INTRODUCTION
(PENDAHULUAN)
Setiap bentuk kesenian seperti seni musik, seni tari, seni sastra, seni rupa
harfiah, apresiasi seni berarti penghargaan terhadap kehadiran sebuah karya seni
(Mudjiono,2011). Dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun, karya seni terus mengalami
perkembangan hingga pada akhirnya segala bentuk kesenian tersebut seimbang dan
umum. Keberadaan film telah diciptakan sebagai salah satu media komunikasi massa
yang benar – benar disukai bahkan sampai sekarang. Liliweri (1991:153), mengatakan
bahwa lebih dari 70 tahun terakhir ini film telah memasuki kehidupan umat manusia
dinikmati oleh siapapun tanpa batasan usia. Menurut Effendi (1986:239), film adalah
hasil budaya serta alat ekspresi kesenian. Film sebagai komunikasi massa merupakan
gabungan dari berbagai teknologi, seperti fotografi dan rekaman suara, kesenian baik
seni rupa dan seni teater sastra dan arsitektur serta seni musik.
Dalam film terdapat genre yang membagi film sesuai dengan spesifikasinya.
Genre berasal dari bahasa Prancis yang bermakna ‘jenis’ atau ‘bentuk’. Genre dapat di
definisikan sebagai jenis atau klasifikasi dari sekelompok film yang memiliki karakter
atau pola yang sama (khas) seperti setting, isi dan subyek cerita, tema, struktur cerita,
aksi atau peristiwa, periode, gaya, situasi, ikon, serta karakter klasifikasi yang
horor, western, thriller, film noir, roman dan sebagainya. Fungsi genre adalah untuk
2008:10).
Film menceritakan kisah fiksi maupun non fiksi sehingga banyak orang yang
keingintahuan terhadap cerita yang dibawakan dalam film tersebut (Farid,2018). Salah
satu contoh film fiksi adalah Maleficent (dalam versi Prancis Malefique). Maleficent
merupakan salah satu dari sekian banyak film produsen Walt Disney Pictures yang
sukses menghibur penontonnya. Film ini merupakan adaptasi dari dongeng “sleeping
beauty”.
Pada Mei 2014, film yang di sutradarai oleh Robert Stromberg ini telah sukses
bahasa Prancis) memiliki arti sesuatu yang jahat atau mencelakakan. Setelah sukses di
tahun 2014, pada Agustus 2019 Walt Disney Pictures kemudian merilis kelanjutan film
bergenre fantasi Amerika tersebut dengan judul “Maleficent: Mistress of Evil” atau
dalam versi Prancis “Malefique: Le Pouvoir du Mal yang disutradarai oleh Joachim
Rønning. Angelina Jolie kembali memerankan tokoh utama sebagai Maleficent dalam
film ini. Sama seperti cerita Maleficent 2014, dalam film Maleficent: Mistress of Evil,
tokoh Maleficent kembali diperankan oleh Angelina Jolie yang digambarkan sebagai
sosok perempuan kuat dan penyayang dibalik jubah hitam yang membuatnya terlihat
seram. Aurora diperankan oleh Elle Fanning yang menjadi putri angkat Maleficent
yang akan menikah dengan Pangeran Philippe. Philippe diperankan oleh Haris
Film merupakan bidang penelitian yang sangat penting yang perlu dianalisis
dengan menggunakan teori semiotik, karena film memiliki ciri berbagai tanda. Tanda
tidak pernah berfungsi sendiri. Saussure menyatakan bahwa tanda dibagi menjadi
Selanjutnya, Barthes mengemukakan konsep baru tentang tanda yang disebut sebagai
konsep denotasi dan konotasi. Roland Barthes dikenal sebagai salah seorang pemikir
Dirinya berpendapat bahasa adalah sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi-
asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu tertentu (Sobur, 2013:63).
Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk memfokuskan pada karakter tokoh
utama. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dan yang paling
banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Oleh
karena itu, peneliti hanya memfokuskan pada karakter tokoh Maleficent. Tokoh
Maleficent merupakan tokoh utama dalam film ini, selain karena paling banyak
diceritakan, dalam film ini Maleficent menggambarkan karakter yang sangat menarik
Peneliti kemudian ingin menganalisis makna konotasi yang diberikan pada film
karena itu, untuk mengetahui makna konotasi tokoh utama Malefique dalam Film
analisis makna denotasi. Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti makna
konotasi karena konotasi menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu
Konotasi Tokoh Utama Malefique dalam Film Malefique: Le Pouvoir du Mal Karya
Joachim Rønning”.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, Maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah bagaimana makna konotasi tokoh utama Malefique dalam film
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana makna konotasi tokoh utama Maleficent dalam film Malefique:Le Pouvoir
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah mendeskripsikan makna konotasi tokoh utama Maleficent dalam
b) Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi baik bagi masyarakat atau
pembaca tentang apa yang tertulis dalam penelitian ini terkait dengan karakter
c) Menjadi referensi bagi mahasiswa lain yang akan melakukan penelitian dengan
2. Film merupakan hasil budaya dan alat ekspresi kesenian. Film sebagai komunikasi
massa merupakan gabungan dari berbagai teknologi seperti fotografi dan rekaman
suara, kesenian baik seni rupa dan seni teater sastra dan arsitektur serta seni musik.
Effendi (1986:239).
pada saat tanda bertemu dengan perasaan atau emosi serta nilai-nilai budaya dari
pembaca dalam memahami sebuah Peristiwa. Dengan kata lain, denotasi adalah
apa yang digambarkan tanda terhadap suatu objek, sedangkan konotasi adalah