Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ajeng Sekar Fauziah

Kelas : XI MIPA 3

Tugas : Bahasa Indonesia

Tanggal : Rabu, 28 maret 2018

Resensi Film “Pengabdi Setan 2017”

Film Pengabdi Setan yang disutradarai oleh Joko Anwar ini


merupakan film remake bertema horor dari judul sama yang
tayang pada tahun 1982. Film yang menembus dua juta penonton
dalam tiga belas hari tayang ini memang mendapat respon
positif dari masyarakat Indonesia. Terbukti dengan banyaknya
penonton yang ketagihan untuk menonton ulang dan film ini
mendapat banyak nominasi di Festival Film Indonesia 2017.

Kisah dibuka dengan keluarga Rini mengalami masalah


keuangan yang disebabkan karena harus membiayai sang ibu
(Mawarni) yang sedang sakit. Bahkan sang adik (Toni) harus
rela menjual motornya untuk membantu keuangan keluarga.
Setelah sakit selama tiga tahun, sang ibu akhirnya meninggal
dunia. Dan meninggalnya sang ibu pun mendatangkan banyak
kejadian-kejadian yang tidak terduga.

Sepeninggalan sang ibu, sang bapak pun harus pergi ke


luar kota untuk mencari uang. Tinggallah Rini dan ketiga
adiknya serta sang nenek di rumah yang suasananya mencekam.
Sang ibu “muncul” kembali dengan cara-cara yang tidak biasa.
Teror demi teror berdatangan silih berganti. Untuk mengungkap
misteri dari rentetan kejadian mencekam itu, Rini harus
meminta bantuan kepada kiai di kampungnya  dan paranormal
sekaligus kawan neneknya yang tinggal di kota.

Dari awal, film ini “menyampaikan” informasi terkait


pengenalan karakter para tokoh dan kondisi keluarga dengan
cukup baik. Perlahan-lahan penonton diarahkan pada klimaks
yang tidak terkesan murah. Penonton pun diberi kesempatan
untuk mencerna alurnya. Selain itu, kemunculan para hantu pun
sudah sangat pas, tidak berlebihan, tapi tetap menyeramkan.

Salah satu kekuatan dari film Pengabdi Setan ini terletak


pada riasan hantunya, meski ketakutan lebih dimunculkan
setelah sang ibu meninggal dunia, saat sang ibu masih hidup
dan terbaring sakit pun membuat kesan seram tersendiri. Selain
suara lonceng ibu dan suara nyanyian sang ibu yang khas terus
menerus diputar sepanjang film. Suasana rumah yang khas jaman
dulu serta foto sang ibu di dinding pun menambah kesan
mencengkam dalam film ini.Tetapi agak disayangkan karena ada
beberapa pengucapan yang terdengar kaku karena menggunakan
gaya bahasa jaman dulu, dan juga adegan terakhir yang terkesan
memaksakan.

Pada akhirnya, film Pengabdi Setan ini sangat menghibur


dan dapat membuat penonton “lupa” sejenak terhadap rutinitas
sehari-hari. Film ini juga menjadi standar tersendiri bagi
film horor Indonesia. Satu yang paling berkesan bagi saya
yaitu dari sekian banyak hantu yang ditampilkan dalam film
ini, tidak ada yang dapat mencuri posisi sang ibu karena
tampilannyalah yang paling mengerikan.

Anda mungkin juga menyukai