Anda di halaman 1dari 8

ADB: Berdirinya The Asian Development Bank (Bank Pembangunan Asia)

Pada pertengahan 1960-an, negara-negara di Asia sangat membutuhkan bantuan ekonomi untuk
membiayai pertumbuhan dan pembangunannya. Dari berbagai penjuru dunia datang bantuan
untuk negara-negara Asia, baik berupa dukungan politis maupun bantuan ekonomi.
Pada pertengahan 1960-an, negara-negara di Asia sangat membutuhkan bantuan ekonomi untuk
membiayai pertumbuhan dan pembangunannya. Dari berbagai penjuru dunia datang bantuan
untuk negara-negara Asia, baik berupa dukungan politis maupun bantuan ekonomi. Semula
bantuan ini diharapkan dan datang dari negara-negara Barat, namun dengan adanya
perkembangan rasa nasionalisme terutama setelah selesainya Perang Dunia II mendorong rasa
kerja sama di antara negara-negara Asia, dengan berusaha memperoleh bantuan politis maupun
ekonomi dari kalangan negara-negara Asia sendiri. Kesemuanya ini tercermin dalam
pembentukan berbagai organisasi Asia, seperti Economic Commission for Asia and the Far East
(ECAFE) yang terdiri dari negara-negara Asia yang telah menjadi anggota PBB pada saat itu,
SEATO dan lain-lain.
Dalam suasana seperti inilah, ADB lahir dan berkembang.
The Asian Development Bank (ADB) berdiri tahun 1966, dan bertugas meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, serta bekerja sama dengan semua pihak yang berkepentingan di Asia.
ADB merupakan lembaga pengembangan keuangan internasional yang melaksanakan
penyaluran dana, menyokong investasi, dan memberikan kerja sama teknis (technical assistance)
kepada negara-negara berkembang yang menjadi anggotanya. ADB merupakan lembaga negara,
yang anggotanya adalah pemerintah-pemerintah dari berbagai negara. ADB juga merupakan
organisasi regional, karena aktivitas-aktivitas dititikberatkan di wilayah Asia. Kebanyakan
negara anggotanya berada di Asia, sebagian besar struktur permodalannya bersumber dari
negara-negara Asia, begitu pula pemilihan pimpinan (president) serta delapan dari dua belas
dewan direksinya. Selain itu, ADB juga beranggotakan negara-negara non Asia, yang sangat
banyak membantu permodalan ADB, serta dalam struktur organisasi diwakili melalui beberapa
anggota dewan direksi dan para stafnya. Kenyataan inilah yang menyebabkan ADB tidak hanya
merupakan sebuah organisasi Asia, melainkan sebuah institusi dengan wawasan seluruh dunia.
Asian Development Bank didirikan untuk berfungsi dan mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:
 Menyokong investasi modal pemerintah maupun swasta di wilayah Asia untuk tujuan-
tujuan pembangunan.
 Memanfaatkan sumber-sumber daya yang tersedia untuk membiayai pembangunan,
dengan memprioritaskan wilayah dan sub-wilayah Asia, berupa berbagai proyek dan
program regional yang berperan secara efektif terhadap pertumbuhan ekonomi yang
selaras di wilayah tersebut secara keseluruhan. Dan yang sangat diutamakan adalah
kebutuhan dari negara-negara kecil atau negara-negara yang sulit berkembang di wilayah
Asia.
 Memenuhi permintaan negara-negara anggota untuk membantu mereka dalam
mengkoordinasikan kebijakan-kebijakan dan rencana pembangunan mereka dengan
tujuan untuk lebih memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki, menyehatkan
perekonomian, dan meningkatkan ekspansi perdagangan luar negeri, terutama di antara
negara-negara Asia sendiri.
 Memberikan bantuan teknis (technical assistance) untuk menyiapkan, membiayai, dan
melaksanakan berbagai program dan proyek-proyek pembangunan, termasuk
memformulasikan usulan bagi proyek-proyek tertentu.
 Bekerja sama dengan PBB, dan badan-badan organisasi di bawah PBB terutama ECAFE,
dan juga dengan berbagai lembaga negara dan lembaga internasional Iainnya seperti
berbagai organisasi nasional baik pemerintah maupun swasta, yang berkepentingan
dengan investasi dari pengembangan dana di suatu wilayah, serta memberikan berbagai
kesempatan untuk melakukan investasi bagi lembaga-lembaga tersebut.
 Melaksanakan berbagai kegiatan dan memberikan berbagai jasa lainnya sesuai dengan
tujuan Asian Development Bank.
ILO

