Tania Intan
Abstract
This research aims to describe the narrative about women and infidelity in six short stories in a
collection of Kedai Bianglala short stories written by Anggun Prameswari. The research method is a
descriptive qualitative approach to literary psychology and content analysis techniques. The theoretical
foundation on which the study used the narrative theory of Bal, Genette, Fludernik, and Luxemburg, the
theory of female figures from Saryono, and the theory of infidelity from Vaughan and Brenot. The results
showed that women's figures in collecting short stories narrated through elements of physical-biological
identity, socio-economic identity, worldview, and lifestyle. The feelings of gloomy female characters are
described massively with the support of narrative strategies, including using the setting of the place and
atmosphere. However, male figures are seen as the beneficiaries of an affair relationship and do not have
a responsible attitude. The love affair, which became the dominant theme in the six short stories in
addition to placing women as perpetrators, also positioned them as victims.
Keywords: narration, women, affair, short stories, Anggun Prameswari
PENDAHULUAN
Ada satu penelitian yang ditemukan, yaitu teoretis pun telah digunakan dalam banyak
telaah yang dilakukan oleh Karisa dkk. penelitian, seperti di antaranya yang
(Karisa, 2017) dengan menggunakan dilakukan oleh Rahayu dkk. (2020) untuk
pendekatan strukturalisme genetik, berbeda mengkaji durasi naratif pada novel
dengan pendekatan yang digunakan dalam Merindu Baginda Nabi Karya
kajian ini. Naratologi sebagai landasan Habibburahman El Shirazy. Simpulan dari
101
Telaga Bahasa Vol. 9, No.1, April 2021
kajian ini adalah bahwa novel tersebut narasi. Dua unsur narasi yang akan dibahas
menggunakan dua gerakan naratif yaitu dalam penelitian ini adalah narator dan
adegan dan jeda. Kajian Septriani dkk. fokalisator. Genette, yang dipaparkan
(2017) mengungkap strategi naratif dalam kembali oleh Didipu (2019: 170),
penggambaran konflik ideologis di antara membincangkan penggunaan tiga istilah
Nahdhatul Ulama (NU) dan berbeda untuk ‘naratif’, yaitu: (1) story
Muhammadiyah serta negosiasi antartokoh ‘cerita’ sebagai konten narasi, (2) narrative
yang ditampilkan di dalam novel Kambing ‘naratif atau penceritaan’ yaitu wacana
dan Hujan karya Mahfud Ikhwan. atau teks naratif itu sendiri, dan (3)
Sedangkan Tenriawali dkk. (Tenriawali, narrating ‘menceritakan’ sebagai aksi atau
2019) membahas tipe narator di dalam tindakan memproduksi naratif. Dari ketiga
novel Telegram karya Putu Wijaya. Hasil istilah tersebut, Genette berfokus pada
penelitian ini menunjukkan bahawa ada makna kedua, yaitu tingkat wacana naratif
dua tipe narator dalam novel tersebut yaitu (narrative discourse) karena memiliki
narator internal dan narator eksternal yang wilayah kajian yang lebih luas sebagai
tidak diketahui identitasnya. analisis tekstual (textual analysis) sehingga
Dari uraian tentang penelitian tepat dijadikan sebagai alat analisis naratif
terdahulu tersebut, dapat diketahui bahwa sastra. Menurut Genette, struktur naratif
kajian terhadap kumpulan cerpen Kedai terdiri atas lima kategori utama, yaitu (1)
Bianglala dengan meneliti teknik urautan naratif (order), (2) durasi naratif
penggunaan narasi tentang perempuan dan (duration), (3) frekuensi naratif
perselingkuhan belum dilakukan. Oleh (frequency), (4) modus naratif (mood), dan
karena itu, penelitian ini dapat dilakukan (5) suara naratif (voice). Urutan naratif
dengan harapan dapat melengkapi dan mengacu pada hubungan antara urutan
memperkaya khazanah kajian cerpen di kejadian dalam cerita dan pengaturannya
Indonesia. Selain itu, penelitian ini dalam cerita. Urutan penyajian cerita dapat
diharapkan dapat memberikan kontribusi secara kronologis atau berurutan maju
