Anda di halaman 1dari 7

2.

Unsur Intrinsik

2.1 Tema
Tema, menurut Stanton (1965: 20) dan Kenny (1966: 88), adalah makna yang dikandung oleh
sebuah cerita. Jika menyaksikan keseluruhan film, dari alur serta penokohannya dapat ditemukan
makna jelas dari film IT. Sepanjang cerita, kisahnya memfokuskan pada peran hantu badut
Pennywise (Bill Skarsgard), dan Tujuh orang anak yang tergabung dalam "The Losers Club", Jadi
dapat ditarik kesmipulan, bahwa tema yang diangkat sang sutradara adalah horor, Jenis tema ini
masuk sebagai tema ketiga (tingkatan sosial) menurut tingkatan tema Shipley, karena menyangkut
interaksi kehidupan bermasyarakat.

2.2 Sudut Pandang


Sudut Pandang menurut Abrams merupakan cara dan atau pandangan yang dipergunakan
pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang
membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca (Nurgiyantoro, 2000: 248). Untuk film
IT ini, masih tetap memakai formula yang sama dengan semua film (pada umumnya), yaitu
pemakaian sudut pandang ketiga mahatahu. Alasan pemakaian sudut pandang ketiga ini memang
sudah pasti dalam sebuah karya film, karena penonton ingin melihat pandangan seluruh tokoh
selama satu jam lebih tayangan. Jika hanya tertuju pada satu tokoh, tentu keseluruhan film akan
membosankan. Terutama film drama.

2.3 Tokoh/Penokohan
Penokohan seperti apa yang dikatakan oleh Jones (1968: 33), adalah pelukisan gambaran yang
jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Tokoh utama dalam film ini adalah
seorang badut hantu yang memiliki karakter jahat dan kejam dengan memangsa anak kecil. Ia juga
karakter berwatak jahat yang sepanjang alur cerita menampilkan beragam sifat di luar yang
penonton tangkap (cukup memberi kejutan). Tokohnya pun semakin menyeramkan, di mana ia telah
digambarkan sebagai badut hantu meyeramkan ketika memangsa anak kecil.

Selnjutnya ada Eddie Kaspbrak (Adam Faraizl) yang menderita asma dan memiliki ibu yang sangat
protektif, Bill Denbrough (Jonathan Brandis) yang gagap dan dendam karena Pennywise telah
membunuh adiknya (Georgie), Richie Tozier (Seth Green) yang memiliki bakat seorang pelawak,
Mike Hanlon (Marlon Taylor) yang merupakan murid baru di Derry dan menjadi korban Bully,
Stanley Uris (Ben Heller) yang aktif dalam hal Pramuka dan memiliki hobi mengamati burung, Ben
Hanscom (Brandon Crane) yang terpaksa pindah ke kota Derry karena kematian ayahnya, dan
Beverly Marsh (Emily Perkins), seorang gadis pemberani yang memiliki ayah yang suka menyiksa
dirinya.

2.4 Latar
Latar menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams, 1981: 175). Pertama ada latar tempat.
Latar tempat pada film IT dapat dikrucutkan dari ruang yang kecil ke lebih luas lagi. Latar tempat
berada di kota Derry, Maine, Amerika Serikat.
Latar waktu mencakup pagi sampai siang hari, lalu sore sampai malam hari. Latar waktu siang
diisi oleh beragam kegiatan yang menghadirkan suasana riang dan semangat dari aktivitas bermain
anak kecil yang menjadi target mangsa hantu badut. Terutama dari sudut tokoh anak anak. Untuk
tokoh hantu badut Pennywise (Bill Skarsgard) sendiri latar waktu siang jauh berbeda dengan
malam. Ia selalu menghadirkan suasana tenang ketika mendekati mangsanya dan menyeramkan
ketika sudah menculiknya
Latar sosial dalam cerita ini memang menyangkut kehidupan masyarakat perkotaan. Jadi, latar
belakang sosial setiap tokoh pun tidak jauh berbeda, kecuali hantu badut Pennywise yang sangat
menyeramkan. Hanya saja, latar tempat yang menjadi jalannya cerita turut membawa latar sosial
yang ada, atau bisa dibilang membentuk tokoh. Seperti anak anak misalnya, ia memiliki sifat
periang dan gembira di mana latar sosial tempat seperti taman menjadi pas, mengingat meraka
adalah anak kecil yang suka bermain. Sementara sumur tua dan rumah tua kosong menjadi
semacam latar sosial akan karakter hantu badut yang menyeramkan. Alur yang dibangun oleh tokoh
utama dan interaksi dengan 7 tokoh anak, menunjukkan bahwa sumur tua dan rumah tua menjadi
latar sosial yang pas sebagai film horor.

