Anda di halaman 1dari 11

MEMBUKTIKAN WATAK TOKOH

1. Soal :
Bacalah kutipan cerpen berikut!
(1)Kejengkelanku yang sudah mulai hilang kini muncul kembali. (2)’Hebat’ betul si Siti ini.
(3)Mana ada, sih, pembantu yang ngambek kalau diomeli majikan? (4)Kalau begini caranya,
lebih baik dipecat saja dia. (5)Nanti kalau ibu pulang akan kulaporkan ulahnya. (6)Akan kubujuk
ibu agar memecatnya. (7)Biar tahu rasa dia. (8) Yang mau jadi pembantu pasti masih banyak,
tidak usah khawatir mengenai penggantinya.

Bukti watak tokoh aku suka mengadu terdapat pada nomor ....
A. (1) dan (2)
B. (3) dan (4)
C. (5) dan (6)
D. (7) dan (8)

Kunci Jawaban: C

Pembahasan:
Kata yang dirujuk: (5)Nanti kalau ibu pulang akan kulaporkan ulahnya. (6)Akan kubujuk ibu
agar memecatnya.

2. Soal :
Bacalah kutipan cerpen berikut!
Pada suatu pagi, Kakek dan Nenek Chen bersiap-siap berangkat ke hutan. Nenek tak lupa
membawa bekal untuk makan siang mereka di hutan. Ketika sudah tiba di hutan, mereka melihat
anak burung merpati putih menggelepar di tanah. Rupanya anak burung itu terjatuh dari pohon.

“Aduh, kasihan sekali anak burung ini," kata Nenek sambil mengangkat merpati itu. Ia
meletakkan anak burung itu di bakul makanan dengan hati-hati. "Kita rawat saja ya, Kek," ujar
Nenek, Kakek Chen mengangguk setuju.

Latar tempat pada kutipan cerita tersebut adalah di ....


A. rumah dan dapur
B. rumah dan hutan
C. rumah dan pasar
D. rumah dan warung

Kunci Jawaban: B

3. Kuingin kau berbohong padaku. Seperti yang kau utarakan kemarin, dan yang kemarin dulu
itu. Ketika mentari meredup berpendar di pucuk daun sebelah barat rumah dan ketika kerumunan
itu tak lagi bersamamu, kau mulai dengan kisah kebohonganmu yang pertama kepadaku.
Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar waktu sore adalah.…
A. Mentari meredup
B. Mentari di sebelah barat
C. Ketika kerumunan tidak bersama
D. Kebohongan yang disampaikan tokoh kamu

KUNCI JAWABAN : B
PEMBAHASAN :
Latar selalu berhubungan dengan tempat dan waktu. Temukan kata kunci yang merujuk pada
waktu menjadi bukti latar pada kutipan drama tersebut. Kata kunci pada kutipan tersebut adalah
mentari di sebelah barat.
Kata kunci : mentari meredup…( di sebelah barat)…

4. (1)"Apakah peranku bagimu, silumankah aku?" tak ada jawabmu, hanya angin berdesir di
sekeliling kita. (2)Bulan pucat tak bisa menyembunyikan senyumanmu demi melihat kerutan di
dahiku. (3)Biarlah menjadi rahasia alam akan apa yang kita rasakan ini. (4)Jangan lagi
memaknainya, menanyakannya atau mengharapkannya esok hari.

Bukti bahwa kutipan cerpen tersebut berlatar malam hari terdapat pada nomor ….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)

Kunci Jawaban : B
Pembahasan : Latar selalu berhubungan dengan tempat, waktu, dan suasana. Temukan kata kunci
yang merujuk pada waktu menjadi bukti latar pada kutipan drama tersebut. Kata kunci pada
kutipan tersebut adalah mentari di sebelah barat.
Kata kunci: Bulan ....