International Labour Organization atau Organisasi Buruh Internasional (ILO) adalah sebuah
badan khusus PBB yang menangani masalah perburuhan. Kantor pusatnya di Jenewa, Swiss.
Sekretariat - orang-orang yang dipekerjakan oleh itu di seluruh dunia - dikenal sebagai Kantor
Perburuhan Internasional. Organisasi menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1969. ILO
dibentuk berdasarkan Traktat Versailles pada tahun 1919 bersamaan dengan berdirinya
Liga Bangsa-Bangsa (LBB). Dalam perkembangannya, pada tahun 1945 ILO menjadi
Badan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sampai dengan tahun 2001,
anggota ILO berjumlah 174 negara.
ILO dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan keadilan sosial bagi masyarakat diseluruh
dunia, khususnya kaum pekerja. Dalam Mukadimah Konstitusi ILO dinyatakan bahwa
perdamaian abadi hanya mungkin tercipta ata dasar keadilan sosial. Syarat-syarat kerja masih
mencerminkan ketidakadilan dan selama hal tersebut masih terjadi, maka berbagai goncangan
yang terjadi akan mengancam keserasian dan ketentraman hidup masih akan terus terjadi. Oleh
karena itu, perlu adanya perbaikan syarat-syarat kerja dan norma kerja serta upaya mengatasi
masalah pengangguran.
Untuk melaksanakan gagasan tersebut, maka ILO mempunyai tugas utama yaitu merumuskan
kebijaksanaan dan program internasional untuk memperbaiki lapangan pekerjaan dan kehidupan
para pekerja; menyusun standar ketenagakerjaan internasional untuk dijadikan pedoman bagi
Negara anggota dalam membuat dan melaksanakan kebijakan ketenagakerjaan khususnya dalam
membuat peraturan perundangan ketenagakerjaan.
ILO merupakan organisasi internasional satu-satunya yang beranggotakan tiga unsur yaitu unsur
Pemerintah, unsur Pengusaha, unsur Pekerja. Seluruh kebijakan dan program ILO dirumuskan
dan ditetapkan oleh ketiga unsur tersebut.
ILO didirikan sebagai badan Liga Bangsa-Bangsa setelah Perjanjian Versailles, yang mengakhiri
Perang Dunia I. Pasca perang rekonstruksi dan perlindungan dari serikat buruh menduduki
perhatian banyak negara selama dan segera setelah Perang Dunia I. Di Great Britania, Komisi
Whitley, sebuah subkomite dari Komisi Rekonstruksi, direkomendasikan dalam Laporan Akhir
Juli 1918 bahwa "industri dewan" akan didirikan di seluruh dunia.Partai Buruh Inggris telah
mengeluarkan program rekonstruksi sendiri dalam dokumen berjudul Buruh dan Sosial Orde
Baru. Pada Februari tahun 1918, Inter-Sekutu ketiga Buruh dan Sosialis Konferensi (mewakili
delegasi dari Britania Raya, Perancis, Belgia dan Italia) mengeluarkan laporannya, advokasi hak-
hak buruh internasional tubuh, diakhirinya diplomasi rahasia , dan tujuan-tujuan lain. Dan pada
bulan Desember 1918, American Federation of Labor (AFL) menerbitkan laporan apolitis khas
sendiri, yang disebut untuk mencapai berbagai perbaikan inkremental melalui proses tawar-
menawar kolektif.
ILO mengorganisir Konferensi Perburuhan Internasional di Jenewa setiap tahun pada bulan Juni,
di mana konvensi dan rekomendasi yang dibuat dan diadopsi. Konferensi ini juga membuat
keputusan mengenai kebijakan umum ILO, program kerja dan anggaran.

