Anda di halaman 1dari 10

Lakon

OPERASI
Karya Putu Wijaya
OPENING.
MENYAPA PENONTON.
SELANJUTNYA BERPANTUN.
Mencari timba si anak dara,
Di bawah sarang burung tempua;
Salam sembah pembuka bicara,
Selamat datang untuk semua
ADEGAN 1
Sebuah ruang tunggu di tempat dokter praktek. Sepi. Lalu muncul Dokter beserta assistant –
assistant nya. Dokter dan assistant nya merapikan ruangan.
KAKEK :
Burung Kakak Tua
Ada anak empat
Nenek sudah tua
Jalan pakai tongkat
NENEK:
Weleh. Weleh. Dasar kakek. (mementung kakek dengan tongkatnya). Awas loh. Kalau nenek
jadi cantik. Gak lebih tua dari kakek. Nenek jamin. Banyak yang naksir sama nenek.
KAKEK:
Ahhh.. nenek.. jangan begitu dong. Kakek kan Cuma bercanda.
NENEK:
Nenek akan buktikan sama kakek. Kalau nenek bisa cantik kalau hidung nenek yang lebar ini
bisa menjadi kecil. Bibir nenek yang tebal dan lebar ini bisa jadi tipis dan cantik. Awas saja.
Nenek akan buktikan sama kakek.
KAKEK:
Walah,. Bagus toh? Nanti kakek bakalan bangga punya istri yang cantik seperti nenek.
NENEK:
Sudah. Jangan merayu nenek.
Nenek dan kakek pun berjalan memasuki klinik kecantikan. Dengan sapaan yang hangat dari
suster yang berada di ruang depan bagian pendaftaran. Kakek pun berpura – pura menjadi
lelaki yang tegap dan perkasa.
SUSTER:
Selamat pagi. (tersenyum manis)
KAKEK:
Ada nanas,
Ditusuk jarum.
Cuaca panas,
langsung adem kamu tersenyum.
NENEK :
(Menjewer kakek). Kakek genit nya keluar yaa? Bagus. Nanti kakek bisa lihat. Kalau nenek
bisa lebih wokeh dari dia (menatap sinis suster).
KAKEK:
Maaf nenek. Kakek janji tidak mengulangi lagi.
Nenek tetap menjewer kakek, dan menggeret kakek untuk masuk ke dalam ruang dokter.
ASDOK:
Selamat pagi nek. Silahkan duduk. Mari sebelum nya kita tensi terlebih dahulu. Selagi
menunggu dokter yang lagi bersiap – siap mengganti pakaian operasi nya.
Asdok melakukan pemeriksaan kepada nenek. Namun, itu lah kesempatan kakek untuk
keluar menemui suster yang berada di luar ruang dokter.
KAKEK:
Suster. Lagi apa?
SUSTER:
Eh, ada kakek. Ini, saya lagi mencatat buku rekap kunjungan kek.
Kakek mendekati suster.
KAKEK:
Serius bener sih? (mencari handphone dan menemui handphonenya).
Ada gulali,
ada klepon.
Bisa kali,
oper nomer telepon.
SUSTER:
Maaf kek. Nanti kalau kakek gombalin saya terus, kakek bisa di marahin nenek loh?
Nenek yang selesai di periksa kesehatan pun mencari kakek, yang semua duduk di samping
nya. Kecurigaan nenek pun terjawab ketika kakek sedang duduk di samping suster dengan
merayu – rayu suster klinik tersebut. Di samping itu, asdok dan dokter pun bersiap untuk
merapikan ruangan operasi.
NENEK:
Bagus ya . kakek sebentar nenek tinggal, langsung berlari mengejar daun muda. Ayo. Pokok
nya kakek harus temani nenek. Sebentar lagi nenek harus di operasi.
Kakek pun menemani nenek masuk ke dalam ruang operasi. Nenek di sediakan baju sebelum
operasi yang harus di kenakan. Kakek pun menunggu nenek di ruangan dokter sambil
membaca majalah yang terdapat di meja dokter. Selang beberapa jam, operasi nenek pun
berhasil. Dokter keluar dengan lega. Member kabar kepada kakek.
DOKTER:
Nenek nya sudah menjadi cantik. Seperti yang kakek harapkan.
