Anda di halaman 1dari 5

Judul : Cloud(y)

Penulis : Achi TM
Penerbit : Sheila
Genre : Fiksi (novel)
Bahasa :
Terbit : 2012
Ukuran : 13×19 cm^2
Tebal : 424 halaman
Cover :
ISBN : 978 – 979 – 29 – 3232 – 4
Resensi novel :
Novel ini menceritakan tentang seorang perempuan yang bernama Mendung yang introvert, cenderung
menarik diri dari dunia luar. Permasalahan dimulai ketika kedua orang tua Mendung meninggal sehingga
Ia harus hidup berdua dengan Neneknya yang sangat terpukul dengan kematian anak dan menantunya itu.

Pada bagian awal cerita, menurut Saya, pergantian alur cerita sedikit membingungkan. Sebentar alur maju
dan sebentar alur mundur dan settingnya suka berubah-ubah tanpa permisi. Antara memang
membingungkan atau memang Saya yang o'on. Dari bagian tengah sampai akhir, alurnya mulai bisa Saya
pahami.

Achi TM cukup pandai memainkan konflik, namun klimaksnya tetap "dapet". Tetapi, menurut
Saya, cerita klimaksnya cukup mudah ditebak seperti halnya pada novel yang lain.

Yang membuat Saya bertahan membaca novel ini sampai akhir adalah rasa penasaran Saya terhadap
tokoh laki-laki yang bermata elang yang dengan ajaibnya selalu berada di dekat Mendung. Walaupun
Mendung merasa asing dengannya, laki-laki bermata elang itu ternyata mengetahui nama lengkap
Mendung walaupun belum pernah berkenalan sebelumnya.

Dari segi cerita, menurut Saya sih tidak ada yang spesial, tapi Saya cukup mengagumi tokoh Mendung
yang masih bertahan walaupun sepertinya hidupnya tidak pernah jauh dari yang namanya masalah.
Inspiratif bagi perempuan yang suka galau (seperti Saya mungkin).

Gaya tulisan yang ringan dan kisah yang inspiratif membuat novel ini sangat layak dibaca dan layak
untuk dimiliki.
Sinopsis novel :
CLOUD(Y) Mendung, sesuai namanya selalu menjalani hari-hari dengan penuh mendung dan nuansa
abu-abu. Ia nyaris tidak merasakan bahagia dalam hidupnya apalagi setelah kedua orang tuanya
meninggal saat ia duduk di bangku SMA. Namun kehadiran Verani membuat hidup Mendung tak lagi
sepi. Bertahun-tahun bersahabat dengan Verani ternyata malah membuat Mendung tidak mandiri. Sampai
kemudian Verani merebut cinta pertama Mendung dan menyingkirkan Mendung dari kantor baru mereka.
Mendung merasa sangat jatuh dan dunia gelap di matanya. Ia krisis rasa percaya diri dan tidak mau
menerima kehadiran teman lain di dalam hidupnya. Sampai kemudian ia bertemu dan Niki dan Niko. Dua
anak kembar yang tidak identik, lebih mirip adik-kakak dan punya dua sifat berbeda. Satu yang pasti
keceriaan mereka membuat Mendung merasa berarti dan mau mulai menggapai impiannya yang terkubur
satu per satu. Dengan usaha kerasnya ia berhasil membangun sebuah EO, di sanalah ia kembali
berinteraksi dengan Awan. Cowok misterius bermata elang, namun teduh. Cowok yang selalu hadir di
saat Mendung membutuhkannya. Lelaki yang diam-diam mencintai Mendung sejak SMA. Tapi Mendung
tidak menyadari hal itu, sampai ia kecanduan dengan Niko dan mulai jatuh cinta pada Niko. Niko adalah
seseorang yang sulit ditebak, bebas, dan tidak pernah berpacaran. Akankah Mendung bisa mendapatkan
cinta Niko? Mungkinkah perjalanan mimpi-mimpinya bisa bertahan apabila Verani dengan licik selalu
berusaha menjatuhkannya? Sadarkah Mendung bahwa Awan adalah orang yang tulus mencintainya?
Tokoh Mendung yang Introvet tapi pekerja keras, seolah mewakili semangat perempuan metropolitan di
cerita ini. Jatuh bagun dalam karir dan cinta, dia jalani dengan kepala tegak. Dan di novel ini aku
menemukan pesan yang dalem, bahwa kehilangan memang selalu berkawan dengan kehidupan, tapi
kehilangan selalu datang berhubungan dengan sesuatu yang baru. Kiasan mendung tak berarti hujan,
terangkai manis di novel ini, yakni ketika Awan menetralisir Mendung hingga jadi lebih cerah, tanpa
adanya hujan tangis, dan menghadirkan senyuman. Adnan Buchori, penulis buku Paperplane Of Love.
Mendung tak selalu berarti hujan. Mendung tak selalu menceritakan duka. Mendung juga bisa berarti
semangat dan cinta. Dan itulah Cloudy Triani Retno A, penulis novel The Rounion dan Smile Aku Naksir
Kamu Perjuangan, struggle, pengorbanan, life is a living and don't miss it... Fandy Christian, selebriti.
Unsur kebahasaan
Kelompok Adjektiva
- Tetap dapet
- Cukup mudah ditebak
- Sangat layak
Kata pembanding
- Seperti halnya
Pernyataan rekomendasi
- Inspiratif untuk dibaca
- Layak untuk dimiliki
Konjungsi Internal dan Eksternal
A. Konjungsi Internal (intrakalimat)
1. Konjungsi intrakalimat yang setara
 Menyatakan penambahan : dan
 Menyatakan pertentangan : tetapi
 Menyatakan pemilihan : atau
 Menyatakan penegasan : -
2. Konjungsi intrakalimat yang bertingkat
 Menyatakan waktu : ketika
 Menyatakan kausal : sehingga
 Menyatakan syarat :-
 Menyatakan tujuan : untuk
 Menyatakan perlawanan : walaupun
B. Konjungsi eksternal
 Menyatakan penambahan : -
 Menyatakan waktu :-
 Menyatakan pertentangan : Tetapi
 Menyatakan kausal :-