5. Bacalah kutipan cerpen berikut dengan saksama!


Dengan memberanikan diri, aku pun bertanya, "Apa Ibu kenal dengan seorang anak bernama
Eric yang dulu tinggal di sana itu?" Ia menjawab, "Silakan masuk, Nyonya! Kalau Anda ibunya
Eric, sungguh Anda tak punya hati!”. Ia membuka pintu tempat tinggalnya. (1)
"Tolong katakan, di mana ia sekarang? Saya janji menyayanginya dan tidak akan
meninggalkannya lagi!” (2)
Aku berlari memeluk tubuhnya yang bergetar keras. "Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari
sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia. Jasadnya ditemukan di kolong jembatan,”
jawabnya dengan suara terbata-bata. (3)
”Eric... maafkan Ibu, Nak!” Aku sungguh menyesal, mengapa anakku Eric, dulu kutinggalkan.
(4)
Bukti latar tempat pada kutipan cerita tersebut ditandai nomor ...
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)

KUNCI JAWABAN : A
PEMBAHASAN : Latar merupakan tempat, waktu, dan atau suasana peristiwa cerita terjadi.
Untuk menemukan latar perlu mencermati kata yang meujuknya.
Kata kunci (yang dirujuk): … membuka pintu …(latar tempat)

6. Bacalah kutipan cerpen berikut!


Seperti teman-temannya yang lain, sebenarnya Andi ingin sekali memberi hadiah untuk Tommy,
tetapi ia tidak enak hati meminta uang pada ibunya. Apalagi, ibu hanya diam ketika ia
menyodorkan undangan pesta ulang tahun Tommy kemarin. Saat itu, ibu sedang duduk-duduk di
beranda sambil memandangi matahari yang mulai tenggelam. Diamnya ibu, pertanda ibu belum
punya uang untuk membeli hadiah. Andi sadar, sejak ayahnya meninggal tiga tahun yang lalu, ia
dan ibunya memang harus hidup hemat.
”Ah masa iya aku tak bisa memberi hadiah untuk Tommy temanku?” gumam Andi seraya
bangkit dari tempat tidur pembaringan. Ia beranjak menuju meja belajarnya. Dimatikannya
lampu tidurnya dan digantinya dengan lampu belajar. Ia mengambil secarik kertas, pensil, dan
spidol warna-warni. Tangannya mulai mencorat-coret. Kini, ada senyum menghiasi bibirnya,
“Besok pagi, aku sudah punya hadiah untuk Tommy.”

Bukti bahwa peristiwa tersebut terjadi pada malam hari adalah ....
A. kalimat pertama pada paragraf pertama
B. Kalimat kedua pada paragraph pertama
C. Kalimat ketiga pada paragraf kedua.
D. Kalimat keempat pada paragraf kedua

Kunci Jawaban : C
Pembahasan :
Bukti bahwa latar cerita pada malam hari: Dimatikannya lampu tidurnya dan digantinya dengan
lampu belajar

7. (1) Boleh jadi, itu sikap angkuhnya seorang yang sukses dan kaya menghadapi pemuda kere
macam aku. (2) Sebagai pimpinan sebuah bank papan atas di negeri ini, mungkin dia tak rela hati
anak gadisnya kupacari. (3) Jadi, amat wajar dia kelihatan tidak suka terhadapku. (4) Apalagi
tampangku tidak keren kayak aktor Nicholas Saputra, sementara wajah Mawar memang cakep.
(5) Kamu sendiri bilang, Mawar mirip Dian Sastro dengan bodi semampai macam Luna Maya
(padahal menurutku, Mawar lebih mirip penyanyi kesukaanmu, Mulan Jamila).

Bukti bahwa watak tokoh ‘dia’ pada kutipan cepen tersebut sombong terletak pada kalimat
bernomor .…
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (3)
C. (3) dan (4)
D. (4) dan (5)

KUNCI JAWABAN : A
PEMBAHASAN : Watak adalah gambaran perilaku atau sikap tokoh dalam sebuah cerita yang
berhubungan dengan sifat duniawi. Watak tersebut tergambar pada kalimat-kalimat yang
mengacu pada karakteristik tokoh menjadi bukti watak tokoh pada teks tersebut.
Kata kunci : (1) boleh jadi…(sikap angkuhnya)… (2) Sebagai pimpinan…( dia tak rela hati anak
gadisnya kupacari)