(memberi senyum lega, dan menuliskan sebuah resep salep yang harus digunakan nenek
untuk menghilangkan bekas dari operasi.)
Ini. Resep yang harus kakek tebus. Kakek bisa cari di apotek – apotek terdekat rumah kakek.
KAKEK:
Lantas? Istri saya kapan keluarnya dok?
DOKTER:
(memanggil ASDOK)
ASDOK:
(membawa nenek keluar)
KAKEK:
Jatuh berderai diatas peti
Tumbuhnya pula dibatas kota
Sudah cantik menawan hati
Siapa memandang jatuh cinta
(menggapai tangan nenek)
Ayo nek, kita pulang. Kakek merasa walaupun kita sudah tua, kita seperti daun muda
kembali.
NENEK:
Nanti dulu kek, nenek mau berterima kasih sama dokter nya.
Terima kasih dokter. Nanti kapan – kapan saya ajak cucung cicit saya untuk mempercantik
diri nya ke klinik tempat dokter praktek sekarang.
Dokter dan asok pun tersenyum. Tak lama kakek keluar, muncul sepasang kekasih yang sama
– sama ingin membuat wajah mereka menjadi fenomenal.
SUSTER:
Selamat datang. Silahkan isi biodata terlebih dahulu. (menatap sepasang kekasih) kalian
berdua saudara kandung? Kalau saudara isi biodata sekalian aja jadi satu. Biar masuk
bersama.
LAKI – LAKI:
Oh, bukan sus. Kami hanya sepasang kekasih hati (menggandeng kekasih nya). Tapi di sini
saya ingin membuang tahi lalat yang mengganggu hidung saya untuk bernafas. Sedangkan
pacar saya ingin membuang tompel yang besar sekali di pipi nya ini sus. Apakah kami bisa
langsung menemui dokter di dalam secara bersamaan?
SUSTER:
Oh, tidak bisa. Salah satu di antara kalian harus menunggu terlebih dahulu di ruang tunggu.
PEREMPUAN:
Ya sudah, saya saja kak yang menunggu. Kakak silahkan masuk terlebih dahulu.
Lelaki itu pun masuk menemui dokter praktek. Ternyata di dalam, dokter dan assistant nya
pun telah siap untuk mengoperasi. Dengan melihat data yang di beri oleh suster terlebih
dahulu.
ASDOK:
Silahkan pasien selanjutnya. masuk ke dalam ruang operasi.
Tak lama, pasien pun merasa lega dengan hasil operasi nya. tahi lalat nya yang besar pun
dapat hilang.
LAKI – LAKI:
Sayang, kakak sudah ganteng nih. Sudah mirip sama idola dedek. Justin beber. Nah,
sekarang gentian dedek masuk ke ruang operasi. Kakak tunggu sambil baca Koran di ruang
tunggu. Siapa tahu nanti dedek jadi tambah cantik seperti suminah tetangga kakak yang jual
jamu gendong yang buahenol itu.
PEREMPUAN:
Aaaahhh.. aak nih. Dedek masuk dulu ya.
Perempuan itu pun masuk, seperti biasa dokter pun telah siap di dalam ruang operasi nya.
Setelah perempuan itu di operasi, perempuan pun mendapatkan dua resep salep dari dokter.
Satu untuk kekasih nya dan satu untuk diri nya. setelah selesai mereka berdua pun keluar dari
klinik. Tak lama, seorang ibu – ibu berlari menggandeng memaksa anak nya untuk
mengoperasi wajah anak nya. dan menabrak sepasang kekasih yang hendak keluar dari klinik
tersebut.
LELAKI:
Eh, maaf bu. Ibu punya mata ?
IBU:
(menyerobot masuk) maaf saya ingin bertemu dokter.
PEREMPUAN:
Maaf bu, ibu sudah meninjak kaki saya. Saya merasa kesakitan. Ibu harus tanggung jawab.
ANAK:
Sudah bu. Eci tidak mau di operasi. Kita pulang saja.
IBU:
Maaf mba, mas. Anak saya sedang butuh dokter.

LELAKI:
(menarik sorban anak) Astaga. Kenapa dengan anak ibu?
