BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau
menit ada satu orang di Amerika terkena serangan stroke. Stroke menduduki
penyebab utama kecacatan pada usia dewasa dan merupakan salah satu
kematian akibat stroke di seluruh dunia. Dua pertiga penderita stroke terjadi
setiap tahun, dimana sekitar 4,4 juta diantaranya meninggal dalam 12 bulan
(WHO, 2010).
sebesar 7 permil dan yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar
1
2
2015 hanya 349 orang yang mengalami stroke (Dinkes Sukoharjo, 2015).
sering kali masih dialami pasien sewaktu keluar dari rumah sakit dan
dicegah dan kecacatan lebih lanjut dapat dihindari sehingga dapat mandiri
tanpa tergantung pada orang lain. Komplikasi lanjut terjadi setelah fase akut
kesulitan untuk buang air besar atau jarang buang air besar. Konstipasi biasa
fisik. Atropi otot karena kurangnya aktivitas dapat terjadi hanya dalam waktu
kurang dari satu bulan. Dengan tidak adanya pergerakan yang terjadi akan
Dalam hal ini terapi setelah masa kritis yakni, pasien dibantu untuk bergerak
persendiannya sesuai dengan gerakan normal baik secara aktif maupun pasif.
ROM pasif artinya pasien dibantu oleh perawat dalam melakukan pergerakan
sesuai dengan kemampuan. Kekuatan otot pasien yang dilakukan ROM pasif
konstipasi pada pasien stroke sebanyak 60%. Ini dikarenakan kelemahan yang
Pencegahan terhadap komplikasi dari tirah baring yang lama dapat dilakukan
dengan melakukan ROM yang teratur secara tepat waktu dan tepat teknik
perawat, maka perlu diteliti apakah efektif tindakan ROM pasif dilakukan
komplikasi konstipasi yang terjadi pada pasien stroke cukup banyak yang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
a. Peneliti
c. Institusi Pendidikan
Hasil karya tulis tulis ilmiah ini diharapkan dapat digunakan sebagai
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan teori
1. Stroke
a. Pengertian
otak (Smeltzer & Suddart, 2002). Stroke adalah cedera otak yang
saraf (neuron).
7
8
fungsi otak terganggu dan bila gangguan yang terjadi cukup besar
b. Klasifikasi
1) Stroke iskemik
sampai tiga jam belum bisa teratasi sekitar 50% pasien sudah
jam.
10
2) Stroke hemoragik
c. Penyebab
sebagai berikut:
11
3) Iskemia serebral
otak.
4) Hemoragi serebral
5) Hemoragi subdural
d. Manifestasi klinik
pada lokasi lesi. Ukuran area yang perfusinya tidak adekuat, dan
1) Kehilangan motorik
3) Gangguan persepsi
e. Patofisiologi
Pada emboli, sebagian trombus dan material lain, seperti tumor, lemak,
atau bakteri emboli, akan terlepas dan terbawa oleh darah hingga
oleh pembuluh darah yang terkena dan pengurangan aliran darah ini
yang terkena akan terjadi jika aliran darah tidak dipulihkan. Sebuah
neuron di daerah tersebut masih aktif, serta dapat pulih jika aliran darah
klorida, dan air masuk kedalam sel saraf dan kalium meninggalkan sel
akan mengerut dan mati serta respon inflamasi terpicu. Sel fagosit
yang paling sering ditemukan dan dapat terjadi pada segala usia,
daerah otak yang dialiri oleh pembuluh arteri yang terkena. Darah
(parenkim) di sebelahnya.
terjadi dalm waktu 4-7 hari sesudah perdarahan awal akibat spasme
f. Komplikasi
a) Infeksi pernafasan
c) Konstipasi
b) Dislokasi nyeri
a) Epilepsi
b) Sakit kepala
c) kraniotomi
16
g. Pemeriksaan penunjang
1) MRI
2) Sinar-x
3) CT-scan
4) Angiografi serebral
5) Elektro encefalography
6) Foto thoraks
h. Penatalaksanaan
serebral berkurang.
i. Fokus pengkajian
1) Biodata
suku bangsa
2) Keluhan utama
masih sadar.
keluarga yang lain atau riwayat penyakit lain baik bersifat genetik
maupun tidak
.