Setiap negara anggota diwakili pada konferensi oleh empat orang: dua delegasi pemerintah,
majikan dan pekerja mendelegasikan delegasi. Semua dari mereka memiliki hak suara individu,
dan semua suara adalah sama, terlepas dari populasi negara anggota delegasi itu. Majikan dan
pekerja biasanya dipilih delegasi setuju dengan "paling representatif" organisasi nasional
pengusaha dan pekerja. Biasanya, para pekerja 'delegasi mengkoordinasikan pemungutan suara,
seperti halnya pengusaha delegasi
Salah satu fungsi utama ILO adalah menetapkan standar buruh internasional melalui adopsi
konvensi dan rekomendasi yang mencakup spektrum yang luas dari tenaga kerja yang
berhubungan dengan subjek dan yang bersama-sama, kadang-kadang disebut sebagai Kode
Perburuhan Internasional. Topik yang dibahas meliputi berbagai isu, dari kebebasan berserikat
untuk kesehatan dan keselamatan di tempat kerja, kondisi kerja di sektor maritim, kerja malam,
diskriminasi, pekerja anak, dan kerja paksa. Istilah "Kode" adalah agak keliru sejauh adopsi
standar-standar baru dan revisi yang lama tidak menghasilkan sama sekali tubuh terpadu dan
homogen hukum. Ini tidak terjadi. Namun demikian, cakupan luas dari subjek yang tercakup
oleh standar ILO menyatakan bahwa istilah "kode" akan sesuai untuk digunakan.
Berlakunya dari hasil konvensi dalam kewajiban hukum untuk menerapkan ketentuan-ketentuan
oleh bangsa-bangsa yang telah meratifikasinya. Ratifikasi konvensi bersifat sukarela. Konvensi
yang belum diratifikasi oleh negara-negara anggota memiliki kekuatan hukum yang sama seperti
halnya rekomendasi. Pemerintah diminta untuk menyampaikan laporan merinci kepatuhan
mereka dengan kewajiban mereka telah meratifikasi konvensi. Setiap tahun Konperensi
Perburuhan Internasional Komite Aplikasi Standar memeriksa sejumlah dugaan pelanggaran
standar perburuhan internasional. Dalam beberapa tahun terakhir, salah satu anggota menyatakan
bahwa telah menerima perhatian yang paling Myanmar / Burma, sebagai negara telah berulang
kali dikritik karena kegagalannya untuk melindungi warga negaranya melawan kerja paksa
dituntut oleh tentara
Pada tahun 1998 86 Konferensi Perburuhan Internasional mengadopsi Deklarasi Prinsip-prinsip
dan Hak-hak Mendasar di Tempat Kerja. Deklarasi ini mengidentifikasi empat "prinsip" sebagai
"inti" atau "fundamental", menyatakan bahwa semua negara-negara anggota ILO berdasarkan
kewajiban yang ada sebagai anggota di Organisasi memiliki kewajiban untuk bekerja menuju
menghormati sepenuhnya prinsip-prinsip yang terkandung dalam relevan (ratifiable) Konvensi
ILO. Perhatian hak-hak dasar kebebasan berserikat dan perundingan bersama, diskriminasi, kerja paksa, dan pekerja
anak. Konvensi ILO yang mewujudkan prinsip-prinsip mendasar kini telah diratifikasi oleh mayoritas negara-negara
anggota ILO, bukan hanya karena itu denominasi deklarasi prinsip-prinsip yang dikandungnya sebagai
"fundamental".
IDA

Asosiasi Pembangunan Internasional (IDA), adalah bagian dari Bank Dunia yang membantu

negara-negara termiskin di dunia. Ini melengkapi pinjaman Bank Dunia lainnya lengan - Bank

Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (IBRD) - yang melayani negara-negara

berpenghasilan menengah dengan investasi modal dan jasa konsultasi.

