ABSTRAK
Artikel ini bertujuan mengkaji film Mariposa karya Fajar Bustomo, menggunakan metode
analisis deskriptif, melalui pendekatan pokok pemikiran konseptual teori naratologi Gérard
Genette. istilah narrating ‘menceritakan’ sebagai aksi atau tindakan memproduksi naratif, atau
dalam pengertian yang lebih luas, sebagai keseluruhan situasi nyata atau fiksi di mana aksi
terjadi. Temuan penelitian ini menggunakan bahwasanya penggunaan elemen-elemen naratif
yang tepat membuat film ini mampu menyampaikan pesan-pesan yang kuat tentang makna hidup
dan kekuatan spiritual dalam menghadapi tantangan hidup. Sedikit ringkasan tentang film
mariposa ini, film yang berjudul Mariposa yang diperankan oleh Angga Yunanda sebagai (Iqbal)
dan Adhizty Zara sebagai (Acha), dan disutradarai oleh Fajar Bustomi. Jadi film ini sebenarnya
diambil dari kisah novel Mariposa yang dikaryai oleh Luluk HF yang waktu itu sempat dirilis di
Wattpad lalu dapat bisa beradaptasi menjadi sebuah film. Film ini menceritakan tentang kisah
seorang remaja yang sedang jatuh cinta terhadap seorang pria di sekolahnya, yang bisa dibilang
proses kisah mereka cukup sedih bagi Acha yang memerlukan perjuangan yang lebih keras
terhadap pria yang ia cintainya. Sikap Iqbal yang begitu dingin yang mengharuskan Acha
bersikap keras dalam berjuangan mendapatkan cintanya Iqbal. Dengan Acha yang bersikap aktif
dan centil dan membuat segala cara terhadap Iqbal agar Iqbal ini dapat luluh dalam sikapnya
Acha, tetapi nyatanya tidak justru membuat Iqbal semakin risih terhadap sikap Acha. Acha dan
Iqbal ini merupakan siswa yang cukup cerdas dan ada 1 kawannya lagi yang pintar dalam
matematikanya, sehingga membuat mereka bertiga dipilih oleh gurunya untuk ikut olimpiade
sains. Olimpiade sains inilah yang menjadi tempat tumbur rasa suka terhadap Acha.
PENDAHULUAN
Film merupakan sebuah kendaraan komunikasi audio visual yang tak hanya memberikan
hiburan, tapi juga memberikan informasi, dan bahkan dapat menyentuh emosi penontonnya. Film
juga merupakan sarana hiburan yang sering dikonsumsi oleh khalayak untuk menghibur dirinya
setelah rutinitas melelahkan. Film juga merupakan salah satu bentuk seni dan budaya yang paling
populer di seluruh dunia. Film memiliki daya tarik yang kuat karena mampu menyampaikan
pesan-pesan yang kompleks melalui berbagai aspek seperti visual, audio, dan narasi. Sebagai
salah satu elemen penting dalam sebuah film, narasi menjadi topik yang menarik untuk diteliti
dan dianalisis. Bidang studi naratologi telah menjadi topik yang semakin populer dalam bidang
studi film, karena naratologi membahas tentang proses penyampaian pesan melalui narasi dalam
film.
Ada beberapa konsep naratologi, diantaranya:
1. Vladimir Propp, seorang Formalis Rusia, dan Tzvetan Todorov, seorang narator Prancis,
menyajikan sudut pandang yang berlawanan tentang teori naratif. Mereka membagi
narasi menjadi dua bagian utama berdasarkan pengamatan mereka terhadap strukturnya:
"cerita" dan "plot", tetapi Todorov menyebutnya sebagai "histoire and discours"
2. Menurut Gerald Prince, narasi adalah penggambaran setiap skenario dan peristiwa aktual
atau imajiner dalam garis waktu. Dia menyoroti pentingnya komponen temporal dalam
sebuah narasi dalam studinya. Bisa atau tidaknya sebuah cerita merupakan ekspresi
naratif tergantung pada ide dimensi waktu yang dikandungnya. Sebuah teks dianggap
naratif jika ada garis waktu yang ada. Ungkapan "Tadi pagi, saya pergi ke pasar, lalu
mampir ke toko kue." adalah ilustrasi narasi karena mengikuti garis waktu. Sebaliknya,
karena tidak menggambarkan urutan kejadian, pernyataan “Perempuan itu sangat
anggun”, bukanlah narasi
3. Menurut H. Porter Abbot, istilah "peristiwa" berperan sebagai komponen penting dalam
narasi. profesional yang menggunakan kata “aktivitas” (action). Itu bisa berupa
"argumen", "deskripsi", "eksposisi", "lirik", atau yang lainnya jika tidak ada peristiwa
atau tindakan yang terjadi. Misalnya, pernyataan "adik saya sangat pintar" hanyalah
deskripsi, bukan narasi. Ungkapan "Kucing saya terjatuh" adalah narasi karena ada
kejadian, sedangkan yang ini tidak.
4. Menurut Wolf Schmid, penggambaran yang di dalamnya terjadi pergeseran kondisi
disebut sebagai cerita. Wolf Schmid menyoroti gagasan perubahan keadaan sebagai
parameter naratif utama dalam hal ini. Keadaan adalah kumpulan karakteristik yang
berhubungan dengan objek yang diwakili atau dengan dunia luar pada saat tertentu.
Berdasarkan sifat orang yang diwakili dalam kaitannya dengan kehidupan batin mereka
atau komponen situasi eksternal, pembaca dapat membedakan antara keadaan internal
dan eksternal. Ungkapan "Pangeran meninggal, lalu sang putri menjadi tidak sehat."
merupakan contoh narasi. Tidak ada persyaratan bahwa kalimat tersebut secara khusus
menyatakan setiap perubahan kondisi. Kata-kata kalimat mengubah yang tersirat
5. Istilah Prancis untuk tale, récit, memiliki tiga arti berbeda menurut Gérard Genette
(naratif). Dia berpendapat bahwa narasi adalah pernyataan bahasa naratif yang digunakan
untuk menggambarkan suatu peristiwa atau urutan peristiwa, baik secara lisan maupun
tulisan. Elemen sentral wacana, serta semua penghubung, oposisi, pengulangan, dan
teknik diskursif lainnya, adalah cerita, yang berfungsi sebagai rangkaian peristiwa, baik
nyata maupun imajiner. Akhirnya, narasi mengacu pada cara di mana suatu peristiwa
dijelaskan, termasuk tindakan seseorang saat menceritakan kisah pribadi. Ia
mengemukakan tiga kata, termasuk istilah “cerita”, yang berfungsi sebagai penanda atau
substansi naratif. Kedua, kata “cerita” itu sendiri sebagai penanda, pernyataan, atau
potongan wacana. Terakhir, pengertian narasi sebagai “menceritakan”
Naratologi, sebagai bidang studi yang membahas narasi, telah menjadi topik yang semakin
populer dalam bidang studi film. Kajian naratologi pada sebuah film menjadi hal yang penting
untuk mengeksplorasi dan memahami proses penyampaian pesan melalui narasi. Dalam jurnal
ini, kami akan membahas kajian naratologi pada film "Mariposa" karya Fajar Bustomi dengan
menggunakan teori dari Gerard Gennete. "Mariposa" merupakan sebuah film yang mengangkat
tema tentang hubungan antara manusia dan binatang, sehingga memunculkan perspektif yang
unik dan menarik untuk dijelajahi melalui pendekatan naratologi.
Film "Mariposa" menawarkan cerita yang mengharukan dan memotivasi, yang menekankan
pentingnya mempercayai diri dan mengejar mimpi. Film ini memiliki akting yang baik dan
visual yang indah, membawa penonton ke dalam dunia yang penuh warna dan imajinasi. Alur
cerita yang luar biasa menyentuh hati dan membawa pesan yang kuat tentang perjuangan dan
harapan. Dalam keseluruhan, "Mariposa" adalah film yang layak ditonton dan akan memberikan
pengalaman yang menyenangkan dan memotivasi bagi semua orang. Film ini juga menyoroti
masalah sosial dan lingkungan, memperingatkan pentingnya memperhatikan dan melindungi
lingkungan dan hidup liar. Ini adalah film yang baik untuk ditonton bersama keluarga dan anak-
anak, karena dapat membantu membentuk nilai-nilai positif dan membangun pemikiran kritis
tentang masalah penting.
Narasi yang dikembangkan oleh Gerard Genette memilah adanya tiga tingkatan narasi,yakni
narration, discourse, dan story. Narration merupakan apa yang dikenal sebagai penceritaan (the
telling of a story by a narrator), sedangkan discourse mengacu pada apa yang dipahami sebagai
teks narasi. Sementara itu, story merupakan segala yang diacu atau yang diceritakan oleh teks
atau wacana narasi (Ikrima, 2018).
Dalam jurnal ini, kami akan membahas konsep dasar naratologi dan teori naratologi dari Gerard
Gennete. Selain itu, kami akan melakukan analisis naratif pada film "Mariposa" dengan
mempertimbangkan beberapa aspek seperti narasi, karakter, dan plot. Analisis ini akan
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang film "Mariposa" dan bagaimana pesan-
pesan dalam film tersebut disampaikan melalui narasi. Hasil dari analisis ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi dan pemikiran baru bagi studi film dan naratologi secara umum.
Tujuannya adalah untuk menganalisis narasi dalam film "Mariposa" dengan menggunakan
konsep-konsep naratologi dari Gerard Gennete. Kami akan membahas tentang konsep dasar
naratologi, teori-teori naratologi dari Gerard Gennete, dan melakukan analisis naratif pada film
"Mariposa" dengan mempertimbangkan beberapa aspek seperti narasi, karakter, dan plot.
Analisis ini akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang film "Mariposa" dan
bagaimana pesan-pesan dalam film tersebut disampaikan melalui narasi.
METODOLOGI
Penelitian dilakukan dengan metodologi deskriptif dengan pendekatan teori narasi yang
dikembangkan oleh Gerard Genette. Narasi yang dikembangkan oleh Gerard Genette memilah
adanya tiga tingkatan narasi,yakni narration, discourse, dan story (Gerard Genette, 1980).
Narration merupakan apa yang dikenal sebagai penceritaan (the telling of a story by a narrator).
KESIMPULAN
Secara keseluruhan, film "Mariposa" menawarkan sudut pandang yang berbeda dan
menyegarkan dalam mengatasi masalah dan mengejar mimpi. Film ini membawa pesan yang
kuat tentang kepercayaan diri, persahabatan, dan toleransi, yang sangat penting dalam
membentuk pribadi dan menjalani hidup.
film ini memiliki plot yang baik dan mengalir dengan lancar, karakter-karakter yang kompleks,
dan tema-tema yang dalam dan kompleks. Penggunaan elemen-elemen naratif yang tepat
membuat film ini mampu menyampaikan pesan-pesan yang kuat tentang makna hidup dan
kekuatan spiritual dalam menghadapi tantangan hidup.
Daftar Pustaka
Gerard Genette. (1980). Narrative Discourse AN ESSAY IN METHOD (Jane E Lewin (ed.)).
Cornell University Press.
Ikrima, S. (2018). KAJIAN NARATOLOGI GENETTE DALAM TIGA CERITA PENDEK
PILIHAN KOMPAS TAHUN 2000AN. BASINDO : Jurnal Kajian Bahasa, Sastra
Indonesia, Dan Pembelajarannya, 2(2), 119–125.