Anda di halaman 1dari 9

Nama : Royyan Sulaiman

NIM : 201010700274

Kelas : 03SIDP003

Mata Kuliah : Karya Ilmiah

1. Review Jurnal Sastra

Judul Jurnal : Tinjauan Sosiologis Terhadap Novel Detik Terakhir Karya Alberthiene
Endah

Nama Pengarang : Regina Yolanda Adampe

Nama Penerbit : Universitas Sam Ratulangi Fakultas Ilmu Budaya Manado

Review : Pendahuluan, Metode Penelitian, Hasil Pembahasan

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu: (1) mendeskripsikan aspek
sosiologis mimesis karya sastra dalam novel Detik Terakhir, ditinjau dari tokoh dan
penokohan, status sosial, perilaku para tokoh, dan peristiwa yang terjadi. (2) Sejauh mana
keterlibatan pengarang dalam novel Detik Terakhir.

Pendahuluan :

Pendekatan sosiologi sastra merupakan perkembangan dari pendekatan mimesis.


Dalam hal ini penulis menggunakan pendekatan mimesis. Berhubung dengan penulisan ini
berupa karya sastra yang ditinjau berdasarkan aspek sosiologis, maka tujuan utama peneliti
yaitu mendeskripsikan aspek sosiologsi mimetis dan implikasi kepengarangan dalam
karyanya tersebut. Tidak hanya itu, karya sastra juga memberikan pengetahuan tentang
berbagai hal yang mungkin saja belum diketahui pembaca. Sastra merupakan sarana yang
digunakan pengarang yang berisi ide dan gagasan terhadap karya seni. Sesuai dengan hakekat
sastra yaitu DulceetUtile yang artinya indah dan berguna.

Dapat disimpulkan bahwa keberadaan karya sastra sebagai sebuah refleksi kehidupan
dapat dilihat lewat perkembangan zamannya. Jadi tidaklah mengherankan bila terdapat
perbedaan fenomena-fenomena sosial dalam karya sastra jika ditinjau berdasarkan
perkembangan zaman. Misalnya pada zaman penjajahan, baik puisi maupun prosa lebih
banyak bermaknakan perjuangan kaum muda dalam membela negara, tentang peperangan,
serta bagaimana hadirnya budaya asing di tengah-tengah masyarakat. Ada juga yang
berkisahkan tentang perjodohan dan kawin paksa. Pada zaman modern seperti sekarang tentu
perjodohan masih sering dijadikan topik dalam karya sastra, tapi yang membedakannya
adalah nilai budaya, adat istiadat, dan norma kepatuhan.

Metode Penelitian :

Teknik penelitian meliputi tahap pengumpulan data, analisis data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Sumber data terdiri dari data primer (novel Detik Terakhir) dan
sekunder berupa buku-buku kesusastraan dan sumber lainnya. Penelitian ini berupa tinjauan
sosiologi sastra dengan menggunakan metode kualitatif. Teknik penelitian meliputi tahap
pengumpulan data, analisis data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sumber data
terdiri dari data primer (novel Detik Terakhir) dan sekunder berupa buku-buku kesusastraan
dan sumber lainnya.

Hasil Pembahasan :

Novel Detik Terakhir menceritakan tentang Arimbi seorang gadis remaja yang
tomboy dari keluarga kaya raya yang frustrasi dan tertekan menghadapi kehidupan rumah
tangga orangtuanya. Ayahnya seorang pengusaha sukses yang gemar memukul dan menyiksa
ibunya. Sejak kecil Arimbi sudah disuguhi berbagai adegan pertengkaran sampai pemukulan.
Seolah belum cukup dengan pertengkaran demi pertengkaran, Arimbi juga diperhadapkan
dengan kenyataan bahwa kedua orangtuanya terlibat perselingkuhan. Sang ayah gemar
bermain kasih dengan gadis belia, sedangkan sang ibu dengan pemuda tampan. Arimbi
kemudian dipertemukan dengan seorang pengedar narkoba bernama Rajib yang kemudian
menjadi temannya. Tidak hanya itu, melalui Rajib, Arimbi mengenal Vela, seorang gadis
manis yang mencuri hatinya.