8. Ku tak mungkin jatuh cinta kan? Tidak sekarang, tidak denganmu. Pesonamu menjeratku tapi
aku tak kan membiarkan diriku jatuh cinta kepadamu. Tak kan pernah kupercaya segala tuturmu
kepadaku, dan ku akan selalu menganggap bohong apa pun yang kau ucapkan kepadaku sejak
itu, termasuk yang itu ... yang dua kali kau sampaikan padaku. Sampai kapan pun kau merayuku,
aku tak akan pernah lagi percaya padamu. Kebohongan-kebohonganmu telah merusak cintaku.
Bukti bahwa watak tokoh kamu pembohong dapat diketahui melalui ….
A. Tingkah laku tokoh kamu
B. Tingkah laku tokoh aku
C. Dialog tokoh kamu
D. Dialog tokoh aku

Kunci Jawaban : D
Pembahasan : Watak adalah gambaran perilaku atau sikap tokoh dalam sebuah cerita yang
berhubungan dengan sifat duniawi. Watak tersebut tergambar pada kalimat-kalimat yang
mengacu pada karakteristik tokoh menjadi bukti watak tokoh pada teks tersebut.
Kata kunci: (1) ... ku akan selalu menganggap bohong apa pun yang kau ucapkan .... (2)
Kebohongan-kebohonganmu telah merusak cintaku.

9. Bacalah teks berikut!


(1) Hari Minggu besok kita libur, kamu mau pergi ke mana, Ra?” tanya Sari sepulang sekolah.
Sara menggerleng, “Gak ke mana-mana, Ri. Mungkin baca buku! Kamu?” Sara balik bertanya.
(2) “Sama, Ra. Aku bantu ibu bikin kue. Kamu kenal tante Arin, kan? Tetangga sebelahku. Tante
Arin pesan kue. Banyak lagi ...”
(3) “Ooooo ..., “ mulut Sara membulat.
(4) “Ya sudah, sampai ketemu ya,” Sari melambaikan tangan.
(5) “Minggu pagi kutunggu kamu di rumah, ya,!” teriak sara.
(6) “Yaaa ....” Sari berlari ke rumahnya tanpa menoleh.

Kalimat yang membuktikan Sari rajin membantu ibu adalah ...


A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)

10. Bacalah teks berikut!


(1) “Ma, perutku sakit sekali. Sebelah sini, Ma.” Aku menunjuk bagian lambung. (2) Mama
tampak lebih khwatir lagi karena takut terjadi apa-apa padaku. Mama lalu mengajakku ke dokter.
(3) “Tapi, Ma, hari ini, kan aku ada ulangan bahasa Indonesia jam pertama. (4) “Nanti, ulangan
susulan saja. Kalau tidak diobati sekarang, nanti makin parah. (5) Kalau kamu masuk rumah
sakit saat ulangan umum minggu depan, bagaimana?” bujuk Mama.

Kalimat yang membuktikan tokoh mama penyanyang adalah nomor ...


A. (4)
B. (3)
C. (2)
D. (1)

11. bacalah teks berikut!


Lalu setelah pelatihan itu, ia bercerita kepadaku bahwa selama melatihkan drama ia baru bisa di
rumah setelah jam dua malam, sedangkan pagi ia sudah meninggalkan rumah sekitar jam
delapan.

“Seorang pun di antara teman-teman tidak lah ada yang mau berkorban seperti aku,” katanya.

“Aku juga tidak akan mau pulang larut malam seperti itu kalau aku turut dalam drama itu,”
katanya.

“Meski pertunjukan drama bisa gagal?” sindirnya.

“Iya, aku tidur peduli dengan itu,” kataku lagi.

Watak tokoh “aku” dalam teks tersebut adalah ....


