Anda di halaman 1dari 4

INTRODUCTION TO DRAMA

Dosen Pengampu:
Erik Rusmana S.S., M.Hum & Rosyid E. Abby

Pertemuan I :
PENGERTIAN DAN HAKIKAT DRAMA

Deskripsi:
Pada Pertemuan I Mata Kuliah Introduction to Drama ini diterangkan pengertian dan hakikat drama, yang
juga meliputi ciri-ciri drama dan dialog sebagai sarana primer drama. Pada pertemuan pertama ini
dikemukakan pula pandangan para ahli tentang (pengertian) drama.

Capaian Pembelajaran:
- Mahasiswa memahami dasar-dasar pengetahuan drama.
- Mahasiswa memahami pengertian drama sebagai salah satu karya sastra selain sebagai karya
pertunjukan.
- Mahasiswa dapat membedakan ciri-ciri drama untuk membedakan dengan ciri-ciri karya sastra
lainnya semisal puisi, cerpen, dan novel.
PENGERTIAN DAN HAKIKAT DRAMA

A. Pengertian Drama
Drama adalah genre (jenis) sastra yang menggambarkan gerak kehidupan manusia.
Drama menggambarkan realitas kehidupan, karakter dan perilaku manusia melalui
partisipasi dan dialog yang dipentaskan.
Drama juga berarti suatu kejadian atau peristiwa tentang manusia. Cerita konflik manusia
dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan
dan action di hadapan penonton (audience).
Jadi, pada umumnya, drama memiliki 2 arti, yaitu drama dalam arti luas serta drama
dalam arti sempit. Pengertian drama dalam arti luas adalah semua bentuk tontonan atau
pertunjukkan yang mengandung cerita yang ditontonkan atau dipertunjukkan di depan
khalayak umum. Sedangkan pengertian drama dalam arti sempit ialah sebuah kisah hidup
manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan di atas panggung.
”Drama” berasal dari Bahasa Greek (Yunani), dari kata kerja “dran” yang berarti
“berbuat, “to act atau ”to do”. Ada juga yang mengatakan, bahwa kata “drama” berasal
dari kata “draomai” (masih dari Bahasa Greek/Yunani) yang berarti “berbuat”,
“berlaku”, “bertindak”. Jadi “drama” bisa berarti “perbuatan” atau “tindakan”.

Pengertian Drama Menurut Para Ahli


• Moulton:
Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action).
• Balthazar Vallhagen:
Drama adalah seni yang menggambarkan alam dan sifat manusia dalam gerakan.
• Ferdinand Brunetierre:
Drama haruslah melahirkan kehendak dengan aksi (action) atau gerakan.
• Anne Civardi:
Drama adalah sebuah kisah yang diceritakan melalui kata-kata dan gerakan.

B. Ciri-ciri Drama
o Semua kisah dalam cerita drama digambarkan dalam bentuk dialog, baik dialog
antar tokoh ataupun dialog tokoh dengan dirinya sendiri (monolog).
o Naskah drama bisa berbentuk prosa atau puisi.
o Drama wajib mempunyai tokoh atau karakter yang diperankan oleh manusia,
wayang, serta boneka.
o Dalam drama wajib ada konflik atau ketegangan yang menjadi inti dari cerita
drama. Sebuah naskah (drama) yang tidak mengandung konflik tidak dianggap
sebagai drama yang baik.
o Gaya bahasa dalam sebuah drama juga penting karena menunjukkan latar masa
dan masyarakat yang diwakilinya,sekaligus drama ini mencerminkan sosiobudaya
masyarakat yang digambarkan oleh pengarang.
o Pementasan drama umumnya dilakukan di atas pentas yang sudah dilengkapi
beberapa perlengkapan serta peralatan guna menghidupkan suasana.
o Pertunjukan drama selalu dilakukan di hadapan penonton.

Pementasan drama umumnya dilakukan di atas pentas yang sudah dilengkapi beberapa
perlengkapan serta peralatan guna menghidupkan suasana (Foto: Pentas Art Laboratory
Bandung, “Prabu Lieur”, adaptasi dari “King Lear”, karya W. Shakespeare, sutradara &
adaptasi Rosyid E. Abby, 2015).*

C. Dialog sebagai Sarana Primer Drama


Luxemburg dan kawan-kawan (1984:160) menyebutkan bahwa dialog-dialog di dalam
drama merupakan bagian terpenting dalam sebuah drama, dan sampai pada tahap tertentu ini
juga berlaku bagi monolog. Berikut dijabarkan rumusan sederhana mengenai dialog sebagai
sarana primer dalam drama:
- Dialog berfungsi sebagai wadah bagi pengarang untuk menyampaikan informasi,
menjelaskan fakta atau ide utama. Pemahaman lain, dialog berfungi untuk penikmat
drama menangkap informasi atau jalannya cerita.
- Dialog mengungkapkan alur dari cerita. Dialog memberikan tuntunan alur kepada
penikmat dan penonton, melalui dialoglah penikmat drama mengetahui jalannya cerita.
Melalui dialog pula para aktor memperoleh gambaran tentang struktur cerita.
- Dialog memberikan kejelasan watak dan perasaan tokoh. Kalimat yang diujarkan tokoh
memberikan gambaran tentang sifat, watak, ataupun perasaan tokoh (kondisi psikologi
seperti sedih, marah, gembira, dsb).
- Dialog menciptakan dan melukiskan suasana. Dialog yang simpang siur atau tumpang
tindih akan menciptakan suasana yang tidak teratur. Sedangkan dialog yang rapi dan
tertib akan menciptakan suasana yang khidmat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dialog sangat bermakna pada sebuah drama.
Tanpa adanya dialog tidak akan tergambar peristiwa, watak tokoh dan alur cerita. Diibaratkan
pada manusia, manusia membutuhkan pangan sebagai sarana primer, begitu juga dengan drama
yang membutuhkan dialog.

***

DAFTAR PUSTAKA
- Dewojati, Cahyaningrum, 2010, Drama: Sejarah, Teori, dan Penerapannya. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
- Guntur Tarigan, Henry, Prof.Dr., 1984, Prinsip-prinsip Dasar Sastra, Bandung: Angkasa.
- WS, Hasanuddin, Drs. M.Hum., 1996, Drama: Karya dalam dua Dimensi, Bandung: Angkasa

Anda mungkin juga menyukai