Oleh :
NIM. 2018122004
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada ibu yang akan menghadapi proses persalinan tidak jarang diikuti dengan perasaan
cemas atau takut, salah satu faktor saat menghadapi proses persalinan adalah bayangan
akan rasa nyeri yang dihadapi para ibu saat menjalani proses persalinan. Kemajuan
persalinan pada kala I fase aktif merupakan saat yang paling melelahkan, berat, dan
kebanyakan ibu mulai merasakan sakit atau nyeri, dalam fase ini kebanyakan ibu
bisa berdampak meningkatnya sekresi adrenalin. Salah satu efek adrenalin adalah
Proses persalinan identik dengan rasa nyeri yang akan dijalani. Secara
fisiologis nyeri terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi sebagai upaya membuka
servik dan mendorong kepala bayi kearah panggul. Nyeri pada persalinan kala I
merupakan proses fisiologis yang disebabkan oleh proses dilatasi servik, hipoksia otot
uterus saat kontraksi, iskemia korpus uteri dan peregangan segmen bawah rahim dan
kompresi saraf di servik. Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan
pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid. Hormon ini dapat
iskemia uterus yang membuat impuls nyeri bertambah banyak (Oktarina, 2016).
Nyeri persalinan merupakan suatu kondisi yang fisiologis. Nyeri persalinan
merupakan perasaan tidak menyenangkan yang terjadi selama proses persalinan. Nyeri
yang tidak teratasi dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi karena nyeri
menyebabkan pernafasan dan denyut jantung ibu akan meningkat yang menyebabkan
rendah karena pada kenyataanya angka kematian ibu melahirkan berada diangka 305 per
1000 kelahiran hidup. Rejeki (2013) menyatakan bahwa hanya 15% persalinan yang
berlangsung tanpa nyeri atau nyeri ringan, 35% persalinan disertai nyeri sedang, 30%
persalinan disertai nyeri hebat, 20% persalinan disertai nyeri sangat hebat.
Rasa nyeri saat melahirkan bersifat unik dan berbeda pada tiap individu. Nyeri
uterus dan kerusakan jaringan selama persalinan serta kelahiran melalui vagina. Nyeri
janin. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pendidikan persalinan yang aman bagi ibu
dan bayi mulai dikembangkan. Beberapa bentuk persalinan yang sudah dikembangkan
adalah persalinan dengan cara cesarea dan waterbirth. Kedua jenis persalinan tersebut
cenderung menjadikan ibu bersalin tidak mengalami nyeri yang sangat hebat dalam
Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan nyeri pada persalinan. Salah satu
metode efektif yang digunakan untuk mengurangi nyeri persalinan adalah dengan teknik
pijat yang merupakan salah satu metode nonfarmakologis yang dilakukan untuk
pada persalinan merupakan metode yang harus dikembangkan, hal ini secara tidak
langsung akan membantu ibu bersalin dalam mengatasi nyeri akibat persalinan yang
terjadi dan menekan resiko terjadinya komplikasi akibat persalinan yang terjadi.
angka kejadian persalinan dengan cesarea yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
yang dilakukan sejak awal kehamilan, relaksasi, terapi aroma, hipnosis, akupuntur, yoga,
Pijat merupakan salah satu cara mengurangi nyeri karena proses pemijatan dapat
menghambat sinyal nyeri, ibu bersalin yang mendapatkan pijatan selama 20 menit selama
proses persalinan akan lebih terbebas dari rasa sakit. Hal ini disebabkan karena pemijatan
merangsang tubuh untuk melepaskan endorphin yang berfungsi sebagai pereda rasa sakit
dan menciptakan perasaan nyaman. Pemijatan secara lembut membantu ibu untuk
merasakan lebih segar, rileks, dan nyaman dalam persalinan (Angraeni, 2012).
Effleurage adalah teknik pemijatan berupa usapan lembut, lambat, dan panjang
atau tidak putus-putus. Pada kala 1 fase laten (pembukaan 0-3 cm) dan fase aktif
(pembukaan 4-7 cm) aktifitas yang bisa dilakukan oleh pasien persalinan adalah
effluerage. Teknik effluerage merupakan aplikasi dari Gate Control Theory karena pada
teknik ini dilakukan stimulasi kulit dengan cara memijat permukaan tubuh yang hasilnya
akan lebih maksimal bila dilakukan tanpa penghalang berupa pakaian. Kekuatan
penekanan saat effluerage berbeda pada masing-masing ibu bersalin (Reeder, 2011).
