Anda di halaman 1dari 8

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DALAM CERPEN CLARA ATAWA

KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA

Ervia Audy Salsabila_A1A021098

Universitas Bengkulu

Email : Revia8596@gmail.com

Abstracts : The purpose of this study is to describe the sociological study of


the poem "Clara Atawa" by Seno Gumira Ajidarma. This research is a
descriptive qualitative research using content analysis. The data source
used is in the form of the short story "Clara Atawa". Results Based on data
analysis, there are several social conflicts that occur in Clara Atawa's short
story based on sociological studies.

Keywords : Sociological Studies, Social Conflict, Short Story Clara Atawa


by Seno Gumira Ajidarma

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kajian


sosiologi pada cerpen “Clara Atawa” karya Seno Gumira Ajidarma.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan
menggunakan analisis isi. Sumber data yang digunakan berupa teks cerpen
“Clara Atawa”. Berdasarkan hasil analisis data terdapat beberapa konflik
sosial yang terjadi pada cerpen Clara Atawa berdasarkan kajian sosiologi.

Kunci Jawaban : Kajian Sosiologi , Konflik sosial , Cerpen Clara Atawa


karya Seno Gumira Ajidarma
PENDAHULUAN

Kajian Sastra dan Budaya (Literature and Cultural Studies)


adalah sebuah fenomena di dunia keilmuan, yang kehadirannya
antara lain ditandai dengan pergeseran topik dan bidang kajian yang
demikian menyolok di departemen-departemen sastra. Dalam sebuah
kajian karya sastra terdapat beberapa metode analisis salah satunya
yaitu kajian sastra menggunakan pendekatan sosiologi.

Karya sastra memiliki hubungan dengan kajian sosiologi


yaitu untuk memgetahui hubungan karya sastra dengan pengarah
serta hubungannya dengan masyarakat.

Tujuan studi atau kajian sosiologi dalam kesusastraan adalah


untuk mendapatkan gambaran utuh mengenai hubungan antara
pengarang, karya sastra, dan masyarakat (Pradopo, 1993). Hal ini
berarti menunjukkan bahwa kajian sosiologi sastra
menjadi sebuah kajian yang memiliki ranah luas untuk mengkaji
sebuah karya sastra.

Perbedaan yang ada antara sosiologi dan sastra hanyalah


terletak pada cara pandangnya: sosiologi melakukan analisis
terhadap masyarakat secara ilmiah dan objektif, sedangkan novel
menyusup menembus permukaan kehidupan sosial dan
menunjukkan cara-cara manusia mengahayati masyarakat dengan
perasaannya.

Cerpen Clara Atawa karya Seno Gumira Ajidarma adalah


sebuah cerpen yang menceritakan seorang gadis yang diperkosa.
Dalam cerpen ini terdapat beberapa kejadian yang berhubungan
dengan kehidupan sosial dan sesuai untuk dilaksanakan sebuah
penelitian menggunakan kajian sosiologi.
Pandangan Marx terhadap dunia nyata ternyata dapat ditarik
pula dalam wilayahwilayah fiksional. Hal ini dikarenakan dalam
karya sastra juga terdapat interaksi-interaksi sosial. Bukti adanya
interaksi sosial muncul dalam kredo Teeuw yang berbunyi: karya
sastra tidak berangkat dari kekosongan budaya. Teeuw menjelaskan
bahwa seimajiner apapun sebuah karya sastra, di dalamnya selalu
terdapat muatan-muatan sosial budaya tertentu. Oleh karena itulah,
kajian-kajian interaksi sosial ala marxis terhadap karya sastra juga
dapat dilakukan seperti kajian-kajian sosilogis dan antropologis
dalam dunia nyata.

Sementara itu, salah satu karya satra yang dipilih sebagai


objek penelitian adalah cerpen berjudul “Clara Atawa Perempuan
yang Diperkosa” karya Seno Gumira Ajidarma. Cerpen ini dipilih
karena latar sosial cerpen mengangkat peristiwa gesekan sosial
antara Etnis Cina dengan penduduk pribumi. Gesekan-gesekan sosial
merupakan wujud nyata terjadinya pertentangan kelas. Ketika
gesekan terjadi, terjadi pula proses dominasi sebuah kelas sosial
terhadap kelas sosial lainnya. Bila menurut Gramsci, jalan dominasi
seharusnya jalan terakhir yang ditempuh, maka ketika proses
dominasi terjadi seharusnya ada potensi-potensi jalan hegemonik
yang semestinya dapat ditempuh.