2. Review Jurnal Sastra

Judul Jurnal : Modernisasi Dalam Novel Belenggu Karya Armijn Pane

Nama Pengarang : Muslimin

Nama Penerbit : Universitas Negeri Gorontalo | Muslimin |

Review : Pendahuluan, Metode Penelitian, Hasil Pembahasan


Penelitian ini bertujuan untuk (1) menejelaskan mengenai tokoh tokoh
dalam cerita novel Belenggu yang ingin mengikuti tradisi modern, (2) menganalisis mengenai
peran tokoh dalam novel Belenggu yang tertarik pada tardisi yang bertentangan dengan
budaya bangsa yang dipelihara sejak dahulu, dan (3) menemukan tema yang terdapat dalam
novel Belenggu.

Pendahuluan :

Dalam sejarah perkembangan sastra Indonesia, Belenggu merupakan


novel karya anak bangsa pada masa perang ke-II dengan penuh penghayatan dapat
mengkomposisikan penceritaan dan nilai-nilai kebaruan yang dimunculkan, sehingga
membuat novel ini bebas dari konvensi prosa lama (Junus, 1986). Lebih lanjut Jurus
mengatakan bahwa Armijn Pane sengaja meninggalkan tradisi hikayat. Hal ini antara lain
dilakukan dengan menggunakan kalimat-kalimat yang pendek untuk memberikan kesan
gerak (sense of movement). Kesadaran akan penceritaan inilah kemudian Armijn Pane
sengaja mempertentangkan antara pemakaian bahasa dan suasana modern dengan nada tradisi
dalam cerita belenggu, sehingga sejalan dengan pertentangan antara tradisi dan modern yang
merupakan persoalan. Persoalan pertentangan antara modernitas dengan tradisi inilah (di luar
pemakaian bahasa), yang kemudian dialami atau diperankan oleh tokoh Tono, atau
Sukartono, yang ingin mengikis sedikit tradisi feodal bangsanya dengan bergaya ala kaum
liberal.

Metode Penelitian :

Untuk menganalisis data penelitian ini digunakan pendekatan sosiologi


sastra. Menurut pendekatan sosiologi sastra, karya sastra dilihat hubungannya dengan
kenyataan, sejauh mana karya sastra itu mencerminkan kenyataan. Kenyataan di sini
mengandung arti yang cukup luas, yakni segala sesuatu yang berada di luar karya sastra dan
yang diacu oleh karya sastra.

Hasil Pembahasan :

Dalam konteks kesusastraan dan kondisi sosial Indonesia menjelang


kemerdekaan, novel Belenggu karya Armijn Pane (1908-1970) memiliki keistimewaan
tersendiri. Latar belakang sastrawan kelahiran Muara Sipongi, Tapanuli Selatan, 18 Agustus
1908 itu menulis novel Belenggu ini disebabkan oleh politik penerbitan Balai Pustaka yang
enggan memberikan pengalaman intelektual kepada para pembacanya. Armijn Pane tidak
puas karena novel-novel yang terbit sebelumnya “tidak bersifat intelektual”. Menurut Armijn
Pane tugas pengarang adalah melukiskan kehidupan tokoh-tokohnya dengan struktur
kepribadian mereka masing-masing, sehingga novel kemudian menurut pendapatnya
selayaknya berupa realisme kejiwaan. Menulis adalah tindakan objektif sehingga pengarang
harus menjaga agar subjektivitasnya tak menyelusup ke dalam karyanya.

3. Review Jurnal Sastra

Judul Jurnal : Meningkatkan Jiwa Sosial Anak Melalui Karya Sastra Berupa
Dongeng (Kajian Sastra Anak)

Nama Pengarang : Pheni Cahya Kartika

Nama Penerbit : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Review : Pendahuluan, Metode Penelitian, Hasil Pembahasan

Dari isi jurnal tersebut, kehadiran sastra anak memiliki konstribusi yang
besar bagi perkembangan kepribadian anak dalam proses menuju kedewasaan sebagai
manusia yang mempunyai jati diri yang jelas. Dengan demikian, berarti konstribusi sastra
bagi pembaca dan pendengar yang masih anak-anak dapat membentuk pertumbuhan berbagai
pengalaman, sedangkan nilai sosial yang muncul semenjak anak usia 2 tahun juga dianggap
penting bagi tahap perkembangannya selain intelektual dan emosisonal. Perkembangan sosial
merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial anak usia dini. Dapat juga
diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok,
moral, dan tradisi; meleburkan diri menjadi suatu kesatuan yang saling berkomunikasi dan
bekerja sama.

Pendahuluan :

Karya satra yang hadir dan diperuntukkan untuk anak dapat memberikan
beberapa konstribusi pada anak (Nurgiyantoro, 2005:35―41). Konstribusi tersebut terkait
dengan kejiwaan anak. Nurgiyantoro menyimpulkan bahwa sastra anak memiliki konstribusi
yang besar bagi perkembangan kepribadian anak dalam proses menuju kedewasaan sebagai
manusia yang mempunyai jati diri yang jelas.Berkenaan dengan hal tersebut kehadiran sastra
anak dalam perkembangan belajarnya sangatlah berpengaruh terutama dalam menumbuhkan
jiwa sosialnya. Setiap anak yang membaca dan memahami sastra anak contohnya dalam
sebuah cerita anak seperti dongeng, secara langsung memiliki latar belakang besar dalam
menciptakan rasa sosial melalui cerita maupun tokoh. Dengan demikian berarti konstribusi
sastra bagi pembaca dan pendengar yang masih anakanak dapat membentuk pertumbuhan
berbagai pengalaman (rasa, emosi, bahasa), personal (kognitif, spiritual, etis, spritual),
eksplorasi dan penemuan, juga petualangan dan kenikmatan. Berkenaan dengan hal tersebut
kehadiran sastra anak dalam perkembangan belajarnya sangatlah berpengaruh terutama dalam
menumbuhkan jiwa sosialnya.

Metode Penelitian :

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini


termasuk kepada jenis content analisys atau analisis isi, yakni penekanan pada sastra anak
khususnya dongeng, serta nilai sosial pada anak. Melalui dongeng selain metode sederhana
yang disukai anak anak, di tujukan untuk melestarikan dan menambah khasanah tersendiri
dalam menjaga keberadaan sastra anak kedepannya. Langkah-langkah yang digunakan untuk
menganalisis data dalam penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi unsur-unsur cerpen (cerita
anak), (2) selanjutnya pengidentifikasian difokuskan kepada dongeng, nilai ekstrinsik sastra
anak khususnya nilai sosial (3) memberikan analisis terhadap unsur-unsur tersebut, dan (4)
memberikan interpretasi.

Hasil Pembahasan :