IBU:
Aduh.saya sudah katakan. Saya sangat butuh dokter. Dan anak saya bahkan menjadi malu.
Lihat. Dia hanya bisa tertunduk. Kalian anak muda yang tidak punya hati.
Mendengar kericuhan dari luar, suster pun keluar.
IBU:
Dimana dokter nya? saya butuh dia.
DOKTER:
Ya, ada apa bu?
IBU:
Ini. Dokter lihat sendiri. Kira – kira dokter bisa jamin tidak kalau bulu – bulu yang lebat di
pipi nya dapat hilang dengan cepat? Anak saya sudah malu melihat wajah nya semakin
menyerupai kera.
DOKTER:
Ya, sebelum nya sudah pernah ada kejadian seperti ini. Baiklah untuk mempersingkat waktu.
Silahkan ibu menyuruh anak nya berganti pakaian operasi.
ANAK:
Bu, takut..
DOKTER:
Tidak apa – apa. Tidak sakit kok. Nanti di kasih ice cream di dalam.
Tak lama, satu jam berlalu. Cukup lama untuk membersihkan bulu – bulu pada wajah anak
nya.l ibu semakin gelisah menunggu di ruangan dokter. Berkeliling – keliling. Berjalan gusar
menanti perubahan pada wajah anaknya. Setelah anak nya keluar betapa terkejut nya ibu itu.
Dokter pun keluar memberi jawaban mengenai operasi pada anak nya tersebut.
IBU:
Bagaimana dok?
DOKTER:
Anak ibu sudah menjadi seperti anak – anak pada seusia nya. anak ibu tidak akan malu lagi
untuk bermain bersama teman – teman nya. namun, ada bekas sedikit yang menyebabkan
luka pada wajah anak ibu. Nanti saya tuliskan resep obat nya. (memanggil asdok) tolong ajak
keluar pasien nya.
IBU:
Anak ku. Sudah cantik sekarang. Ayo nak. Kita pulang. Terima kasih dok.
Ibu pun keluar. Dokter, asdok, dan suster pun bersiap – siap untuk beristirahat makan siang.
Dokter, suster, dan asdok nya pun keluar untuk mencari makan. lampu berubah hitam. Ketika
dokter keluar.
ADEGAN 2
Tak lama masuk seorang wanita ke dalam klinik tersebut. Melihat keadaan sepi, ia lalu masuk
ke ruang praktek dokter. Terlihat berbagai alat atau hiasan yang sesuai dengan sebuah ruang
dokter. Ruang itu sepi. Tidak ada apa-apa kecuali orang itu. Lalu orang itu beranjak. Ia
mengamati benda-benda di ruangan itu. Ketika tengah keasyikan mengamati, dokter masuk.

DOKTER
Selamat sore!
PASIEN (terkejut)
oh, maaf selamat sore!
DOKTER
Ada yang bisa saya Bantu?
PASIEN
Anda dokter yang praktek di sini?
DOKTER
Benar!
PASIEN
Syukurlah! Saya sudah lama menunggu anda!
DOKTER
O, (tersenyum maklum) silahkan duduk!
PASIEN
Terima kasih (bergegas duduk)
DOKTER
Nama anda siapa?
PASIEN
Nama? Oh, nama saya (menyebut nama)
DOKTER
Hmm. Apa keluhan anda?
PASIEN
O, saya sedang butuh seorang dokter
DOKTER
Tentu saja, anda sudah datang kemari
PASIEN
Tetapiu saya tidak sedang menderita penyakit dokter!
DOKTER
Lantas?
PASIEN
Saya kemari juga tidak minta untuk diobati dok!
DOKTER
Ya, ya! Tapi coba ceritakan apa keluhan anda sebenarnya?
PASIEN
O, begini dokter, Muka saya ini terlalu umum dokter! Sama sekali tidak ada ciri yang khas
dan istimewa. Coba amati muka saya… muka saya ini sama saja dengan berjuta-juta orang
Indonesia lainnya. Mata saya tidak sipit seperti orang Jepang juga tidak lebar seperti orang
Bule. Hidung saya ini dok, tidak mancung juga tidak dapat dikatakan pesek. Ah, kalau nama
saya ini saya ganti yang aksi misalnay (menyebut satu atau dua nama) juga tidak membuat
saya berbeda dokter. Itulah yang membuat saya merasa hambar dan seperti berjalan di jalan
datar yang panjang dan membosankan. Pantas saja kalau saya melamar jadi bintang film,tidak
ada yang mau menerima.