2.5 Alur
Kenny (1966: 14) mengemukakan bahwa alur/plot sebagai peristiwa-peristiwa yang
ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat menyeramkan, karena pengarang menyusun peristiwa-
peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab akibat. Alur dalam film IT adalah maju mundur(flashback).
Sepanjang ada peristiwa kilas balik, pemunculan konflik-konflik, klimaks, anti klimaks, sampai
akhir (ending).
2.6 Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah tingkah laku pengarang dalam menggunakan maupun mempermainkan
bahasa. Jika dilihat secara tuturan sosiolinguistik, dalam film IT tokoh di dalamnya dapat dibagai
dalam 1 jenis ragam bahasa, yaitu bahsa nonformal berdasarkan kondisi. Dari sisi tokoh utama
hantu badut dengan ke tujuh anak. Ketika tokoh utama hantu badut merayu anak anak untuk
dijadikan target mangsa.

2.7 Amanat
Amanat atau pesan moral menyaran pada pengertian (ajaran tentang) baik buruk yang diterima
umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya; akhlak, budi pekerti, susila (KBBI,
1994). Sutradara memakai bentuk penyajian secara tidak langsung, di mana para penonton
diharuskan mencari sendiri amanatnya. Namun setelah melihat tema horor yang ada, serta alur
cerita cukup kompleks, amanat di dalam film IT dapat ditemukan. Amanat utama di sini mengenai
sesuatu yang lucu belum tentu menyenangkan, sebagimana peran hantu badut yang menyamar
untuk memangsa anak kecil.
Mungkin masih terdapat banyak lagi bentuk pesan moral yang hadir di dalam film, seiring
beberapa scene (alur) beragam. Seperti kisah persahabat 7 orang anak yang tetap kuat meski meraka
dihadapkan pada situasi sulit dan menyaramkan, secara tidak langsung menjadi bentuk
penyampaian sang sutradara kepada pemuda anak zaman sekarang untuk selalu menjaga
persahabatan. Bisa dikatakan kalau film IT memang memberi nilai postif dan negatif untuk para
penonton.

3. Fakta

3.1 Muncul pertama kali di serial TV

Sebelum dibuat versi filmnya, It telah diadaptasi untuk serial televisi yang diproduksi pada
tahun 1990. Serial ini ditayangkan sepanjang 2 episode dan disutradarai oleh Tommy Lee Wallace.
Kala itu badut Pennywise diperankan oleh aktor dan komedian asal Inggris, Tim Curry.

3.2 Rumor pemeran Pennywise

Ternyata ada banyak aktor yang dirumorkan memperebutkan peran badut Pennywise di
antaranya Johnny Depp, Tom Hiddleston, Jackie Earle Haley, Jim Carrey, Kirk Acevedo, Paul
Giamatti, sampai Channing Tatum. Hingga akhirnya peran badut menyeramkan ini jatuh kepada
Bill Skarsgård, aktor yang pernah bermain di film Atomic Blonde dan seri Divergent..