Rasa Nyeri Persalinan Normal Pada Primigravida Di Langsa” dengan hasil bahwa ada
Wonogiri, dari hasil wawancara kepada 10 ibu yang pernah mengalami persalinan dan
melewati kala 1 fase laten, 8 diantaranya mengatakan ketika merasakan nyeri hanya
melakukan pergantian posisi miring kanan dan miring kiri atau mengusap perut, namun
para ibu tidak mengerti secara menyeluruh tentang tindakan sentuhan ringan atau
massage. Melihat kondisi tersebut maka peneliti ingin mengetahui efektifitas teknik back
effluerage massage pada tingkat nyeri kala 1 persalinan normal di klinik bersalin bunafsi
wonogiri.
B. Rumusan Masalah
Peneliti ingin mengetahui “Efektifitas Teknik Back Effluerage Massage Pada Tingkat
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektifitas Teknik Back
Effluerage Massage Pada Tingkat Nyeri Kala 1 Persalinan Normal Di Klinik Bunafsi
Wonogiri
2. Tujuan Khusus
diteliti.
effluerage.
c. Mengidentifikasi intensitas nyeri persalinan kala 1 yang tidak diberikan massage
effluerage.
kala 1.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
teoritis terutama pada lembaga pelayanan kesehatan dan dapat dijadikan sebagai
2. Manfaat Praktis
bagi tenaga kesehatan yang lebih baik pada pasien ibu bersalin.
teknik back effluerage massage pada tingkat nyeri kala 1 persalinan normal dan
hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi lebih lanjut dan
d. Bagi Peneliti
pengetahuan tentang efektifitas teknik back effluerage massage pada tingkat nyeri
massage untuk mengurangi rasa nyeri persalinan, selain itu dapat dijadikan
sebagai referensi bagi peneliti berikutnya yang memiliki ketertarikan yang sama
atau sejenis.
E. Keaslian Penelitian
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang dapat dijadikan acuan untuk memperkuat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Persalinan
a. Definisi
Persalinan normal atau persalinan spontan adalah bila bayi lahir dengan
letak belakang kepala tanpa melalui alat – alat atau pertolongan istimewa serta
tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24
Persalinan adalah proses pengeluaran hasol konsepsi ( janin dan uri ) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup ke dunia luar dari rahim maupun di luar
kandungan melalui jalan keluar atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan
( Manuaba, 2010).
konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati yang
ditandai dengan perubahan progresif pada servik dan diakhiri dengan pelahiran
dari dalam lahir melalui jalan lahir. Serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bagi yang cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta dan
1) Teori Prostaglandin
Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15 hingga aterm
3) Teori Keregangan
pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan
c. Tahap Persalinan
1) Kala I
mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah
uterus dan pembukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
a) Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai
atau lengkap.
umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau
lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan
kemudian ostium internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan
eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam waktu yang
2) Kala II
Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran. Gejala utama dari kala
II adalah:
a) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit dengan
frankenhauser.
e) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu
3) Kala III
Nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim. Lepasnya plasenta sudah dapat
c) Terjadi perdarahan
(Murray, 2013).
2. Nyeri Persalinan
a. Definisi
stimulus spesifik seperti mekanik, termal, kimia, atau elektrik pada ujung-
ujung saraf serta tidak dapat diserahkan kepada orang lain. Nyeri bersifat
subjektif dan hanya pasien yang dapat merasakan adanya nyeri.Perawat dapat
mengetahui adanya nyeri dan keluhan pasien dan tanda umum atau respon
(Andarmoyo, 2013).
b. Faktor yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan
1. Internal
a) Pengalaman Nyeri
b) Usia
c) Persiapan Persalinan
takut dan cemas akan nyeri yang dirasakan saat persalinan, sehingga ibu
yang akan bersalin dapat memilih metode atau teknik latihan yang
2013).
d) Emosi
2. Eksternal
a) Agama
b) Budaya
terhadap nyeri.
d) Sosial Ekonomi
(Sondakh, 2013).
e) Komunikasi
dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak
klien tentang skala tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas
jauh nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa
pada skala 1 sampai 3, rasa nyeri seperti gatal atau tersetrum atau nyut-
nyutan atau melilit atau terpukul atau perih atau mules. Intensitas nyeri
pada skala 4 sampai 6, seperti ham atau kaku atau tertekan atau sulit
sampai 9 tetapi masih dapat dikontrol oleh klien. Intensitas nyeri sangat
berat pads skala 10 nyeri tidak terkontrol (Potter & Perry 2005).
intensitas nyeri pada anak, yang terdiri dari dua skala yang terpisah,
yaitu sebuah skala dengan nilai 0-100 pada sisi sebelah kiri untuk anak-
anak yang lebih besar dan skala fotografik dengan enam gambar pada
sisi kanan untuk anak-anak yang lebih kecil. Foto wajah seorang anak
Skala ini terdiri dari enam wajah dengan profil kartun yang
menjadi wajah kurang bahagia, wajah yang sangat sedih, sampai wajah
yang sangat ketakutan hal ini menunjukkan adanya nyeri yang sangat
sangat bahagia sebab tidak ada rasa sakit, angka 1 menunjukkan sedikit
nyeri. NRS merupakan skala nyeri yang popular dan lebih banyak
didokumentasikan.
ini skala nyeri NRS diberi warna yang berbeda-beda. Oleh karena itu,
berikut:
untukmenahannya
a. Aromaterapi
nyaman serta relaksasi pada tubuh dan fikiran ibu akan mereduksi nyeri
b. Relaksasi
akan mempelajari teknik ini, dan berapa lama akan terus menggunakan
c. Massage
(Henderson & Jones, 2006). Dasar teori massage ini berdasarkan teori
gate control yang dikatakan oleh Melzak dan Wall bahwa sinaps
yang lembut dapat membuat ibu merasa nyaman dan rileks selama
d. Imajinasi
karena keterlibatan aktif ibu sangat penting dalam, teknik ini, sehingga
e. Musik
d. Cara Farmakologi
berlangsung sangat cepat dari yang diperkirakan dan bayi lahir saat efek
dan tidak terjadi hipoksia janin bila tekanan darah dipertahankan dalam
cepat dan memuaskan. Mula kerja cepat, memberikan analgesia penuh dan
blok bilateral serta ketinggian blok dapat diatur. Keamanan dosis yang
seperti total spinal, tidak berarti atau tidak ada sama sekali. Fleksibel, pasien
menghasilkan analgesia yang cepat dan penuh selama fase aktif persalinan
dari kontraksi rahim, tetapi dapat menghilangkan rasa nyeri di klitoris, labia
(Ardiyanti, 2014).
3. Massage Effleurage
Massage effleurage adalah pijatan lambat perut atau bagian tubuh lain
ringan tanpa tekanan kuat, melibatkan interaksi yang kuat antara pikiran, tubuh
dan jiwa. Massage effleurage dapat dikaitkan dengan teori gate control, dimana
teori ini mengatakan bahwa sentuhan dan nyeri jika dirangsang bersamaan,
sensasi sentuhan akan berjalan ke otak dan menutup pintu gerbang pada otak,
sehingga ada pembatasan persepsi pada nyeri. Sentuhan ringan ini juga
ujung jari yang tidak putus-putus dari permukaan kulit, usapan dilakukan dengan
ringan dan tanpa tekanan yang kuat. Seorang pendamping persalinan yang
telapak tangan dengan gerak arah membentuk pola gerakan seperti kupu-kupu
pada abdomen seiring dengan pernafasan abdomen (Potter & Perry, 2005).
Teknik tersebut bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah, menghangatkan
(Ardiyanti, 2014).
melalui umbilicus.
sinyal nyeri dari area tubuh yang sama atau area lainnya. Stimulasi
serabut taktil kulit dapat dilakukan dengan teknik massage (Sri Rejeki,
selama 20 menit setiap jam selama tahapan persalinan akan lebih bebas
1. Internal
a. Pengalaman
nyeri
b. Usia Manajemen
nyeri
c. Persiapan persalinan
persalinan non- Relaksasi nafas
d. Emosi farmakologis dalam
Massage effleurage
2. Eksternal
a. Agama
b. Budaya
c. Dukungan
sosial dan Penurunan intensitas nyeri
keluarga persalinan normal pada kala I
d. Sosial ekonomi
e. Komunikasi
Bagan 2.1 Kerangka Teori
C. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori di atas, maka dapat dibuat kerangka konsep sebagai
berikut:
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari penelitian, patokan duga atau dalil
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
quasi eksperimen yang bersifat two group pretest-postest dengan kelompok I adalah
sebagai kelompok intervensi yang dilakukan massage effleurage dan kelompok II adalah
kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan metode massage effleurage serta
dilakukan pengukuran skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan massage effleurage
fase laten pada ibu inpartu. Bentuk rancangan ini adalah sebagai berikut:
01 X 02
01 - 02
Keterangan:
02 : Post test dilakukan pada kelompok intervensi oleh ibu inpartu yang
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
diteliti adalah seluruh ibu inpartu kala I yang mempunyai keluhan nyeri persalinan
dengan partus spontan di Klinik Bunafsi Wonogiri, dimana jumlah pasien tersebut
selama tiga bulan terakhir (Oktober – Desember 2019) sebanyak 110 pasien (Data
Rekam Medis di klinik bunafsi wonogiri, 2019), hal ini berarti rata-rata pasien per
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Nursalam, 2013). Adapun jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah sebagian dari pasien ibu inpartu kala I yang mempunyai keluhan
nyeri persalinan dengan partus spontan di Klinik Bunafsi Wonogiri. Oleh karena
populasi kurang dari 1.000 maka jumlah sampel dapat ditentukan dengan rumus
n = N
1 + N . d²
Keterangan :
Perhitungan :
n = 110
1 + 110 . 0,05²
= 110
1 + 110 . 0,025
= 110
3.75
= 29,333 ≈ 30
3. Sampling
inklusi yang telah ditetapkan (sampel berdasarkan kriteria/ criterion based sampling)
1) 1) Ibu multigravida
D. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
variabel terikat dan merupakan variabel bebas, dalam penelitian ini adalah tindakan
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang diduga nilainya akan berubah karena
pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat dalam hal ini adalah ibu inpartu kala I
operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain
yang ingin menggunakan variabel yang sama (Nursalam, 2013). Definisi operasional
F. Instrumen Penelitian
kuesioner demografi, lembar observasi dan skala nyeri NRS. Dengan penjabaran
sebagai berikut:
1. Kuesioner Demografi
paritas.
massage effleurage yang akan dilakukan kepada ibu yang merasakan nyeri
pada kala I fase laten dan selanjutnya diobservasi oleh peneliti. Lembar
Skala nyeri Numerical Rating Scale (NRS) berisi penilaian numerik dari
0-10 yang diberikan kepada ibu inpartu kala I fase sebelum dan sesudah
massage effleurage dan selanjutnya diisi oleh peneliti setelah ibu inpartu
1. Pengolahan Data
pengumpulan data. Data yang masih mentah (raw data) perlu diolah sehingga
a. Editing
Hal yang harus diperhatikan dalam editing apakah pertanyaan telah
terjawab dengan lengkap, apakah catatan sudah jelas dan mudah dibaca, dan
apakah coretan yang ada sudah diperbaiki. Selain itu, peneliti perlu juga untuk
memeriksa apakah isian formulir atau kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan
b. Coding
berbentuk angka. Coding juga dapat dikatakan sebagai usaha memberi kode-
c. Processing
kontingensi. Processing ini merupakan langkah agar data yang sudah di-entry
d. Cleaning
2. Analisa Data
Penelitian ini menggunakan análisis:
a. Analisis Univariat
karakteristik tiap variabel yang diteliti. Bentuknya tergantung pada jenis data,
untuk data numerik digunakan nilai mean, median, standar deviasi, inter kuartil
range dan minimal maksimal. Pada data kategorik (usia, tingkat pendidikan,
b. Analisis Bivariat
data numerik pada variabel terapi massage effleurage dan variabel karakteristik
individu dengan variabel tingkat nyeri pada persalinan kala I. Hasil analisis berupa p-
value. Sebelum data diuji dengan uji t-dependent, harus dilakukan uji normalitas
terlebih dahulu yaitu jika data <50 maka digunakan uji normalitas Saphiro
Wilk dan jika data >50 maka digunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov.
Kemudian jika data tidak terdistribusi normal maka uji bivariat menggunakan
I. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
beserta surat ijin baik dari program studi ilmu keperawatan Universitas
2. Tahap Pelaksanaan
sebanyak 33 responden.
b. Tahap Penelitian
proses melahirkan
tanda tangan.
berikut:
Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
peneliti harus menghormati hak responden. Informasi yang harus ada dalam
atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil penelitian.
4. Keadilan (justice)
dengan baik dan adil, semua responden mendapatkan perlakuan yang sama dari
observasi terlebih dulu dan memulainya lagi ketika kondisi sudah stabil dan