NIM : 18102010003
1
Pratista,H. Memahami Film, (Yogyakarta;Homerian Pustaka, 2008) Hlm 10
Seperti : wujud burung dalam sangkar yang seolah-olah berukuran besar bercahaya, suara
burung, hingga seseorang yang selanjutnya akan menjadi pemilik burung dalam film A
Midnight Gift ini.
2
Pratista,H. Memahami Film, (Yogyakarta;Homerian Pustaka, 2008) Hlm 33
3
Pratista,H. Memahami Film, (Yogyakarta;Homerian Pustaka, 2008) Hlm 34
Naratif mempunyai beberapa elemen pokok yang membantu berjalannya sebuah alur
cerita, elemen-elemen tersebut adalah; Pelaku cerita: adalah motivator utama yang
menjalankan alur cerita, pelaku cerita terdiri dari tokoh protagonis (utama / jagoan) dan
antagonis (pendukung / musuh, rival). Permasalahan / konflik: bisa diartikan sebagai
penghalang tokoh protagonis untuk mencapai tujuannya, permasalahn bisa muncul dari tokoh
protagonis maupun antagonis. Tujuan: yang ingin dicapai pelaku cerita, bisa berupa fisik
seperti mengalahkan musuh atau berupa non fisik seperti kebahagiaan dan sebagainya.4
4
Pratista,H. Memahami Film, (Yogyakarta;Homerian Pustaka, 2008) Hlm 44
5
Pratista,H. Memahami Film, (Yogyakarta;Homerian Pustaka, 2008) Hlm 2
pemain dan setiap pemain dalam film A Midnight Gift juga sangat bagus saat
memerankan karakter mereka sesuai dengan kondisi sosial yang mereka perankan.
b. Sinematografi: Unsur sinematografi secara umum dapat dibagi menjadi tiga aspek,
yakni: kamera dan film, framing, durasi gambar. Kamera dan film mencakup teknik
yang dapat dilakukan melalui kamera dan stok filmnya. Framing adalah hubungan
kamera dengan objek yang akan diambil. Sementara durasi gambar mencakup lamanya
sebuah obyek diambil gambarnya oleh kamera.
Dalam film A Midnight Gift sangat memperhatikan tonalitas (kontras, brightness dan
warna) serta jarak, sudut, kemiringan, serta ketinggian kamera terhadap objek dengan
pergerakan kamera yang sesuai dengan adegan.
c. Editing: Terdiri dari dua pengartian; editing produksi: proses pemilihan gambar serta
penyambungan gambaryang telah diambil, editing paska produksi: teknik-teknik yang
digunakan untuk menghubungkan tiap shot.
Film A Midnight Gift dalam menghubungkan setiap shot dominan mengunkan Cut
yaitu transisi yang langsung dari shot ke shot. Mulai dari perpindahan dalam satu shot
dalam satu adegan maupun shot dari adegan yang berbeda (waktu, tempat, pemeran
dan lain sebagainya.
d. Suara: Seluruh suara yang keluar dari gambar (film) yakni dialog, musik, dan efek
suara.6 Dialog dalam film A Midnight Gift mengunkan bahasa jawa dengan musik
lokal serta efek suara yang mendukung setiap adegan.
Dalam hal estetika film adalah hal hal yang tidak jauh kaitannya dengan unsur
sinematik yaitu mise-en-scene (tata rias, setting, pencahayaan, pemain serta pergerakannya),
sinematografi, dan suara.
6
Pratista,H. Memahami Film, (Yogyakarta;Homerian Pustaka, 2008) Hlm 1-2
7
Ariansah, M. Jurnal Film dan Estetika, Hlm 43-44
5. Kajian Editing
Ketika proses pengambilan gambar telah selesai, maka produksi film memasuki tahap
editing. Dalam tahap ini shot-shot yang telah diambil dipilih, diolah, dan dirangkai hingga
menjadi satu rangkaian kesatuan yang utuh. Aspek editing bersama pergerakan kamera
merupakan satu-satunya unsur sinematik yang murni dimiliki oleh seni film. Sejak awal
perkembangan sinema, para sineas telah menyadari betapa kuatnya pengaruh teknik editing
untuk memanupulasi ruang dan waktu.8
Definisi editing pada tahap produksi adalah proses pemilihan serta penyambungan
gambar-gambar yang telah diambil. Sementara definisi editing setelah filmnya jadi (pasca
produksi) adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menghubungkan tiap shot-nya.
