak kalah menggemparkan. Seorang senat, Henry Shaw tewas di panggung saat
sedang berpidato. Sesuatu berwarna hitam yang dikenal dengan nama Obscurus
menggerogotinya tepat di hadapan seluruh penonton pidatonya saat itu. Newt yang dibawa Tina
ke pengadilan Kementerian akhirnya dituduh sebagai penyihir yang sengaja melepaskan
Obscurus untuk membunuh Shaw. Dari sinilah dimulai kisah Newt dan kawan-kawan dalam
menemukan hewan-hewan magis tersebut. Serta membongkar siapakah dalang dari kerusuhan
Obscurus tersebut.
Dari segi alur, film ini cukup memuaskan penonton dengan cerita yang apik mengenai interaksi
penyihir dengan muggle (non-penyihir). Mulai dari konflik di kalangan kementrian penyihir yang
waswas akan terbongkarnya identitas penyihir di Amerika Serikat, hingga kekhawatiran dan
ketakutan para muggle mengenai keberadaan penyihir, disini dijelaskan dengan sangat apik.
Namun dalam film ini juga terdapat beberapa adegan yang sepertinya kurang dijelaskan.
Contohnya saja mengenai tokoh Grindelwald. Yang tidak membaca buku Fantastic Beasts
ataupun yang tidak mengikuti buku Harry Potter dan sejarah-sejarahnya, pasti tidak familiar
dengan sosok Grindelwald. Di awal film sempat diperlihatkan scene yang mana menampakkan
berita-berita mengenai Grindelwald, namun berita-berita tersebut hanya sekilas dan tidak
dijelaskan secara rinci sehingga penonton tidak mendapatkan gambaran secara jelas dan
gamblang mengenai siapakah Grindelwald ini. Selain itu, di film ini terdapat beberapa adegan
selingan dimana Mr. Graves bertemu dengan remaja laki-laki bernama Credence. Adegan ini
juga terkesan mengambang dan tidak diketahui tujuan jelasnya. Bahkan scene mengenai
keluarga Barebone yang menentang penyihir pun terbilang kurang diperkuat. Selain itu, bagian
plot twist dimana terungkapnya sosok Grindelwald yang menyamar juga terasa kurang
mengejutkan.

Secara penokohan, Tokoh Newt disini digambarkan sebagai sosok yang sedikit kaku, mungkin
dapat juga dibilang agak kikuk. Di film ini, sosok Newt diperankan dengan baik sebagai seorang
penyihir yang kurang kompeten dan diremehkan, terlebih lagi dengan adanya dialog bahwa dia
dikeluarkan dari Hogwarts. Tokoh Tina sendiri digambarkan sebagai wanita yang tangguh dan
selalu mengikuti keinginan hatinya. Peran Credence yang bisa dibilang cukup penting disini
juga diperankan dengan baik. Sebagai anak yang mempunyai keterbelakangan mental dan
seorang squib (seseorang yang lahir dari keluarga penyihir namun tak memiliki bakat sihir
apapun) yang diremehkan. Bahkan peran Jacob sendiri disini diperankan dengan sangat baik
walau secara garis besar Jacob tidak memegang banyak peran penting. Namun yang
disayangkan adalah tokoh Mr Graves yang kurang ditonjolkan. Padahal, apabila kita melihat
dari adegan terakhir film yang memperlihatkan bahwa Mr Graves merupakan Grindelwald yang
menyamar, saya rasa perlu penekanan lebih mengenai sosok Mr Graves ini. Sehingga kesan
tentang Grindelwald yang juga merupakan poin penting di film ini pun dapat ditangkap dengan
baik.
Dari segi Visual FX, film ini sudah tidak diragukan lagi. Hampir seluruh adegan dalam film ini
menggunakan Visual FX dan CGI. Mulai dari latar yang klasik, hewan-hewan magisnya, hingga

Sumber : Screenshot Film

efek-efek sihir lainnya dikemas dengan sangat baik dan memuaskan.

Adegan paling menarik di film ini menurut saya adalah di adegan dimana diperlihatkan bagian
dalam koper Newt. Dalam scene yang terbilang singkat itu terdapat banyak sekali VFX yang
disajikan. Pengambilan gambarnya puna apik, mulai dari pengambilan gambar dari gurun,
beralih ke gua hingga ke pegunungan bersalju. Adegan ini sangat jelas memukau penonton
dengan VFX dan pengambilan gambarnya.
1. 1979 (2019)

Sumber : Wikipedia

Film ini berlatar pada waktu pada saat terjadinya perang dunia ke-1, perang antara inggris dan
jerman, dimana dikisahkan, dua tentara muda inggris Blake dan Schofield, diberi tugas khusus
oleh komandannya untuk menyampaikan sebuah pesan secara langsung kepada battalion di
garis depan untuk membatalkan serangan. Mereka berdua harus menyusuri wilayah kekuasaan
Jerman untuk menyampaikan pesan tersebut. Jika mereka berhasil menyampaikan pesan
tersebut mereka bisa mencegah kematian 1.600 tentara inggris, dan kakaknya Blake
Film ini terasa biasa saja dari segi cerita dan tak ada yang istimewa, namun mampu
menghasilkan banyak penghargaan. Sam Mendes yang berperan sebagai sutradara dari film
ini, berhasil menggarap film ini dengan teknik one shot. Dengan pengambilan gambar secara
Teknik One Shot, penonton akan melihat film dari awal hingga akhir tanpa adanya perpindahan
scene dan hanya di ambil dari satu sudut pandang kamera.

Melihat dari pemilihan teknik One Shot ini tentunya akan sangat sulit, jika saja ada kesalahan
dari camera-man dan juga actor tentunya pengambilan gambar harus diambil lagi dari awal.
Namun, film 1917 ini tidak benar –benar mengaplikasikan teknik one shot ini, karena tidak
mungkin camera-man mengambil seluruh gambar selama 2 jam. Terliha adanya transisi ketika
camera focus kepada objek dan tidak memerhatikan aktor yang sedang berdialog, Atau ketika
memasuki ruangan yang sangat gelap sehingga pada layar terlihat hitam.

Namun, bukan masalah Karena transisi tersebut terasa halus dan mungkin tidak semua orang
bisa menyadari akan transisi tersebut. Jadi terlihat seperti tidak di edit. Perpindahan kamera
juga tidak membuat penonton terasa pusing, pengambilan video ini bisa terbilang sangat baik
dari film – film dengan pengambilan teknik one shot lainnya.

Dari segi selain dari pengambilan gambar, film 1917 ini menarik dari segi penggarapan
naskahnya, walaupun biasa tapi dapat membawa emosi dan juga penonton diajak merasakan,
apa yang terjadi pada film tersebut, dan juga penonton mampu dibuat tegang dan penasaran
dengan alur selanjutnya walau melihat karakter dalam film yang ditampilkan ini hanya dua
orang saja.

Secara kesuluruhan film ini, sangat terasa realistic, mampu membawa pentonton merasakan
apa yang dirasakan oleh karakter dalam film ini, dan juga membawa imajinasi kita soal
bagaimana, sulitnya menjalankan tugas sebagai seorang prajurit, yang mengemban tugas yang
tak mudah.

Namun kekurangan dari film ini jika diperhatikan adalah dibagian suara dimana sound effect
dan visual nya ada sedikit delay, namun itu tidak masalah mengingat fil ini diambil dengan
teknik one shot. Dalam film 1917 ini kekurangan tersebut tidak membuat penonton terlalu
mempermasalahkannnya.

Anda mungkin juga menyukai