DOKTER
O, jadi anda mau jadi bintang film?
PASIEN
Begitulah!
DOKTER
Jadi anda datang kemari mau dioperasi supaya bisa diterima jadi bintang film?
PASIEN (mengangguk)
DOKTER
Itu mudah, sebentar.
PASIEN
E…kenapa anda memandang seperti itu. Ada yang salah pada diri saya?
DOKTER (tersenyum)
jangan khawatir itu salah satu cara saya untuk mencari rumus dan kunci pada wajah anda.
Sehingga nantinya saya mudah untuk melakukan operasi
PASIEN
Oh.
DOKTER
Ya. Saya sudah menemukannya. Anda mau dibuat cantik seperti siapa?
PASIEN (terperanjat)
apa dokter bilang? Cantik? Jangan dokter, jangan bikin saya cantik?
DOKTER
Lantas?
PASIEN
Kedatangan saya kemari adalah ingin menjadi orang yang berwajah jelek, bahkan terjelek di
seluruh muka bumi ini!
DOKTER (tertawa)
anda bercanda!
PASIEN
Saya tidak bercanda dan ini bukan lelucon. Ini serius dok! Saya benar-benar ingin menjadi
orang yang paling jelek, jelek, dan jelek sekali. Kalau bisa lebih jelek dari si (menyebut satu
atau dua nama) sudahlah siapa saja pokoknya jelek.
DOKTER
Jadi anda benar-benar serius?
PASIEN
Ya. Buat wajah saya sejelek mungkin. Pesekkan hidung saya atau rusak mulut saya, ubah
mata saya atau terserah dokter. Dokter kan tahu sendiri! Yang penting saya bisa komersil!
DOKTER (tampak kebingungan)
PASIEN
Dokter kok kelihatannya bingung
DOKTER
Tentu saja saya bingung sebab selama ini belum ada yasng datang kemari yang minta supaya
mukanya dirusak. Rata-rata mereka minta supaya dibuat ganteng atau cantik. Lihat saja surat-
surat pujian dan piagam penghargaan itu, atau lihat foto-foto itu, itu adalah hasil kerja saya
dan rata-rata mereka puas.
PASIEN
Tapi apa susahnya merusak? Merusak itu lebih mudah daripada membuat ganteng atau
cantik!
DOKTER
Saya tahu,tapi…
PASIEN
Tapi apa dokter?
DOKTER
Saya tidak bisa menjamin nanti setelah operasi dan wajah anda rusak, anda bisa komersil!
PASIEN
Dokter tidak usah ragu-ragu, saya yakin, nanti kalau rusak pasti komersil!
DOKTER
Saya jadi berfikir sekarang apa perkembangan jaman sekarang sudah begitu majunya
sehingga yang saya pelajari sudah terlambat dan tidak bisa mengikutinya. Seingat saya, saya
tidak pernah diajari ilmu rusak-merusak seperti yang diminta sekarang!
PASIEN
Jangan takut dokter. Bukankah ini yang peretama kalinya. Dokter pasti akan tambah terkenal
dan saya juga ikut terkenal nantinya
DOKTER (berfikir keras)
PASIEN
Ayolah dokter. Tidak usah banyak fikir, sebaiknya cepat saja kita lakukan operasi
DOKTER
Tidak bisa.
PASIEN
Oh. Bagaimana kalau ongkosnya saya bayar dua kali lipat?
DOKTER (tidak menjawab)
PASIEN
Saya naikkan tiga kali lipat
DOKTER
Ini bukan soal uang.
PASIEN
Ah, atau saya buat surat pernyataan di kertas segel bahwa saya tidak menuntut dokter kalau
wajah saya di rusak bahkan tidak komersil sekalipun !
DOKTER (dokter memanggil asistennya dan berunding)
SUSTER
Tidak apa-apa dokter. Sebagai seseorang yang professional saya berpendapat, bagaimana
kalau permintaan pasien itu kita penuhi saja. Soalnya ini menyangkut orientasi keuntungan
dan prestasi institusi kita. Kalau ini bergasil, kita akan dibicarakan banyak kalangan, media
massa akan meliiput kita, akan banyak seminar-seminar yang membicarakan prestasi kita.
