A. Rumusan Masalah
1. Unsur-unsur intrinsik apa saja yang terdapat pada novel " "سنونوات كابولkarya yasmina
khadra?
2. Bagaimana struktur dan keterkaitan antar unsur yang membangun novel سنونوات كابول
karya yasmina khadra?
B. Kajian Pustaka
1. Konflik ideologis antara komitmen intelektual dan otoritas hegemoni budaya dalam
novel سنونوات كابولkarya yasmina Khadra sebagai oleh, Hawas, pot, salsabil bunga,
ghanami. Penelitian ini membahas masalah konflik ideologis dan hegemoni budaya
dalam novel سنونوات كابولdan setelah mempelajari novel tersebut secara ekstensif,
hasil penelitian ini mencoba mengungkap beberapa aspek hegemoni budaya dari
gerakan Taliban. novel ini penuh dengan konflik ideologis antara Timur dan Barat,
iman dan ketidakpercayaan, komitmen dan sekularisme.
2. Konflik Sosial Ralph Dahrendorf Dalam Novel “ ” سنونوات كابولKarya Yasmina Hadra
(Kajian Sosial dan Sastra) oleh, Ninik Puji Astutik. Peneliti memilih novel Burung
Camar dari Kabul karya Yasminah Khadra karena terinspirasi dengan perjuangan 4
tokoh yang sangat gigih dalam mempertahankan kehidupan mereka di Kabul dimana,
disana kesenangan tidaklah ada dan dianggap sebagai dosa. Sehingga muncullah
rumusan masalah apa penyebab konflik sosial dalam novel Burung camar dari Kabul
karya Yasminah Khadra dan bentuk-bentuk konflik sosial menurut teori konflik Rafl
Dahrendrof dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini ialah menggunakan metode kualitatif. Tujuan
penelitian ini adalah mendeskripsikan sebab konflik sosial serta mendeskripsikan
bentuk konflik sosial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya 2 penyebab
konflik yaitu adanya negoisasi prinsip dan adanya kebutuhan manusia. Disini Atiq
shaukat dan tokoh-tokoh lain mengalami konflik dengan tentara Taliban. Mereka
patuh dengan aturan yang diterapkan oleh Taliban. Sedangkan bentuk konflik sosial
Rafl Dahrendrof hanya ada 2 jenis yaitu konflik peran dengan konflik sosial. Konflik
peran disini yaitu peran Atiq Shaukat ketika menjadi seorang sipir menjadikan
sifatnya semakin berubah dan dia menjadi seorang yang kasar dan rapuh
3. Implikasi Budaya dalam Novel “ "سنونوات كابولkarya Yasmina Khadra oleh Atmy,
Mahjoub, Petrish, Karima, Karima. Novel " " سنونوات كابولadalah salah satu karya
sastra modern yang mengangkat tema sastra feminis, dan yang terakhir inilah yang
menjadi dasar dan pusat yang mendorong peneliti untuk mempelajari jenis sastra ini.
Oleh karena itu, peneliti menyajikan di dalamnya berbagai konsep yang termasuk
dalam kritik budaya, sistem, konsep, budaya, dan mekanisme kritik dan
menerapkannya pada teks novel dan mendukung kami dengan contoh dan bukti
realitas. Afghanistan di bawah kekuasaan Taliban Wanita dan dominasi pria.
4. Ekologi dan Masyarakat analisis novel “ ” سنونوات كابولkarya Yasmina Khadra, oleh
Namita Singh. Ekologi memainkan peran penting dalam kehidupan sosial. Tujuan
ekologi adalah untuk memberikan pengetahuan tentang cara dunia bekerja dan
memberikan bukti tentang saling ketergantungan antara alam dan manusia.