18
6) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
4. Pola eliminasi
j. Fokus intervensi
2) Kriteria hasil:
a) Kesadaran composmenthis
3) Intervensi
kekuatan otot
2) Kriteria hasil:
3) Intervensi
kekuatan otot
2) Kriteria hasil:
3) Intervensi
pasien
2) Kriteria hasil:
3) Intervensi:
tapi sering
pasien
lambung
2. Konstipasi
a. Pengertian
teratur yang abnormal, dan juga pengerasan feses tak normal yang
perminggu dengan feses yang kecil-kecil dan keras, serta kadang kala
berbeda beda oleh berbagai orang, bahkan diantara para praktisi medis.
kesulitan waktu defekasi dengan kotoran yang keras dan kering serta
frekuensi buang air besar yang kurang dari 3 kali perminggu (Mansjoer,
2010).
b. Patofisiologi
1) Konstipasi primer
karena kesulitan pada saat evakuasi feses atau oleh karena feses
disebabkan oleh massa feses yang besar dan keras, fissura ani
2) Konstipasi sekunder
obat lainya.
2010).
c. Penyebab
2) Obat-obatan
3) Gangguan rektal/anal
4) Kondisi metabolisme
5) Neurologis
d. Komplikasi
1) Perdarahan hemoroid
4) Obstruksi kolon
5) Perforasi
25
e. Diagnosis
di bawah ini:
3) Rasa tidak tuntas saat BAB, meliputi 25% dari keseluruhan BAB
f. Intervensi keperawatan
2) Berikan intake cairan yang cukup (2 liter perhari) jika tidak ada
kontraindikasi
3) ROM pasif
a. pengertian
dalam menjaga sifat. Fisiologi dari jaringan otot dan sendi. Latihan ini
atau posisi sesuai dengan latihan yang di gunakan (Irfan, 2012). ROM
c. Jenis gerakan
1) Fleksi
2) Ekstensi
3) Hiper ekstensi
4) Rotasi
5) Sirkumduksi
6) Supinasi
27
7) Pronasi
8) Abduksi
9) Aduksi
1) ROM aktif: seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh
rotasi bahu.
abduksi/adduksi.
abduksi/adduksi, oposisi
rotasi internal/aksternal.
e. Indikasi
2) Kelemahan otot
f. Tujuan ROM
otot.
g. Manfaat
B. Kerangka teori
Hipoksia serebri
Gangguan Tirah
Difungsional baring
mobilitas fisik
saluran pencarnaan
Gangguan
Gangguan
eliminasi urin
eliminasi alvi
(konstipasi)
ROM pasif
C. Kerangka konsep
Stroke
Peningkatan
dengan ROM pasif peristaltik usus
konstipasi
ROM pasif dalam mengatasi konstipasi pada pasien stroke Non hemoragik
“cukup”.
pasien yang dilakukan ambulasi ROM pasif dan ROM aktif. Dari hasil
nilai p value < 0,05. Adanya hubungan atau perbedaan antara yang
melakukan ambulasi dini ROM aktif dan ROM pasif terhadap peristaltik
usus, dengan rentan waktu yang berbeda dan lebih cepat dengan ROM
pasif.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
C. Subjek Penelitian
pertimbangan atau tujuan tertentu. Subjek pada penelitian ini 5 partisipan pada
pasien dengan stroke non hemoragik, pasien yang bedrest yang tidak
melakukan mobilisasi.
33
D. Definisi Istilah
32
Tabel 3.1 Definisi Istilah
variabel Definisi
subjektif dari suatu populasi target yang akan diteliti. Kritera eksklusi
keperawatan penunjang
keperawatan medikal-bedah.
1. Pengumpulan data
2. Reduksi data
3. Penyajian data
4. Kesimpulan
maksud dan tujuannya studi kasus. Jika responden bersedia, maka mereka
lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
3. Confidentiality (Kerahasiaan)