A. pekerja keras
B. pencemas
C. kejam
D. egois

12. Bacalah teks berikut!


Dian dan Dani sedang terlibat perbincangan yang serius di kantin. “Proposal kegiatan sosial
kemarin disimpan siapa ya?” tanya Dani. Dian yang ditanya mengatakan tidak tahu. Mendengar
jawaban itu Dani semakin emosi. “Kamu kan sekretaris OSIS. Ini tugasmu,” kata Dani suara
keras.

Watak tokoh Dian adalah ...


A. tak acuh
B. peduli
C. tegas
D. sabar

13. bacalah teks berikut!


“Yan, bagaimana menurutmu kalau celengan ayammu tidak usah kamu gunakan untuk membeli
playstation?”
“Lalu buat apa, Bu?” tanyaku pelan.
“Ibu mempunyai rencana untuk memperluas kios kita dengan barang-barang kebutuhan rumah
tangga lainnya. Kamu mengerti masudku, Yan?”
“Iya, Bu jawabku. Celengan ayam yang kukumpulkan sejak kelas VII itu aku ikhlaskan untuk
keperluan ibuku.

Tindakan terpuji tokoh Yan pada teks teks tersebut adalah ...
A. Ibu meminta celengan anakknya.
B. Si “aku” ingin membeli playstation.
C. Si “aku” rela uang celengannya untuk ibu.
D. Anaknya suka menabung di celengan ayam.

14. Bacalah teks berikut!


“Jadi, yang menyandra cucuku itu siapa?” tanya kakek Amelia bingung. “Aku memang tidak
pernah disandera siapa-siapa, kek?”
“Tolong lepaskan Mbah Gondrong yang menyelematkan kami!” Pinta Amelia “Iyaa...dan tidak
ada genderuwo dalam Hutan Sentana!”
“Mbah Gondrong justru merawat Hutan Sentana,” dukung Kuncung.

Tindakan terpuji yang terdapat dalam teks tersebut adalah ...


A. Mbah Gondrong orang yang baik.
B. Mbah Gondrong merawat Hutan Sentana.
C. Mbah Gondrong genderuwo Hutan Sentana.
D. Mbah Gondrong tidak pernah menyandra siap-siapa.

15. Bacalah teks berikut!


“Kita harus pulang ke Suka Ramai. Ayahmu benar. Kau telah memberikan malu pada keluarga
kita. Kau tidak boleh lagi datang ke rumah ini kalau tidak mau mengubah perangaimu!!”
Masir menangis keras. Kemudian kakek berpesan, “Tidurlah. Besok pagi kau kuantar ke Suka
Ramai. Kau harus bersekolah kembali. Bersekolah dengan teratur. Sadarilah, cucuku ayah dan
ibumu sangat susah kalau kau malas. Jangan buta huruf seperti kakek. Kakek menyesal karena
lengah belajar di waktu kecil. Kakek ingin kembali seperti anak-anak supaya dapat bersekolah.”

Masir heran kenapa kakek berpesan demikian. Kakek melanjutkan, “Sesal kemudian tidak
berguna cucuku. Selagi muda tuntutlah ilmu. Carilah pengetahuan sebanyak-banyaknya!’

Masir terisak-isak. Kakek melanjutkan, “Kakek merasa malu pada gurumu. Gurumu menasihati
kakek.

“Kakek salah, selama ini memanjakan kau.” Kakek menghela napas dalam-dalam. Insyaflah,
Cucuku! Tidak boleh manja lagi.”

Tindakan terpuji yang terdapat dalam teks tersebut adalah ...


A. Kakek menasihati cucunya.
B. Masir menangis terisak-isak.
C. Masir menyadari kesalahannya.
D. Kakek menyuruh Masir Pulang.

16. Bacala kutipan teks cerita berikut!


(1) Kalau tidak, tentu telah berkurang satu lowongan kerja untuk tukang kebun keliling seperti
dia. (2) Dua hari yang lalu itu kukemas pakaian-pakaian bekas anak-anak yang sudah tidak muat
lagi mereka kenakan. (3) Aku yang menyisihkan pakaian-pakaian tua milkku, begitu juga milik
istriku. (4) Pakaian-pakaian bekas itu kuberikan kepadanya, di samping upah yang dia terima. (5)
Kami sebenarnya bukanlah orang yang mampu. (6) Tapi kebiasaan seperti itu telah ditanamkan
orang tuaku sejak aku masih kecil.