Pemahaman yang lebih baik tentang sistem ekologi memungkinkan masyarakat untuk
memprediksi konsekuensi aktivitas manusia terhadap lingkungan. Makalah ini
bertujuan untuk mengeksplorasi isu-isu lingkungan yang diangkat oleh penulis yang
memengaruhi kehidupan pribadi dan sosial para tokoh. Selain itu juga mengkaji
sejauh mana perubahan lingkungan telah menjadi isu sentral baik dalam wacana sosial
maupun dalam strategi politik. Secara khusus, ini berusaha untuk menjawab
pertanyaan apakah perubahan lingkungan mampu diserap melalui adaptasi atau
apakah itu memprovokasi cara yang sama sekali baru atau berbeda untuk mengatur,
mengelola dan hidup dalam masyarakat. Implikasi sosial dari perubahan lingkungan
sedang diangkat di koran untuk menggambarkan hubungan antara ekologi dan
masyarakat melalui studi novel yang intensif.
5. kesetaraan gender, spiritualitas dan seksualitas yang terpinggirkan dalam novel “
ابولDDDنونوات كDDD "سkarya yasmina khadra oleh Susi Anton. Tulisan ini mencoba
menyelidiki isu-isu kesetaraan gender dan seksualitas yang dilatarbelakangi oleh pola
pikir yang sempit. Novel ini mengeksplorasi cara-cara di mana keadaan fisik di
Afghanistan yang dilanda perang memengaruhi kerangka berpikir dari empat karakter
utama. Narasi dibuka dengan rajam terhadap 'perempuan lepas'. Pihak berwenang
dengan cepat menolak haknya untuk hidup. Mohsen berpartisipasi dalam rajam
bersama orang lain dalam manifestasi histeria kolektif di tempat eksekusi, yang
mereda dengan kematian terdakwa. Ketika dia memberi tahu istrinya Zunaira tentang
keterlibatannya, dia ditarik kembali karena dia tidak mengharapkan perilaku kasar
seperti itu dari seorang pria terpelajar. Masyarakat Afghanistan yang konservatif
tidak memaafkan pergaulan bebas pada seorang wanita. Meski demikian, Zunaira
berharap suaminya lebih peka dan pengertian daripada pria Afghanistan pada
umumnya. Keterasingan mereka dimulai pada titik ini. Atiq, kepala sipir yang
bertugas menyerahkan narapidana terpidana kepada algojo, mengalami gangguan
mental pada usia empat puluh dua tahun. Bertentangan dengan teman masa kecilnya
Mirza, yang memilih untuk mengikuti arus, “dia lebih memilih binasa secara bertahap
dalam kehidupan fana daripada menderita siksaan untuk selama-lamanya” (Swallows
24). Atiq juga resah dengan kesehatan Musarrat, istrinya.
6. Analisis Struktural Dalam Cerita Rakyat Mandar Melalui Pendekatan Robert Stanton
oleh Sulihin Azis, Andriani Andriani. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan
mendeskripsikan struktur cerita rakyat mandar dalam buku kumpulan cerita hasil
sayembara penulisan cerita rakyat mandar oleh Opy MR. Metode penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan cerita hasil
sayembara penulisan cerita rakyat mandar oleh Opy. MR. Sumber data yang lain
adalah dari jurnal, dokumentasi dan lain-lain. Tehnik pengumpulan data yang
digunakan adalah tehnik catat. Data yang terkumpul kemudian dideskripsikan
berdasarkan struktur karya sastra. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu memilih dan
menentukan objek penelitian, mengidentifikasi, membatasi pokok permasalahan,
mengumpulkan data, menganalisis data dan mencari kesimpulan. Berdasarkan
penelitian tersebut, peneliti memperoleh hasil, yakni dalam ketiga cerita rakyat
tersebut terkandung unsur intrinsik yang terdiri dari tema, alur, latar, tokoh dan
penokohan, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat. Unsur tersebut saling
melengkapi sehingga terbangun sebuah cerita yang utuh.