Identitas Buku
Judul buku : Memahami Film
Pengarang buku : Himawan pratists
Penerbit buku : Homerian pustaka
Tahun terbit : Tahun 2008
Jumlah halaman :223 halaman
Sinopsis buku

Kebanyakan orang masing beranggapan untuk melihat film merupakan hal yang cukup mustahil untuk di
lakukan. padahal film bisa di ciptakan oleh siapa saja. Meskipun terdapat seseorang dengan minat yang
tinggi untuk membuat film, Namun kedalaman untuk dapat memaham dari seni film memang amat sangat
terbatas.
Ilmu mengenai sebuah film sebagai sebuah maha karya seni masih ada pada bangku kualiah saja, padahal
sejatinya film bukanlah milik dari para akademisi saja namun juga miliki semua orang yang suka
menonton.
Buku ini mencoba untuk membantu para penonton agar membaca sebuah film menjadi sebuah bentuk
seni. Dengan buku ni, pembaca nantinya dapat belajar mengenai motif atas pilihan teknik sutradara. Baik
itu dari segi paratif dan juga segi sinematiknya. Buku ini akan dengan mudah di pahami oleh seluruh
pembaca apalagi dengan adanya gambar sebagai penunjang.

Resensi buku

Film merupakan produk seni yang memiliki konten kompleks. Jika dilihat sekilas, film hanyalah
hasil pengambilan gambar dan suara yang disusun menjadi satu rangkaian cerita dalam frame kamera.
Namun ketika diperhatikan lebih dalam lagi, praktek pembuatan film banyak menggabungkan aspek-aspek
kesenian, seperti musik, teater, seni grafis, dsb. Maka, proses pembuatan film tidak hanya berpatokan pada
teknologi modern, tetapi juga menggunakan cara berpikir kreatif untuk menentukan strategi yang tepat.
Sehingga film yang dihasilkan memiliki kedalaman, baik secara logika maupun rasa.

Perkembangan film yang pesat menumbuhkan minat masyarakat untuk mempelajarinya dengan
serius. Bahkan sudah banyak instansi pendidikan yang menyediakan film sebagai salah satu bidang jurusan.
Namun belum banyak buku yang membahas teori dan praktek film secara detail, khususnya buku yang
ditulis dengan bahasa Indonesia. Di tengah kelangkaan buku film, Himawan Pratista berhasil melahirkan
sebuah buku berjudul“Memahami Film” yang patut untuk dijadikan pedoman studi film. Memahami film
berarti tahu dan mengerti unsur-unsur pembektuk film. Pada buku ini, Himawan tidak hanya menuliskan
definisi dan macam-macam genre film. Ia juga mengajak pembaca untuk memahami film lebih dalam
dengan membagi unsur pembentuk film menjadi dua, yaitu unsur naratif dan unsur sinematik. Kemudian
unsur-unsur tersebut dikupas secara rinci.

