Anda di halaman 1dari 8

DRAMA

Drama adalah jenis karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak.
Drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran
dan dialog yang dipentaskan. Kisah dan cerita dalam drama memuat konflik dan emosi yang
secara khusus ditujukan untuk pementasan teater. Naskah drama dibuat sedemikian rupa
sehingga nantinya dapat dipentaskan untuk dapat dinikmati oleh penonton. Drama
memerlukan kualitas komunikasi, situasi dan aksi. Kualitas tersebut dapat dilihat dari
bagaimana sebuah konflik atau masalah dapat disajikan secara utuh dan dalam pada sebuah
pementasan drama

Struktur

Drama merupakan sebuah karya yang memuat nilai artistik yang tinggi. Sebuah drama
mengikuti struktur alur yang tertata. Struktur yang tertata akan membantu penonton
menikmati sebuah drama yang dipentaskan. Struktur drama memuat babak, adegan, dialog,
prolog dan epilog. Babak merupakan istilah lain dari episode. Setiap babak memuat satu
keutuhan kisah kecil yang menjadi keseluruhan drama. Dengan kata lain, babak merupakan
bagian dari naskah drama yang merangkum sebuah peristiwa yang terjadi di suatu tempat
dengan urutan waktu tertentu.

Adegan merupakan bagian dari drama yang menunjukkan perubahan peristiwa. Perubahan
peristiwa ini ditandai dengan pergantian tokoh atau setting tempat dan waktu. Misalnya,
dalam adegan pertama terdapat tokoh A sedang berbicara dengan tokoh B. Kemudian mereka
berjalan ke tempat lain lalu bertemu dengan tokoh C, maka terdapat perubahan adegan di
dalamnya.
Dialog merupakan bagian dari naskah drama yang berupa percakapan antara satu tokoh
dengan tokoh yang lain. Dialog adalah bagian yang paling dominan dalam drama. Dialog
adalah hal yang membedakan antara drama dengan jenis karya sastra yang lain.

Prolog dan epilog merupakan bingkai dari sebuah drama. Prolog merupakan pengantar untuk
masuk ke dalam sebuah drama. Isinya adalah gambaran umum mengenai drama yang akan
dimainkan. Sementara epilog adalah bagian terakhir dari pementasan drama. Isinya
merupakan kesimpulan dari drama yang dimainkan. Epilog biasanya memuat makna dan
pesan dari drama yang dimainkan.

Unsur-Unsur

Ada tiga unsur penting dalam drama, diantaranya:

 Tokoh, pelaku yang mempunyai peran yang lebih dibandingkan pelaku-pelaku lain,
biasanya dikategorikan dalam sifat protagonis atau antagonis.
 Wawacang, dialog atau percakapan yang harus diucapkan oleh tokoh cerita.
 Kramagung, petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang harus dilakukan oelh
tokoh. Dalam naskah drama, kramagung dituliskan dalam tanda kurung (biasanya
dicetak miring).

Jenis

Drama tragedi

Drama tragedi adalah drama yang menceritakan kisah-kisah sedih dari para tokoh mulia.
Kisah di dalam drama tragedi adalah perjuangan tokoh mulia yang menjadi pahlawan untuk
menentang berbagai perlawanan terhadap dirinya. Penentangan ini bersifat tidak adil karena
adanya perbedaan kekuatan. Cerita di dalam drama tragedi sangat serius sehingga
menimbulkan rasa kasihan dan rasa takut.
Drama komedi

Drama komedi adalah drama yang menampilkan cerita-cerita yang tidak terlalu serius tetapi
lucu. Cerita berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang kemungkinan terjadi di dalam drama.
Hal-hal lucu timbul dari kelakuan para tokoh dan tidak berkaitan dengan situasi cerita.
Kelakuan yang lucu juga mengandung kebijaksanaan para tokoh.

Melodrama

Melodrama memiliki kisah yang sangat serius. Dalam penceritaannya, muncul berbagai
kejadian secara kebetulan. Cerita di dalam melodrama memunculkan rasa kasihan yang
membuat penontonnya terbawa suasana.
CERITA FIKSI

Fiksi atau cerkan (cerita rekaan) adalah cerita atau latar yang berasal dari imajinasi—dengan
kata lain, tidak secara ketat berdasarkan sejarah atau fakta. Fiksi bisa diekspresikan dalam
beragam format, termasuk tulisan, pertunjukan langsung, film, acara televisi, animasi,
permainan video, dan permainan peran. Walaupun istilah fiksi ini awalnya lebih sering
digunakan untuk bentuk sastra naratif, termasuk novel, novela, cerita pendek, dan sandiwara.
Fiksi biasanya digunakan dalam arti paling sempit untuk segala "narasi sastra".

Karya fiksi merupakan hasil dari imajinasi kreatif, jadi kecocokannya diasumsikan oleh
audiensnya. Kebenaran dalam karya fiksi tidak harus sejalan dengan kebenaran yang berlaku
di dunia nyata, misalnya kebenaran dari segi hukum, moral, agama, logika, dan sebagainya
meski tetap harus logis. Dengan demikian, fiksi umumnya tidak diharapkan hanya
menampilkan tokoh nyata atau deskripsi yang akurat secara faktual. Konteks fiksi dipahami
sebagai sesuatu yang lebih terbuka terhadap penafsiran. Tokoh dan peristiwa di dalam dunia
fiksi mungkin berlatar di dalam konteks mereka sendiri yang sepenuhnya terpisah dari dunia
nyata: suatu semesta fiksi yang mandiri. Fiksi merupakan lawan kata untuk nonfiksi, yang
tokoh-tokohnya memegang tanggung jawab untuk menampilkan fakta sejarah dan faktual;
akan tetapi, perbedaan antara fiksi dan nonfiksi bisa menjadi tidak jelas, misalnya dalam
sastra pascamodern.

Format

Secara tradisional, fiksi termasuk novel, cerita pendek, fabel, legenda, mitos, dongeng, epik
dan puisi naratif, sandiwara (termasuk opera, teater musikal, drama, permainan boneka, dan
berbagai jenis tarian teatrikal). Namun, fiksi juga dapat mencakup buku komik, berbagai
kartun animasi, stop motion, anime, manga, film, permainan video, program radio, program
televisi (komedi dan drama), dan lain sebagainya.

Jenis fiksi sastra dalam prosa termasuk:

 Cerita pendek: Karya dengan setidaknya 2,000 kata namun di atas 7,500 kata.[12]
 Novella: Karya dengan setidaknya 17,500 kata namun di bawah 50,000 kata. Karya
Joseph Conrad bertajuk Heart of Darkness (1899) adalah contoh dari novella.
 Novel: Karya dengan 50,000 kata atau lebih.

Cerita pendek

Cerita pendek atau cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif yang cenderung padat dan
langsung pada tujuannya. Cerpen merupakan salah satu karya sastra fiksi non-faktual. Fiksi
cerpen sangatlah mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema bahasa, dan
sudut pandang secara luas dibandingkan dengan karya fiksi yang lebih panjang.

Ciri sebuah cerpen dapat dibaca sekali duduk, plot diarahkan hanya pada sebuah insiden atau
peristiwa tunggal, watak tokoh tidak dikembangkan secara penuh, dimensi ruang dan waktu
terbatas, cerita lebih padat, memusat, mendalam, dan mencapai keutuhan secara eksklusi
(terpisah atau khusus).

Novel

Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif. Umumnya sebuah novel
bercerita tentang tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari,
dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang dipilih penulis dari naratif tersebut. [15] Kata novel
berasal dari Bahasa Italia, novella yang berarti “sebuah kisah, sepotong berita” dan novel
memiliki cerita yang lebih kompleks dari cerpen.[8]
Ciri sebuah novel adalah tidak dibaca sekali duduk, plot diarahkan pada insiden atau
peristiwa jamak, watak tokoh dikembangkan secara penuh, dimensi ruang dan waktu yang
lebih meluas, cerita lebih luas, dan mencapai keutuhan secara inklusi.[16]

Internet

Internet memberikan pengaruh besar terhadap pembuatan dan penyebaran fiksi,


menyebabkan munculnya keraguan pada kemampuan hak cipta sebagai cara untuk
memastikan bahwa royalti dibayarkan kepada pemegang hak cipta. Selain itu, perpustakaan
digital seperti Project Gutenberg membuat naskah-naskah domain umum menjadi lebih
tersedia. Gabungan dari komputer rumahan yang tidak mahal, internet, dan kreativitas para
penggunanya juga menghasilkan bentuk fiksi baru, misalnya permainan komputer interaktif
atau komik yang dibuat melalui komputer. Banyak sekali forum untuk fiksi penggemar yang
bisa dicari secara daring, di mana para pengikut setia dunia fiksi tertentu membuat dan
menyebarkan cerita turunan. Internet juga digunakan untuk mengembangkan fiksi blog, di
mana cerita ditampilkan melalui blog baik sebagai fiksi kilat atau blog serial, dan fiksi
kolaboratif, di mana cerita ditulis dalam banyak bagian oleh para penulis berbeda, atau
seluruh teksnya bisa direvisi oleh siapapun menggunakan suatu wiki.

Genre

Fiksi pada umumnya terbagi dalam sejumlah genre: bagian-bagian dari fiksi, masing-
masingnya dibedakan oleh gaya, teknik naratif, isi media, atau kriteria yang didefinisikan
secara populer. Meskipun sebuah karya tergolong imajiner tetapi ia memiliki golongan yang
disebut Fiksi Non-fiksi (Nonfiction Fiction), yakni sebuah bentuk karya fiksi yang dasar
ceritanya merupakan sebuah fakta. Yang termasuk kedalam Fiksi Non-fiksi adalah:

 Fiksi sejarah (Historical fiction), adalah fiksi yang dasar penulisannya merupakan
sejarah. Novel ini terikat oleh fakta-fakta sejarah, tetapi fiksi ini memberikan ruang
gerak untuk fiksionalitas, misalnya dengan memberitakan pikiran dan perasaan tokoh
lewat percakapan. Sebagai contoh adalah Bendera Hitam dari Kurasan dan Tentara
Islam di Tanah Galia karya Darji Zaidan.
 Fiksi ilmiah (Science fiction), adalah fiksi yang dasar penulisannya adalah fakta ilmu
pengetahuan. Sebagai contoh novel ini adalah 1984, karya George Orwell. Genre ini
misalnya, memprediksi atau mengandaikan teknologi yang bukan realita pada saat
penciptaan karya tersebut: novel Jules Verne From the Earth to the Moon diterbitkan
pada tahun 1865 dan pada tahun 1969, astronaut Neil Armstrong pertama kali
mendarat di bulan.
 Fiksi biografis (Biographical fiction), adalah fiksi yang dasar penulisannya adalah
fiksi biografis. Karya biografis juga memberikan ruang bagi fiksionalitas, misalnya
yang berupa sikap yang diberikan oleh penulis, di samping juga munculnya bentuk-
bentuk dialog. Sebagai contoh karya biografis adalah Bung Karno Penyambung Lidah
Rakyat karya Cindy Adams, Kuantar Kau ke Gerbang dan Tahta untuk Rakyat.

Beberapa karya fiksi sedikit atau sangat digambarkan ulang berdasarkan pada beberapa kisah
asli yang sebenarnya, atau sebuah biografi yang direkonstruksi. Seringkali, bahkan ketika
cerita fiksi didasarkan pada fakta, mungkin terdapat penambahan dan pengurangan dari kisah
nyata untuk membuatnya lebih menarik. Contohnya adalah The Things They Carried karya
Tim O'Brien, serial cerita pendek mengenai Perang Vietnam.

Realisme

Fiksi realistis biasanya melibatkan cerita yang latar dasarnya (waktu dan lokasi di dunia)
adalah nyata dan kejadian-kejadiannya dapat terjadi secara layak dalam pengaturan dunia
nyata; fiksi non-realistik melibatkan cerita yangterjadi pada latar sebaliknya, sering kali
berlatar pada alam semesta yang sepenuhnya imajiner, sejarah alternatif dunia selain yang
saat ini dipahami sebagai benar, atau lokasi atau waktu lain yang tidak nyata. Terkadang
bahkan menghadirkan teknologi yang tidak mungkin atau pembangkangan terhadap hukum
alam yang dipahami saat ini. Namun, semua jenis fiksi boleh jadi mengundang audiens
mereka untuk mengeksplorasi ide-ide, masalah, atau kemungkinan yang nyata dalam latar
imajiner.[note 1][note 2]

Kritikus sastra James Wood, berpendapat bahwa "fiksi adalah baik kecerdasan dan hal yang
terlihat seakan-akan benar", yang berarti bahwa fiksi membutuhkan baik penemuan kreatif
maupun tingkat kepercayaan yang dapat dipercaya,[19] sebuah gagasan yang sering dikemas
dalam istilah penyair Samuel Taylor Coleridge: penangguhan ketidakpercayaan. Juga,
kemungkinan-kemungkinan fiktif yang tak terbatas itu sendiri menandakan
ketidakmungkinan mengetahui realitas secara penuh, secara provokatif menunjukkan bahwa
tidak ada kriteria untuk mengukur konstruksi realitas
CERITA NONFIKSI
Cerita nonfiksi mengemas kejadian-kejadian yang sebenarnya ada tanpa unsur mengada-ada
dan bersifat informatif.
a. Ciri-ciri Cerita Nonfiksi
1. Berisi penjelasan tentang suatu hal atau objek tertentu yang faktual.
2. Mencapai objektivitas yang tinggi dan berusaha menarik serta menggugah nalar (pikiran)
pembaca.
3. Bahasa bersifat denotatif dan menunjuk pada pengertian yang sudah terbatas, sehingga
tidak bermakna ganda.
4. Penjelasan berupa fakta atau gagasan.
5. Dapat dilengkapi gambar, seperti grafik, tabel, atau diagram.

Berikut ini adalah beberapa contoh cerita nonfiksi singkat:


Albert Einstein Albert Einstein merupakan spria genius kelahiran Ulm Wurttemberg, 14
Maret 1879. Ayahnya, Hermann Einstein, merupakan penjual ranjang bulu. Sementara, sang
ibu, Pauline, merupakan pekerja di perusahaan elektrokimia. Einstein kecil dikenal sebagai
anak autis. Ini yang membuat Einstein suka menyendiri dan cenderung pendiam. Walau
begitu, ia tidak memiliki kekurangan secara akademik. Contohnya, ketika Einstein remaja, ia
berhasil lulus dari Eidgenössische Technische Hochschule. Kemudian, pada 1921, Einstein
mendapatkan penghargaan nobel fisika karena teorinya mengenai efek fotolistrik dan
pengabdiannya teoritis.

Anda mungkin juga menyukai