7. Unsur Intrinsik Dalam Novel Gitnjali Karya Febrialdi R Berdasarkan Teori Struktural
Robert Stanton oleh Riska Ayu Nengsih. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan unsur intrinsik pada novel Gitanjali Karya Febrialdi R yaitu tema,
fakta-fakta cerita dan sarana-sarana sastra. Data yang dihasilkan berupa data
deskriptif. Fokus penelitian adalah Analisis unsur intrinsik dalam novel Gitanjali
karya Febrialdi R berdasarkan teori struktural Robert Stanton. Data penelitian ini
adalah data tertulis yang berwujud kata, ungkapan, dan kalimat. Sumber data yang
digunakan ada dua yaitu data primer dan data sekunder. Tehnik pengumpulan data
ada dua yaitu tehnik baca dan tehnik catat. Tehnik analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tema yang
terdapat pada novel yaitu perjuangan dan persembahan cinta. Terdapat fakta-fakta
cerita yang terbagi menjadi tiga yaitu alur, karakter dan latar, dan sarana-sarana sastra
yang menghasilkan judul, sudut pandang, gaya Bahasa, Tone, dan simbolisme.
8. Salah Asuhan Karya Abdoel Moeis: Analisis Struktur Novel Robert Stanton oleh Laili
Maulidiyah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana unsur
pembangun pada novel Salah Asuhan karya Abdoel Moeis dengan kajian
strukturalisme Robert Stanton. Berdasarkan teori Robert Stanton, mendeskripsikan
tiga unsur dalam membangun cerita pada novel. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini yaitu
novel Salah Asuhan karya Abdoel Moeis. Metode yang dipakai dalam pengumpulan
data pada penelitian ini adalah metode simak. Metode tersebut dilaksanakan dengan
memakai teknik dasar yang lazim disebut teknik sadap. Metode ini ditempuh melalui
penyimakan dan pengamatan untuk mendapatkan data penelitian. Data tersebut
berupa kata-kata, kalimat, dan wacana yang merupakan ragam bahasa tulis pada novel
Salah Asuhan. Pada proses penelitian, teknik lanjutan yang digunakan yakni teknik
simak bebas libat cakap. Teknik lain yang dipakai pada penelitian ini, yaitu teknik
teknik catat. Data pada penelitian ini berbentuk tulis sehingga digunakan teknik catat.
Penelitian dilakukan dengan cara menyimak novel Salah Asuhan, selanjutnya
melakukan analisis data dengan teori struktural Robert Stanton. Langkah terakhir
yaitu mencatat data hasil analisis.
C. Teori
1. struktural
Struktural Secara etimologis kata struktur berasal dari bahasa Latin structura, dari
akar kata struo dan türa yang artinya bentuk atau bangunan. Sebagaimana definisi
novel menurut Kutha ( 2004 : 91 ) bahwa strukturalisme berarti paham mengenai
unsur-unsur, yaitu struktur itu sendiri dengan hubungan antara unsur yang satu dengan
unsur lainnya. Strukturalisme pada dasarnya merupakan cara berpikir tentang dunia
yang berhubungan dengan tanggapan dan deskripsi struktur - struktur . Pandangan
dalam teori ini , karya sastra diasumsikan sebagai fenomena yang memiliki struktur
yang saling terkait satu sama lain.
B. Sarana-sarana Kesastraan
Sarana kesastraan (literary devices) adalah teknik yang dipergunakan oleh pengarang
untuk memilih dan menyusun detil-detil cerita (peristiwa dan kejadian)menjadi pola
yang bermakna (Burhan Nurgiyantoro, 2007:25).
1. Judul
Judul selalu relevan terhadap karya yang diampunya sehingga keduanyamembentuk
satu kesatuan. Pendapat ini dapat diterima ketika judul mengacu padasang karakter
utama atau satu latar tertentu. Akan tetapi, bila judul tersebutmengacu pada satu detail
yang tidak menonjol. Judul semacam ini acap menjadi petunjuk makna cerita
bersangkutan (Stanton, 2007:51).
2. Sudut Pandang
Pusat kesadaran tempat kita dapat memahami setiap peristiwa dalam cerita,dinamakan
sudut pandang. Dari sisi tujuan, sudut pandang terbagi menjadi empattipe utama, yaitu
(1) orang pertama-utama, sang karakter utama bercerita dengankata-katanya sendiri,
(2) orang pertama- sampingan, cerita dituturkan oleh satukarakter bukan utama
(sampingan), orang ketiga-terbatas, pengarang mengacu padasemua karakter dan
memosisikannya sebagai orang ketiga tetapi hanyamenggambarkan apa yang dapat
dilihat, didengar, dan dipikirkan oleh satu orangkarakter saja, orang ketiga-tidak
terbatas, pengarang mengacu pada setiap karakterdan memosisikannya sebagai orang
ketiga (Stanton, 2007:53−54).
3. Gaya dan Tone
Dalam sastra, gaya adalah cara pengarang dalam menggunakan bahasa.Meski dua
orang pengarang memakai alur, karakter, dan latar yang sama, hasiltulisan keduanya
bisa sangat berbeda. Perbedaan tersebut secara umum terletak pada bahasa dan
menyebar dalam berbagai aspek seperti kerumitan, ritme, panjang- pendek kalimat,
detail, humor, kekonkretan, dan banyaknya imaji dan metafora. Disamping itu, gaya
juga bisa terkait dengan maksud dan tujuan sebuah cerita.Seorang pengarang mungkin
tidak memilih gaya yang sesuai bagi dirinya akan tetapi gaya tersebut justru pas
dengan tema cerita (Stanton, 2007:61−62).Satu elemen yang amat terkait dengan gaya
adalah tone. Tone adalah sikapemosional pengarang yang ditampilkan dalam cerita.
Tone bisa menampak dalam berbagai wujud, baik yang ringan, romantis, ironis,
misterius, senyap, bagai mimpi,atau penuh perasaan (Stanton, 2007:63).
4. Simbolisme
Simbol berwujud detail-detail konkret dan faktual dan memiliki kemampuanuntuk
memunculkan gagasan dan emosi dalam pikiran pembaca (Stanton, 2007:64).Dalam
fiksi, simbolisme dapat memunculkan tiga efek yang masing-masing bergantung pada
bagaimana simbol bersangkutan digunakan. Pertama,sebuah simbol yang muncul
pada satu kejadian penting dalam ceritamenunjukkan makna peristiwa tersebut. Dua,
satu simbol yang ditampilkan berulang-ulang mengingatkan kita akan beberapa
elemen konstan dalam semestacerita. Tiga, sebuah simbol yang muncul pada konteks
yang berbeda-beda akanmembantu kita menemukan tema (Stanton, 2007:64−65).
5. Ironi
Secara umum, ironi dimaksudkan sebagai cara untuk menunjukkan bahwasesuatu
berlawanan dengan apa yang telah diduga sebelumnya (Stanton, 2007:71).Dalam
dunia fiksi, ada dua jenis ironi yang dikenal luas yaitu ’ironi dramatis’ dan ’tone
ironis. ”Ironi dramatis’ atau ironi alur dan situasi biasanya muncul melaluikontras
diametris antara penampilan dan realitas, antara maksud dan tujuan seorangkarakter
dengan hasilnya, atau antara harapan dengan apa yang sebenarnya terjadi(Stanton,
2007:71).’Tone ironis’ atau ’ironi verbal’ digunakan untuk menyebut cara
berekspresiyang mengungkapkan makna dengan cara berkebalikan (Stanton,
2007:72).
C. Tema Cerita
Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam pengalaman manusia
sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu diingat. Sama seperti makna
pengalaman manusia, tema menyorot dan mengacu pada aspek-aspek kehidupan
sehingga nantinya akan ada nilai-nilai tertentu yang melingkupi cerita.Tema membuat
cerita lebih terfokus, menyatu, mengerucut, dan berdampak. Bagian awal dan akhir
cerita akan menjadi pas, sesuai, dan memuaskan berkat keberadaan tema. Tema
merupakan elemen yang relevan dengan setiap peristiwa dan detail sebuah cerita
( Stanton , 2007 : 36-37 ). Tema hendaknya memenuhi beberapa kriteria: (1 ) selalu
mempertimbangkan berbagai detail menonjol dalam sebuah cerita, (2) tidak
terpengaruh oleh berbagai detail cerita yang saling berkontra diksi, (3) tidak
sepenuhnya bergantung pada bukti-bukti yang tidak secara jelas diutarakan (hanya
disebut secara implisit ). ( 4 ) diujarkan secara jelas oleh cerita bersangkutan Stanton,
2007 : 44-45 ) .