pada pengembangan kajian tentang narasi (prolepsis), dan dapat pula secara non-
dan perempuan dalam teks sastra. Untuk kronologis atau kilas balik flashback
membatasi ruang lingkup penelitian ini, (analepsis). Durasi naratif menggambarkan
permasalahan dirumuskan pada pertanyaan perbedaan antara waktu yang sebenarnya
mengenai bagaimana cara tema perempuan dari suatu peristiwa (discourse time) dan
dan perselingkuhan dinarasikan di dalam waktu yang dibutuhkan narator untuk
kumpulan cerpen Kedai Bianglala karya menceritakan peristiwa tersebut (narrative
Anggun Prameswari. time). Frekuensi naratif berhubungan
dengan kekerapan sebuah peristiwa terjadi
TEORI dalam cerita dan seberapa sering peristiwa
Teori yang digunakan dalam penelitian ini tersebut ditampilkan dalam cerita. Modus
adalah naratologi Bal (Bal, 1997), adalah naratif berfokus pada konsep jarak
teori naratif, teks naratif, citra, tontonan, (distance) dan perspektif (perspective) atau
peristiwa, dan artefak budaya untuk fokalisasi (focalization). Suara naratif
bercerita. Naratologi memungkinkan untuk (voice) berhubungan dengan siapa yang
memahami, mengkaji, dan mengevaluasi
102
bercerita (narator) dan dari posisi mana ia orientasi budaya, pandangan dunia,
bercerita (Didipu, 2019: 170). pandangan hidup, dan gaya hidup. Setiap
Bal (1997: 9) berargumentasi bahwa unsur tersebut membentuk setiap sosok
narator adalah konsep utama dalam analisis perempuan.
teks naratif, yang ditunjukkan dalam teks Identitas fisikal-biologis dan etnis
dan berkaitan erat dengan gagasan merupakan elemen konstruktif dari sosok
fokalisasi. Hanya narator yang perempuan yang paling cepat dan mudah
menceritakan atau membacakan narasi/ dideteksi dalam teks. Hal-hal yang biasa
cerita. Menurut Fludernik (2009: 21), diungkapkan adalah umur, warna kulit,
narator mungkin saja merupakan tokoh warna rambut, pakaian, aksesoris tubuh,
dalam plot yang melaporkan langsung apa dan cara berjalan (Saryono, 2009: 13).
yang dialaminya sendiri. Narator juga Identitas sosial ekonomis perempuan,
dapat muncul sebagai orang ketiga yang menurut Saryono (2009: 17) meliputi
bukan merupakan tokoh utama dalam status atau kedudukan sosial, kelas/
cerita, ataupun berada di luar cerita. lapisan/golongan, tingkat pendidikan, jenis
Fokalisasi menurut Bal (1997: 42) pekerjaan, dan keadaan ekonomi.
merupakan hubungan di antara visi dan apa Selanjutnya, menurut Sastrowardoyo,
yang dilihat. Objek yang dapat difokalisasi sebagaimana dinyatakan Saryono (2009:
dijelaskan Luxemburg (1986: 137) terdiri 19), orientasi budaya berkaitan dengan
atas tokoh, ruang, penyajian peristiwa, dan tinjauan arah budaya yang dianggap benar
hubungan di dalam kurun waktu. Tokoh oleh golongan itu, misalnya budaya
dicirikan oleh cara mereka dalam spiritual/ material, budaya Menurut Bell
memandang hal-hal yang ada di sekitar yang dikutip Haryono (2013: 26), beberapa
mereka. Sedangkan fokalisasi ruang sebab terjadinya perselingkuhan adalah:
meliputi tempat atau lokasi terjadinya mencari variasi, balas dendam,
peristiwa yang diamati fokalisator. penentangan pada monogami, pencarian
Dari pembacaan atas kumpulan kepuasan secara emosional, pengaruh
cerpen Kedai Bianglala, terungkap bahwa teman dekat, skandal yang melibatkan istri/
tokoh perempuan selalu menempati posisi suami, anggapan diri yang muda dan
penting, sementara laki-laki dikisahkan menarik, dan alasan kesenangan. Ginanjar
sekilas datang, melukai, lalu pergi. (2009: 67-68) dan Satiadarma (2001)
Menurut Saryono (2009: 13-14), sosok sepakat bahwa perselingkuhan melibatkan
perempuan merupakan salah satu unsur aspek emosional, aspek seksual,
konstitutif model dunia-kehidupan yang kerahasiaan, perhatian, perilaku lupa,
sangat strategis dan penting untuk perubahan sikap, dan perubahan derajat
dicermati [dalam sebuah karya sastra]. kebersamaan.
Yang dimaksud sosok perempuan adalah
gambaran wujud atau profil tokoh-tokoh METODE
perempuan yang berada, mengada, dan Penelitian ini dilakukan dengan
hidup di dalam dunia kehidupan tertentu. pendekatan psikologi sastra, yaitu
Sosok perempuan yang relatif utuh dan pendekatan yang mengkaji aspek kejiwaan
lengkap meliputi identitas fisikal-biologis para tokoh, yang dalam konteks penelitian
dan etnis, identitas sosial ekonomis, ini, tokoh perempuan. Sedangkan landasan
103
Telaga Bahasa Vol. 9, No.1, April 2021
teoretis yang digunakan untuk penelitian dengan teknik studi dokumentasi yang
ini di antaranya teori narasi dari Bal, dibantu instrumen berupa kisi-kisi
Fludernik, dan Luxemburg, teori sosok identifikasi dan klasifikasi data. Data
perempuan dari Saryono, dan teori tersebut kemudian dikaji dengan metode
perselingkuhan dari Vaughan dan Brenot. analisis isi, yaitu teknik penelitian untuk
Penentuan sumber data dilakukan membuat inferensi-inferensi yang dapat
dengan cara penyampelan internal ditiru dan data yang valid dengan
(internal sampling). Cerpen-cerpen dengan memperhatikan konteksnya (Krippendorff,
tema yang sama, yaitu tentang perempuan 1991: 17).
dan perselingkuhan diklasifikasikan. tradisional/modern, budaya mitis/
Data dipilih dari kumpulan cerpen ontologis/ fungsional.
karya Anggun Prameswari berjudul Kedai Pandangan dunia, menurut Kleden
Bianglala (2014), yang diterbitkan oleh yang dikutip Saryono (2009: 23),
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia bersumber dari orientasi budaya.
(Grasindo). Buku ini terdiri atas dua puluh Pandangan dunia dapat diterjemahkan
cerita pendek yang tergabung dalam 178 melalui tata tingkah laku yang merupakan
halaman. Untuk penelitian ini, telah dipilih operasionalisasinya. Pandangan hidup
enam kisah yang memiliki kesamaan tema, perempuan dapat bersifat elitis,
dengan judul sebagai berikut: (1) Dosa- aristokratis, feodal, borjuis, konservatif,
dosa yang Manis (majalah Chic no. egaliter, dan sebagainya (Saryono, 2009:
96/2011), (2) Dongeng Cinta Dua Wanita 26). Sementara itu, menurut Kartodirdjo,
(majalah Chic no. 92/2011), (3) KM. 40 sebagaimana dijelaskan kembali oleh
(majalah Chic no. 126/2012), (4) Sepasang Saryono (2009: 29), gaya hidup perempuan
Mata Kenangan (Media Indonesia, 20 merupakan pola tingkah laku sehari-hari di
Oktober 2013), (5) Kupu Menari di Pagi masyarakat, sebagai totalitas dari pelbagai
Hari, dan (6) Wanita Bergaun Merah. tata cara, adat kebiasaan, struktur
Penentuan sumber data dilakukan dengan kelakuan, kompleks lambang-lambang, dan
cara penyampelan internal (internal mentalitas yang memengaruhi
sampling). kehidupannya.
Sesuai dengan permasalahan yang Perselingkuhan merupakan salah satu
telah dirumuskan, data penelitian ini tema dominan yang disampaikan secara
terpusat atau terbatas pada tokoh utama eksplisit di dalam kumpulan cerpen Kedai
dan tokoh bawahan perempuan dalam Bianglala. Vaughan dalam Fajri &
masing-masing cerpen meskipun fokus Mulyono (2017: 3) menyebutkan bahwa
kajian diarahkan pada tokoh utama perselingkuhan adalah keterlibatan seksual
perempuan. Data penelitian meliputi data dengan orang lain yang bukan merupakan
identitas fisikal-biologis dan etnis, identitas pasangan primer. Hal ini selaras dengan
sosial ekonomis, orientasi budaya, gagasan Brenot (2011) bahwa perilaku
pandangan dunia, pandangan hidup, sikap selingkuh merupakan pengingkaran
hidup, dan gaya hidup tokoh-tokoh terhadap komitmen pernikahan monogami
perempuan (Saryono, 2009: 13). yang dilakukan secara diam-diam oleh satu
Data berupa kata, frasa, dan kalimat pasangan kepada pasangannya.
dikumpulkan dari keenam cerpen tersebut
104
Dalam Irawan dan Suprapti (2018), pernah mencintai dirinya sejak mereka
Buunk menjelaskan bahwa intensi menikah. Ia tahu bahwa mas Hendro
berselingkuh merupakan kemungkinan mencintai perempuan lain. Eli hampir saja
subjektif seseorang untuk melakukan menyatakan bahwa perempuan lain yang
perilaku selingkuh (jatuh cinta, merayu, dimaksud adalah dirinya.
bercumbu, hingga melakukan relasi
seksual) dengan orang lain selain Cerpen Dongeng Cinta Dua Wanita
pasangannya, apabila ada kesempatan Cerpen berikutnya berjudul Dongeng
untuk melakukannya. Dalam konteks Cinta Dua Wanita, dengan dua tokoh
psikologis, Eriningtyas (2018) utama perempuan. Yang pertama, tamu
berargumentasi bahwa seseorang dengan kafe, seorang perempuan bertubuh tinggi
kematangan emosi yang rendah memiliki kurus dan berkulit pualam. Yang kedua,
kecenderungan berselingkuh yang lebih pelayan kafe, seorang perempuan bertubuh
tinggi. kurus pendek berkulit coklat keemasan
HASIL DAN PEMBAHASAN seperti karamel. Perempuan berkulit
Bagian ini terbagi ke dalam tiga pualam selalu datang ke kafe untuk
bagian, yaitu: paparan mengenai cerpen- memesan hot latte dan merokok. Ia selalu
cerpen yang dikaji, narasi tentang sosok melamun karena merindukan kekasihnya,
perempuan, dan perselingkuhan yang seorang laki-laki yang sudah berkeluarga.
menjadi tema dominan dalam kumpulan Laki-laki itu telah memutuskan untuk
cerpen Kedai Bianglala. meninggalkannya sehingga membuat
perempuan itu mencoba bunuh diri dengan
Sinopsis Cerpen-Cerpen dalam Kedai cara menenggak obat tidur. Sementara itu,
Bianglala perempuan berkulit keemasan mencintai
Cerpen Dosa-Dosa yang Manis seorang laki-laki yang sering menyakitinya
Sepeninggal papa, mama pun harus karena cemburu namun selalu meminta
bekerja. Ia pergi di malam hari dengan maaf setelahnya. Oleh karena sudah
dandanan mencolok dan parfum merasa tidak tahan, perempuan ini juga
menyengat, lalu pulang dan tidur pernah mencoba bunuh diri dengan cara
sepanjang siang. Mama juga sering menyayat tangannya. Cerita ditutup dengan
membawakan hadiah dari beberapa teman narasi dari pencerita orang ketiga yang
lelakinya yang diterima dengan senang hati mengungkap bagaimana kedua protagonis
oleh Eli, namun ditolak oleh kak Vina. saling mengobservasi. Perempuan berkulit
Sikap keras kak Vina pada mama membuat pualam melihat perban di pergelangan
mereka bertengkar. Setelah lulus kuliah perempuan berkulit keemasan. Sementara
dan bekerja, kak Vina menjalin hubungan itu, perempuan berkulit keemasan menatap
dengan mas Hendro, yang mengingatkan mata sembab perempuan berkulit pualam
Eli pada papa yang disayanginya. Eli dan yang kehitaman karena habis menangis.
mas Hendro pun menjadi akrab. Namun, Mereka merasa sudah saling mengenal
pada suatu hari, mas Hendro meninggalkan sejak lama.
kak Vina dan dua anak mereka untuk
selamanya. Perasaan kak Vina hancur Cerpen KM 40
karena ia merasakan suaminya itu tidak
105
Telaga Bahasa Vol. 9, No.1, April 2021
maupun cakapan dan lakuan tokoh ‘kulitnya seputih pualam, berpadu elok
perempuan, baik secara mendetil maupun dengan legam berkilau rambut
umum-selintas saja. lurusnya’(Prameswari, 2014). Dalam
Pada cerpen Dosa-dosa Manis, tokoh persepsi perempuan, rambut merupakan
Eli dan Kak Vina tidak digambarkan penanda identitas yang penting. Rambut
tampilan fisiknya, hanya disebutkan bahwa yang lurus dan panjang selain sebagai
mereka berbeda umur sepuluh tahun (hal. lambang femininitas, juga sebagai simbol
2). Sebaliknya Mama, disebutkan sebagai kekayaan karena merawat rambut panjang
perempuan yang bekerja di malam hari membutuhkan biaya yang tidak sedikit
dengan riasan tebal dan berwangi parfum (Widiastuti, 2008)
kuat (hal. 3). Meskipun tidak disebutkan Selain kulit dan rambut, mata juga
secara eksplisit, informasi ini merujuk menjadi bagian penting dari tubuh
pada sosok perempuan dengan profesi perempuan, sebagaimana ditunjukkan
tertentu. Sedangkan cerpen Dua Cinta Dua melalui cerpen Sepasang Mata Kenangan.
Wanita menampilkan sosok dua Narator-tokoh laki-laki mengingat mata
perempuan yang diidentifikasi melalui perempuan itu karena sangat
peran mereka yaitu pelayan kafe dan tamu mengesankannya.
kafe, serta warna kulitnya. Keduanya
melakukan observasi satu sama lain, dan Matanya hitam, dengan lentik bulu
memiliki impresi bahwa yang lain mata dan alis melengkung landai.
menjalani hidup yang lebih bahagia Tepat saat aku melihat bola
daripada dirinya. matanya, aku terisap. Pekat, persis
lubang hitam.
Dan wanita berkulit karamel itu Pada sepasang mata itu, aku
selalu memperhatikanku. Apa yang merasakan kesedihan, menggelegak
ia ingin ketahui dariku? persis ombak di musim badai.
[…] (Prameswari, 2014: 96).
Wanita berkulit pualam itu pasti
tak akan mengerti. Wanita secantik Mata merupakan cermin dari
itu pasti memiliki seorang perasaan perempuan. Hal ini terbukti dari
penyayang. Sanggup memberikannya berubahnya warna kelam mata tokoh
kehidupan yang nyaman perempuan itu menjadi berwarna dan
(Prameswari, 2014: 23-25). ‘mencorong oleh amarah, dengan lidah api
Selain warna kulit, bagian fisik dari menyambar-nyambar’ Mata juga
sosok perempuan yang dimunculkan juga merupakan hal yang dibincangkan dalam
adalah rambut, seperti ‘rambutnya cerpen KM 40, yang menggambarkan mata
berombak dengan warna burgundy gelap’ ‘suara hati’ protagonis perempuan yang
(‘Mas Hendro mengacak-acak rambut Eli ‘sama, hanya lebih tajam’ Dimensi indrawi
yang lurus sebahu’, ‘rambut lurusnya lain yang digunakan untuk mendeteksi
sedikit lebih panjang dari bahu, berpadu identitas fisikal perempuan selain
dengan kulit cokelat’ (Prameswari, 2014) penglihatan adalah penciuman, seperti
‘wanita berkulit putih dengan rambut hitam ‘wangi parfum mama yang berbaur dengan
berombak’ (Prameswari, 2014) dan wewangian lain entah siapa’,‘aromanya
108
khas bercampur dengan wangi parfum Tokoh perempuan dalam cerpen KM
mawar Maroko’. 40 digambarkan sebagai perempuan
Dari pembacaan terhadap cerpen- pekerja yang berselingkuh dengan rekan
cerpen yang dikaji, diperkirakan bahwa kerjanya selama hampir lima belas tahun.
sosok perempuan yang ditampilkan Ia mengalami pertentangan batin karena
sebagian besar adalah perempuan muda menyadari bahwa yang ia lakukan adalah
dewasa. Realitas ini ditunjukkan dengan kesalahan namun sulit untuk dihentikan.
penggunaan indikator seperti penyebutan
‘pertengahan dua puluhan, sebaya diriku’ “Seperti KM 40 itu,” katamu. “Itulah
dan perempuan berumur empat puluh persimpangan dirimu sekarang. Di
tahun. titik ini, kau harus memilih. Apa
Identitas sosial ekonomis tidak akan mengambil jalur di pintu keluar
disebutkan secara eksplisit, namun dapat tol tiga kilometer lagi, sampai di
dipahami bahwa para tokoh perempuan kantor dan menemuinya? Atau kau
berasal dari kelas sosial beragam, yang keluar di gerbang tol satu kilo lagi,
sebagian besar dari kelas menengah ke memutar balik untuk kembali pulang
atas. Kak Vina bekerja sebagai sekretaris ke rumah, menangis sejadi-jadinya,
di perusahaan ekspor-impor sehingga sampai luka itu sembuh sempurna.
sepeninggal suaminya, mas Hendro, masih Kau bukan pizza yang bisa diantar ke
dapat menghidupi diri dan anak-anaknya. rumahnya setiap kali dia rindu.”
Sedangkan dalam cerpen Wanita Bergaun “Aku tidak bisa memilih.”
Merah, secara tersirat, terungkap bahwa “Harus!” bentakmu.
kehidupan keluarga protagonis perempuan (Prameswari, 2014: 36)
dihancurkan karena sang ayah pergi
bersama kekasihnya. Hal ini menyiratkan Perempuan berumur empat puluh
lemahnya nilai negosiasi perempuan bila tahun itu dapat disebut mandiri secara
ditinggalkan oleh pasangannya. finansial karena memiliki pekerjaan tetap
dan kendaraan sendiri. Tokoh tersebut juga
Slide film lawas di benakku bergerak melakukan perselingkuhan dengan
cepat. Menghadirkan gambar-gambar kesadaran penuh dan di usianya yang
tua nan kabur. Mamaku memohon semakin matang, ia menyadari tidak akan
papa untuk kembali pulang ke pernah dinikahi oleh laki-laki
rumah. Tapi papa malah selingkuhannya.
menggamit mesra wanita bergaun Dua sosok perempuan pada cerpen
merah yang berkulit putih dengan Dua Cinta Dua Wanita dipertemukan
rambut hitam berombak. […] Papa dalam ruang kafe yang merupakan tempat
tak pernah kembali. Wanita bergaun untuk masyarakat kelas menengah ke atas.
merah itulah mimpi buruk yang ingin Hal ini ditunjukkan dengan elemen-elemen
kulupakan. […] Aku menjelma yang terkait seperti musik jazz yang
menjadi wanita yang telah mengalun dengan penyanyi Michael Bublé
menghancurkan hidupku? dan minuman hot latte yang dipesan.
(Prameswari, 2014: 175-176) Perempuan berkulit pualam juga datang
dan pergi dengan taksi.
109
Telaga Bahasa Vol. 9, No.1, April 2021
Tokoh kak Vina dan Eli pada cerpen Harusnya aku tak melihatnya.
Dosa-Dosa Manis ditampilkan memiliki Harusnya aku dipukuli sampai mati
pandangan hidup yang kontras. Bila Vina saja.
menolak mentah-mentah hadiah yang “Kenapa kau selalu genit sama
dibawa ibunya dari laki-laki yang telah semua orang? Kau anggap aku ini
berkencan dengannya, Eli digambarkan apa?”
lebih toleran. Dengan senang hati, ia akan […]
menerima coklat dan perhiasan yang Aku pun tahu kami akan baik-
memang disukainya, ia menyebutnya baik saja. Aku tidak akan mati
sebagai ‘dosa manis’. Dalam pandangan hanya karena ini. Aku tidak akan
Eli, ‘dosa manis’ adalah hak bagi setiap mati demi orang yang kucintai
orang sehingga tidak seharusnya sekaligus menyakitiku.
disalahkan. (Prameswari, 2014: 27-28)
Mama masih pulas tertidur dan tak Gaya hidup perempuan yang modern
mendengarkan ketusnya Kak Vina. dan mandiri dihadirkan dalam cerpen Dua
“Dosa?” Cinta Dua Wanita, yang tercermin melalui
“Apa kamu enggak pernah curiga budaya konsumsi yang diadopsi para
apa?” Apa kamu enggak pernah tokoh, seperti perempuan berkulit pualam
penasaran apa kerja Mama, Mama meminum kopi dan merokok sendirian.
dapat uang dari mana, dari mana
semua oleh-oleh itu, heh?” Ia memesan minuman yang sama,
Eli menggeleng pelan, “Pasti dosa secangkir hot latte. Apakah ada
yang manis ya, Kak? Semanis kue kenangan dengan minuman itu? […]
ini …” (Prameswari, 2014) Ia selalu menghisap beberapa
batang Dunhill hijau. Aromanya
Perempuan pelayan kafe berkulit khas bercampur dengan wangi
warna keemasan dalam cerpen Dua Cinta parfum mawar Maroko yang
Dua Wanita juga adalah orang yang memenuhi beberapa titik tubuhnya.
toleran. Ia dapat menerima kekerasan yang (Prameswari, 2014: 22)
dilakukan kekasihyang memukulinya
karena merasa cemburu. Ia menyadari laki- Sebaliknya, kehidupan perempuan
laki itu memiliki masa lalu yang muram sebagai ibu rumah tangga ditempuh oleh
karena sering melihat ibunya dipukuli ayah tokoh perempuan bermata kelam dalam
tirinya, dan selalu menghibur diri bahwa cerpen Sepasang Mata Kenangan
laki-laki itu akan berubah. sebagaimana diuraikan oleh narator laki-
laki yang menguntitnya. Rutinitas merawat
Kami akan baik-baik saja. Sampai anak dan rumah menjadi bagian dari
sekali lagi memukulku lagi, sampai hidupnya sehari-hari.
aku jatuh tersungkur dengan hidung
membentur ubin. Aku tak punya Kini setiap hari, aku mengikutinya.
tenaga untuk bangkit. Seharusnya Dia seorang ibu rumah tangga
pisau itu tak tergeletak di sana. dengan dua anak laki-laki berusia
110
lima dan dua tahun. Selepas subuh, Hampir saja bibirnya mengucap
dia menguak pintu dan jendela betapa Mas Hendro mencintai
rumahnya lebar-lebar. Dia mencuci dirinya, sang adik yang mendamba
baju setiap Senin, Rabu, dan Jumat dosa yang manis. Hampir saja ia
pagi. Suami dan si sulung berangkat membuka rahasia yang disimpan
pagi-pagi sekali. Lalu, sambil kuat oleh Mas Hendro sampai akhir
menggendong si bungsu, dia berjalan hayatnya. Hampir saja Kak Vina tahu
kaki ke pasar. Pulangnya selalu naik kalau satu malam sebelum akad
becak. Dia tidak pernah nikah itu, Mas Hendro
bercengkerama dan bergosip mencumbunya dan menunjukkan
bersama para tetangga. Kakakku betapa lembut cintanya kepada Eli.
benar, dia pendiam, dan tidak Hampir saja meluncur kalimat dari
menonjol. bibirnya kalau ranjang pengantin
Tapi matanya, makin lama kuamati, Mas Hendro telah terbagi bahkan
kelamnya makin pekat. (Prameswari, sebelum kakaknya menjadi
2014: 98) pengantin. Hampir saja …
(Prameswari, 2014)
Perempuan bermata kelam itu
memasak karena menurut ibunya, Kak Vina hingga akhir cerita tidak
perempuan harus pintar memasak agar mengetahui bahwa perempuan yang
disayang suami. Akan tetapi, ibunya yang menjadi rivalnya adalah Eli, adiknya
pandai masak tetap ditinggalkan oleh sendiri. Semua tokoh digambarkan
suaminya demi perempuan lain, dan menderita pada akhirnya, termasuk mas
kemudian sekali lagi dikhianati oleh suami Hendro yang harus memendam perasaan
keduanya (Prameswari, 2014) rahasia pada Eli, hingga akhir usianya.
Dari pembahasan terhadap narasi Penghukuman pada pihak yang
mengenai sosok perempuan yang berselingkuh dialami oleh laki-laki itu,
ditampilkan, terungkap adanya variasi yang dikisahkan mati dan meninggalkan
karakter yang beragam, mulai dari identitas istri dan dua anak kembarnya.
fisikal-biologis, identitas sosial ekonomis, Dalam cerpen Dongeng Cinta Dua
pandangan hidup, serta gaya hidup. Wanita, dikisahkan ada seorang perempuan
berkulit pualam memiliki kekasih laki-laki
Perselingkuhan sebagai Tema Dominan yang telah berkeluarga. Kulit berwarna
dalam Kedai Bianglala pualam ini dapat mengindikasikan sifat
Dalam cerpen Dosa-Dosa yang ‘putih dan terawat’ sehingga menunjukkan
manis, Eli dikisahkan berselingkuh dengan latar sosial tokoh tersebut yang
mas Hendro, suami kakaknya, pada malam kemungkinan berasal dari kelas menengah.
sebelum pernikahan mereka. Eli mencintai Laki-laki itu pada akhirnya lebih memilih
kakak iparnya yang terpaut usia lima belas keluarganya, istri dan anaknya, daripada
tahun darinya itu, terutama karena ia mirip sang kekasih.
dengan ayahnya yang telah meninggal.
“Maaf Sayang, aku harus pulang.”
111
Telaga Bahasa Vol. 9, No.1, April 2021