ASDOK
Betul dokter. Kita layani saja masalahnya sebagai dokter kita tidak boleh mengecewakan
pasien. Apalagi dia mau bayar lebih tanpa menuntut lagi. Ini peluang dokter. Peluang besar.
DOKTER
Bukan itu masalahnya. Tetapi hal itu bertentangan dengan jabatan dan sumpah saya sebagai
dokter.
SUSTER
Idealis itu perlu, tapi ini jaman krisis dokter, krisis. Orang sudah tidak malu lagi jika berbuat
sesuatu yang tidak sesuai dengan keahlian dan jabatan sekalipun. Konstitusi Negara saja
sudah diabaikan orang apalagi Cuma sumpah jabatan sebagai seorang dokter.
DOKTER
Tapi dokter itu menyembuhkan orang sakit. Tidak membuat orang menjadi sakit.
PASIEN
Tapi saya m erasa sakit jika wajah saya tidak dirusak dokter.
DOKTER
Itu jelas-jelas tidak sakit tapi mencari penyakit.
SUSTER
Dokter!
DOKTER
Kalian masuk saja dulu, akan aku panggil lagi jika kubutuhkan. Ini akan saya selesaikan
sendiri.
ASDOK (sambil berjalan kaki)
peluang. Ingat dokter. Peluang.
PASIEN
Bagaimana dokter?
DOKTER
Tetap tidak bisa saudara.
PASIEN
Baik. Permintaan akan saya perbaiki. Bagaimana kalau mata saya yang kiri ini diperkecil
sedikit, Karena kalau berjalan sering kemasukan debu atu angin.
DOKTER
Mata anda normal-normal saja.
PASIEN
Kalau begitu cabut semua gigi saya sampai ompong
DOKTER
Tidak bisa!
PASIEN
Oke, buat lubang hidung saya menjadi tiga agar saya bisa bernapas dengan lega, karena
sering pilek dan tersumbat!
DOKTER
Tidak bisa. Pokoknya tidak bisa. Saya ini memperbaiki yang rusak bukan merusak yang tidak
rusak.
PASIEN
Jadi dokter hanya mau memperbaiki wajah orang yang rusak?
DOKTER
Betul!
PASIEN
Bukan merusak wajak yang tidak rusak?
DOKTER
Tepat!
PASIEN
Jadi seandainya muka saya rusak, dokter mau memperbaikinya?
DOKTER
Tentu!
PASIEN
Dokter berjanji?
DOKTER
Baik!
PASIEN
Oke. Kalau begitu saya pulang sekarang. Akan saya robek-robek muka saya dengan silet
hingga muka saya benar-benar rusak. Setelah itu saya akan kemari lagi dan dokter harus mau
mengoperasinya sesuai dengan janji dokter tadi. Baik saya pulang dulu. Selamat sore.
(bergegas keluar)
DOKTER
Hei Mbak! Tunggu dulu!
PASIEN
Apalagi dokter?
DOKTER
Cuma kasih saran!
PASIEN
Saya tahu dokter! Pasti anda menyarankan untuk pergi ke dokter jiwa. Padahal sebenarnya
merekalah yang menyuruh saya agar datang kemari.
DOKTER
Bukan. Begini, kalau anda ingin membelli silet, belilah di depan toko sana, karena disitu
menyediakan silet yang baru, asli buatan luar negeri. Impor (tersenyum)
PASIEN (pasien bergegas pergi meninggalkan dokter dengan pikiran aneh)
DOKTER (memandang pasien sampai ia benar-benar keluar) ( menghela napas)
Hah..ada ada saja. Hari yang benar-benar sibuk. Pulang dulu ah!

SETELAH BERKEMAS, IA BICARA DARI LUAR KEPADA ASISTENNYA YANG


ADA DI DALAM

Hei, aku pulang dulu, nanti kalau pulang, jangan lupa matikan lampunya! (EXIT)
BERSAMAAN DENGAN ITU LAMPU MATI DAN MUSIK PENUTUP MULAI
BERBUNYI.

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai