Anda di halaman 1dari 18

Aksarabaca

Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya P.ISSN 2745-4657 Vol. 1 No. 1 Oktober 2019

REALITAS KEHIDUPAN DALAM NOVEL PERTEMUAN JODOH KARYA


ABDOEL MOEIS: PENDEKATAN MIMETIK ABRAMS

Ananda Salsa Sabila¹, Dita Cahya Nirmala², Hafizh Farras Rande³


1)
Prodi Sastra Indoneisa, Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Nasional, Jakarta
2)
Prodi Sastra Indoneisa, Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Nasional, Jakarta
3)
Prodi Sastra Indoneisa, Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Nasional, Jakarta
anandasalsabila2021@student.unas.ac.id
ditacahyanirmala2021@student.unas.ac.id
hafizhfarrasrande2021@student.unas.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan sosial yang digambarkan melalui karya sastra. Pada
penelitian kali ini karya sastra yang dipilih adalah novel Pertemuan Jodoh karya Abdoel Moeis dengan
menggunakan pendekatan mimetik.Pendekatan mimetik dipilih karena peneliti beranggapan bahwa Abdoel Moeis
melalui novel Pertemuan Jodoh menggambarkan permasalahan sosial masyarakat Indonesia, seperti jeratan
perekonomian, percintaan, perbedaan strata sosial, dan penyimpangan sosial. Penelitian ini memanfaatkan dua
sumber data, yakni data primer dan data sekunder. Data primer pada penelitian ini berupa hasil telaah dokumen
dari novel Pertemuan Jodoh karya Abdoel Moeis yang kemudian melewati proses reduksi data dengan memilih
beberapa bagian naskah yang layak dijadikan data primer, dan sesuai dengan rumusan masalah penelitian yakni
melibatkan tentang konsep mimetik sastra yang dikemukakan oleh Abrams ketika memandang sosiologi dalam
sebuah dimensi sastra, kemudian mengemukakan apa bentuk keterkaitannya dengan novel tersebut. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
pustaka, simak, catat, dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan teknik dialektika. Alur yang digunakan
adalah alur maju progresif. Dengan demikian, penelitian ini menunjukan bahwa teori Mimetik Abrams
mengungkap latar belakang karya sastra yang merupakan sebuah refleksi realitas hidup masyarakatsosial.

Kata Kunci : Mimetik Abrams, novel, realitas kehidupan sosial

ABSTRACT
This study aims to analyze social problems described through literary works. In this research, the selected
literary work is the novel Pertemuan Jodoh by Abdoel Moeis using a mimetic approach. The mimetic approach
was chosen because the researcher believes that Abdoel Moeis through the novel Pertemuan Jodoh describes the
social problems of Indonesian society, such as economic bondage, romance, differences in social strata, and
social deviance. This study utilizes two data sources, namely primary data and secondary data. The primary data
in this study are the results of a document review from the novel Pertemuan Jodoh by Abdoel Moeis which then
goes through a data reduction process by selecting several parts of the manuscript that are suitable as primary
data, and in accordance with the formulation of the research problem which involves the concept of literary
mimetics put forward by Abrams when views sociology in a literary dimension, then suggests what forms of its
relation to the novel. The research method used is descriptive qualitative method. Data collection techniques
using library techniques, observe, record, and interview. The data analysis technique uses dialectical techniques.
The groove used is progressive forward groove. Thus, this study shows that Abrams' Mimetic theory reveals the
background of literary works which is a reflection of the realities of social life.
Keywords: Abrams Mimetic, novel, reality of social life

12
Aksarabaca
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya P.ISSN 2745-4657 Vol. 1 No. 1 Oktober 2019

Pendahuluan penelitian ini. Berikut beberapa hasil


Kehadiran sastra di Indonesia penelitian sebelumnya yang dijadikan
menjadikan masyarakat memiliki pemahaman referensi oleh peneliti:
atas kontekstual sosial budaya yang menyertai Penelitian pertama adalah artikel
lingkungannya, Sastrawan Indonesia telah bertajuk ”Konflik Sosial dalam Novel Maryam
menggiring masyarakat untuk mengenali karya Karya Okky Madasari: Kajian Sosiologi
yang membawa kehidupan menjadi sarat Sastra” yang ditulis oleh Margaretha Ervina
dengan makna. Karya sastra adalah gambaran Sipayung. Penelitian tersebut bertujuan untuk
nyata sebuah kondisi sosial masyarakat, maka mendeskripsikan masalah mengenai konflik-
dengan ini berhubunganlah antara sosiologi dan konflik sosial yang terdapat pada novel
sastra. Kehadiran karya sastra sejauh ini bukan Maryam karya Okky Madasari. Penulis
menjadikan masyarakat menutup diri dan mendeskripsikan faktor-faktor yang
mengklaim dirinya dengan sifat yang sama mempengaruhi dan jenis-jenis konflik sosial
seperti penokohan dalam karya sastra, dalam masyarakat. Metode penelitian yang
masyarakat hanya perlu mengambil nilai atau dipilih pada penelitian tersebut adalah
makna apa yang tertera di dalamnya. Dengan penelitian kajian sosiologi sastra yang
demikian, kita dapat mengetahui bahwa karya menggunakan metode deskriptif analitis.
sastra sejatinya bukan bagian dari ‘cuci otak’ Metode ini digunakan untuk menganalisis
masyarakat, melainkan membantu masyarakat kajian struktural yang meliputi aspek-aspek
mengenali dirinya. alur, tokoh dan latar. Penelitian ini dilakukan
Peneliti memilih objek material dengan empat tahap, yakni (1) pendekatan,
karya sastra yang mengangkat fenomena sosial (2)
berupa realitas kehidupan, yakni novel pengumpulan data, (3) analisis data, (4)
Pertemuan Jodoh karya Abdoel Moeis. Novel penyajian hasil analisis data. Hasil penelitian
ini ditulis Abdoel Moeis dengan mengangkat tersebut mendeskripsikan faktor dan jenis-jenis
isi cerita yang menggambarkan peristiwa konflik yang ada pada novel sumber data,
pertemuan jodoh dan kontroversi yang terjadi seperti faktor-faktor yang mempengaruhi
oleh tokoh Suparta dan Ratna, sepasang konflik adalah masyarakat yang terdiri dari
kekasih yang awal mulanya hanya tak sengaja sejumlah kelompok sosial yang mempunyai
bertemu di sebuah perjalanan kereta api. Novel karakteristik berbeda satu sama lain.
tersebut mengungkapkan beberapa peristiwa kemiskinan menjadi pemicu utama dalan
sosial yang menandakan realitas kehidupan, konflik sosial, konflik sosial terjadi karena
seperti permasalahan kekasih yang tidak adanya migrasi masyarakat dan konflik sosial
direstui orang tua, kemiskinan dari tokoh yang dapat terjadi antar kelompok sosial
Ratna, dan tindak kejahatan yang masyarakat. Dari analisis yang dilakukan pada
menggambarkan keadaan sosial di zaman penelitian tersebut, penulis menyimpulkan
ketika novel tersebut ditulis. Dengan adanya bahwa konflik sosial yang terjadi pada novel
fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk tersebut adalah kurangnya kebersamaan
memilihnya sebagai objek material dalam masyarakat untuk bisa hidup rukun, sampai-
analisis nilai sosial melalui kajian mimetik sampai mereka memilih jalan untuk
Abrams pada artikel ilmiah ini. melakukan perlawanan secara fisik maupun
Sebelum penelitian ini dilakukan, psikis. (Sipayung, 2016).
peneliti telah menemukan beberapa sumber- Penelitian kedua adalah artikel
sumber tertulis berupa artikel yang relevan dan bertajuk “Nilai Sosial dalam Novel Ayah
berkenaan dengan tema pada Karya Andrea Hirata: Kajian Sosiologi Sastra”
yang disusun oleh Mika Rosianti,

13
Aksarabaca
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya P.ISSN 2745-4657 Vol. 1 No. 1 Oktober 2019

Mukti Widayanti dan Yohanes Sugiyanto pada Sastra di SMA (Tinjauan Sosiologi Sastra)
tahun 2019. Penelitian tersebut bertujuan yang disusun oleh Anggi Novita dan Rina
untuk menjabarkan nilai-nilai yang ada dalam Hayati Maulidiah pada tahun 2023. Tujuan
novel Ayah karya Andrea Hirata yakni penelitian tersebut adalah untuk mengetahui
kepedulian antar sesama. Metode penelitian nilai-nilai kehidupan pada novel Kado Terbaik
yang dipilih dalam penelitian tersebut adalah karya J.S. Khairen dan relevansinya dengan
metode kualitatif deskriptif. Tujuan pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Atas
menggunakan penelitian kualitatif ini adalah melalui kajian sosiologi sastra. Metode
untuk memahami kondisi suatu konteks dengan penelitian yang dipilih pada penelitian tersebut
mengarahkan pada mendeskripsikan secara adalah deskriptif kualitatif. Pada penelitian
rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tersebut terdapat 2 sumber data, yakni sumber
dalam suatu konteks yang alami. Pengumpulan data primer adalah nobel Kado Terbaik J.S
data dengan teknik baca kritis, teknik Khairen dan sumber data sekunder adalah
pemeriksaan keabsahan daya juga digunakan jurnal buku pengkajian prosa fiksi. Teknik
dengan menggunakan teknik triangulasi yang digunakan untuk mengumpulkan data
sumber. Hasil penelitian tersebut dijabarkan yang digunakan adalah teknik baca dan catat.
bahwa nilai-nilai yang ada dalam novel Hasil penelitian yang disimpulkan dari
“Ayah” karya Andrea Hirata adalah penelitiantersebut adalah isi dalam novel Kado
kepedulian antar sahabat, kepedulian antar Terbaik karya J.S. Khairen dengan analisis
sesama, dan kepedulian antar guru dengan sosiologi sastra diketahui banyak terdapat
murid. Hubungan kasih sayang antarsesama nilai-nilai kehidupan seperti nilai sosial, nilai
meliputi; hubungan kasih sayang antara kakak moral, dan nilai agama. Novel tersebut
dengan adiknya, hubungan kasih sayang antara menceritakan tentang aspek kehidupan remaja
anak dengan ayahnya, hubungan kasih sayang umumnya, tentang kasih sayang dan
anak dengan kedua orang tuanya, hubungan persahabatan. Novel Kado Terbaik karya
kasih sayang antara suami dan istri, hubungan J.S. Khairen sangat tepat dan relevan dengan
kasih sayang antara ayah dengan anaknya, dan pembelajaran sastra di SMA. Dalam
hubungan anak dengan ibunya. Kurikulum Merdeka pelajaran Bahasa
Kebersamaan meliputi; Indonesia pada tingkat SMA, terdapat materi
kebersamaan antarsesama, kebersamaan teks novel dengan menyebutkan nilai-nilai
antarsahabat, dan kebersamaan ayah dan anak. yang terdapat dalam novel. Sebuah karya
Menghormati meliputi; menghormati dan sastra selain sebagai pengungkapan estetika, di
sopan santun kepada orang tua dan sisi lain juga berusaha memberikan nilai-nilai
menghormati dalam hal kompetisi atau yang bermanfaat bagi kehidupan manusia
pertandingan. Tolong-menolong meliputi; melalui pembelajaran apresiasi sastra. Novel
tolong-menolong antara orang tua dengan Kado Terbaik karya J.S. Khairen tersebut
anaknya, tolong-menolong antarsesama, dan mengandung nilai-nilai kehidupan yang dapat
tolong-menolong antarteman. Toleransi membentuk dan mengembangkan karakter
meliputi; toleransi antara anak dan ayah dan yang sesuai dengan perkembangan peserta
toleransi antarsesama. (Rosianti, et al., 2019). didik dan dapat di dijadikan sebagai bahan ajar
Penelitian ketiga adalah artikel untuk kompetensi dasar yang berkaitan dengan
bertajuk “Analisis Nilai Kehidupan PadaNovel penilaian sikap dan penerapannya dalam
Kado Terbaik karya J. S. Khairen dan kehidupan sehari-hari, khususnya
Relevansinya dengan pembelajaran

14
Aksarabaca
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya P.ISSN 2745-4657 Vol. 1 No. 1 Oktober 2019

pembelajaran novel di SMA. (Novita dan moral, struktur pembangunan novel serta
Maulidiah, 2023). relevansinya terhadap pembelajaran sastra di
Penelitian keempat adalah artikel SMA. Metode penelitian yang digunakanadalah
yang bertajuk “Nilai-Nilai Pendidikan dalam metode deskriptif kualitatif. Teknik
Novel Dhadhung Kepuntir karya Tulus S.” pengumpulan data menggunakan teknik (1)
yang ditulis oleh Octo Dendy Andriyanto, pustaka, (2) simak, (3) catat, dan (4)
Haris Supratno, dan Tengsoe Tjahjono pada wawancara. Teknik analisis data menggunakan
tahun 2020. Penelitian tersebut bertujuan teknik dialektika. Alur yang digunakan adalah
untuk menggali refleksi sosial dan nilai-nilai alur maju progresif. Hasil penelitian tersebut
pendidikan dalam novel Dhadhung Kepuntir menunjukkan bahwa (1) analisis struktural
karya Tulus S. Metode penelitian yang menghasilkan tema novel ini berisi tentang
digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif sabar, tabah dan pantang menyerah. (2) aspek
kualitatif melalui pendekatan sosiologi sastra moral dalam novel objek meliputi tanggung
Swingewood. Penelitian menggunakan teknik jawab, moral realistik, nilai-nilai otentik dan
pengumpulan data dengan teknik baca dan kejujuran.
catat serta studi pustaka. Hasil daripenelitian ini (3) penelitian ini memiliki relevansi
adalah bahwa novel tersebut merupakan terhadap pembelajaran sastra di SMA yang
cerminan masyarakat Jawa pada zaman ditunjukan dari nilai moral tentang pendidikan
sekarang. Hal tersebut bisa terlihat dari karakter yang harus dipelajari oleh siswa
penggambaran; bahasa yang digunakan, suku (Nillawijaya dan Awalludin, 2021).
atau adat yang masih kental, tempat, latar Teori Mimetik Abrams
sosiokultural dalam novel itu seperti mengemukakan bahwa karya sastra adalah
penggambaran dalam mencari pekerjaan. imitasi (tiruan) dari realitas hidup masyarakat
Selain itu, terdapat nilai-nilai pendidikan yang di luar karya itu sendiri. Abrams
tercitra pada novel Dhadhung Kepuntir karya mengemukakan sebuah model teori yang
Tulus S., meliputi: nilai kegigihan (sabar, bertumpu pada posisi karya sastra secara
pantang menyerah, bekerja keras), nilai menyeluruh. Model kerangka sederhana yang
kepedulian (kekeluargaan, rukun, rasa telah Abrams kemukakan:
hormat), nilai religius (bersyukur, berbudi
luhur, ikhlas). Nilai-nilai yang dapat diambil Universe (Semesta)
dalam novel Dhadhung Kepuntir karya Tulus
S. Dapat dijadikan pedoman atau acuan bagi
manusia untuk bersikap arif dalam
menghadapi segala problematika kehidupan. Work (Karya)
Dominasi nilai kepedulian, kegigihan, dan
religius sangat relevan untuk anak muda atau
pelajar yang baru lulus sekolah dalam meniti Artist (Pencipta) Audience (Pembaca)
karir dari nol (Andriyanto, et al., 2020).
Penelitian kelima adalah artikel Model kerangka tersebut memiliki
bertajuk “Tinjauan Sosiologi Sastra dalam pendekatan kritis utama pada penelitian ini.
Novel Hafalan Shalat Delisa Karya Tere Liye Penelitian ini mengacu kepada pendekatan
dan Relevansinya Terhadap Pembelajaran mimetik. Sebagaimana mestinya pendekatan
Sastra di SMA”. Penelitian tersebut bertujuan mimetik, pendekatan ini adalah pendekatan
mendeskripsikan aspel yang memiliki hubungan karya sastra dengan
fenomena nyata realitas. Dalam pendekatan
mimetik, banyak aspek kehidupan yang dapat
dinilai,

15
Aksarabaca
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya P.ISSN 2745-4657 Vol. 1 No. 1 Oktober 2019

di antaranya ada aspek sosial, aspek ekonomi, diperoleh dari hasil telaah dokumen naskah
aspek agama, dan sebagainya. Pada penelitian drama yang telah dipilih.
ini, aspek yang akan dianalisis yaitu aspek Penelitian ini menggunakan
sosial yang terjadi dalam novel Pertemuan instrumen yang disusun secara pribadi oleh
Jodoh karya Abdoel Moeis (Winarti, 2019). peneliti. Instrumen penelitian ini secara sentral
Metode Penelitian bertujuan untuk mengamati,
Penelitian ini dilakukan dengan menginterpretasikan, mendeskripsikan,
metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan mengategorikan, dan memberikan simpulan
kontekstual penelitian yang mengacu pada berdasarkan keseluruhan data yang diperoleh
analisis, maka yang dimaksud dengan (Rahmawati, Diarta, & Laksmi, 2022, hal. 16).
deskriptif pada penelitian ini adalah Berikut ini adalah tabel instrumen penelitian
pendeskripsian atas tujuan dan rumusan berdasarkan datayang telah terkumpul.
masalah yang berfokus pada konsep Tabel 1. Bentuk Instrumen Penelitian
Mimetik Abrams, yakni karya sastra adalah
imitasi (tiruan) dari realitas hidup Urutan Sumber Keterangan
masyarakat di luar karya itu sendiri. Kajian Nomor Kutipan Data
mimetik adalah kajian yang melihat Data Dialog
keterkaitan karya sastra dengan kenyataan. Data (1) (Moeis, 1937, Perekonomian
Menurut Abrams, jenis mimetik ini hal. 65).
memandang karya sastra sebagai cerminan Data (5) (Moeis, 1937, Percintaan
hal. 18)
dunia kehidupan. Sasaran yang diteliti adalah
Data (10) (Moeis, 1937, Perbedaan
bagaimana karya sastra mengekspresikan hal. 7) Strata Sosial
dunia nyata. Keterkaitan antara kenyataan Data (16) (Moeis, 1937, Penyimpangan
dan rekaan tergambar hal. 176-177) Sosial
dalam mimesis dan kreasi. Semua ersoalan Penelitian ini memanfaatkan dua
sosial dalam kehidupan dapat dijadikan objek sumber data, yakni data primer dan data
sastra. Objek tersebutdiperoleh pengarang sekunder. Data primer pada penelitian ini
dengan observasi terhadap gejala sosial berupa hasil telaah dokumen dari novel
maupun pengalamannya. Simpulannya, karya Pertemuan Jodoh karya Abdoel Moeis yang
sastra merupakan cerminan kehidupan manusia kemudian melewati proses reduksi data
sebagai hasil pemikiran pengarang terhadap dengan memilih beberapa bagian naskah yang
kenyataan hidup (Rahmawati, et al., 2022). layak dijadikan data primer, dan sesuai dengan
Prosedur kualitatif deskriptif harus didukung rumusan masalah penelitian yakni melibatkan
dengan berbagai sumber datayang jelas, mudah tentang konsep mimetik sastra yang
dipahami, dan mereduksi data sehingga matang dikemukakan oleh Abrams ketika memandang
ketika dijadikan landasan dalam pembahasan. sosiologi dalam sebuah dimensi sastra,
Bogdan dan Taylor (dalam Muhammad, 2014: kemudian mengemukakan apa bentuk
30) mendefinisikan bahwa metode penelitian keterkaitannya dengan novel tersebut. Kajian
kualitatif berfungsi sebagai prosedur penelitian mimetik mempunyai langkah-langkah untuk
yang menghasilkan data deskriptif, yakni sebuah analisis karya sastra. Penelitian ini
berupa kata tertulis atau lisan dari orang- menggunakan analisis mimetik seperti yang
orang dan perilaku yang dapat diamati. dijelaskan oleh Mahayana (dalam Rismawati,
Berdasarkan dari pandangan tersebut, peneliti Hidayati, dan Puspita, 2022, hal. 1712) untuk
memanfaatkan data yang melakukan langkah-

16
Aksarabaca
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya P.ISSN 2745-4657 Vol. 1 No. 1 Oktober 2019

langkah pendekatan mimetik adalah: (1) perbandingan hasil penelitian dengan rencana
membaca secara keseluruhan karya sastra yang penelitian ini.
akan dianalisis. Hal ini memudahkan Sebagaimana dikemukakan oleh
peneliti untuk Moleong (dalam Muhammad, 2014: 33)
menemukan aspek yang dicari, dan terdapat tiga teknik pengumpulan data yang
difungsikan untuk memisahkan data; (2) diterapkan dalam penelitian kualitatif, yaitu: (1)
memberikan tanda pada karya sastra. pengamatan; (2) wawancara; (3) dan telaah
Pemberian tanda ini dapat dilakukan dengan dokumen. Pada penelitian ini digunakan teknik
memberi nomor urut data, atau ditandai pengumpulan data hanya dengan telaah
dengan alat tulis seperti spidol/highlighter; (3) dokumen menggunakan objek material yang
memahami karya sastra yang akan dianalisis. sudah dipilih, yakni novel Pertemuan Jodoh
Sebelum melakukan penelitian, peneliti perlu karya Abdoel Moeis. Selanjutnya, teknik
memahami karya sastra yang akan dianalisis, analisis data pada penelitian ini ialah analisis
membahas tentang apakah karya sastra data secara induktif, di mana teknik ini
tersebut, atau aspek apa yang diangkat dalam cenderung digunakan pada penelitian kualitatif,
karya sastra tersebut. Hal ini berkaitan dengan terutama pada penelitian bahasa dan sastra.
poin (1), yakni membaca karya sastra terlebih Peneliti memilih teknik analisis data secara
dahulu; (4) melakukan analisis karya sastra induktif dikemukakan oleh Moleong (dalam
dengan menggunakan pendekatan mimetik Muhammad, 2014: 35) yang berpendapat
yang berfokus pada pembahasan permasalahan bahwa metode analisis data induktif mampu
sosial tentang realitas hidup yang diangkat menemukan realitas yang majemuk berdasarkan
menjadi karya sastra. Keempat langkah ini data yang ada, kemudian peneliti pun tak jauh
menjadi pedoman untuk menganalisis nilai hubungannya dengan hasil telaah dokumen.
sosial pada sebuah karya sastra menggunakan Maka dengan itu, data penelitian dapat
pendekatan mimetik. dipertanggungjawabkan.
Untuk mendapatkan pemahaman dan
Tabel 2. Identitas Data Primer penarikan kesimpulan, data yang sudah
No. Identitas Keterangan terkumpul melalui hasil telaah perlu dianalisis
1 Judul Buku Pertemuan Jodoh dengan mereduksi data, dan memilih hal-hal
2 Pengarang Abdoel Moeis yang pokok untuk dituangkan ke dalam
3 Penerbit Balai Pustaka simpulan.
4 Tahun Terbit 1937
5 Jenis Karya Novel Hasil dan Pembahasan
Mimetik berasal dari bahasa Yunani
Sedangkan data sekunder dalam yaitu mimesis yang berarti “meniru” atau
penelitian ini memanfaatkan referensi yang “tiruan”. Secara umum mimetik juga diartikan
relevan dengan penelitian. Adapun data sebagai suatu pendekatan yang memandang
sekunder tersebut berupa buku pengkajian sebuah karya sastra sebagai tiruan atau
fiksi, buku metode penelitian sastra, dan bayangan dari kehidupan dunia nyata.
artikel dalam jurnal yang berfungsi sebagai Beberapa ahli mengemukakan pandangannya
penelitian terdahulu untuk dilakukannya terhadap teori mimetik, seperti Plato yang
mengungkapkan bahwa sastra atau seni hanya
merupakan peniruan (mimesis) atau
pencerminan dari kenyataan. Selanjutnya,
Aristotelesberpendapat bahwa mimesis bukan
hanya

17
Aksarabaca
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya P.ISSN 2745-4657 Vol. 1 No. 1 Oktober 2019

sekedar tiruan, bukan sekedar potret dan Paksaan nikah untuk tokoh
realitas, melainkan telah melalui kesadaran Ratna sebagai penggadai utang
personal batin pengarangnya. Abrams Memperalat orang lain untuk
mengungkapkan pendekatan mimetik adalah kepentingan pribadi
pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan
kajiannya terhadap hubungan karya sastra
Penelitian ini menitikberatkan
dengan kenyataan di luar karya sastra
kajiannya pada pandangan mimetik Abrams,
(Rahmawan, Ramadhan, & Saproji, 2022).
dengan mencakupi pembahasan sebagaimana
Dengan demikian, penelitian ini berfokus pada
hasil pada tabel 1.
kajian mimetikmenurut Abrams.
Berdasarkan hasil analisis data pada
1. Perekonomian
novel Pertemuan Jodoh karya Abdoel Moeis, Perusahaan orang tua tokoh Ratna
telah ditemukan beberapa data yang berkaitan bangkrut terlilit hutang
dengan realitas kehidupan pada teori Mimetik Data (1):
Abrams. Abrams mengemukakan bahwa karya “Petang itu Ratna baru
sastra merupakan bentuk tiruan dari kenyataan kembali dari Tagogapu, dilepas
hidup (realitas kehidupan), dan identik terjadi dengan air mata oleh ibu- bapaknya.
di sekitar masyarakat yang menyangkut aspek
sosial. Adapun hasil dan pembahasannya Sebenarnya pada tahun itu,
mencakup permasalahan perekonomian, pembakaran kapur Atmaja telah
percintaan, perbedaan strata sosial, dan sangat mundur. Harga kapur makin
penyimpangan sosial yang terbagi menjadi turun, yang membeli makin kurang,
beberapa peristiwa. sedang piutang tidak pula diterima.
Ongkos membakar hampir tetap
Tabel 3. Realitas Kehidupan pada Novel seperti biasa.
Perrtemuan Jodoh Karya Abdoel Moeis
Di kota-kota besar harga
Aspek Realitas Contoh Masalah dalam penjualan kapur sedang bersaing mati-
Kehidupan Novel matian. Jika hendak kekal
Perekonomian Perusahaan orang tua tokoh berlangganan, janganlah takut
Ratna bangkrut terlilit hutang
merugi, karena pembakaran yang lain-
Tokoh Ratna berhenti sekolah
dan terpaksa bekerja lain sama merebut dan bujuk-
Percintaan Penolakan rencana menikah membujuk langganan itu, menawarkan
muda oleh tokoh Ratna kepada kapurnya di bawah harga biasa,
Suparta kadang-kadang di bawah pokok.
Hubungan tokoh Suparta dan
Ratna tidak direstui orang tua Asal kapur dapat dijual
Perbedaan Perbedaan kedudukan keluarga dengan kontan, atau uang penjualan
Strata Sosial antara tokoh Suparta dan Ratna yang dipiutangkan dapat masuk pada
Perjodohan antarbangsawan waktunya, maka pembakaran itu dapat
Pendatang asing yang berkuasa jua memutar uang, sehingga kerugian
pada pribumi yang sedikit tidaklah akan
Perbedaan jenjang pendidikan menyusahkan.” (Moeis, 1937, hal.
tokoh Suparta dan tokoh Ratna 65).
Penyimpanga Tuduhan pencurian oleh tokoh
n Sosial Ratna
Penyalahgunaan narkoba
Ketimpangan keadilan hukum

18
Aksarabaca
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya P.ISSN 2745-4657 Vol. 1 No. 1 Oktober 2019

Pada data (1) menjelaskan Bahkan, semua harta bendanya


aspek realitas kehidupan tentang menjadi jaminan utang. Tidak hanya
perekonomian, di mana usaha keluarga itu, perusahaan Atmaja juga telah
Ratna mengalami penurunan karena rusak menjadi pembakaran yang tidak
semakin hari semakin berkurang teratur. selain itu, Atmaja selalu
pembelinya. sedangkan harga didatangi oleh rentenir (penagih
pembakarannya tetap sama, tetapi jika utang) dan rentenir tersebut tidak ingin
uang penjualan dapat masuk tepat ada kata damai lagi.
waktu maka kerugian yang dialaminya
sedikit dan tidak akan menyusahkan. Tokoh Ratna berhenti sekolah dan
terpaksa bekerja
Data (2): Data (3):
Dalam waktu setahun Atmaja Ratna mendapat pekerjaan di
sudah terjerat oleh Syekh Gadir, suatu toko di Bandung dengan gaji
sampai tak dapat bergerak lagi. Rp50 sebulan. Pukul 07.00 pagi-pagi
Sekalian harta-bendanya telah masuk masuk, pukul 13.00 pulang makan,
menjadi tanggungan utang, bunga pukul 16.00 ke toko lagi, pulangnya
uang telah bertumpuk dari bulan ke baru pukul 20.00 malam.
bulan.
Pada mulanya Ratna berasa
Tempat perusahaan Atmaja hampir-hampir tidak kuat, karena dari
yang kukuh itu telah rusak menjadi pagi sampai malam tidaklah ia dapat
suatu pembakaran yang tidak teratur duduk, melainkan tegak atau berjalan
lagi. Dari bulan ke bulan kapur sekeliling toko saja, melayani pembeli
terpaksa dijual obral selakunya saja. yang datang berduyun-duyun, ditarik
Atmaja harus mengadakan uang oleh penjualan obral yang sedang
kontan,pembayaran bunga uang Syekh berlaku di tempat itu.
Gadir yang menyesak-nyesakkan
sepanjang hari. Penjualan obral itu dilakukan
oleh kongsi toko sebagai suatu aturan
Penolong itu telah bersalin yang darurat. Suatu ikhtiar yang
rupa, menjelma menjadi seorang penghabisan buat memelihara dan
penagih utang yang kejam, dan tidak menjaga supaya toko jangan jatuh
suka mendengar kata damai lagi. (Moeis, 1937, hal.97).
Antara sebentar ia mengancam, hidup
Atmaja bagai dirajam disiksanya Pada data (3) menjelaskan
sepanjang hari (Moeis, 1937, hal. 67). tentang realitas hidup tentang
perekonomian, di mana Ratna berhenti
Pada data (2) menjelaskan sekolah karena tidak ada biaya untuk
aspek realitas hidup tentang sekolak. semua itu terjadi karena
perekonomian, di mana perusahaan orang tuanya mengalami
perkenomian keluarga Atmaja sangat kebangkrutan. Ratna kini bisa
turun drastis. kini orang tua Ratna dikatakan menjadi tulang punggung
terlilit hutang di mana-mana. keluarganya. ia

19
Aksarabaca
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya P.ISSN 2745-4657 Vol. 1 No. 1 Oktober 2019

bekerja menjadi penjaga toko dari pagi Ya… dengan terus terang
sampai malam. aku berkata, sungguh luar biasa
perbuatanmu itu, susah aku akan
Data (4): menyebutnya, herankah aku,
Dari Stasiun Bandung amarahkah aku? Kata engkau, engkau
teruslah ia ke sekolah belum kenal padaku, aku belum pula
Fröbelkweekschool, datang kenal pada engkau, tapi sementara itu,
menemui Nyonya Direktris. di dalam kita berbalas-balasan surat,
dapat jua aku mengira-ngira, betapa
"Ratna?" tanya Direktris rupa gambarmu dari dalam.
dengan heran, "sudah keluar dua
bulan sebelum pakansi yang baru lalu Pendeknya, permintaanmuitu
ini!" belum dapat aku terima, tapi belum
pula aku tolak. Sebaik- baiknya
"Sudah keluar?" tanyaSuparta jangan kita paut-memaut dahulu
dengan terperanjat. "Sebabapa?" antara kita kedua belah pihak, dengan
sesuatu perjanjian. Masih banyak
"Atas permintaan sendiri.
waktu buat sama menguji emas
Orang tuanya mendapat celaka, tak
tambangnyabertimbal-balik.
kuasa lagi memberi belanja
sekolahnya. Ratna terpaksa mencari Dalam pergaulan kita
pekerjaan, kasihan!" mudah benar buat nikah, terlebih
mudah pula buat bercerai. Dengan
"Di mana? Menjadi apa?" kata sepatah dari pihak laki-laki,
"Entahlah, lakunya bagai sesuatu rumah tangga boleh hancur.
batu jatuh ke lubuk. Saya berpesan, Apalagi jika anak sudah
jika ia mendapat susah, rumah saya banyak. Adakah engkau memikirkan
masih terbuka untuknya. Murid yang sampai ke sana?
terpandai, sopan, tertib. Kasihan!"
(Moeis, 1937, hal. 111). Pada hematku, hal
bersuami-istri itu sekali-kali tidak
Pada data (4) menjelaskan boleh dipandang enteng. Baik laki-
realitas kehidupan, di mana Suparta laki maupun perempuan harusnya
terkejut mengetahui bahwa Ratna insaf benar bahwa ia, atas
sudah putus sekolah sejak dua bulan kehendaknya sendiri, sudah
lalu. Nyonya Direktaris memberi tahu menyarungkan suatu kongkongan ke
mengapa Ratna putus sekolah. lehernya, ya tak dapat dilepas-
Meskipun demikian, Nyonya lepaskan lagi seumur hidupnya
Direktaris akan selalu menerima Ratna (Moeis, 1937, hal. 18).
jika ia ingin ke rumahnya karena
beliau tahu bahwa Ratna adalah murid Pada data (5) menjelaskan
yang pandai. aspek realitas hidup tentangpercintaan,
di mana pada data ini diangkat
2. Percintaan permasalahan antara tokohSuparta dan
Penolakan rencana menikah muda Ratna. Saat itu tokoh
oleh tokoh Ratna kepada Suparta Data
(5):
Suparta!

20
Aksarabaca
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya P.ISSN 2745-4657 Vol. 1 No. 1 Oktober 2019

Suparta memberikan pilihan menikah dan Ratna. Selain alasan Ratna untuk
muda kepada kekasihnya, Ratna. berdamai dengan diri sendiri sebelum
Namun, Ratna memilih untuk menikah, ia juga mengungkapkan
menolak rencana bahwa
pernikahannya dengan Suparta karena menyatukan antara dua keluarga tidak
ingin fokus dengan dirinya sendiri mudah. Kondisi tokoh Ratna dan
terlebih dahulu sampai ia siap untuk Suparta dihalangi oleh perbedaan
diperistri. Hal ini berkaitan dengan kasta, yang mana sangat ditentang oleh
kenyataan di ranah sosial bahwa keluarga Suparta. Hal ini sering
terburu-buru menikah dengan alasan ditemukan di kehidupan nyata, di
sudah saling cinta bukanlah pilihan mana setiap kedudukan keluarga
yang tepat, ada banyak hal yang perlu dituntut harus setara, entah dari sisi
dipertimbangkan terlebih dahulu. pendidikanmaupun ekonomi.
Contohnya seperti berdamai dengan
diri sendiri, menyelesaikan Hubungan tokoh Suparta dan Ratna
pendidikan, dan mencari rezeki yang tidak direstui orang tua
cukup untuk kehidupan selanjutnya Data (7):
setelah memutuskan untuk menikah. Ratna termenung
membaca surat itu.
Data (6):
Gambar ibu Suparta
Suparta! terbayanglah dengan nyata di
Makin lama aku pikirkan, hadapannya: menak baheula, yang
makin tetaplah aku pada kehendakku memandang rendah akan segala orang
yang sudah kutuliskan dahulu. yang tidak berketurunan bangsawan!
Permintaanmu supaya kita menjadi Orang tua nyinyir, yang benci kepada
suami-istri, hendaklah kita letakkan perempuan anak orang kebanyakan,
dahulu, sementara kita sama berpikir- yang masuk kaum terpelajar, yang
pikir jua. mengganti adat lembaga orang Sunda
Satu perkara jangan tidak dengan adat kebaratan.
engkau pikirkan. Engkau turunan Lama benar Ratna terpekur.
bangsawan, aku anak orang Dengan tidak disengaja- sengaja ia
kebanyakan. Kata peribahasa orang pun sudah menyadari untung dan
sunda, “Piit ngeundeuk- ngeundeuk memikirkan nasibnya yang malang,
pasir, cecendet mande kiara”, adakah seakan orang yang baru kehilangan
engkau ingat sampai ke sana? laba. Berkali-kali saputangannya
Jangan hatimu saja yang menyapu sudut mata, menahan air
hendak engkau tanyai, perlu jua mata yang hendak jatuh berderai….
engkau menanyai hati ibunya (Moeis, (Moeis, 1937, hal. 24-25).
1937, hal. 30). Pada data (7) menjelaskan
Pada data (6) menjelaskan realitas kehidupan tentang suatu
aspek realitas hidup tentangpercintaan, hubungan yang tidak direstui dengan
di mana pada data ini diangkat orang tua. Dalam surat tersebut,
permasalahan yang sama seperti data menggambarkan bahwa Ibu Suparta
(5), yakni rencana pernikahan antara memandang rendah
tokoh Suparta

21
Aksarabaca
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya P.ISSN 2745-4657 Vol. 1 No. 1 Oktober 2019

orang yang tidak berketurunan Dalam sejarah ayahmu, demikian juga


bangsawan termasuk Ratna, pujaan dalam sejarah ibumu, tidaklah akan
hatinya. itulah alasannya mengapa bertemu Mas, melainkan Raden
Ratna menolak ajakan Suparta untuk seluruhnya."
menikah muda. "Asal bapaknya Raden,
niscaya anaknya akan Raden pula,"
Data (8): sahut Suparta. "Meskipun ibunya
Kedua gadis itu berpandang- hanya orang kebanyakan."
pandangan dengan sudut matanya "Benar, Cep! Tapi Raden
masing-masing, seolah-olah kita ada tahan uji. Pada pikiran Ibu,
bermufakat hendak mohon diri. Maka dalam perkara mencari istri itu wajib
bertanya pula perempuan yang tua benar engkau menyerahkan kepada
kepada ibu Suparta, “Sudahkah Agan orang tua. Meskipun sekolahmu sudah
bertunangan?” lanjut, masih banyak perkara
“Belum. Jika anak saya kehidupan yang belum patut menjadi
sudah sampai pada waktu ia harus buatan orang muda, melainkan masih
diberi istri, ibunya sendiri yang akan menjadi tanggungan orang tua jua.
mencarikan. Anak itu anak terpelajar.” Terutama di dalam perkara mencari
Perkataan itu seolah-olah besan."
datang menikam Ratna pada hulu "Zaman sudah berubah, Bu.
jantungnya. Entah ibalah hatinya,entah Dahulu orang berkata, 'mencari besan',
panaslah susah pula ia akan tapi sekarang yang lazim terdengar
menyebutnya. Kata Suparta, ibumu ialah mencari istri. Pada pendapatan
telah mengetahui bahwa ia ada saya, pasal beristri itu, secara laku
mengharap Ratna akan menjadi pergaulan hidup sekarang, harus pula
istrinya, sedang ibunya itu ingin dipandang dari pihak-pihak yang lain,
hendak berkenalan dengan Ratna. Tapi bukan saja dari pihak turunan. Ibu
demikianlah yang terdengar dari mulut tentu mengingat akan anak yang akan
ibunya itu! dilahirkan nanti." (Moeis, 1937, hal.46-
Pada data (8) menjelaskan 47).
realitas kehidupan tentang percintaan, Pada data (9) menjelaskan
di mana seorang ibu mau yang terbaik realitas hidup, di mana tidak boleh
dan akan mencarikannya sendiri untuk sembarangan dalam memilih istri.
menjadi pasangan anaknya. hal Dahulu memandang bahwa dalam hal
tesebut, masih dapat ditemukan di mencari istri, orang tua harus selalu
kalangan masyarakat saat ini. ikut turun tangan karena banyak anak
muda yang hidupnya masih
Data (9): bergantung pada orang tua. Hal
“Tidak boleh bersia-sia tersebut sesuai dengan zaman
tentang memilih bakal istri, Cep," kata sekarang, karena zaman modern saat
si ibu. "Lebih dahulu engkau harus ini anak muda tidak ingin bersusah
memikirkan hal turunan kita. Turunan payah, sebagian anak muda hanya
yang tidak kemasukan darah orang ingin menikmati hasil jerih payah
kebanyakan setetes jua. orang tuanya saja.
3. Perbedaan Strata Sosial

22
Aksarabaca
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya P.ISSN 2745-4657 Vol. 1 No. 1 Oktober 2019

Perbedaan kedudukan keluarga kalangan atas. Menurut Nyai Raden


antara tokoh Suparta dan Ratna Data Teja Ningrum, menyebut nama
(10): seseorang dengan sebutan yang tidak
"Oh, maaf, saya ini bukan seharusnya di adat lembaga orang
Enden, bukan Nyi Mas, ayah saya Sunda, disebut tidak lazim atau
hanya orang kebanyakan, ibu saya dilarang oleh sebuah kalangan.
orang kebanyakan. Dari anemer kecil,
dan karena berhemat-hemat, Perjodohan antarbangsawan
sampailah ayah mempunyai Data (12):
pembakaran kapur yang sederhana." "...belum tentu suami-istri itu
(Moeis, 1937, hal. 7). akan hidup berkelurusan saja, karena
Pada data (10) keduanya bergelar Raden."
menjelaskan perbedaan kasta antara "Engkau hendak berkata
keluarga tokoh Suparta dan Ratna. bahwa hidup bersuami-istri itu tidak
Keluarga Suparta berasal dari akan berkelurusan karena keduanya
bangsawan, sedangkan keluarga Ratna ada orang berbangsa?"
hanya berasal dari orang kebanyakan. "Bukan begitu maksud saya,
Ratna menjelaskan bahwa keluarganya Bu! Jika kebetulan saya, yang bergelar
sangatlah berhemat. Oleh karena itu, Raden, telah memilih orang
saat ayahnya dapat mendirikan sebuh kebanyakan buat menjadi istri saya,
tempat perusahaan pembakaran kapur karena berkenan pada hati saya, baik
yang sederhana dan maju sebelum tentang rupaparasnya maupun tentang
mengalami kebangkrutan. ilmu pengetahuannya, atau tentang
budi-pekerti dan fiil-lakunya, maka
Data (11): terlebih baik saya kawin dengan
Orang tua yang seorang lagi orang itu, meskipun ia bukan Nyai
bertanya kepada Ratna, "Di manakah Raden, daripada saya mengambil
Nyai berkenalan dengan Agan?" orang lain yang tidak saya kenal, yang
"Dengan Suparta?" tanya hanya diuntukkan buat menjadi istri
Ratna. saya karena ia turunan bangsawan,
Nyai Raden Teja Ningrum karena orang- orang tua saya hendak
menentang Ratna sejurus, lalu berkata memelihara turunan.” (Moeis, 1937,
dengan tajam, "Menurut adat lembaga hal. 48).
orang Sunda, tidak patut menyebut Pada data (12)
nama itu di muka ibunya, anak saya menjelaskan sebuah pertentangan atau
lazim dikenal orang dengan nama ketidaksetujuan sebuahpendapat antara
Agan!" (Moeis,1937, hal. 34). Nyai Raden Teja Ningrum dan
Pada data (11) Suparta tentang sebuah perjodohan di
menjelaskan sebuah perbedaan kasta antara para kaum. Nyai Raden Teja
yang menonjol antara kalangan atas Ningrum menginginkan sebuah
dengan kalangan bawah, di mana perjodohan anaknya dengan orang dari
banyaknya peraturan yang memang kalangan setara dengan mereka, yaitu
menjadi sebuah etika khusus dalam Nyai Raden. Suparta tentu saja tidak
sebuah menyetujui itu. Era itu memang masih
banyaknya

23
Aksarabaca
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya P.ISSN 2745-4657 Vol. 1 No. 1 Oktober 2019

perjodohan antara bangsawan, namun pakaian yang mencolok. Congkak dan


pemikiran Suparta tidak sesempit itu muka tidak ramahnya yang seperti
hanya karena dirinya bangsawan, tidak paling berkuasa di tanah ini. Seperti
mengharuskan menjalin hubungan bangsawan biasanya, kelakuan dan
dengan bangsawan juga. Siapapun itu, aturan yang memang sudah mutlak,
jika bisa membuat hatinya jatuh membuat orang Tionghoa itu menjadi
kepada wanita entah sederajat atau seperti penguasa yang jijik dengan
tidak, tidak apa jika ia seperti orang kebanyakan. Bangsawan yang
orangkebanyakan. seenaknya sering meremehkan yang
lebih rendah darinya.
Pendatang asing yang berkuasa pada
pribumi Perbedaan jenjang pendidikan
Data (13): tokoh Suparta dan tokoh Ratna Data
Rupanya masih ada juga di (14):
antara penumpang yang mengerti "Oh, tidak! Jika Saudara
akan bicara nyonya itu. Seorang hendak menanyai juga, sedang hal
pemuda bangsa Tionghoa peranakan ihwal diri saya tidak usah saya
berbaju kampret, bercelana pangsi, rahasiakan, dengarlah: Nama saya
dan bertopi laken hitam yang duduk Ratna Juita, umur delapan belas
bersandar memicingkan mata di tahun, bersekolah di
seberang suami-istri itu, sekonyong- Fröbelkweekschool, di Bandung-
konyong telah memasang telinga, lalu Karaës, baru naik ke kelas dua.Ayah
tersenyum. Meskipun ia tampak tidak saya bernama Atmaja,
mementingkan segala sesuatu yang pekerjaannya membakar kapur di
terjadi di sekelilingnya, dan berlaku Tagogapu. Selama pakansi sayaada
sebagai orang mengantuk, tapi barang di rumah, hari Rabu sekolahdibuka
siapa yang memperhatikan air pula. Dalam lima hari inisaya
mukanya, tahulah bahwa orang itu mesti membersih-bersihkan
sedang memasang telinga. Nyonya kamar, menjemur kasur,
Tionghoa, yang memandang dengan menyelesaikan lemari,
merengut kepada orang yang mengumpulkan buku- buku;
mengganggu kesenangannya itu, tidak pendeknya, banyak benar buatanyang
menyangka bahwa dari Jakarta ia menantikan saya di sekolah.Jadi
sudah diamati oleh seorang sersi. perlulah saya kembali hari inike
Amarahnya bertaut kepada anak muda Bandung. Cukup sebegitu?
yang duduk di hadapannya saja, jadi Sekarang Saudara... siapakah
laku polisi rahasia yang ada di Saudara, hendak ke manakah
seberangnya itu tidaklah tampak Saudara, dari manakah Saudara?"
olehnya (Moeis,1937, hal. 3-4). Si pemuda memandang pula
Pada data (13) akan Ratna, lalu tersenyum. Meskipun
menjelaskan seorang pendatang dari paras gadis itu hanya masuk bilangan
Tionghoa yang sedang berkunjung ke yang biasa saja, tidak dapat
Jakarta, dengan disebutkan bangsa pilihan, tapi segala
perangainya dan lakunya berkata
serta berkecandan, makin
menarik

24
Aksarabaca
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya P.ISSN 2745-4657 Vol. 1 No. 1 Oktober 2019

hatinya. Maka berkatalah ia, sambil badan semampai, tapi jika ia bukan
mendehem sekali dua kali dan berlaku menak, hanya cacah, maka sari menak
secara orang yang sedang itu tak mungkin akan diperolehnya.
berhadapan dengan hakim, "Suparta Bagi yang arif bijaksana, kata mereka
nama saya, umur dua puluh dua itu, tidaklah susah buat membedakan
tahun, dilahirkan di Sumedang, murid menak dari cacah (Moeis, 1937, hal.
STOVIA, sebentar lagi hendak 29).
menempuh ujian dokter. Maksud saya Pada data (15)
hendak mencari hawa Bandung buat di menjelaskan perbandingan antara
hari penghabisan pakansi. Di keturunan bangsawan dengan orang
Sumedang saya tinggal dengan ibu kebanyakan. Perbandingan fisik dan
saya. Dari Bandung saya hendak pakaian yang sangat jomplang dilihat.
kembali ke Jakarta, bersedia-sedia Perbedaan tersebut menjadi sebuah
hendak menempuh ujian. Cukup?" ketimpangan yang sangat tidak lazim
(Moeis, 1937, hal. 6-7). yang tidak seharusnya. Apalagi dalam
Pada data (14) pribumi yang seharusnya memang
menjelaskan dua tokoh utama, yaitu berpenampilan seperti biasanya
Ratna dan Suparta yang sedang menjadi seperti babu atau sesuatu yang
berkenalan. Mereka memang tidak menjijikan di dekat keturunan
sederajat, tapi perkenalan ini menjadi bangsawan itu.
salah satu perkenalan yang bermakna 4. Penyimpangan Sosial
bagi keduanya. Perkenalan yang Tuduhan pencurian Data
menjadi awal sebuah cerita pilu biru (16):
dan penuh sejarah bagi Ratna ataupun Amat menjadi resah.
Suparta. Ratna yang baru saja hendak Matanya memandang sekeliling, tapi
naik kelas 2 sekolah menengah, jauh tak ada seorang yang tampak hendak
sekali dengan perbandingan dengan berkawan dengan dia. Maka dengan
Suparta yang sudah hendak menundukkan mata berkatalah ia,
menempuh ujian kedokterannya. "Saye simpen dalam sumur di gedong
Data (15): Tuan Kornel, dibungkus ame timah
Di tempat Ratna bersekolah bekas bungkus te."
memang banyak turunan bangsawan, "Bagus! Barang itu disuruh
tapi tidak kurang pula anak-anak cari hari ini. Kalau engkau tidak
orang kebanyakan. Maka keadaan bohong, tentu ia masih ada.
pergaulan di sekolah itu adalah bagai Persidangan kita tutup hari ini. Esok
campuran minyak dengan air. diteruskan."
Acap kali benar panas daun Persidangan pada esok
telinga Ratna, jika ia sudah harinya dibuka pula. Liontin danpeniti
mendengar beberapa Enden itu telah dapat dikeluarkan dari sumur
memegah-megahkan keturunan dan terletak bersama-sama dengan
bangsawannya. Pada pendapatan gelang dan cincin markis sebagai
mereka itu, secantik semolek paras barang-barang bukti di atas meja
seorang perempuan, kulit kuning, hijau.
Presiden lalu berkata, "Jene,
apakah sebab maka engkau sampai
berlaku sekeji itu. Tidakkah

25
Aksarabaca
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya P.ISSN 2745-4657 Vol. 1 No. 1 Oktober 2019

engkau menyesal atas tangannya. Sekonyong-konyong air


perbuatanmu, terutama terhadap mukanya jadi gembira. Sambil
Ratna ini?" menyerahkan kasut itu ke tangan
"Lebih dari nyesal, Tuan. seorang polisi, berkatalah komisaris,
Jika saye orang punye, mau saye "Belah telapak kasut ini satu-satu."
rasanye ganti semuanye kerugian
Ratne secara yang sepatut- Setelah telapak kasut itu
patutnye..." (Moeis, 1937, hal. 176- dibelah menurut jajar jahitnya,
177). keluarlah sebuah bungkusan tipis dari
dalamnya. Bungkusan itu berisi
Pada data (16)
candu!
menjelaskan bahwa kejadian di sebuah
pengadilan yang menjadi latar tempat "Zoo, zoo!" kata komisaris
persidangan Ratna yang telah dituduh dengan senyum. "Tapi mustahil hanya
atas pencurian perhiasan majikannya. ada sebegini. Periksa terus! Jangan
Salah paham menjadi bentuk kejahatan ada bungkusan yang tidak dibuka!"
tidak tertulis pada kejadian ini. pelaku
dari pencurian memang bukan Ratna, Yang penghabisan
tapi sebagai yang sudah dituduh, diperiksa ialah empat buah kol, yang
menjadi sebuah luka mendalam dikat-ikatkan menjadi sejinjingan.
walaupun pelaku sebenarnya sudah Komisaris meraba- raba dan memijit-
tertangkap dan menyatakan menyesal. mijit isi kol yang berwarna kuning
Pengadilan terlihat menjadi sebagai muda, lalu mengamat-amati susun
meja penyelesaian yang sepele dan daunnya.Maka berkatalah ia, "Belah!"
tidak lagi terlihat mutlak menjadi Seketika itu perintahnya diturutpula.
sebuahrumah penghukuman.
"Ah!" demikian terdengar
Penyalahgunaan narkoba suara dari beberapa mulut. Di antara
Data (17): kol yang empat itu ada dua yang berisi
Sementara itu polisi di dalam candu gelap!
wachtkamer sedang memeriksa "Nah!" kata komisaris
barang-barang dengan gembira. "Tidak setiap hari
pembawaan orang yang ditangkap itu. ada pendapatan yang serupa ini. Ke
Tas kulit yang dipeluk oleh yang punya kantor! Ayo, buka jalan!" (Moeis,
selama di dalam kereta tadi itu 1937, hal. 11-12).
disuruh buka, lalu diperiksa isinya
dengan teliti. Sekalian kain yang Pada data (17)
terlipat, sekalian bungkusan yang ada, menjelaskan aspek realitas hidup
dibuka, diperiksa, tapi sesuatu pun mengenai penyimpangan sosial, di
tidak kedapatan. mana pada data ini mengangkat
permasalahan tentang
Akhirnya komisaris penyalahgunaan narkoba. Obat
mengeluarkan sepasang kasut sutra, terlarang marak didistribusikan dan
pakaian orang Tionghoa yang amat disembunyikan dengan akal pecandu,
tebal telapaknya, lalu menimbang- mereka melakukan
nimbang barang itu berganti-ganti di
atas tapak

26
Aksarabaca
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya P.ISSN 2745-4657 Vol. 1 No. 1 Oktober 2019

berbagai cara untuk kerugian bagi yang tidak bersalah


menyembunyikan narkoba. Seperti sangatlah besar.
halnya di dalam kutipan data ini,
seseorang pemakai narkoba pasti Paksaan nikah untuk tokoh Ratna
selalu memiliki cara agar tidak Data (19):
tertangkap. Namun, hal itu tidaklah "Hm! Apa perlunya anak
sulit bagi pihak berwajib untuk perempuan disekolahkan?
mengetahuinya dengan mudah. Bayarannya mahal, faedahnya
Bentuk realitas hidup dari tidak ada. Daripada membuang-
permasalahan ini juga masih terjadi di buang uang guna menyekolahkananak
kehidupan nyata, banyak sekali orang- ini, lebih baik kawinkan saja.""Belum
orang tak bertanggung jawab dengan ada yang datang
perbuatannya, terutama pada mereka meminta dia, Tuan!"
yang memiliki rezeki berlebih akan "Oh, kalau suka sama suka
mudah mengakses obat-obatan dengan orang tuanya, saya bisa pakai
terlarang. buat bini muda."
Atmaja dan ibu Ratna
Ketimpangan keadilan hukum terperanjat mendengar perkataan itu.
Data (18): Syekh Gadir berkata pula, "Ya, bagus!
Lama hakim bersidang Utang tidak mau bayar, uang
dalam Raadkamer, dibuang-buang buat sekolah anak, toh
mempertimbangkan perkara itu. lebih baik itu anak kasih saya. Aturan
Ditimbang kesalahan si Amat. Ratna utang boleh damai." (Moeis, 1937,
nyata sudah menjadi korban fitnah. hal. 70).
Jene sebetulnya harus pula dituntut, Pada data (19)
tapi ditimbang pula bahwa ia berlaku menjelaskan bahwa pemikiran kolot
serupa itu semata-mata untuk menjadi pada zaman itu sangatlah tidak
suatu perkakas yang tidak insaf di diwajarkan. Orang yang derajatnya
tangan seorang penjahat. lebih tinggi sangat sering semena-
Pengadilan menjatuhkan mena kepada orang kebanyakan.
hukuman lima tahun buangan kepada Salahnya adalah orang tua yang tidak
si Amat. Ratna dibebaskan dari segala tau solusi terbaik untuk masalahnya,
tuntutan, sedang pokrolnya tak perlu malah membiarkan anak yang tidak
berkata sepatah jua lagi (Moeis, 1937, tau apa-apa menjadi penebus atau
hal. 178). penyelesai masalah tersebut. Lagi-lagi,
Pada data (18) pemikiran kolot memang tidak ada
menjelaskan bahwa Ratna sudah habisnya, sampai era sekarang pun,
difitnah oleh Jene, seharusnya Jene masih banyak orang tua yang rela
yang dipenjara. Banyak kasus menjual atau mengorbankan anaknya
kesalahpahaman yang berujung sebagai bayaran atas tindak laku
merugikan orang lain, entah kasus perbuatannya sendiri.
fiktif atau yang benar terjadi di
kehidupan sebenarnya. Polisi atau Memperalat orang lain untuk
seseorang yang bertanggung jawab kepentingan pribadi
atas kasus ini kurang teliti dalam Data (20):
penyelidikan, oleh karena itu

27
Aksarabaca
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya P.ISSN 2745-4657 Vol. 1 No. 1 Oktober 2019

"Apa sebab maka cincin berkesinambungan dengan orang-orang


markis ada di bawah tikar babu bangsawan. Permasalahan tersebut masih
Ratna?" tanya Tuan Presiden. ditemukan hingga saat ini, di mana perbedaan
"Itu semuanye ade aturan si ekonomi dijunjung tinggi untuk mendapatkan
Amat. Lagi saye dulu bilang yang saye keadilan. Dalam konteks percintaan, bentuk
takut ketauan, kalo saye colong itu realitas kehidupan lebih banyak digambarkan
barang, Amat kasi nasihat. Gampang! melalui sulitnya meraih restu orang tua dalam
Tarok aje satu dari itu barang di hubungan percintaan antara tokoh Suparta dan
bawah tiker ketiduran Ratne, nanti die tokoh Ratna. Kesulitan itu meliputi
yang ketangkep dan yang diukum, permasalahan yang menggambarkan
barangnye kita yang ambil." (Moeis, ketidaksetujuan orang tua terhadap hubungan
1937, hal. 174). anak- anaknya, disebabkan pula oleh beberapa
Pada data (20) hal yang melatarbelakanginya seperti
menjelaskan bahwa perbuatan jahat perbedaan ekonomi dan kedudukan.
yang dilakukan orang lain bisa Selanjutnya, dalam konteks perbedaan strata
merugikan diri sendiri. Tuduhan yang sosial bentuk realitas kehidupan digambarkan
diperoleh oleh Ratna sekarang menjadi oleh dialog antartokoh yang mengemukakan
boomerang bagi Amat dan Jene. bahwa pribumi selalu kalah dengan pendatang
Sebagaimana mestinya, perilaku asing, tentu hal ini sangat realistis dengan
tersebut memang masih banyak kondisi sosial di zaman modern. Selain itu,
dilakukan oleh orang jahat di luaran perbedaan kasta antara tokoh Suparta dan
sana. Banyak orang yang tidak tahu Ratna tergambar jelas melalui orang tua
apa-apa malah menjadi korban atas Suparta yang mengemukakan bahwa anak
kejahatan orang lain. bangsawan tidak sepantasnya dengan anak
tanpa 'gelar'. Terakhir, dalam konteks
Simpulan penyimpangan sosial bentuk realitas
Berdasarkan analisis data, hasil, dan kehidupan digambarkan oleh adanya peristiwa
pembahasan dalam penelitian ini. Maka tuduhan atas pencurian harta benda, dan
dengan ini, dapat disimpulkan beberapa hal menyinggung penggadaian perempuan untuk
yang berkaitan dengan analisis novel dijadikan istri sebagai pelunas utang,
Pertemuan Jodoh karya Abdoel Moeis melalui permasalahan ini tentu masih banyak
pendekatan mimetik. Karya sastra ini dilakukan di zaman modern seperti saat ini.
dituliskan oleh pengarang melalui refleksi Dengan demikian, simpulan akhir pada
realitas kehidupan yang nyata secara duniawi, penelitian ini menunjukkan bahwa teori
Moeis sebagai pengarang kerap berkontribusi Mimetik Abrams mengungkap latar belakang
menelaah pola permasalahan sosial yang karya sastra yang memang merupakan sebuah
kemudian dituangkan dalam ide imajinatifnya. refleksi realitas hidup masyarakat secara
Realitas kehidupan yang diperoleh dari hasil sosial.
analisis novel ini berkaitan dengan Daftar Pustaka
permasalahan sosial masyarakat Indonesia,
Andriyanto, O. D., Supratno, H., & Tjahjono,
seperti jeratan perekonomian, percintaan,
perbedaan strata sosial, dan penyimpangan T. (2020). Nilai-nilai Pendidikan dalam
sosial. Dalam konteks perekonomian, bentuk Novel Dhadhung Kepuntir Karya Tulus
realitas kehidupan lebih banyak digambarkan S. (Pendekatan Sosiologi Sastra
oleh tokoh Ratna sebagai rakyat 'kebanyakan' Swingewood). Sutasoma: Jurnal Sastra
atau rakyat biasa dan
Jawa, 8(2), 109-
122.

28
Aksarabaca
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya P.ISSN 2745-4657 Vol. 1 No. 1 Oktober 2019

Moeis, A. (1937). Pertemuan Jodoh. Jakarta: Sapardi Djoko Damono dan


Balai Pustaka. Implikasinya terhadap Pembelajaran
Muhammad. (2014). Metode Penelitian Sastra. JIPBSI: Jurnal Ilmiah
Bahasa. Pendidikan Bahasa dan Sastra
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Indonesia, 4(1), 13-23.
Nilawijaya, R. (2021). Tinjauan Sosiologi Rismawati, I., Hidayati, P. P., & Puspita, Y. C.
Sastra dalam Novel Hafalan Shalat (2022). Analisis Mimetik terhadap Nilai
Delisa Karya Tere Liye dan Sosial pada Kumpulan Cerpen Kejar
Relevansinya terhadap Pembelajaran Impian Kala Pandemi Karya Oktavianti
Sastra di SMA. SILAMPARI BISA:
sebagai Alternatif Bahan Ajar Sastra
Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa
Siswa SMA Kelas XI. DIDAKTIK:
Indonesia, Daerah, dan Asing, 4(1), 13- Jurnal Ilmiah PGSD FKIP Universitas
24. Mandiri, 8(2), 1709-1717.
Novita, A., & Maulidiah, R. H. (2023). Rosianti, M., Widayanti, M., & Sugiyanto, Y.
Analisis Nilai Kehidupan pada Novel (2019). Nilai Sosial dalam Novel
Kado Terbaik Karya J. S. Khairen dan "Ayah" Karya Andrea Hirata: Kajian
Relevansinya dengan Pembelajaran Sosiologi Sastra. KLITIKA: Jurnal
Sastra di SMA (Tinjauan Sosiologi Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra
Sastra). Enggang: Jurnal Pendidikan, Indonesia, 1(2), 96-104.
Bahasa, Seni, dan Budaya, 3(2), 228- Sipayung, M. E. (2016). Konflik Sosial dalam
238. Novel Maryam Karya Okky Madasari:
Rahmawan, B. F., Ramadhan, S., & Saproji. Kajian Sosiologi Sastra. SINTESIS:
(2022). Analisis Cerpen Lara Lana Jurnal Ilmiah Kebudayaan, 10(1), 22-
Karya Dee Lestari Menggunakan 34.
Pendekatan Objektif dan Mimetik. Winarti. (2019). Gambaran Pendidikan
POPULER: Jurnal Penelitian Pesantren pada Novel Negeri 5 Menara
Mahasiswa, 1(3), 43-56. Karya A. Fuadi: Pendekatan Mimetik.
Rahmawati, A., Diarta, I. N., & Laksmi, A. A. Kumpulan Jurnal Dosen Universitas
R. (2022). Analisis Pendekatan Mimetik Muhammadiyah Sumatera Utara, 1-9.
dalam Novel Trilogi Pingkan Melipat
Jarak Karya

29

Anda mungkin juga menyukai