3.3 Diisolasi selama syuting


Bill Skarsgård yang memerankan badut menyeramkan ini tidak diperbolehkan untuk
bertemu dengan semua cast yang bermain di film It. Ia hanya diperbolehkan untuk bertemu dengan
tim kostum dan make up. Tujuannya adalah membuat para cast ketakutan, terutama anak-anak yang
tergabung dalam Losers’ Club. Dan benar saja! Pada saat Skarsgård masuk ke dalam set untuk
syuting pertama kalinya, anak-anak tersebut merasa ketakutan, gemetaran, bahkan sampai ada yang
menangis

3.4 Ada apa dengan angka 27?

Angka 27 adalah angka yang seringkali berhubungan dengan film horor yang disutradarai oleh
Andres Muschietti ini. Film It rilis 27 tahun setelah sebelumnya ditayangkan di serial televisi. Di
dalam novel, Pennywise muncul setiap 27 tahun sekali untuk membunuh dan meneror anak kecil.
Jonathan Brandis, pemeran Bill muda di serial televisi It meninggal pada umur 27 tahun. Sementara
versi filmnya rilis 1 bulan setelah Bill Skarsgård berulang tahun yang ke-27 tahun.

3.5 Bill Skarsgård tertekan mendalami peran Pennywise

Walaupun Bill Skarsgård adalah pemeran utama dalam film ini, ternyata ia tidak ikut dalam
proses syuting hingga pertengahan film selesai. Selama proses syuting, ia bersama sang sutradara,
Andres Muschietti dan juga produser belajar untuk mendalami peran Pennywise. Skarsgård pun
mulai merasa tertekan karena pemeran Pennywise sebelumnya dalam serial televisi It, Tim Curry
mampu memerankan Pennywise dengan sangat baik. Tidak tanggung-tanggung, ia juga belajar
dengan contortionist profesional untuk perannya ini.

3.6 Mimpi buruk selama syuting

Bill Skarsgård mengatakan bahwa sesungguhnya ia takut dengan peran yang ia mainkan
karena Pennywise bukanlah badut, bukan juga manusia, namun seorang iblis. Bill Skarsgård juga
seringkali mendapat mimpi buruk selama proses syuting.

3.7 Sophia Lillis tertawa melihat Pennywise

Berbeda dengan anggota Losers’ Club yang lainnya, Sophia Lillis pemeran Beverly Marsh
adalah satu-satunya pemain yang tidak takut dengan film horor dan tertawa saat pertama kali
melihat Bill mengenakan kostum badut menyeramkan sebagai Pennywise.

3.8 Meraih rekor


Teaser trailer It mencetak rekor sebagai teaser yang paling banyak ditonton dalam hitungan
24 jam dengan meraih 197 juta views.

3.9 Bill Skarsgard kesepian

Bill Skarsgard merupakan aktor yang berasal dari Swedia, dan ia adalah orang yang
dipercaya memerankan Badut Pennywise dalam film ini. Beberapa lama melakukan syuting film It,
Bill Skarsgard mengaku tidak diperbolehkan bertemu dengan aktor cilik yang ikut serta dalam film
ini. Bahkan menurut wawancara dengan News.com.au, Bill Skarsgard mengatakan ia merasa benar-
benar kesepian dalam film ini.

3.10 Sutradara minta maaf ke Stephen King

Sebenarnya dari segi cerita, It merupakan adaptasi dari novel yang ditulis oleh Stephen
King. Oleh sebab itu, karakter Pennywise dan unsur cerita lainnya itu murni adalah hasil pemikiran
Stephen King. Namun dalam film yang dirilis tahun 2017 ini, sang penulis sendiri tidak ikut campur
sama sekali dengan produksi film. Bahkan, Badut pennywise dan latar belakangnya memang beda
sama versi lama dan novelnya. Alasan itulah yang kemudian membuat sutradara Andres Muschietti
mengirim surat dengan tulisan tangan kepada Stephen King. Sementara isi surat tersebut tidak lain
berisikan permintaan maaf sang sutradara kepada Stephen King, karena sudah terlalu banyak
mengubah unsur It.