Pembahasan buku ini seluruhnya mengacu pada definisi editing pasca produksi. Adapun sineas
memiliki wilayah kontrol yang luas untuk menghubungkan shot-shot dalam film-film mereka,
baik secara grafis, ritmis, spasial, dan temporal. Sineas juga dapat memilih bentuk transisi
sesuai tuntutan naratif dan estetik yang ia inginkan. Berdasarkan aspek temporal, editing dibagi
menjadi dua jenis, yakni editing kontinu dan editing diskontinu. Editing kontinu adalah
perpindahan shot langsung tanpa terjadi lompatan waktu. Sebaliknya editing diskontinu adalah
perpindahan shot dengan terjadi lompatan waktu. Sebaliknya editing diskontinu adalah
perpindahan shot dengan terjadi lompatan waktu.9
1) Bentuk Editing
Transisi shot dalam film umumnya dilakukan dalam empat bentuk, yakni, cut,
fade-in/out, dissolve, serta wipe. Bentuk yang paling umum adalah cut yakni, transisi
shot secara langsung. Sementara wipe, dissolve, dan fades merupakan transisi shot
secara bertahap. Cut dapat digunakan untuk editing kontinu dan diskontinu. Sementara
wipe, dissolve, dan fades umumnya digunakan untuk editing diskontinu. Beberapa
variasi bentuk lain juga kadang muncul namun sangat jarang digunakan. Untuk film A
Midnight Gift banyak mengunakan cut dan beberapa fade-in/out.
2) Aspek Editing
Teknik editing memungkinkan para sineas untuk memilih atau mengontrol
empat wilayah dasar, yakni:
8
Pratista,H. Memahami Film, (Yogyakarta;Homerian Pustaka, 2008) Hlm 123
9
Pratista,H. Memahami Film, (Yogyakarta;Homerian Pustaka, 2008) Hlm 123
akan menghasilkan tempo aksi yang cepat. Sebaliknya semakin panjang durasi
shot-nya akan menghasilkan tempo aksi yang lambat. Adegan-adegan aksi
umumnya menggunakan tempo editing yang cepat dengan durasi shot hanya
beberapa detik bahkan kurang. Dalam mengontrol ritme editing juga dapat
bergantung pada karakter dalam mise-en-scene, posisi dan pergerakan kamera,
serta ritme suara (music dan lagu). Ritme film A Midnight Gift temponya tidak
begitu cepat bahkan berapa adegan dengan tempo lambat agar penonton terbawa
dalam setiap emosi dari adegan dan peran setiap pemaian.
Semiotika merupakan suatu studi ilmu atau metode analysis untuk mengkaji tanda
dalam suatu konteks skenario, gambar, teks, dan adegan di film menjadi sesuatu yang dapat
dimaknai. Sedangkan, kata “semiotika” itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, semeion yang
berarti “tanda” atau seme ,yang berarti “penafsir tanda”. Semiotika berakar dari studi klasik
dan skolastik atas seni logika, retorika, dan etika.10
Sebagai salah satu contoh dalam film A Midnight Gift yang memperlihatkan
kehidupan malam di Jogja yang tidak banyak orang luar ketahui yang diperankan dengan
pemeran berkarakter orang Jogja dari mulai rakyat, preman, aparat, politikus, dan serorang
pemegang kekuasaan yang berlatar belakang muslim. Hal ini dapat dilihat dari dialognya yang
mengunakan bahasa jawa dengan logat orang Jogja. Dengan beberapa pengambaran atau visual
“Manuk Gede” (burung besar) yang tidak diperlihatkan wujud dan suaranya serta memiliki
10
Mudjiono, Y. Jurnal Kajian Semoitika Dalam Film, Hlm 129
harga tinggi dan setiap orang ingin memilikinya dengan cara apapun, untuk mendapat
keuntungan mulai dari uang hingga kepercayaan. “Manuk Gede” inilah yang dapat
diasumsikan sebagai penafsiran sesuatu hal yang man setiap penonton pasti akan memilki
penafsirannya sendiri-sendiri.