Bukti watak tokoh aku pemurah terdapat pada kalimat ...


A. (2)
B. (3)
C. (4)
D. (5)

17. Bacalah kutipan teks cerpen berikut!


(1) Saat pelajaran dimulai Rio hanya fokus pada ponselnya saja. “Rio, ssst Rio udah berhenti
main ponselnya, “Tegur Fikri kepada Rio dengan nada pelan. “Kenapa? Tanggung ini lagi seru
mainnya,” Jawab Rio. “Ayo, fokus pada pelajaran,” Tegur Fikri kepada Rio. (2) Ternyata diam-
diam Pak Widi memperhatikan mereka yang sedang berbisik-bisik itu. “Fikri dan Rio apa yang
kalian bicarakan? Dari tadi kalian hanya berbicara saja.” Tegur Pak Widi kepada mereka berdua.
“Nggh ini, Pak si Rio... si Rio ...” jawab Fikri dengan ragu-ragu. “Ada apa dengan Rio Fikri?”
potongnya. “Si Rio dari tadi tidak memperhatikan saat Bapak menjelaskan tadi,” jawab Fikri. (3)
“Apa benar Rio kamu tidak memperhatikan saat Bapak menejelaskan di papan tulis tadi?” Tanya
Pak Widi kepada Rio. “I... iya Pak,” jawab Rio dengan terbata-bata.
(4) Tanpa pikir panjang Pak Widi segera bergegas menuju tempat duduk mereka bedua. “Coba
keluarkan ponselmu, tegur Pak Widi kepada Rio dengan nada tinggi. (5) “B... baik ini, Pak,”
sahut Rio sambil mengeluarkan ponsel dan memberikan kepada Pak Widi. “Pasti ponsel ini yang
membuat kamu tidak memperhatikan Bapak tadi, benar bukan?” tanya Pak Widi. “Iya Pak,”
jawabnya dengan lesu dan menahan malu.
(6) “Mulai hari ini Bapak akan memegang sementara ponsel ini kalau kamu ingin ponsel ini
kembali, temui Bapak bersama orang tua kamu besok di ruang guru,” kata Pak Widi. Pak Widi
pun langsung melanjutkan pelajaran hingga bel istirahat berbunyi.

Bukti watak toko Pak Widi tegas terdapat pada bagian ...
A. (2)
B. (3)
C. (4)
D. (6)

18. Bacalah kutipan cerpen berikut!


(1) Sekembalinya ayahku dari undangan guru mengajiku, aku dibawa pulang. (2) Di rumah lima
jari mendarat di pipiku. (3) Ayahku berteriak, kobaran api membakar langit kepalanya, “Masih
mau mencuri lagi?”
(4) “Tidak!” Jawabku penuh ketakutan. Air mataku pun berguguran.
(5) “Kalau ternyata mencuri lagi. bagaimana?”
(6) Aku diam. Aku menyerahkan jawabannya kepada ayah.

Bukti watak tokoh ayah kasar pada cuplikan cerpen tersebut adalah ditandai dengan nomor ...
A. (1)
B. (2)
C. (4)
D. (5)

19. Bacalah kutipan cerpen berikut!


Nyonya notaris sudah kesal menunggu Salamah di dekat mobilnya.
“Lama sekali kau! Kami kesal menunggumu, Bik!” hardik nyonya itu.
“Maaf, Nya,” jawab Salamah dengan tersengal-sengal. Peluhnya bercucuran membasahi badan.
Alangkah beratnya terigu ini. Terigu yang nanti akan diolah oleh ibu notaris itu jadi kue-kue
lezat. Salamah yang menggendong terigunya, dengan tersengal-sengal nafasnya, tak akan ikut
menikmatinya.
“Ayuh. Taruh di bagasi belakang. seperti keong jalanmu. Kau malas begitu tak usahlah kau
bekerja. Pekerjaan apaan. Aku bisa pilih yang muda-muda.”