Pada bagian awal buku, Himawan membagi jenis-jenis film menjadi tiga, yaitu film dokumenter,
film fiksi, dan film eksperimental. Kemudian dibahas macam-macamgenre film, yaitu Genre Induk Primer
dan Genre Induk Sekunder. Kedua induk besar ini dibagi lagi menjadi beberapa kelompok, seperti aksi,
drama, epik sejarah, fantasi, film noir, biografi, dsb. Himawan juga mengklasifikasikan struktur film
menjadi tiga bagian (shot, scene, sequence). Klasifikasi ini memudahkanfilm maker untuk menyusun pola
dalam proses pembuatan film.

Buku ini memfokuskan pembahasan pada unsur-unsur pembentuk film yang berupa unsur naratif
dan unsur sinematik. Unsur naratif adalah suatu rangkaian kejadian yang berhubungan satu sama lain dan
terikat oleh logika sebab-akibat (kausalitas). Kejadian-kejadian ini berlangsung dalam suatu ruang dan
waktu. Sebuah kejadian tidak bisa terjadi begitu saja tanpa ada alasan yang jelas. Segala hal yang terjadi
pasti disebabkan oleh sesuatu dan terikat satu sama lain oleh hukum kausalitas. Dalam sebuah film cerita,
setiap kejadian pasti disebabkan oleh kejadian sebelumnya. Misalnya , padashot A tampak seorang bocah
sedang menendang bola dan shot B memperlihatkan kaca jendela yang pecah. Hal ini menunjukkan
bahwashot B merupakan akibat dari shot A. Dalam unsur naratif terdapat cerita dan plot yang menjadi
aspek pembentuk alur cerita, baik linier maupun nonlinier. Sedangkan unsur sinematik merupakan aspek-
aspek teknis dalam produksi sebuah film. Unsur ini dibentuk oleh empat aspek, yaitu Mise-en-
scene, sinematografi,editing, dan suara. Kompleksnya pembahasan tentang film tidak membuat Himawan
kehilangan akal untuk memudahkan pembaca memahami setiap bahasan. Selain menuliskan teori dan
definisi, ia juga melengkapi buku ini dengan membahas beberapa film sebagai studi kasus. Pada bab X
secara khusus mengulas film melalui studi kasus Kill Bill Vol. 1 untuk memberikan penegasan pada setiap
bab yang sudah dibahas sebelumnya.

Memahami Film merupakan buku yang layak digunakan sebagai pedoman studi film, baik
akademis maupun non akademis. Karena buku ini membahas banyak hal mengenai proses pembuatan film
mulai dari pra hingga paska. Akan tetapi, buku ini tidak dicetak dengan skala besar. Sehingga tidak mudah
untuk mencari buku ini. Perlu adanya perhatian khusus terhadap proses produksi dan distribusi buku film
agar pengetahuan-pengetahuan di dalamnya dapat tersebar luas.

Kelebihan buku ini adalah mampu memberikan contoh-contoh dari setiap unsur pembentuk
film dengan disertai ilustrasi dan referensi film. Contoh-contoh tersebut akan memudahkan pembaca
untuk mengerti teori yang sedang dibahas. Pokok bahasan dalam buku ini antara lain:
• Jenis dan Ciri Genre
• Aspek Naratif:
- Pola Linier dan Nonlinier
- Struktur Tiga Babak dan Alternatif
• Aspek Sinematik:
- Mise-en-scene: Latar, kostum, lighting, dll
- Sinematografi: deep focus, kamera subyektif, handheld camera, long take, dll
- Editing: efek Kuleshov, editing kontinuiti dan diskontinuiti, dll
- Suara: efek suara, ilustrasi musik, diegetic dan nondiegetic sound, dll

Untuk memudahkan pemahaman pembaca, pada setiap bahasan akan dilengkapi dengan
contoh dan ilustrasi gambar. Pada Bab.X terdapat studi kasus Kill Bill Vol.1
untuk memberikan penegasan pemahaman pada setiap bab yang sudah dibahas
sebelumnya.

Unsur kebahasaan

1. Kata atau kelompok Adjektiva


- Buku yang layak
2. Kata pembanding
- -
3. Pernyataan rekomendasi
- Patut untuk dijadikan pedoman studi film
4. Konjungsi internal dan eksternal
1) Kongjungsi intrakalimat yang setara
- Menyatakan penambahan : dan
- Menyatakan pertentangan : tetapi, sedangkan
- Menyatakan pemilihan :-
- Menyatakan penegasan :-
2) Konjungsi intrakalimat yang bertingkat

Anda mungkin juga menyukai