Film Pengabdi Setan yang disutradarai oleh Joko Anwar ini
merupakan film remake bertema horor dari judul sama yang tayang pada tahun 1982. Film yang menembus dua juta penonton dalam tiga belas hari tayang ini memang mendapat respon positif dari masyarakat Indonesia. Terbukti dengan banyaknya penonton yang ketagihan untuk menonton ulang dan film ini mendapat banyak nominasi di Festival Film Indonesia 2017.
Kisah dibuka dengan keluarga Rini mengalami masalah
keuangan yang disebabkan karena harus membiayai sang ibu (Mawarni) yang sedang sakit. Bahkan sang adik (Toni) harus rela menjual motornya untuk membantu keuangan keluarga. Setelah sakit selama tiga tahun, sang ibu akhirnya meninggal dunia. Dan meninggalnya sang ibu pun mendatangkan banyak kejadian-kejadian yang tidak terduga.
Sepeninggalan sang ibu, sang bapak pun harus pergi ke
luar kota untuk mencari uang. Tinggallah Rini dan ketiga adiknya serta sang nenek di rumah yang suasananya mencekam. Sang ibu “muncul” kembali dengan cara-cara yang tidak biasa. Teror demi teror berdatangan silih berganti. Untuk mengungkap misteri dari rentetan kejadian mencekam itu, Rini harus meminta bantuan kepada kiai di kampungnya dan paranormal sekaligus kawan neneknya yang tinggal di kota.
Dari awal, film ini “menyampaikan” informasi terkait
pengenalan karakter para tokoh dan kondisi keluarga dengan cukup baik. Perlahan-lahan penonton diarahkan pada klimaks yang tidak terkesan murah. Penonton pun diberi kesempatan untuk mencerna alurnya. Selain itu, kemunculan para hantu pun sudah sangat pas, tidak berlebihan, tapi tetap menyeramkan.
Salah satu kekuatan dari film Pengabdi Setan ini terletak
pada riasan hantunya, meski ketakutan lebih dimunculkan setelah sang ibu meninggal dunia, saat sang ibu masih hidup dan terbaring sakit pun membuat kesan seram tersendiri. Selain suara lonceng ibu dan suara nyanyian sang ibu yang khas terus menerus diputar sepanjang film. Suasana rumah yang khas jaman dulu serta foto sang ibu di dinding pun menambah kesan mencengkam dalam film ini.Tetapi agak disayangkan karena ada beberapa pengucapan yang terdengar kaku karena menggunakan gaya bahasa jaman dulu, dan juga adegan terakhir yang terkesan memaksakan.
Pada akhirnya, film Pengabdi Setan ini sangat menghibur
dan dapat membuat penonton “lupa” sejenak terhadap rutinitas sehari-hari. Film ini juga menjadi standar tersendiri bagi film horor Indonesia. Satu yang paling berkesan bagi saya yaitu dari sekian banyak hantu yang ditampilkan dalam film ini, tidak ada yang dapat mencuri posisi sang ibu karena tampilannyalah yang paling mengerikan.