3.11 Reaksi Stephen King mengenai film ini

Sekitar enam bulan sebelum film ini rilis, Stephen King diundang untuk menonton
skriningnya. Dan sang penulis novel tersebut terkejut melihat sedikit adegan film ini. Bahkan
Stephen king mengaku, It garapan Andres Muschietti sudah melampaui ekspektasinya dan
mengatakan para produser sudah melakukan tugasnya dengan sangat baik.

3.12 IT terinspirasi kisah nyata tentang seorang pembunuh berantai yang suka berdandan
menjadi badut.

Sang pengarang, Stephen King mengungkapkan dalam sebuah wawancara bahwa ia


terinspirasi dari sosok pembunuh berantai John Wayne Gacy atau yang populer dijuluki "badut
pembunuh". Pria ini sering memberi pelayanan sosial dengan menjadi badut di parade, pesta-pesta,
bahkan menghibur anak-anak di rumah sakit. Namanya saat menjadi badut adalah "Pogo the
Clown". Reputasinya bagus di kalangan masyarakat, namun pada akhirnya ia ketahuan sebagai
seorang pembunuh berantai. Kasusnya sangat menarik perhatian dan sosoknya tetap terkenal
bahkan ketika ia dipenjara sampai saat ia dihukum mati.

3.13 Pennywise akan kembali setiap 27 tahun sekali

Entah karena kebetulan atau sudah diperhitungkan dengan baik, jarak miniseri pertama IT
(1990) dengan adaptasi film layar lebar ini adalah 27 tahun. Waktu yang sama dengan cerita siklus
kemunculan Pennywise di kota Derry untuk memburu anak-anak kecil.

3.14 Para aktor cilik pemeran "The Losers Club" nongkrong bareng selama beberapa
minggu agar bisa lebih menjiwai peran sebagai anak 80-an.

Jaeden Lieberher, Finn Wolfhard, Sophia Lillis, Jack Dylan Grazer, Wyatt Oleff, Chosen
Jacobs, Jeremy Ray Taylor ternyata gak hanya akrab di depan layar. Mereka menghabiskan
beberapa minggu untuk gaul bareng agar bisa semakin membangun chemistry dan juga menjiwai
kehidupan anak tahun 80-an (yang jelas berbeda sekali dengan cara hidup mereka sekarang).

4. Kesimpulan

4.1 Kelebihan

Penataan artistiknya bagus. Adegan demi adegan pun diperankan dengan baik. Film ini kian
menarik karena memadukan suasana detektif, horor, humor, sekolah, persahabatan berbeda latar
belakang, cinta monyet, dan sejarah. Ditambah lagi, film ini diperankan oleh anak-anak, yang
sangat pas dengan karakternya. Meski durasinya panjang, film ini tetap tidak terasa membosankan.

4.2 Kekurangan

Bagian akhirnya tidak tuntas. Ke mana mereka setelah mengalahkan Pennywise? Apakah
mereka memberi tahu para penduduk kota Derry? Bagaimana dengan mayat-mayat, sumur, dan
rumah tua tersebut? Pertanyaan-pertanyaan itu tidak terjawab, sehingga seperti ada kekosongan
cerita sebelum menuju akhir. Akibatnya, pemutusan alur menuju ending terasa tidak mulus.

4.3 Kesimpulan

Film horor ini unik karena semua pemeran utamanya anak-anak (di samping Pennywise).
Suasana yang bervariasi, alur yang tak mudah ditebak, serta tata artistik yang bagus membuat film
ini tidak membosankan. Anda tak akan rugi menontonnya, terlebih film ini akan dibuat bagian
keduanya. Tentunya menonton bagian pertama akan memudahkan Anda mengerti film Pennywise
berikutnya.

5. Referensi

https://merahputih.com/post/read/resensi-film-it-2017-monster-badut-pemakan-manusia

http://www.kritikus.id/fakta-it

http://www.mbahsinopsis.id/2017/08/sinopsis-film-it-2017.html

https://beritagar.id/artikel/seni-hiburan/film-it-menurut-para-kritikus

Anda mungkin juga menyukai