IDA dibuat pada 24 September 1960 dan bertanggung jawab untuk menyediakan jangka panjang,

pinjaman bebas bunga untuk 80 negara termiskin dunia, 39 di antaranya berada di Afrika. IDA

menyediakan hibah dan kredit (tergantung pada kondisi umum (pdf)), dengan periode

pembayaran 35 sampai 40 tahun. Sejak awal, kredit IDA dan hibah mencapai $ 161.000.000.000,

rata-rata $ 7 - $ 9 miliar per tahun dalam beberapa tahun terakhir dan mengarahkan bagian

terbesar, sekitar 50%, ke Afrika. Sementara IBRD menimbulkan sebagian besar dana pada pasar

keuangan dunia, IDA didanai sebagian besar oleh kontribusi dari pemerintah negara-negara

anggota yang lebih kaya. Dana tambahan berasal dari penghasilan IBRD dan IDA pelunasan

kredit.

IDA pinjaman pendidikan alamat utama, layanan kesehatan dasar, penyediaan air bersih dan
sanitasi, perlindungan lingkungan, perbaikan iklim bisnis, infrastruktur dan kelembagaan

reformasi. Proyek ini dimaksudkan untuk membuka jalan menuju pertumbuhan ekonomi,

penciptaan lapangan kerja, pendapatan yang lebih tinggi dan kondisi kehidupan yang lebih baik.

Asosiasi Pembangunan Internasional (IDA) merupakan bagian dari Bank Dunia yang membantu

negara-negara termiskin di dunia mengurangi kemiskinan dengan memberikan pinjaman tanpa

bunga dan hibah untuk program yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

meningkatkan kondisi kehidupan. Dana IDA membantu negara-negara tersebut menghadapi

tantangan kompleks yang mereka hadapi dalam berusaha untuk memenuhi Tujuan Pembangunan

Milenium. Mereka harus, misalnya, menanggapi tekanan kompetitif serta peluang globalisasi;

penangkapan penyebaran HIV / AIDS dan mencegah konflik atau berurusan dengan akibatnya.

Jangka panjang IDA (streched lebih dari 35 sampai 40 tahun), tidak ada bunga pinjaman

membayar untuk program yang membangun kebijakan, institusi, infrastruktur dan modal

manusia yang diperlukan untuk pembangunan yang adil dan lingkungan yang berkelanjutan.

Tujuan IDA adalah untuk mengurangi kesenjangan baik di dan di dalam negara dengan

memungkinkan lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam ekonomi mainstream, mengurangi

kemiskinan dan mempromosikan akses lebih sama dengan peluang yang diciptakan oleh

ekonomi growth.IDA juga memberikan hibah ke negara-negara beresiko tertekan utang.


Multilateral Investment Guarantee Agency di Indonesia
MIGA

Sejauh ini apa peran MIGA di Indonesia dan bagaimana kejelasan klain MIGA kepada PLN atas kasus
Enron Java Power di Pasuruan, Jawa Timur. Banyak yang tidak setuju dengan pembayaran klaim itu
padahal Indonesia sendiri sudah meratifikasi konvensi MIGA. Dimanakah dapat saya temukan buku -
buku mengenai peranan MIGA di Indonesia.

Jawaban :

MIGA atau Multilateral Investment Guarantee Agency adalah suatu organisasi internasional di bawah
payung Bank Dunia yang dibentuk pada sekitar tahun 1985. MIGA menyediakan jaminan terhadap
investasi yang ditanam oleh para investor asing yang ada di Indonesia. Resiko yang ditanggung oleh
MIGA adalah resiko yang sifatnya non-komersial, yaitu:

(i) Pembatasan transfer mata uang yang digunakan (transfer restriction);

(ii) Tindakan pengambilalihan yang menghapuskan kepemilikan, kontrol atau hak terhadap investasi
yang diasuransikan yang dilakukan negara host country terhadap investasi asing di negaranya
(expropriation);