METODE PENELITIAN

Pada Penelitian ini merupakan penelitian karya sastra dengan


menggunakan analisis isi dokumen dengan melakukan studi pustaka
dan melakukan analisis pada perubahan sosial yang terjadi.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif


deskriptif yang berupa suatu keadaan yang terjadi di dalam cerpen
“Clara Atawa’ dengan menggunakan kajian sosiologi untuk
mengetahui perubahan sosial yang terjadi.

Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang


berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek alamiah yang memosisikan peneliti sebagai
instrumen kunci, serta lebih menekankan persoalan makna daripada
generalisasi (Sugiyono, 2009: 15).

Penelitian ini menggunakan sumber data dari teks cerpen


“Clara Atawa” serta dokumen-dokumen yang mendukung dan
kejadian sosial yang terjadi.

Dari penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan


yaitu analisis isi cerpen dengan memperhatikan kejadian-kejadian
sosial yang terjadi. Analisis ini dilaksanakan untuk mendeskripsikan
kejadian-kejadian sosial sesuai dengan kajian sosiologi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Author (Sosiologi pengarang), Sosiologi pengarang adalah


salah satu yang harus ada dalam sosiologi sastra, pengarang sebagai
pencipta karya terikat oleh status sosial dalam masyarakat. Masalah
yang dikaji antara lain: 1). Latar belakang sosial, 2). Status
pengarang, dan ideologi pengarang.

Seno Gumira Ajidarma adalah seorang cerpenis, esais,


wartawan, dan pekerja teater. Nama samaran yang dimilikinya Mira
Sato, digunakan untuk menulis puisi sampai tahun 1981. Dia lahir di
Boston, Amerika Serikat pada tanggal 19 Juni 1958, tetapi
dibesarkan di Yogyakarta.

Cerpen yang dikarang oleh Seno Gumira Ajidarma ini


mengangkat tema permasalahan diskriminasi etnis yang pernah
terjadi di Indonesia pada tahun 1998. Dimana warga keturunanCina
diceritakan mengalami penyiksaan oleh warga pribumi. Banyak
orang keturunan Cina yang dibunuh, diperkosa, dan beragam
penyiksaan lain yang dilakukan orang pribumi hanya karenamereka
adalah keturunan Cina. Hal ini disebabkan kesenjangan dan
ketimpangan sosial antara warga pribumi dan etnis Cina di Indonesia
dengan kutipan sebagai berikut :

“Di hadapanku duduk wanita itu. Rambutnya dicat merah.


Coklat sebetulnya. Tapi orang-orang menyebutnya merah. Padahal
merah punya arti lain bagiku. Sudah bertahun-tahun akudicekoki
pikiran bahwa orang-orang merah adalah orang-orang yang
berbahaya.”

“Setelah berhenti, saya lihat ada sekitar 25 orang.


Semuanya laki-laki. Buka jendela, kata seseorang. Saya buka
jendela. Cina! Cina Mereka berteriak seperti menemukan
intan berlian.Belum sempat berpikir, kaca depan BMW itu sudah ha
ncur karena gebukan.Aduh, benarkah sebegitu bencinya orangorang 
ini kepada Cina? Saya memang keturunan Cina, tapiapa salah saya
dengan lahir sebagai Cina?Saya orang Indonesia,kata saya dengan
gemetar. Braakk! Kap mobil digebuk. Seseorang menarik saya
dengan kasar lewat jendela. Saya dilempar seperti karung dan
terhempas di jalan tol.”