Watak tokoh nyonya notaris pada kutipan cerpen di atas adalah ...
A. lemah lembut
B. keras
C. penyabar
D. baik hati

20. Bacalah penggalan cerpen berikut!


Alangkah pedih hati Salamah. Marni sebenarnya ingin meminta sesuatu kepadanya. Tapi takut.
Takut mengundang amarahnya. Tapi tidak sayangku, bisik Salamah dalam hati. Kau terlalu baik
anakku. Kau tidak melawan jika aku tidak memberimu uang.... Kau tidak minta apa-apa karena
kau tahu betul betapa ibumu ini melarat. Melarat sekali. Kau tidak pernah merengek minta
dibelikan mainan. Anakku, ini yang membuat aku begitu terenyuh kepadamu. Kau begitu tabah
menghadapi hidup kita yang sengsara ini, Marni...

Watak tokoh Marni pada penggelan cerpen di atas adalah ...


A. sabar dan tabah
B. setia dan taat
C. taat penuh perhatian
D. baik dan mulia

21. Bacalah kutipan cerpen berikut!


Lalu dengan keberanian yang luar biasa, ditanyakannya berapa harga sandal jepit bekas itu.
“Dua ratus rupiah,” jawab tukang loak dengan acuh tak acuh.
Hatinya semakin teriris. Sedangkan Marni memandang sandal itu dengan mata berkilat-kilat.
Alangkah sedihnya hati Salamah.
“Seratus rupiah, Bang,” tawarnya.
Tukang loak itu tak menjawab, cuma menggelengkan kepalanya. Congkaknya orang itu.
Salamah tak segera beranjak dari tempatnya.

Watak tokoh tukang loak berdasarkan kutipan cerpen di atas adalah ...
A. acuh tak acuh
B. peduli
C. perhatian
D. penuh iba

22. Bacalah kutipan cerpen berikut!


Salamah tak kuasa membendung tangisnya. Ia pelan-pelan bangkit, lalu merebahkan badannya
ke tikar. Ya Allah, biarkan aku menangis. Biarkan aku mati asalkan Marni, si anak manis itu
mendapatkan RahmatMu ya Tuhan...

Watak tokoh Salamah pada kutipan cerpen di atas adalah ...


A. suka menangis
B. rela berkorban
C. pasrah
D. cengeng

23. Bacalah kutipan cerpen berikut!


“Nadia...Nadia!!” Hampir lima menit Nina memanggil-manggil nama Nadia, tapi tak ada sahutan
sama sekali. Nina semakin penasaran dibuatnya.

Dengan langkah layu. Nina pun kembali melaju di atas sepedanya yang berwarna kuning
tersebut. Sekilas tampak Nina menghapus cairan bening yang menetes di sela-sela matanya.
Hanya dalam hitungan menit, Nina pun terlihat dengan senyum cerianya lagi.

Berdasarkan kutipan cerpen di atas, Nina memiliki sifat


A. cepat marah
B. cepat mengeluh
C. mudah ceria
D. cepat putus asa

24. SOAL :
Bacalah kutipan novel berikut dengan saksama kemudian kerjakan soal nomor 22 dan 23!
(1) Layang-layang Adi tiba-tiba menukik dari atas menyambar layang-layang Badu. (2)
Akibatnya, ada bagian kertas layang-layang Badu yang robek. (3) Dan... ketika diadu kembali,
layangan Badu pun putus. (4) Badu memandang layang-layangnya seolah-olah tidak percaya. (5)
Perasaan sedih dan malu menjadi satu. (6) Akhirnya Badu mengakui kekalahannya.

Watak tokoh Badu pada kutipan novel tersebut adalah ...