(iii) Pelanggaran perjanjian (breach of contract). Dalam hal terjadi wanprestasi, maka pihak investor
harus segera menempuh mekanisme penyelesaian sengketa sesuai ketentuan yang diatur dalam
perjanjian tersebut dan mendapatkan ganti rugi atas segala kerugian yang dideritanya. Jika, dalam
periode waktu tertentu, pihak investor belum menerima pembayaran atau penyelesaian sengketa yang
ditempuh gagal karena tindakan yang dilakukan oleh Pemerintah host country, maka MIGA yang akan
membayar kompensasi; dan

(iv) Terjadinya perang dan kekacauan dalam masyarakat (war and civil disturbance), termasuk dalam
kategori ini adalah revolusi, kudeta, pemberontakan, huru hara, sabotase, dan aksi terorisme.
Kasus Enron

Sebagai badan yang memberikan jaminan asuransi terhadap investasi asing di negara berkembang,
otomatis MIGA memiliki peranan dalam investasi asing yang masuk ke Indonesia dengan mendaftarkan
investasinya untuk dijamin oleh MIGA. Salah satu investasi asing yang dijamin oleh MIGA di Indonesia
adalah proyek PLTU Pasuruan, Jawa Timur. Pihak investornya adalah Konsorsium East Java Power.
Antara Pemerintah Indonesia dan Konsorsium tersebut sudah menandatangani kontrak, sehingga
pemerintah Indonesia sudah terikat kontrak pada proyek pembangunan PLTU Pasuruan tersebut, meski
pelaksanaannya belum dimulai. Kasus Enron dimulai dengan dikeluarkannya Keppres No. 5 Tahun 1998
yang membatalkan beberapa proyek Pemerintah, termasuk proyek PLTU Pasuruan tersebut. Sementara
itu, Enron adalah salah satu anggota yang termasuk dalam Konsorsium East Java Power, sehingga secara
otomatis ia juga dirugikan akibat pembatalan secara sepihak yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.

Dengan berlandaskan pada argumentasi bahwa Pemerintah Indonesia telah melakukan pembatalan
perjanjian (breach of contract), maka Enron mengajukan klaim ke MIGA dan memperoleh kompensasi.
Karena pembatalan tersebut, Indonesia harus membayar sebesar 15 juta dollar kepada MIGA. Skema
pembayaran klaim tersebut telah disepakati dengan cara mengangsur dalam periode tertentu. Enron
mulanya tidak akan mengajukan klaim kepada MIGA, bila diikutsertakan dalam proyek pipanisasi
Pertamina di Jambi. Sayangnya, pihak Pertamina menolak keterlibatan Enron dalam proyek tersebut,
meski pemenang tender dalam proyek tersebut tidak berkeberatan Enron bergabung. Sehingga Enron
tidak jadi terlibat dalam proyek pengganti investasinya di PLTU Pasuruan dan kemudian mengajukan
klaim terhadap MIGA.

Komentar negatif terhadap pembayaran klaim tersebut muncul akibat besarnya total pembayaran yang
harus dibayar oleh Indonesia dalam kondisi perekonomian yang sedang morat-marit. Meski demikian
dalam memandang masalah tersebut secara obyektif, perlu dilihat terlebih dahulu perjanjian antara
Pemerintah Indonesia dan Konsorsium East Java Power, yang sayangnya merupakan barang yang tidak
boleh disebarluaskan kepada publik. Sementara bila dilihat dari kacamata hukum internasional,
Indonesia memiliki komitmen untuk tunduk pada ketentuan MIGA, termasuk mengenai konsekuensi
hukum atas pembatalan perjanjian yang dilakukannya secara sepihak terhadap para investor asing yang
telah menjaminkan investasinya (di Indonesia) kepada MIGA. Meski tidak dapat dipungkiri, kasus
Indonesia dengan Enron ini memiliki dampak untuk semakin menurunkan tingkat kepercayaan investor
asing terhadap Indonesia, yang ironisnya, adanya kepercayaan investor asing merupakan salah satu
faktor penting yang menjadi alasan diratifikasinya konvensi MIGA oleh Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai