Anda di halaman 1dari 7

KONSTIPASI

Konstipasi merupakan keadaan ketika seorang individu


mengalami perubahan dalam kebiasaan defikasi normal
yang dikarakteristikkan dengan penurunan frekuensi dan /
atau pengeluaran feses yang keras dan kering. Jenis
konstipasi :
1. Konstipasi kolonik
2. Konstipasi dirasakan
CONTOH KASUS

PENGKAJIAN
1. Keluhan utama saat masuk rumah sakit Pasien mengatakan sakit di bagian perutnya, dan
menyatakan sudah 5 hari belum BAB.
2.Riwayat penyakit sekarang : Pasien menyatakan sudah 5 hari belum BAB dan tidak nafsu makan.
3. Aktivitas sehari – hari
a. Pola nutrisi dan cairan Pasien mengatakan beberapa hari ini tidak nafsu makan, apalagi jika
makanan yang berserat perut terasa aneh dan perut menjadi mual dan berat badan turun 5 kg.
b. Pola eliminasi Pasien mengatakan 5 hari tidak BAB. Pada saat BAB terakhir feses berbentuk
keras dan nyeri.
c. Pola aktifitas dan latihan Pasien mengatakan malas untuk berolahraga.
4. Pemerikasaan Fisik Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan hasil peristaltik usus : 3kali/menit,
distensi abdomen, membrane mukosa pucat.

ANALISIS DATA

DS :
1. Sakit dibagian perut 5 hari belum BAB
2. Feses berbentuk keras dan nyeri
3. Perut terasa aneh
4. mual DO : 1. Peristaltik usus 3 kali /menit
2. Distensi abdomen Konstipasi

DO :
1. Nyeri perut
2. Barat badan turun 5 kg selama 6 bulan
3. Tidak nafsu makan DO :
1. Membran mukosa pucat Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan Faktor biologis
 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Konstipasi Setelah dilakuakan tindakan selama 3 x 24 jam klien mencapai bowel
elimination, dengan kriteria hasil :
 1.pola eliminasi mencapai skala 4 dalam 3 hari
 2.bentuk feses yang berat mencapai skala 3 dalam 3 hari
 3.bising usus mencapai skala 3 dalam 3 hari Constipation / impaction
management :
- monitor tanda dan gejala konstipasi
 - monitor gerakan usus, termasuk frekuensi, konsistensi, bentuk, volume, dan warna, yang
sesuai
 - monitor suara usus
 - konsultasi dengan dokter tentang penurunan / peningkatan frekuensi suara usus :
 1.agar mengetahui penyebab kontipasi.
 2.Mengetahui perkembangan dari efek terapi
 3.Untuk mengetahui perubahan suara usus
 4.Untuk mengetahui perkembangan bising usus normal pada klien
5. pantau tanda-tanda dan gejala pecahnya usus dan / atau peritonitis
6. jelaskan etiologi masalah dan dasar pemikiran untuk tindakan untuk pasien
 7.identifikasi faktor-faktor (misalnya, obat-obatan, istirahat di tempat tidur, dan diet) penyebab yang
banyak atau berkontribusi untuk sembelit
 8. adakan jadwal buang hajat, yang sesuai.
 9. Dorong peningkatan asupan cairan kecuali kontraindiksi.
IMPLEMENTASI
1. Memonitor tanda dan gejala konstipasi.
2. Memonitor gerakan usus termasuk frekuensi, konstistensi, bentuk, volume, dan
warna yang sesuai.
3.Memonitor suara usus
4.Memantau tanda dan gejala pecahnya usus dan atau perioritas 5.Mengidentifikasi
faktor – faktor penyebab yang banyak atau berkontribusi untuk sembelit.
EVALUASI
S : pasien mengatakan siap untuk dilakukan pemeriksaan.
O : -klien tapak lebih tenang -klien mempunyai bising usus normal
-klien sudah memahami tindakan yang dilakukan perawat.
-klien telah melaksanakan membuang hajat sesuai jadwal.
-klien telah mengetahui faktor penyebab konstipasi
A : masalah keperawatan konstipasi teratasi sebagian ( pasien belum sepenuhnya
mencapai tujuan yang ditentukan )
P : lanjutan interverensi -memantau secara rutin usus jika ada masalahnya. -
konsultasikan perkembangan bising usus. -tingkatkan pasien untuk mengkonsumsi
cairan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai