Anda di halaman 1dari 14

JENIS-JENIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF

ANTOLOGI CERPEN PENJAGAL ITU TELAH MATI KARYA


GUNAWAN BUDI SUSANTO

TYPES OF EXPRESSIVE SPEECH ACTS


IN THE SHORT STORY ANTHOLOGY OF PENJAGAL ITU TELAH MATI BY
GUNAWAN BUDI SUSANTO

Muhammad Sirotol Mustaqima, Djatmikab, Sri Marmantoc


a,b,c
Fakultas Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jalan Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
Telepon (0271) 632450, Faksimile (0271) 632450
Pos-el: sirotolmustaqim21@gmail.com

Naskah diterima: 26 September 2018; direvisi: 2 Juni 2019; disetujui: 17 Desember 2019

Permalink/DOI: 10.29255/aksara.v31i2.318.311-324

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mencari jenis-jenis tindak tutur ekspresif dalam antologi cerpen
Penjagal Itu Telah Mati karya Gunawan Budi Susanto. Dan menemukan apa sajakah jenis-
jenis tindak tutur ekspresif di dalamnya. Jenis penelitian ini deskriptif-kualitatif, dengan
pendekatan teori pragmatik. Sumber data penelitian ini adalah antologi cerpen Penjagal Itu
Telah Mati, dan data penelitian ini adalah tuturan yang di dalamnya mengandung tindak
tutur ekspresif. Peneliti menggunakan teknik total sampling. Data diperoleh menggunakan
metode analisis dokumen atau dokumentasi. Hasil analisis penelitian ini sebagai berikut:
Hasil penelitian yang diperoleh dari keseluruhan data yang berjumlah 128 data, ditemukan
ada 23 jenis tindak tutur ekspresif yang terdiri dari tindak tutur ekspresif; meminta maaf
19 data (14,28%), memuji 12 data (9,02%), sengsara 10 data (7,51%), terima kasih dan
menyetujui 9 data (6,76%), membantah, berharap dan salam 8 data (6,01%), dan memprotes
8 data (6,01%). Kemudian tindak tutur ekspresif bersimpati 5 data (3,75%), menyalahkan,
bersyukur, kesenangan dan mengkritik 4 data (3,00%), menyesalkan dan mengecam 3 data
(2,25%), mengutuk, mengejek, dan mengucapkan selamat 2 data (1,50%), dan memaki,
mengumpat, terkejut, dan berduka cita 1 data (0,75%).

Kata Kunci: cerpen, pragmatik, tindak tutur

Abstract
This study aims to find the types of expressive speech acts in the short story anthology of
Penjagal Itu Telah Mati by Gunawan Budi Susanto. And to discover what kinds of expressive
speech acts is in it. This research type is descriptive-qualitative, with the approach of
pragmatic theory. The source of this research data is the short story anthology of Penjagal
Itu Telah Mati, and the data of this research is a speech in which contains expressive
speech acts. The researchers used total sampling technique. Data were obtained by using
document analysis method or documentation. The results of this research analysis are as
follows: The result obtained from the total data that amounted to 128 data, found there are
23 types of expressive speech acts consisting of expressive speech acts; apologize 19 data
(14,28%), praised 12 data (9,02%), miserable 10 data (7,51%), thanks and approved 9 data

ISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online) , Vol. 31, No. 2, Desember 2019 311
Jenis-Jenis Tindak Tutur Ekspresif Antologi Cerpen Penjagal Itu Telah Mati Karya Gunawan Budi Susanto Halaman 311 — 324
(Muhammad Sirotol Mustaqim, Djatmika, dan Sri Marmanto)

(6,76%), denied, hoped, and regards 8 data (6,01%), and protested 8 data (6,01%). Then the
expressive speech acts sympathetically 5 data (3,75%), blame, grateful, fun, and criticize 4
data (3,00%), deplore and admonish 3 data (2,25%), condemn, mock, and congratulate 2
data (1,50%), and pussy, cuss, shock, and mourn 1 data (0,75%).

Keywords: short story, pragmatic, speech act

How to cite: Mustaqim, M.S., Djatmika, dan Marmanto, S. (2019). Jenis-Jenis Tindak Tutur Ekspresif
Antologi Cerpen Penjagal Itu Telah Mati Karya Gunawan Budi Susanto. Aksara, 31(2), (DOI: 10.29255/
aksara.v31i2.318.311-324).

PENDAHULUAN atau yang dianggap sebagai PKI dihabisi dan


Salah satu media tulis yang termasuk dalam dihilangkan dari daftar manusia di Indonesia.
kajian ilmu pragmatik adalah sastra atau karya Ketidakadilan dan kekejaman yang menyayat
sastra. Sastra dan bahasa merupakan dua bidang pada zaman itu membuat kisah yang dituangkan
yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara begitu sangat emosional yang pengarang
sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek, tuangkan dalam cerpen tersebut sebagai cara ia
& Werren, 1995, hlm. 218). Bahasa digunakan untuk menghilangkan ketertekanan masa lalu
oleh pengarang atau sastrawan sebagai bahan sebagai korban politik 1965, meski bayang-
mentah dalam proses kreatif penciptaannya. bayang tersebut tidak semudah itu dilupakan.
Salah satunya adalah cerita pendek (cerpen, Berdasarkan latar belakang tersebut,
selanjutnya disingkat cerpen). Sebuah karya peniliti mencoba meneliti karya terbaru
sastra yang berisikan kumpulan-kumpulan Gunawan untuk menemukan apa sajakah jenis-
cerita pendek memuat sisi budaya, bahasa, jenis tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam
sosial, psikologi, dan pengalaman pribadi antologi cerpen Penjagal Itu Telah Mati.
pengarangnya itu sendiri. Penelitian relevan yang sama dalam hal
Penjagal itu telah mati adalah sebuah mengkaji tindak tutur ekspresif dalam sebuah
antologi cerpen karya Gunawan Budi Susanto karya sastra adalah penelitian milik Gilang
yang berkisah tentang sejarah Indonesia tahun Fadhilia Arvianti (Arvianti, 2016) dalam
60-an, menceritakan kejadian nyata yang jurnal Transformatika yang berjudul Tindak
dialami oleh penulis sebagai korban tragedi ilokusi Ekspresif Dalam Komik Big Bad
peristiwa 1965 mengenai pembantaian PKI Wolf: The Baddest Day dan Terjemahaanya.
pada masa kepemimpinan Jenderal Baret Penelitian ini meneliti mengenai tindakan
Merah. Dari judul Di Kubur Manakah Kau ilokusi yang muncul dalam komik Big Bad
Temukan Tubuhku sampai Tak Kaudengarkah Wolf: The Baddest Day dan terjemahannya yang
Suara Moetiah. Penulis membeberkan kisah berjudul “Serigala Jahat: Hari Terburuk”. Fokus
nyata hidupnya yang penuh derita secara tulisan ini adalah tindakan ilokusi ekspresif,
psikis dan mental dalam kumpulan cerpen ini. bentuk tindak tutur ini membahas tentang
Ada sebuah sejarah yang ingin ia sampaikan ungkapan perasaan dari penuturnya. Selain
mengenai konflik 1965 sebagai tahanan politik, mengklasifikasikan jenis ilokusi ekspresif
yang pada saat itu nama PKI atau keturunan PKI yang terdapat dalam komik, penelitian ini

312 , Vol. 31, No. 2, Desember 2019 ISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online)
Halaman 311 — 324 Types of Expressive Speech Acts in the Short Story Anthology of Penjagal Itu Telah Mati By G.B.Susanto
(Muhammad Sirotol Mustaqim, Djatmika, dan Sri Marmanto)

juga membahas teknik yang digunakan oleh kajian makna dalam interaksi, sedangkan
penerjemah dalam menerjemahkan tindak Richard (1980) mengatakan, bahwa pragmatik
ilokusi ekspresif dari BSu (Bahasa Sumber) ke adalah kajian tentang penggunaan bahasa di
BSa (Bahasa Sasaran). dalam komunikasi, terutama hubungan di
Penelitian Fitriana (2014) yang berjudul antara kalimat dan konteks yang disertai situasi
“Analisis Teknik dan Kualitas Terjemahan penggunaan kalimat itu (Sulistyo, 2013, hlm. 2).
Tindak Tutur Ekspresif dalam Novel Stealing Pragmatik sendiri merupakan ilmu bahasa yang
Home (Hati Yang Terenggut) Karya Sherryl berkenaan dengan tindak tutur dan situasi tutur.
Woods”. Dalam analisis ini Irta menganalisis Teori ini muncul karena adanya ketidakpuasaan
jenis tindak tutur ekspresif pada novel Stealing peneliti bahasa yang hanya mengkaji bahasa
Home beserta terjemahannya, dan mengetahui secara formal atau hanya pada bentuk saja.
tingkat keakuratan, keberterimaan, dan Leech (2011, hlm. 19) mengatakan bahwa
keterbacaan terjemahan tindak tutur ekspresif Pragmatik merupakan ilmu yang mengkaji
pada novel tersebut. mengenai makna dalam hubungannya dengan
Penjagal Itu Telah Mati karya Gunawan situasi ujar. Secara praktis, pragmatik dapat
Budi Susanto, akan dijadikan acuan untuk didefinisikan sebagai studi mengenai makna
meneliti apa sajakah jenis-jenis tindak tutur ujaran dalam situasi-situasi tertentu, dalam
ekspresif yang terdapat dalam kumpulan suatu program yang menyeluruh mengenai studi
cerpen tersebut. Manfaat dalam penelitian ini bahasa sebagai sistem komunikasi.
diharapkan ada pemahaman lebih jauh tentang Teori mengenai tindak tutur pertama kali
teori pragmatik tindak tutur ekspresif mengenai dicetuskan oleh Austin tahun 1911—1960.
jenis-jenis tindak tutur dalam pengkajian dialog Dalam bukunya How to Do Thing with Words
dalam sebuah cerpen. Kemudian, secara praktis (1962) ia mencetuskan teori tentang tindak
penelitian ini diharapkan dapat memberikan tutur (Speech Act Theory). Menurut Austin,
masukan yang cukup dalam aplikasi linguistik ketika bertutur seseorang tidak hanya bertutur
khususnya pada kajian pragmatik tindak tutur tapi juga melakukan sesuatu tindakan. Austin
ekspresif dan memberikan tambahan wawasan pada dasarnya memandang bahwa manusia,
cara menelaah karya sastra, khususnya menelaah dengan menggunakan bahasa dapat melakukan
dialog dan isi dari karya sastra. tindakan-tindakan yang disebut tindak tutur
Penelitian menggunakan teori pragmatik (speech Act) (Raharjo, 2012, hlm. 206).
untuk mengkaji tindak tutur ekspresif, guna Bagi Austin, tujuan penutur dalam bertutur
menyelesaikan rumusan masalah mengenai apa bukan hanya untuk memproduksi kalimat-
sajakah jenis-jenis tindak tutur yang terdapat kalimat yang memiliki pengertian dan acuan
dalam antologi cerpen Panjagal Itu Telah Mati tertentu. Bahkan, tujuannya adalah untuk
karya Gunawan Budi Susanto. Orang pertama menghasilkan kalimat-kalimat semacam
yang memperkenalkan istilah pragmatik dalam ini dengan pandangan untuk memberikan
ilmu kebahasaan adalah Charles Morris (1938). kontribusi jenis gerakan interaksional tertentu
Menurutnya, pragmatik adalah bentuk umum pada komunikasi. Misalnya, dalam berujar
mengenai ilmu tanda atau semiotik. Istilah ‘Anjing galak itu ada di kebun’, penutur bisa
pragmatik juga dikemukakan oleh Thomas sedang melakukan tindak ilokusi dalam bentuk
(1983) yang mendefinisikan pragmatik sebagai memperingatkan seseorang agar tidak masuk

ISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online) , Vol. 31, No. 2, Desember 2019 313
Jenis-Jenis Tindak Tutur Ekspresif Antologi Cerpen Penjagal Itu Telah Mati Karya Gunawan Budi Susanto Halaman 311 — 324
(Muhammad Sirotol Mustaqim, Djatmika, dan Sri Marmanto)

ke dalam kebun. Dalam hal ini, peringatan mengklaim (Rahardi, 2005, hlm. 36).
merupakan daya ilokusi ujaran itu (Cummings, Tindakan ilokusi komisif adalah tin­
2007, hlm. 9-10). dakan yang dimaksudkan untuk melakukan
Kemudian mengenai teori jenis-jenis pembicaraan (dalam berbagai tingkat) untuk
tindak tutur dalam pragmatik berdasarkan dari memberikan tindakan di masa depan. Tindak
Austin dan Searle yang menjelaskan fungsi tutur ini berfungsi mendorong penutur
dan kegunaan dari setiap jenis tindak tutur melakukan sesuatu, yakni bentuk tutur
dalam situasi tuturan menjadi bahan utama yang berfungsi untuk menyatakan janji atau
dalam ilmu paragmatik. Austin membagi dan penawaran (Rahardi, 2005, hlm. 36). Komisif
mengkaji tindak tutur dalam 3 unsur, yakni (1) juga merupakan jenis tindak tutur yang
tindak lokusioner (locutionary acts), (2) tindak dipahami oleh penutur untuk mengikatkan
ilokusioner (illocutionary acts), (3) tindak dirinya untuk masa yang akan datang. Tindak
perlokusioner (perlocutionary acts). tutur ini menyatakan apa yang dimaksudkan
Selanjutnya, Searle mengemukakan hal penutur, seperti menjanjikan, bersumpah, ikrar,
yang sama bahwa secara pragmatik setidak- penolakan dan menawarkan sesuatu (Yule,
tidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat 2006, hlm. 94).
diwujudkan oleh seorang penutur, yaitu tindak Tindak tutur direktif ini terdiri atas
lokusi, tindak ilokusi, dan tindak perlokusi kenyataan bahwa usaha yang dilakukan
(Wijana, 1996, hlm. 17). Dari ketiga tindak tutur pembicara (dari berbagai tingkat untuk
yang dikemukakan oleh Austin dan Searle di memberikan tuntutan atau semisalnya) oleh
atas, Searle (1979) selanjutnya mengembangkan pembicara agar mitra tutur melakukan suatu
teori tindak tutur yang terpusat pada tindak tindakan. Semisal, sederhananya ketika penutur
ilokusi tersebut berdasarkan pada tujuan dari mengundang mitra tutur untuk meminta
tindakan pandangan penutur menjadi lima melakukan sesuatu atau menyarankan sesuatu
sub bagian, yaitu aserif (assertives), komisif yang harus dilakukan oleh mitra tutur itu. Tindak
(commisives), direktif (directives), ekspresif tutur ini berfungsi mendorong lawan tutur
(expressives), dan deklaratif (declaratives). melakukan sesuatu. Pada dasarnya, ilokusi ini
Maksud dan tujuan tindak tutur asertif bisa memerintah lawan tutur melakukan sesuatu
adalah untuk melakukan pembicaraan (dalam tindakan baik verbal maupun nonverbal, seperti
berbagai tingkat) terhadap sesuatu yang menjadi memohon, menuntut, memesan, menasihati dan
masalahnya, sesuai dengan kebenaran proposisi sebagainya.
yang diungkapkan. Tindak tutur ini dinilai Tindak tutur ekspresif adalah tindak
berdasarkan dimensi penafsiran yang benar dan tutur untuk mengungkapkan keadaan
salah. Lanjut Searle menjelaskan bahwa tindak psikologis penutur yang ditentukan dalam
tutur asertif merupakan bentuk tutur yang kondisi atau peristiwa tertentu sesuai konteks
mengikat penutur pada kebenaran proposisi proposionalnya. Tindak tutur ini menyangkut
yang diungkapkan. Artinya tindak tutur ini perasaan dan sikap. Tindak tutur ini berfungsi
mengikat penuturnya pada kebenaran atas untuk mengekspresikan dan mengungkapkan
apa yang dituturkannya, seperti menyatakan, sikap psikologis penutur terhadap lawan tutur
menunjukkan, menyebutkan, mengusulkan, atau menunjukkan sikap psikologis si penutur
melaporkan, membual, mengeluh, dan dalam keadaan tertentu, seperti mengucapkan

314 , Vol. 31, No. 2, Desember 2019 ISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online)
Halaman 311 — 324 Types of Expressive Speech Acts in the Short Story Anthology of Penjagal Itu Telah Mati By G.B.Susanto
(Muhammad Sirotol Mustaqim, Djatmika, dan Sri Marmanto)

selamat, memberi maaf, mengecam, penelitian tersebut.


kesenangan, atau kesengsaraan, dan memuji
(Rahardi, 2005, hlm. 36). Tindak tutur ekspresif METODE
dalam katagori Austin masuk ke dalam tindak Penelitian ini termasuk jenis penelitian
tutur behabitif (behabitives utterances). Tindak deskriptif-kualitatif, dengan pendekatan teori
tutur behabitif adalah reaksi-reaksi terhadap pragmatik. Sumber data merupakan sumber
kebiasaan dan keberuntungan orang lain dan dari mana data itu diperoleh. Di dalam
merupakan sikap serta ekspresi seseorang penelitian sumber data dapat berupa tempat,
terhadap kebiasaan orang lain. Pendapat ini informan, kejadian, dokumen, situs, dan lain
dikuatkan oleh Leech (2011, hlm. 164–165) sebagainya. Sumber data dalam penelitian
menjelaskan bahwa fungsi ilokusi ekspresif ini adalah antologi cerpen Penjagal Itu Telah
ini ialah mengungkapkan atau mengutarakan Mati, dan data penelitian ini adalah tuturan
sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang di dalamnya mengandung tindak tutur
yang tersirat dalam ilokusi. Sebagaimana ekspresif. Data diperoleh dengan menggunakan
juga dengan ilokusi komisif, ilokusi ekspresif metode analisis dokumen atau dokumentasi
cenderung menyenangkan karena itu secara dengan menyeleksi data sesuai dengan teori
intrinsik ilokusi ini sopan, kecuali tentunya dan mereduksi data sesuai jenis-jenis tuturan
ilokusi-ilokusi ekspresif seperti ‘mengecam’ ekspresifnya. Karena objek penelitian ini
dan ‘menuduh’. berupa antologi cerpen dan yang diteliti adalah
Definisi dari ciri tindak tutur deklaratif pemakaian tindak tutur ekspresif, sehingga
adalah berhasilnya sebuah tindakan tuturan metode observasi atau wawancara tidak
jika penutur dapat mengajak mitra tutur masuk cocok untuk pemerolehan data. Kemudian
menghubungkan antara isi proposisi dan Penelitian ini menggunakan teknik total
kenyataannya. Jenis tindak tutur ini mengubah sampling yaitu mencari data keseluruhan
dunia melalui tuturan. Pada waktu menggunakan dari setiap tuturan-tuturan yang muncul pada
deklarasi penutur mengubah dunia dengan kata- setiap tokoh, baik pada tokoh laki-laki, tokoh
kata (Yule, 2006, hlm. 92). Tindak deklarasi perempuan, tokoh orangtua dan tokoh anak
ini dilakukan penutur dengan maksud untuk muda ataupun yang masih muda (anak kecil).
menciptakan hal, status, keadaan yang baru Validitas data menggunakan teknik Peer Group
dan menghubungkan antara isi tuturan dengan (teman sejawat) atau Focus Group Discussion
kenyataanya (seperti memutuskan, melarang, (FGD) untuk memperoleh data penelitian dari
mengizinkan, mengangkat, berpasrah, dan informan yang bersifat pribadi atau kelompok
membatalkan). (Bungin, 2011, hlm. 238).
Pembahasan terhadap tindak tutur ekspresif
Penjagal Itu Telah Mati karya Gunawan Budi HASIL DAN PEMBAHASAN
Susanto, terutama mengenai tindak tutur Hasil penelitian di dapati data berjumlah 128
ekspresif akan dikaji dengan teori pragmatik data, dengan 23 jenis tindak tutur ekspresif yang
milik Searle dan hasil penelitian dideskripsikan terdiri dari, meminta maaf 19 data (14,28%),
dan disesuaikan dengan rumusan masalah memuji 12 data (9,02%), sengsara 10 data
dan tujuan penelitian. Penjabaran dalam (7,51%), terima kasih dan menyetujui 9 data
pembahasan akan dilakukan berdasarkan hasil (6,76%), membantah, berharap dan salam 8

ISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online) , Vol. 31, No. 2, Desember 2019 315
Jenis-Jenis Tindak Tutur Ekspresif Antologi Cerpen Penjagal Itu Telah Mati Karya Gunawan Budi Susanto Halaman 311 — 324
(Muhammad Sirotol Mustaqim, Djatmika, dan Sri Marmanto)

data (6,01%), dan memprotes 8 data (6,01%). diucapkan untuk meminta maaf atas apa yang
Kemudian tindak tutur ekspresif bersimpati dipertanyakan tokoh Mei kepada Lel mengapa
5 data (3,75%), menyalahkan, bersyukur, masih melajang di umur 54 tahun. Maka dari
kesenangan dan mengkritik 4 data (3,00%), itu, tuturan ekspresif yang terdapat pada diaolog
menyesalkan dan mengecam 3 data (2,25%), berupa permintaan maaf.
mengutuk, mengejek, dan mengucapkan selamat
2 data (1,50%), dan memaki, mengumpat, Memuji
terkejut, dan berduka cita 1 data (0,75%). Tuturan memuji merupakan tindak tutur
Berikut pembahasannya. ekspresif yang dimaksudkan untuk memuji
seseorang yang dilakukan penutur kepada mitra
Meminta Maaf tutur baik dalam hal kepribadianya, potensinya,
Tuturan meminta maaf merupakan tindak tutur kehebatannya (Skill) atau yang lainnya yang
ekspresif yang dimaksudkan untuk meminta dimiliki oleh individu atau kelompok tertentu.
maaf atas apa yang telah dilakukan (kesalahan) Dalam judul Penembang Malam di dapati
penutur kepada mitra tutur. tuturan tindak tutur ekspresif berupa ucapan
Pada judul Mei Hwa terdapat tuturan memuji pada dialog yang terjadi antara tokoh
ekspresif berupa ucapan meminta maaf, berikut Gus dan Mbah Dirgo, berikut isi dialognya.
dialog yang terjadi dalam tokoh Lel dan tokoh
Mbah Dirgo: “Dik Ripan lelaki santun”.
Mei.
Aku mengenalnya sejak kami bertetangga,
setelah dia dan jeng Yayuk, istrinya, pindah
Mei: “Berarti sekarang 54 tahun. Kenapa
dari Dengok ke Pengkok. Pasangan guru di
melajang?”
sekolah rakyat itu dikaruniai empat anak.”
Lel: “Aku Pernah menikah, Mei. Bubar. Tanpa
Gus: “Lima, Mbah.”
anak.”
Mbah dirgo: “Ya, kelak, lima setelah jeng
Mei: “ maaf” (Susanto, 2015, hlm. 52).
yayuk mengandung lagi. Namun, saat itu,
mereka baru empat” (Susanto, 2015, hlm. 67).
Pada dialog tersebut terdapat tuturan
ekspresif berupa permintaan “maaf” dari tokoh Pada halaman 67 dalam judul Penembang
Mei kepada tokoh Lel. Dalam situasi tutur yang Malam berdasarkan dialog terdapat tuturan
terjadi, permintaan maaf diucapkan Mei karena ekspresif berupa ucapan memuji yang diuturkan
pertanyaannya kepada tokoh Lel mengapa oleh tokoh Mbah Dirgo mengenai sikap orang
umur 54 tahun masih melajang, “Berarti tua Gus di masa lalu ketika Mbah Dirgo masih
sekarang 54 tahun. Kenapa melajang?” bertetangga dengan Dik Ripan (bapaknya Gus).
kemudian, “Aku Pernah menikah, Mei. Bubar. Mbah Dirgo bercerita mengenai orang tua Gus
Tanpa anak” melihat jawaban dari tokoh (Dik Ripan) bahwa bapaknya memiliki sikap
Lel tersebut, Mei langsung tahu dan paham, yang santun, terlihat dalam konteks tuturan,
agar tidak menyinggung perasaan Lel karena “Dik Ripan lelaki santun. Aku mengenalnya
perceraian yang terjadi atas pernikahannya, sejak kami bertetangga, setelah dia dan
maka Mei membalas dengan kata “Maaf” jeng Yayuk, istrinya, pindah dari Dengok ke
karena dikhawatirkan pertanyaannya tersebut Pengkok. Pasangan guru di sekolah rakyat itu
menyakiti atau menyinggung perasaan dikaruniai empat anak” dalam tuturan yang
tokoh Lel. Secara langsung kata “Maaf” di ujarkan oleh Mbah Dirgo mengandung

316 , Vol. 31, No. 2, Desember 2019 ISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online)
Halaman 311 — 324 Types of Expressive Speech Acts in the Short Story Anthology of Penjagal Itu Telah Mati By G.B.Susanto
(Muhammad Sirotol Mustaqim, Djatmika, dan Sri Marmanto)

tuturan ekspresif berupa ucapan memuji atas Kepalanya tertumpang di bahuku. Dalam
sikap bapaknya Gus (Dik Ripan) bahwa Dik peristiwa tutur tersebut di dapati tuturan
Ripan ialah termasuk orang yang santun, secara ekspresif kesengsaraan yang terjadi oleh tokoh
tidak langsung kata memuji yang diucapkan Sri atas pertanyaannya apakah dia lahir dalam
menggambarkan kepribadian Dik Ripan bahwa tahanan, “Benarkah aku lahir di tahanan,
dia termasuk orang yang baik dan santun budi De?” bisik dia tergagap-gagap tuturan ini
pekertinya. Jadi jelaslah bahwa kata Mbah mengandung ucapan kesengsaraan karena lahir
Dirgo mengenai pujian kepada Dik Ripan dalam penjara itu merupakan bukan sebuah hal
atas sikapnya yang santun, “Dik Ripan lelaki yang baik dan tidak umumnya, karena biasanya
santun” termasuk dalam tindak tutur ekspresif bayi lahir itu di rumah sakit, di klinik, atau di
berupa ucapan memuji. rumah. Kata penjara sendiri merupakan rumah
tahanan bagi mereka yang telah melakukan
Sengsara tindak pidana, yang berarti tempat orang-orang
Sengsara merupakan tuturan ekspresif berupa bersalah. “Benarkah aku lahir di tahanan,
kesengsaraan atau derita hidup yang dijalani De?” ini merupakan ujaran kesengsaraan betapa
dan dialami atau diterima oleh seseorang atas hidupnya begitu mengenaskan, harus menerima
perjalanan hidup yang dilalui. Dapat berupa takdir yang begitu pahit, karena tahu lahirnya
kesukaran, hal-hal yang menyakitkan atau dalam keadaan yang tidak baik, tidak seperti
sesuatu yang menyayat hidup seseorang. bayi-bayi lain, meskipun tokoh Gus menjawab
Dalam judul Penembang Malam di dapati tidak mengiyakan atas pertanyaan Sri adiknya,
tuturan tindak tutur ekspresif berupa ucapan “Siapa bilang?” sahutku dengan suara tercekat
sengsara pada dialog yang terjadi antara tokoh konteks ini memperjelas bahwa apa yang
Sri dan Gus, berikut isi dialognya. dialami oleh Sri adalah benar, karena jawaban
Gus malah bersifat bertanya bukan menolak
Sri, adikku, menangis. Nyaris tanpa suara,
pertanyaan Sri kepadanya apalagi dilanjutkan
nyaris tanpa air mata. Kepalanya tertumpang
di bahuku. konteks tuturan sahutku dengan suara tercekat
Sri : “Benarkah aku lahir di tahanan, De?” ada ujaran yang tercekat atau terhenti tiba-tiba.
bisik dia tergagap-gagap. Maka dari itu ujaran “Benarkah aku lahir di
Gus : “Siapa bilang?” sahutku dengan suara tahanan, De?” termasuk dalam tindak tutur
tercekat
ekspresif kesengsaraan.
Sri : “banyak orang bilang aku lahir ketika Ibu
dan Bapak ditahan” (Susanto, 2015, hlm. 64).
Terima Kasih
Dalam dialog di dapati tindak tutur Tuturan terima kasih merupakan tindak tutur
ekspresif berupa ucapan sengsara yang terjadi ekspresif yang bermaksud untuk bersyukur
pada tuturan yang diujarkan oleh tokoh Sri dan membalas kebaikan seseorang atau
kepada tokoh Gus. “Benarkah aku lahir di mendapatkan kebaikan dari orang lain.
tahanan, De?” bisik dia tergagap-gagap ujar Dalam judul Tamu dari Masa Lalu di
Sri kepada Gus, sebelum tuturan tersebut di dapati tuturan tindak tutur ekspresif berupa
ujarkan, konteks situasi tuturannya berupa ucapan terimakasih pada dialog yang terjadi
kesedihan oleh Sri, Sri, adikku, menangis. antara tokoh Ambar dan Putu, berikut isi
Nyaris tanpa suara, nyaris tanpa air mata. dialognya.

ISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online) , Vol. 31, No. 2, Desember 2019 317
Jenis-Jenis Tindak Tutur Ekspresif Antologi Cerpen Penjagal Itu Telah Mati Karya Gunawan Budi Susanto Halaman 311 — 324
(Muhammad Sirotol Mustaqim, Djatmika, dan Sri Marmanto)

dan Lel ketika Mei Hwa menyetujui dan


Putu: “Baik, saya tunggu. Sekali lagi, saya memperbolehkan Lel ikut mengamati dan
berbelasungkawa.”
memotret kegiatan Mei Hwa mengajar anak-
Ambar: “Terimakasih, Kang.”
Putu: “Salam, salam!” kututup telepon, anak, “Memotret anak-anak, boleh. Namun,
kuletakkan di meja (Susanto, 2015, hlm. 41). kalau Anda mencuri-curi memotret saya, saya
tak segan-segan mengusir”, dalam tuturan
Selanjutnya, pada dialog dalam judul Tamu tersebut terdapat kata boleh yang menunjukkan
dari Masa Lalu terdapat tuturan ekspresif menyetujui apa yang telah disepakati antara
berupa ucapan terimkasih yang diujarkan oleh kedua penutur, “Boleh memotret kan?” dan
tokoh Ambar kepada tokoh Gus, mengenai turut dibalas, “Memotret anak-anak, boleh”, kata
ikut berbelasungkawa atas kematian Ayahnya boleh di sini bisa meng- iyakan, meski dalam
Ambar, “Baik, saya tunggu. Sekali lagi, saya konteks selanjutnya diajukan syarat oleh Mei
berbelasungkawa”, “Terimakasih, Kang” Hwa kepada Lel, “Namun, kalau Anda mencuri-
dalam tuturan tersebut terlihat tuturan ekspresif curi memotret saya, saya tak segan-segan
berupa ucapan terimakasih yang dituturkan oleh mengusir,” sahut dia. Getas. Tandas. Dalam
tokoh Gus atas ucapan berbelasungkawanya peristiwa tutur tersebut kata boleh termasuk
dan bersimpati atas meninggalnya Ayahnya dalam tuturan ekspresif menyetujui.
Ambar dalam percakapan di sebuah telepon,
kututup telepon, kuletakkan di meja. Tuturan Membantah
lang­sung yang diucapkan Ambar kepada tokoh Sebuah tuturan ekspresif yang bermaksud
Gus bersifat jelas untuk mengucapkan rasa menolak, menyangkal, dan tidak membenarkan
terima kasih karena telah ikut bersimpati dan sebuah situasi atau sebuah pernyataan mengenai
berbelasungkawa. Jadi tuturan di atas didapati sesuatu hal, baik secara pribadi atau kelompok
tindak tutur ekspresif berupa ucapan terima yang biasanya bersifat negative. Hal-hal yang
kasih. tidak sesuai menurut subjektivitas personal
atau kelompok merupakan salah satu mengapa
Menyetujui tindak tutur ini digunakan.
Tuturan berupa menyetujui adalah sebuah Pada judul Penembang Malam terdapat
tindak tutur ekspresif yang meng-iyakan atau tuturan tindak tutur ekspresif berupa ucapan
menyepakati suatu persetujuan atau sebuah membantah pada dialog yang terjadi antara
permintaan dari mitra tutur kepada penutur me­ tokoh Mbah Dirga dan Gus, berikut isi
ngenai kesepakatan tertentu. Berikut dialognya. dialognya.

Mei Hwa: “Cuma ikut dan mengamati. Tak Mbah Dirgo: “Itu Fitnah, Gus! Bagaimana
lebih,” ujar dia. mungkin anakku, yang Cuma sersan, berani
Lel: “Boleh memotret kan?” menculik dan membunuh para jenderal? Lagi
Mei Hwa: “Memotret anak-anak, boleh. pula untuk urusan apa pula dia main culik
Namun, kalau Anda mencuri-curi memotret dan main bunuh? Coba!” (Susanto, 2015, hlm.
saya, saya tak segan-segan mengusir,” sahut 75).
dia. Getas. Tandas (Susanto, 2015, hlm. 48).
Pada atas terdapat tuturan ekspresif berupa
Tindak tutur ekspresif menyetujui ucapan membantah yang diujarkan oleh Mbah
terlihat dalam dialog antara tokoh Mei Hwa Dirgo atas tidak terimanya mengenai anaknya

318 , Vol. 31, No. 2, Desember 2019 ISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online)
Halaman 311 — 324 Types of Expressive Speech Acts in the Short Story Anthology of Penjagal Itu Telah Mati By G.B.Susanto
(Muhammad Sirotol Mustaqim, Djatmika, dan Sri Marmanto)

yang dituduh sebagai pembunuh dan penculik Dialog mengenai percakapan antara Mbok
para jenderal, Itu Fitnah, Gus! Bagaimana Nah dan Gus terdapat tindak tutur ekspresif
mungkin anakku, yang Cuma sersan, berani berupa berharap atau harapan yang dituturkan
menculik dan membunuh para jenderal? Lagi Mbok Nah kepada Gus. “Siapa tahu kita bisa
pula untuk urusan apa pula dia main culik dan bertemu Ibu, Bapak, atau Adikmu, Gus.”,
main bunuh? dalam tuturan tersebut terdapat dalam tuturan ini membuat Gus jadi berharap
ucapan membantah terlihat dalam tuturan Itu bahwa dia akan bertemu keluarganya, Ucapan
Fitnah, Gus! secara tidak langsung ujaran itu membuat aku bersemangat berlari-lari
Mbah Dirga ini, bahwa apa yang dituduhkan mengikuti langkah Mbok Nah konteks ini
kepada anaknya itu hanya fitnah dan tidak memperjelas serta memperkuat situasi dan
benar, karena anaknya hanya seorang tentara keadaan Gus mengenai harapannya ingin
berpangkat sersan. Bagaimana seorang tentara bertemu dengan bapak, ibu, dan adiknya. Siapa
yang berpangkat sersan berani-beraninnya tahu kita bisa bertemu, tuturan ini secara tidak
menculik dan membunuh para jenderal yang langsung memberikan harapan dan berharap
pangkatnya lebih di atas pangkat anaknya, jika mereka pergi dapat bertemu dengan ibu,
Bagaimana mungkin anakku, yang Cuma bapak, dan adiknya Gus, dan dari tuturan
sersan, berani menculik dan membunuh para tersebut juga memperlihatkan tindak tutur
jenderal? Dari tuturan ini jelaslah kalimat ekspresif berharap yang diujarkan Mbok Nah
membantah terlihat selain kalimat sebelumnya kepada Gus.
juga memperkuat atas bantahan yang dilakukan
Mbah Dirgo atas fitnah anaknya. Tuturan yang Salam
bersifat membantah ini termasuk dalam tindak Tindak tutur ekspresif berupa salam bermaksud
tutur ekspresif. di ucapkan untuk menyapa dan memberikan
salam oleh penutur kepada mitra tutur baik
Berharap sebuah ucapan sapaan atau salam pembuka,
Tindak tutur ekspresif berupa berharap salam penutup dalam sebuah peristiwa
bermaksud mengharapkan sesuatu agar yang komunikasi tertentu. Berikut contoh dialognya.
diinginkan menjadi kenyataan sesuai apa yang
Hendrawan: “Sugeng enjang, selamat pagi,
diharapkan oleh penutur. Harapan-harapan itu
Nak,” lelaki itu beruluk salam begitu sampai
bisa berupa kebaikan atau keburukan sesuai apa di ujung tangga batu.” Bukan De Lekan. Entah
yang diharapkan oleh penutur atau mitra tutur. siapa. Aku tak mengenal dia (Susanto, 2015,
Berikut contoh dialognya. hlm. 33).

Aku ingin tak ikut ke gedung itu. Namun “Sugeng enjang, selamat pagi, Nak,”
setiap kali Mbok Nah menyeretku, sehingga merupakan dialog yang dituturkan Hendrawan
aku terpaksa nginthil.
kepada Gus. Dalam tuturan tersebut terlihat
Mbok Nah: “Siapa tahu kita bisa bertemu
Ibu, Bapak, atau Adikmu, Gus.” Ucapan tindak tutur ekspresif berupa tuturan salam.
itu membuat aku bersemangat berlari-lari Hendrawan mengucapkan salam dalam bahasa
mengikuti langkah Mbok (Susanto, 2015, Jawa dan bahasa Indonesia berupa ucapan
hlm. 17--18).
selamat pagi yang diucapkan ketika bertamu
di rumah Gus, lelaki itu beruluk salam begitu

ISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online) , Vol. 31, No. 2, Desember 2019 319
Jenis-Jenis Tindak Tutur Ekspresif Antologi Cerpen Penjagal Itu Telah Mati Karya Gunawan Budi Susanto Halaman 311 — 324
(Muhammad Sirotol Mustaqim, Djatmika, dan Sri Marmanto)

sampai di ujung tangga batu. “Sugeng enjang, menanyakan atas tidak terimanya tokoh Alam
selamat pagi, Nak,” ucapan salam ini termasuk dikatakan tidak kenal Tuhan yang dituturkan
tindak tutur ekspresif. oleh Mbah Reso, “Apa kau bilang? Heh, apa
kau bilang? Mereka pun mengenal Tuhan?
Memprotes Dan kau mau bilang aku tak kenal Tuhan?”
Tuturan memprotes merupakan sebuah secara tidak langsung pertanyaan-pertanyaan
tindak tutur ekspresif yang bermaksud tidak tersebut bermakna tidak terima yang bersifat
menyetujui, menentang, dan tidak sependapat memprotes jika dia (Alam) dikatakan tidak
terhadap sebuah pernyataan atau sebuah mengenal Tuhan seperti ucapan mereka tutur
argumen tertentu yang di ujarkan oleh penutur Mbah Reso, “Dan kau mau bilang aku
kepada mitra tutur mengenai sesuatu hal tak kenal Tuhan?” pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan kesensitifan personal, yang di ujarkan ini memperkuat ucapan
kelompok atau lembaga tertentu. Bisa juga ekspresif berupa memprotes, karena tanda
mengenai sebuah keadaan tertentu yang tidak baca ini memberi tekanan-tekanan tersendiri
sesuai oleh penutur atau mitra tutur. sebagai penanda bahwa apa yang diucapkan
Dalam judul Penjagal Itu Telah Mati di memperlihatkan memprotes atas apa yang
dapati tuturan tindak tutur ekspresif berupa dituduhkan kepada Alam sebagai seseorang
ucapan memprotes pada dialog antara Mbah yang tidak kenal Tuhan.
Reso dan Gus, berikut isi dialognya.
Bersimpati
Mbah Reso: “Apa kau bilang? Heh, apa
Tindak tutur ekspresif berupa bersimpati
kau bilang? Mereka pun mengenal Tuhan?
Dan kau mau bilang aku tak kenal Tuhan?” dimaksudkan untuk menaruh kasih atau ikut
bentak dia sambil melarak tubuh saya merasakan apa yang dirasakan oleh lawan tutur
menjauh dari lubang yang belum rampung yang sedang mengalami kejadian buruk atau
kami gali. Tak terhitung berapa kali dia mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan
menampar kepala saya sehingga oleng ke
dalam hidupnya. Bisa juga bersimpati terhadap
kanan dan ke kiri. Lalu, bluk! Saya tak
sadarkan diri. (Susanto, 2015, hlm. 11). kabar berita buruk yang sedang terjadi.
Pada judul Tamu dari Masa Lalu terdapat
Berikutnya, pada dialog terdapat tindak tuturan tindak tutur ekspresif berupa ucapan
tutur ekspresif berupa ucapan memprotes bersimpati pada dialog antara tokoh Ambar dan
yang terjadi pada tokoh Mbah Reso yang Putu mengenai meninggalnya Ayahnya Ambar
menceritakan kisahnya dengan Alam, tokoh berikut isi dialognya.
yang membenci dan membantai para kaum
Ambar: “Oh, ya, Kang! Sudah baca pesan Saya?”
merah (PKI), Apa kau bilang? Heh, apa kau
Putu: “Ya! Saya berbelasungkawa ya.
bilang? Mereka pun mengenal Tuhan? Dan Sampaikan salam Saya pada suami dan
kau mau bilang aku tak kenal Tuhan?” bentak mbakyu sampean” (Susanto, 2015, hlm. 41).
dia sambil melarak tubuh saya menjauh
dari lubang yang belum rampung kami gali, Selanjutnya, dalam dialog antara tokoh
terlihat dalam tuturan tersebut penggunaan Ambar dan Putu memperlihatkan tindak tutur
tanda baca berupa interogatif (?) banyak ekspresif berupa ucapan bersimpati yang
digunakan untuk bertanya atau lebih tepatnya diujarkan oleh tokoh Putu kepada Ambar

320 , Vol. 31, No. 2, Desember 2019 ISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online)
Halaman 311 — 324 Types of Expressive Speech Acts in the Short Story Anthology of Penjagal Itu Telah Mati By G.B.Susanto
(Muhammad Sirotol Mustaqim, Djatmika, dan Sri Marmanto)

mengenai berita meninggalnya Ayahnya Pada tuturan tersebut terdapat tindak tutur
Ambar, “Oh, ya, Kang! Sudah baca pesan ekspresif berupa ucapan menyalahkan yang di
Saya?”, “Ya! Saya berbelasungkawa ya. ujarkan oleh Kakek kepada Kinan mengenai
Sampaikan salam Saya pada suami dan mbakyu mengapa Neneknya dihukum, seperti dialog
sampean”. Dalam tuturan tersebut terdapat “Orang yang menghukumlah yang jahat,
kata bersimpati berupa Saya berbelasungkawa ndhuk. Nenek tidak bersalah, tidak jahat. Ada
ya, kata berbelasungkawa merupakan ujaran orang tidak senang, lalu melaporkan dia ke
ekspresif berupa bersimpati kepada Ambar tentara. Nah, malam-malam, tentera menjemput
karena Ayahnya telah meninggal dunia. lalu menahan Nenek.” Pada kalimat “Orang
Berbelasungkawa sendiri memiliki definisi yang menghukumlah yang jahat, ndhuk” ini
menyatakan ikut berduka cita, secara langsung terdapat tuturan ekspresif menyalahkan yang
ucapan ini di tujukan untuk ikut merasakan kese­ diujarkan Kakek kepada mereka (orang-orang
dihan apa yang dirasakan tokoh Ambar yang di­ jahat) yang telah menghukum Nenek yang tidak
ting­gal mati Ayahnya, Saya berbelasungkawa bersalah dan jahat, “Tidak! Nenek tidak jahat”.
ya. Kata berbelasungkawa di sini sebagai Ini menjelaskan kepada Kinan bahwa Neneknya
pe­nan­da tuturan tindak tutur ekspresif berupa tidak jahat dan tidak berhak untuk di hukum.
bersimpati. Penanda tuturan ekspresif berupa menyalahkan
ada pada kata yang jahat sebagai penjelas
Menyalahkan menyalahkan karena, mereka telah menghukum
Tuturan menyalahkan merupakan tindak tutur Nenek tanpa alasan yang jelas, yang hanya
ekspresif yang bermaksud untuk menyalahkan dilaporkan dikarenakan tidak senang terhadap
seseorang atas apa yang telah ia perbuat. Dalam Neneknya seperti dalam dialog, “Ada orang
hal ini perbuatan yang dituduhkan kepada tidak senang, lalu melaporkan dia ke tentara.
seseorang karena telah melakukan perbuatan Nah, malam-malam, tentera menjemput
yang merugikan atau menyakitkan terhadap lalu menahan Nenek” Jelaslah bahwa yang
seseorang. diujarkan Kakek terdapat tindak tutur ekspresif
Dalam judul Percakapan Kakek dan Cucu berupa ucapan menyalahkan.
Terkasih terdapat tuturan tindak tutur ekspresif
berupa ucapan menyalahkan yang muncul Bersyukur
pada dialog antara Kinan dan Kakek, berikut Tuturan bersyukur merupakan tuturan ekspresif
isi dialognya. yang mengandung pengertian mengenai sikap
berterimakasih kepada Tuhan atas kebaikan
Kinan: “Lo, Nenek jahat ya?”
atau keberuntungan yang seseorang terima
Kakek: “Tidak! Nenek tidak jahat.”
Kinan: “Kok dihukum?” dalam hidupnya. Berikut contoh dialognya.
Kakek: “Orang yang menghukumlah yang
jahat, ndhuk. Nenek tidak bersalah, Mbah Reso: “Alhamdulillah, mereka menerima
tidak jahat. Ada orang tidak senang, lalu saya apa adanya. Namun, tentu, jabatan
melaporkan dia ke tentara. Nah, malam- petengan tak bisa lagi saya sandang. Saya
malam, tentera menjemput lalu menahan pun jadi petani. Sesekali jadi buruh penebang
Nenek” (Susanto, 2015, hlm. 126). pohon, mblandhong. Bertahun-tahun, berbelas
tahun” (Susanto, 2015, hlm. 11).

ISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online) , Vol. 31, No. 2, Desember 2019 321
Jenis-Jenis Tindak Tutur Ekspresif Antologi Cerpen Penjagal Itu Telah Mati Karya Gunawan Budi Susanto Halaman 311 — 324
(Muhammad Sirotol Mustaqim, Djatmika, dan Sri Marmanto)

Kutipan “Alhamdulillah, mereka mene­ yang diujarkan Kakek kepada sang jenderal
rima saya apa adanya. Namun, tentu, jabatan atas kekejaman dan kebiadabannya ketika
petengan tak bisa lagi saya sandang” tindak mengganyang gerwani dan PKI pada saat itu.
tutur ekspresif berupa tuturan bersyukur ter­ Culas dan keji dilabelkan kepada sang jenderal
lihat dalam kata Alhamdulillah pada kalimat sebagai keburukan yang melekat pada diri sang
tersebut. Alhamdulillah merupakan ungkapan jenderal. Tuturan semacam ini termasuk dalam
rasa syukur dalam bahasa Arab yang berarti tindak tutur ekspresif mengecam.
segala puji bagi Allah. Mbah Reso berucap
syukur Alhamdulillah berterima kasih kepada Mengutuk
Allah karena keluarganya dapat menerima apa Tuturan mengutuk merupakan tindak tutur
adanya setelah pembebasan sebagai tahanan ekspresif yang bermaksud untuk menyumpahi
politik pada waktu itu dan tanpa ada penolakan
seseorang atas tindakan keji yang dilakukan
sedikitpun. terhadap seseorang. Biasanya mengutuk
diucapkan karena seseorang telah melakukan
Mengecam kesalahan yang sangat fatal yang dianggap tidak
Tuturan mengecam merupakan tindak tutur manusiawi. Berikut contoh dialognya.
ekspresif yang bermaksud untuk mencela,
Ibu: “Kegelapan dan tindakan bejat itu
menuduh, mencerca atau melakukan tindakan
menghalangiku mengetahui siapa saja
melabeli seseorang atau instansi yang memi­ mereka. Berkali-kali aku hendak bunuh diri,
liki perangai buruk atau jelek. Biasanya di­ tetapi selalu terselamatkan. Aku mengutuki
guna­kan untuk melampiaskan kekesalan dan nasibku, mengutuki Tuhan, mengutuki
ketidaksukaan terhadap seseorang. Berikut siapa saja, mengutuki apa saja. Ketika
perutku membesar, berulang-ulang aku
contoh dialognya.
menjatuhkan diri. Namun bayi itu tetap hidup,
sampai sekarang!” (Susanto, 2015, hlm. 123).
Kakek: “Nggak salah. Cuma, gerwani disebut-
sebut sebagai underbouw partai merah, Partai
Komunis Indonesia, PKI. Dan, partai itulah Pada dialog menceritakan kisah pilu
yang diganyang oleh sang jenderal culas yang dialami oleh Ibu ketika menjadi korban
dan keji, ndhuk” (Susanto, 2015, hlm. 129). kekerasan dan pemerkosaan yang dilakukan oleh
para tentara pemerintah terhadap perempuan-
Kutipan yang berbunyi “Dan, partai itulah perempuan yang dianggap gerwani atau PKI.
yang diganyang oleh sang jenderal culas Dalam ujaran tersebut memperlihatkan tindak
dan keji, ndhuk.” Dialog ini yang dituturkan tutur ekspresif berupa mengutuk yang diujarkan
Kakek kepada cucunya menjelaskan keadaan oleh Ibu “Aku mengutuki nasibku, mengutuki
gerwani (gerakan wanita Indonesia) sebagai Tuhan, mengutuki siapa saja, mengutuki apa
partai komunis (PKI) yang dihabisi oleh saja”, di sini Ibu mengutuki nasibnya, mengutuk
pemerintah pada saat itu. Tindak tutur ekspresif Tuhan, mengutuk siapa saja dan apa saja yang
yang terdapat dalam dialog tersebut berupa telah berbuat kekejian dan kekerasan terhadap
tuturan mengecam yang diujarkan Kakek yang dirinya sampai ia mengandung dan melahirkan
ditujukan kepada sang jenderal, diganyang oleh seorang anak, “Ketika perutku membesar,
sang jenderal culas dan keji, Kakek menuturkan berulang-ulang aku menjatuhkan diri. Namun
jenderal culas dan keji ini merupakan kecaman bayi itu tetap hidup, sampai sekarang!”, ujaran

322 , Vol. 31, No. 2, Desember 2019 ISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online)
Halaman 311 — 324 Types of Expressive Speech Acts in the Short Story Anthology of Penjagal Itu Telah Mati By G.B.Susanto
(Muhammad Sirotol Mustaqim, Djatmika, dan Sri Marmanto)

ini menjelaskan penyesalan dan depresi yang cita atas meninggalnya Ibu S tersebut dengan
dalam karena efek pemerkosaan dan kekerasan mengucapkan innalillahi wa innailaihi rajiun
yang dilakukan oleh para tentara pada waktu sebagai ungkapan ikut berduka cita.
dipenjara, sehingga tindak tutur mengutuk Setelah diuraikan penggunaan tuturan
diujarkan Ibu untuk melepaskan kemarahan ekspresif meminta maaf lebih banyak muncul
dan ketidakterimaan atas kehidupan yang ia dengan persentase 14,28% sekitar 19 data
alami dulu. Sedangkan penggunaan tuturan ekspresif yang
paling sedikit muncul adalah tuturan memaki,
Berdukacita mengumpat, terkejut, dan berduka cita dengan
Tuturan ekspresif berduka cita adalah tindak persentase 0,75% atau 1 data.
tutur yang bermaksud ikut serta dalam merasa­ Tuturan meminta maaf lebih banyak muncul
kan kesedihan, empati kepada seseorang atau Karena cerpen ini banyak menceritakan tentang
lawan tutur yang baru mendapatkan musibah kisah pencarian Ayah tokoh utama (penulis) yang
atau sebuah keburukan. Biasanya berduka dibunuh pada masa PKI dan belum diketahui
cita diperuntukkan bagi seseorang yang telah sampai sekarang di mana Ayahnya di makamkan.
meninggal dunia. Berikut contoh dialognya. Seperti kisah Ibu Terus-menerus Bungkam, Aku
“Beberapa bulan kemudian, innalillahi wa Belum Tahu di Mana Kubur Bapak, Tamu di
innailaihi rajiun, saya memperoleh kabar dari Masa Lalu, Mei Hwa, dan Penembang Malam,
S, sang ibu meninggal dunia. Sayang, saya tak yang banyak menceritakan pertanyaan di mana
bisa datang untuk menghantarkan jenazahnya Bapak dikuburkan dan bagaimana masa lalu
ke per­istirahatan terakhir” (Susanto, 2015,
keluarganya tokoh Gus (Ibu Terus-menerus
hlm. 111).
Bungkam). Kemudian penceritaan teman-
Dalam tuturan tersebut terdapat kalimat teman Ayah Gus semasa hidup yang banyak
innalillahi wa innailaihi rajiun merupakan meminta maaf karena baru bisa menceritakan
ungkapan dalam bahasa Arab yang sering kenangan dulu dengan Ayahnya (Aku Belum
diucapkan umat Islam ketika mendengar kabar Tahu di Mana Kubur Bapak, Tamu di Masa
buruk atau mengalami sebuah musibah, baik Lalu, Penembang Malam), sedangkan Mei
kecelakaan atau pun kematian. Innalillahi Wha mengisahkan pertemuan tokoh Lel dan
wa innailaihi rajiun jika di artikan dalam Mei Wha (anak keturunan china) yang menjadi
bahasa Indonesia berarti “sesungguhnya kami korban eks politik PKI dan menceritakan kisah
adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah hidupnya kepada Lel yang begitu sensitif ketika
jugalah kami kembali”. Pada dialog di atas diceritakan.
Gunawan ikut berduka cita atas meninggalnya Dari sinilah tindak tutur ekspresif meminta
Ibunya si S yang dulu pernah bersilaturahmi maaf lebih banyak muncul, karena dalam
dengannya ketika main ke rumah S, Ibunya banyak cerita yang ditulis membahas tentang
meninggal setelah pertemuan waktu lalu ketika penulis mencari keberadaan Ayahnya dan masa
berbagi cerita mengenai dampak dari anak lalu keluarganya, dan lewat cerpen ini juga
korban PKI pada masa orde baru, tokoh S ini penulis secara tidak langsung meminta maaf
pun juga mengalami hal yang sama seperti karena belum bisa menjawab pertanyaan anak-
Gunawan. Setelah pertemuan itu, Ibunya S anaknya mengenai makam kakeknya.
meninggal dunia dan Gunawan ikut berduka

ISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online) , Vol. 31, No. 2, Desember 2019 323
Jenis-Jenis Tindak Tutur Ekspresif Antologi Cerpen Penjagal Itu Telah Mati Karya Gunawan Budi Susanto Halaman 311 — 324
(Muhammad Sirotol Mustaqim, Djatmika, dan Sri Marmanto)

SIMPULAN data temuan yang ditemukan.


Berdasarkan dari hasil dan pembahasan menge­
nai apa sajakah jenis-jenis tindak tutur ekspresif DAFTAR PUSTAKA
dalam cerpen, dan apa sajakah yang ditemukan
Arvianti, G.F. (2016). Tindak Ilokusi Ekspresif
dalam antologi cerpen Penjagal Itu Telah Mati
Dalam Komik Big Bad Wolf: The Baddest
karya Gunawan Budi Susanto mengenai jenis- Day dan Terjemahannya. Asia-Pacific
jenis tindak tutur berdasarkan teori pragmatik Development Journal, 60(1), 1–26. https://
oleh John Searle. Di dapatkan temuan data doi.org/10.1002/app5.68.
tindak tutur ekspresif dari keseluruhan data Bungin, B. (2011). Metodelogi Penelitian
yang diperoleh berjumlah 128 data, ditemukan Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
ada 23 jenis tindak tutur ekspresif. Cummings, L. (2007). Pragmatik (A.S.
Penelitian ini menemukan pemakaian Ibrahim, ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
tuturan ekspresif berupa ucapan meminta Fitriana, I. (2014). Analisis teknik dan
maaf yang sering dipakai dan banyak muncul kualitas terjemahan tindak tutur ekspresif
digunakan dalam bertutur antar dialog para dalam novel Stealing Home (Hati yang
tokoh pada cerpen Penjagal Itu Telah Mati Terenggut). Tesis. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.
berpresentase (14,28%) atau 19 data temuan.
Kemudian selain ucapan permintaan maaf, Leech, G. (2011). Prinsip-Prinsip Pragmatik.
Jakarta: UI Press.
tuturan ekspresif berupa ucapan memuji juga
sering dipakai dan muncul setelah ekspresif Rahardi, R.K. (2005). Pragmatik. Jakarta:
Erlangga.
permintaan maaf dengan presentase (9,02%)
atau 12 data temuan. Kemudian penggunaan Raharjo, S. (2012). Implikatur dalam Tindak
tuturan ekspresif yang paling sedikit muncul Tutur Deklarasi : Sebuah Kajian Pragma-
tik terhadap Fenomena Pasuwitan pada
dan dipakai dalam bertutur antar tokoh dalam Masyarakat Samin di Pati , Jawa Tengah.
berdialog adalah ucapan, mengutuk, mengejek, 12(3), 205–212.
dan mengucapkan selamat (1,50%) atau 2 data
Searle, J.R. (1979). Studies in the The-
temuan, dan memaki, mengumpat, terkejut, ory of Speech Acts. In Philoso-
dan berduka cita (0,75%) atau 1 data temuan, p h y . h t t p s : / / d o i . o rg / 1 0 . 1 2 1 3 / 0 1 .
meski variasi jenisnya banyak digunakan tetapi ane.0000250225.96165.4b
presentasi munculnya sangat kecil atau sedikit. Sulistyo, E.T. (2013). Pragmatik: Suatu Ka-
Dari jenis-jenis tindak tutur ekspresif jian Awal (Sumarwati, ed.). Surakarta: UNS
yang ditemukan tersebut dari 14 judul pada Press.
antologi cerpen Penjagal Itu Telah Mati karya Susanto, G.B. (2015). Penjagal Itu Telah Mati.
Gunawan Budi Susanto memiliki banyak Blora: Pataba Press.
variasi jenis ekspresif yang ditemukan dalam Wellek, R. dan Warren, A. (1995). Teori Ke-
pemakaian yang lebih kecil dan sedikit yaitu susastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
berpresentase (1, 50%) dan (0,75%), sedangkan
yang berpresentase lebih besar dan sering Wijana, I. D. P. (1996). Dasar-Dasar Pragma-
muncul cuma ditemukan satu varian jenis tik. Yogyakarta: ANDI.
tindak tutur ekspresif saja berupa permintaan Yule, G. (2006). Pragmatics. Yogyakarta:
maaf (14,28%) dan memuji (9,02%) dari 128 Pustaka Pelajar.

324 , Vol. 31, No. 2, Desember 2019 ISSN 0854-3283 (Print), ISSN 2580-0353 (Online)

Anda mungkin juga menyukai