A. pemalu C. berjiwa besar
B. sombong D. angkuh
25. Perhatikan kutipan cerpen berikut!
Pertandingan catur antarkelas di sekolah kami berakhir dengan Yudi sebagai juara pertama,
Burhan juara kedua, dan aku juara ketiga. Sambil menimang-nimang pialanya, Yudi tertawa
riang.
Sudut pandang yang digunakan dalam penggalan cerpen di atas adalah . . . .
a. orang pertama pelaku sampingan
b. orang kedua pelaku sampingan
c. orang pertama pelaku utama
d. orang kedua pelaku utama

26. Suamiku itu kadung jadi pejuang, dan aku selalu menahan diri untuk tidak mengusut
keperjuangannya. Aku berusaha percaya padanya, apapun yang diceritakannya padaku.
Walaupun sering kutemukan hal-hal ganjil yang tak perlu aku tanyakan.
(Dikutip dari: Ripta, petualangan tentara pecundang, Anita Kastubi 2003)
Sudut pandang pengarang dalam penggalan novel tersebut adalah…
a. Orang Pertama pelaku sampingan
b. Orang Kedua pelaku utama
c. Orang Ketiga di luar cerita
d. Orang Pertama pelaku utama

27. (1)”Saya tidak suka kamu menasihati saya”, kata Namsu sambil menunjuk jidat Kusni,
“janganlah merasa punya ilmu banyak!”
(2)“Bukan begitu, Nam, hidup ini harus saling mengisi, mengingatkanlah,” Kusni sedikit
membela.
(3)”Boleh kamu mengingatkan dengan pengetahuanmu, tapi jangan lagi kepada saya!” kata
Namsu ketus sambil ngeloyor entah ke mana.
(4) Kusni terdiam lama di bangku tunggu yang di teras kelurahan sambil mengelus-elus dahinya.

Bukti watak tokoh Namsu seorang sombong terdapat pada nomor ...
A. (1) dan (3)
B. (2) dan (4)
C. (1) dan (4)
D. (2) dan (3)

28. Soal :
Bacalah kutipan cerpen berikut!

Dia, cowok paling menyebalkan yang pernah ada. Janet melangkah memasuki kelas dengan
wajah memerah. Rasa geram bercampur malu membuat matanya berkaca-kaca. Teriakan
Brennen dari bawah ring basket masih terngiang di telinga.
“Hei... cegat gadisku!,” Brennen meneriaki teman-temannya yang berkumpul di depan kelas.
“Nggak berani!” Mark menepi dan memberi jalan.
“Ada apa pagi-pagi, teriak kayak Tarzan?” protes Janet sambil cemberut.

Latar tempat pada kutipan cerpen tersebut adalah di ...


A. kelas
B. kantin
C. halaman
D. lapangan

29. Bacalah kutipan cerpen berikut!


"Ayo Adi, bangun-bangun," kata ibu. "Adi masih ngantuk Bu," jawab Adi malas, 'Sekrang sudah
pukul 07.00 Adi!" Kata ibu setengah marah. Sontak aku terkejut. Mataku yang masih ngantuk
sekarang menyala 100 watt. Langsung aku melompat dari tempat tidurku dan lari terbirit-birit ke
kamar mandi. Byurrrr...bunyi air yang kutimba. Tanpa pamit ke ibu aku langsung mengayuh
sepedaku ke sekolah. Namun apa daya, setibanya di sekolah bel tanda masuk sudah berbunyi.
Ah!, sialnya nasibku.

Cara penulis menggambarkan watak tokoh Adi dalam kutipan cerita tersebut adalah ...
A. uraian pengarang dan suasana
B. Percakapan dan tingkah laku
C. tingkah laku dan jalan pikiran
D. jalan pikiran dan percakapan

30. Bacalah kutipan cerpen berikut!


Pada siang yang murung itu, seorang laki-laki tambun keluar dari perut mobil dengan pengahnya
dan berlari menuju beranda rumah bergaya limasan. Kedatangan laki-laki itu disambut seorang
perempuan yang langsung menyodorkan handuk. Laki-laki yang menggosokkan handuk di
kepalanya itu basah diguyur hujan deras.

Cara penulis menggambarkan watak tokoh pada kutipan cerita tersebut adalah ...
A. tindakan tokoh
B. dialog antartokoh
C. diceritakan langsung
D. diceritakan orang lain

Anda mungkin juga menyukai