Para pengamat sosial mengatakan kerusuhan rasial terhadap


etnis China merupakan puncak dari gunung es kecemburuan sosial
akibat kebijakan ekonomi pemerintah tidak berpihakkepada
pribumi .Kecemburuan bermotif kesenjangan ekonomi memang
sering menjadi pemicuutama kerusuhan rasial. Amy Chua melihat
faktor dominasi minoritas perekonomian merupakan""salah satu""
pemicu kerusuhan rasialis (Amy Chua, 2003). Terkait dengan
kutipan cerpen yangmembuktikan adanya kesenjangan sosial antara
etnis China dan pribumi pada masa itu. Buktikecemburuan sosial
dalam cerpen,berikut kutipannya

Dalam cerpen Clara Atawa karya Seno Gumira Ajidarma


terdapat kejadian yang dipengaruhi oleh perubahan sosial yang dapat
dibuktikan sebagai berikut :

“Dia bercerita dengan bahasa yang tidak mungkin


dimengerti. Bukan karena bahasa Indonesianya kurang bagus,
karena bahasa itu sangat dikuasainya, tapi karena apa yang dialami
dan dirasakannya seolah-olah tidak terkalimatkan. Wajahnya yang
cantik sarat dengan luka batin yang tak terbayangkan. Aku hampir-
hampir terharu bahkan sebelum dia bercerita. Tidak
pernah bisa kubayangkan bahwa manusia bisa mengalami beban pe
nderitaan seberat itu justru karenadia lahir sebagai manusia.
Ceritanya terpatah-patah. Kalimatnya tidak nyambung.”

Pada kutipan kalimat di atas terjadi perubahan sosial pada


seorang perempuan yang merubah dirinya saat ia bercerita. Kejadian
yang pernah membuat batinnya terluka dengan penderitaan yang luar
biasa dapat mengubah mempengaruhi seseorang dan menyebabkan
perubahan sosial.

Di Jakarta para penguasa Tionghoa menguasai seluruh


sektor perdagangan, mulai pasar tradisional, toko di pinggir jalan, sa
mpai perusahaan besar dibidang properti, perkebunan, dan sektor
ekonomi lainnya. 

Bahkan menurut catatan sejarah, aksi kekerasan anti-


Tionghoa di Nusantara sudah terjadi berulang-ulang pada jangka
waktu yang cukup lama, yakni sejak Kerusuhan yang berujung
padaPembantaian Massal tahun 1740 di Batavia oleh tentara VOC
pimpinan Gubernur JendralAdriaan Valckenier sampai Kerusuhan
Mei 1998 di Jakarta. Hampir semua kerusuhan itumemang lebih
terkonsentrasi terjadi di Pulau Jawa, kecuali kerusuhan anti-tionghoa
oleh sukudayak di Kalimantan tahun 1967. Pandangan negatif
tentang Tionghoa diperparah olehkebijakan-kebijakan para penguasa
Nusantara sejak dari jaman VOC, raja-raja Mataram,Pemerintah
Hindia Belanda dan diteruskan sampai kepada pemerintahan
Republik Indonesi

PENUTUP

Kajian sosiologi sastra dapat dilihat dari nilai sosiologi sastra


pembaca. Pendekatan sosiologi sastra berhubungan dengan nilai
kehidupan kemasyarakatan. Pendekatan ini dilatarbelakangi dengan
keberadaan karya sastra yang tidak terlepas dari kejadian yang ada di
dalam masyrakat.

Dalam cerpen “Clara Atawa” karya Seno Gumira Ajidarma


adalah salah satu cerpen yang sangat berhubungan dengan aspek
kehidupan sosial, karena novel yang berjudul Clara Atawa ini
menceritakan tentang seorang perempuan yang mengalami
pemerkosaan.

Perubahan zaman yang lebih praktis tidak menjamin


hilangnya masalah yang timbul dalam masyarakat, justru semakin
banyak masalah-masalah sosial yang muncul di dalam masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, T., Wahyuni, R., & Wikanengsih, W. (2019). Analisis Novel Saman
Karya Ayu Utami: Tinjauan Sosiologi Sastra. Parole (Jurnal
Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia), 2(2), 291-298.

Endraswara, S. (2013). Sosiologi Sastra. Yogyakarta: UNY Press.

Kosasih, E. (2014). Jenis-Jenis Teks. Bandung: Yrama Widya.


Melati, T. S., Warisma, P., & Ismayani, M. (2019). Analisis Konflik Tokoh
dalam Novel Rindu Karya Tere Liye Berdasarkan Pendekatan
Psikologi Sastra. Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia), 2(2), 229-238.

Nadira, D., & Leila, K. (2012). Pendekatan sosiologi sastra dan nilai
pendidikan dalam kumpulan cerpen 9 dari nadira karya leila s.
chudori tesis.

Anda mungkin juga menyukai