Secara struktural, sastra anak tidak memiliki perbedaan dengan karya


sastra lain. Karya sastra anak juga memiliki berberapa hal yang terdapat dalam struktur
seperti intrinsik dan ekstrinsik sebagaimana juga karya sastra yang diperuntukkan untuk
orang dewasa. Perbedannya adalah pada cara memaparkan dan bahasa yang digunakan.
Struktur cerita dipaparkan secara sederhana dan tidak terlalu rumit. Bahasanya pun juga
sederhana, sehinga mudah dimengerti oleh anak-anak. Dongeng merupakan prosa rakyat
yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh empunya cerita dan dongeng tidak terikat oleh
waktu maupun tempat, maka secara tidak langsung dongeng memiliki sifat sebagai salah satu
teknik pembelajaran yang diperuntukkan bukan hanya masa lampau melainkan
perkembangan sosial anak kedepannya. dongeng terdiri atas beberapa jenis, yaitu : (1) Mite
merupakan dongeng yang menceritakan kehidupan makhluk halus, setan, hantu, ataupun
dewa-dewi. (2) Legenda merupakan dongeng yang diciptakan masyarakat sehubugan dengan
keadaan alam dan nama suatu daerah. (3) Sage merupakan dongeng yang di dalamnya
mengandung unsur sejarah, namun tetap sukar dipercaya kebenaranya karena unsur sejarahya
terdesak oleh unsur fantasi. (4) Fabel merupakan dongeng yang mengangkat kehidupan
binatang sebagai bahan ceritanya. (5) Parabel merupakan dongeng perumpamaan yang di
dalamnya mengandung kiasan-kiasan yang bersifat mendidik. (6) Dongeng orang pendir
merupakan jenis cerita jenaka yang di dalamnya dikisahkan kekonyolan-kekonyolan yang
menimbulkan gelak tawa dari tingkah laku seseorang karena kebodohannya, bahkan sering
kali karena kecerdikannya.

4. Review Jurnal Bahasa

Judul Jurnal : Pengaruh Pemahaman Aspek Filosofi Bahasa Jawa Terhadap Pola
Komunikasi Masyarakat Dalam Bahasa Indonesia

Nama Pengarang : Tri Wahyono

Nama Penerbit : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Review : Pendahuluan, Metode Penelitian, Hasil Pembahasan

Pola komunikasi dalam bahasa Indonesia di masyarakat kini mulai


mengabaikan aspek penghormatan kepada lawan bicara. Hal tersebut terlihat pada pola
komunikasi yang terjadi dalam masyarakat. Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini untuk
mengetahui pengaruh pemahaman aspek filosofi bahasa Jawa terhadap pola komunikasi
masyarakat dalam bahasa Indonesia yang muncul dalam bentuk istilah atau ungkapan dan
kata. Data deskriptif yang didapat dalam penulisan karya ilmiah ini melalui observasi dan
kajian teoretis terhadap fenomena bahasa dan pola komunikasi dalam masyarakat

Pendahuluan :

Penulisan jurnal ini adalah pemahaman seseorang terhadap makna


filosofi bahasa Jarva berpengaruh terhadap pola komunikasi masyarakat dalam bentuk
ungkapan atau istilah dan kata dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil tersebut sebaiknya
pemahaman makna kata dalam berkomunikasi lebih ditingkatkan sehingga dapat menambah
kepercayaan diri seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain yang sebaya/sederajat
atau yang lebih tinggi kedudukannya. Bahasa merupakan media utama dalam berkomunikasi
sehingga kebutuhan terhadap pemahaman berbahasa sangat penting dalam kehidupan
bermasyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, bahasa memiliki peranan yang sangat penting
dalam segala aspek kehidupan. Dengan bahasa, seseorang mampu menyampaikan maksud
dan tujuan sehingga informasi dan pesan yang disampaikan kepada orang lain atau
masyarakat tersampaikan dengan baik. Informasi dan pesan yang akan disampaikan juga
harus dibahasakan secara penuh agar maknanya dapat dipahami oleh penerima dengan mudah
karena kesulitan dalam memahami suatu informasi dan pesan dapat mengakibatkan
perbedaan interpretasi dan pemahaman. Berdasarkan kondisi tersebut, bahasa dapat juga
dijadikan media untuk mengekspresikan gagasan dan pikiran seseorang.

Metode Penelitian :

Proses analisis dilakukan secara teoretis dan deskriptif. Hasil


pengamatan penulis menunjukkan bahwa pemahaman makna filosofi bahasa Jawa
berpengaruh terhadap pola komunikasi masyarakat dalam menggunakan bahasa Indonesia
dalam bentuk istilah atau ungkapan dan kata. Pengaruh makna filosofi tersebut muncul dalam
bentuk perubahan makna kata dan penyebutan kata ganti orang dalam berkomunikasi.

Hasil Pembahasan :

Beberapa istilah dalam bahasa Indonesia untuk mendeskripsikan suatu


kondisi di masyarakat diserap dari bahasa Jawa. Hal tersebut dikarenakan bahasa jawa
memang memiliki ragam bahasa yang sarat dengan nilai dan makna yang filosofis. Dalam
bahasa Jawa, ungkapan atau istilah tersebut digunakan sebagai media untuk mengeskpresikan
gagasan atau pesan agar dapat diterima dan dipahami dengan mudah oleh penerimanya.
Seiring dengan perkembangan waktu, kata-kata dalam bahasa Jawa banyak diserap dalam
bahasa Indonesia. Penyerapan tersebut bukan tanpa alasan. Proses tersebut terjadi karena
kurangnya kosakata dalam bahasa Indonesia untuk membahasakan suatu benda atau kondisi.
Sementara dalam bahasa Jawa, kata-kata yang dapat digunakan untuk mengungkapkan atau
membahasakan suatu benda tersebut tersedia sehingga penutur bahasa Indonesia yang
berlatar budaya bahasa Jawa dengan mudah menggunakan kata tersebut. Berdasarkan proses
tersebut, banyak bahasa Jawa yang diserap dalam bahasa Indonesia untuk kebutuhan
kelengkapan kosakata.

5. Review Jurnal Bahasa

Judul jurnal : Pendidikan Multikultural Dalama Buku Pelajaran Bahasa Indonesia


Non-Bse

Nama Pengarang : Joko Purwanto, Sarwiji Suwandi, Nugraheni Eko Wardhani


Nama Penerbit : Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana UNS

Review : Pendahuluan, Metode Penelitian, Hasil Pembahasan

Penelitian ini bertujuan: (1) mendeskripsikan dan menjelaskan muatan


pendidikan multikultural dalam buku pelajaran bahasa Indonesia non-BSE tingkat SMP, dan
(2) mendeskripsikan dan menjelaskan kualitas muatan pendidikan multikultural dalam buku
pelajaran bahasa Indonesia non-BSE tingkat SMP.

Pendahuluan :

Indonesia sebagai negara kepulauan dengan berbagai letak geografis


serta kondisi sosial budaya yang beragam memberikan gambaran yang jelas bahwa Indonesia
sebagai negara multikultural. Namun, keragaman tersebut seringkali menimbulkan masalah
yang sangat hebat. Sering terjadi konflik antarsuku, golongan, agama, bahkan di kalangan
pelajar dan mahasiswa yang sampai menimbulkan pertumpahan darah dan korban jiwa.
Kerusuhan di Sampit, Ambon, Poso, dan Papua adalah beberapa upaya pembangunan bangsa.
Keberagaman itu pula akan mampu mendinamisasikan kita sebagai bangsa.

Metode Penelitian :

Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam


penelitian ini adalah buku pelajaran bahasa Indonesia non-BSE untuk siswa SMP di Kota
Surakarta dan informan, yaitu para penulis buku yang dianalisis. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik analisis konten, angket, dan wawancara mendalam. Uji validitas data
dengan teknik triangulasi teori dan sumber, sedangkan analisis data menggunakan teknik
analisis interaktif.

Hasil Pembahasan :

Dalam konsep-konsep yang telah disepakati, baik dalam undang-undang,


peraturan pemerintah, dan lain sebagainya, memang sudah ada pengakuan tentang adanya
berbagai keragaman, baik etnis, suku, budaya, bahasa, bahkan agama. Namun, dalam praktik
nyata di lapangan, hal itu belum bisa memberikan hasil yang signifikan. Konflik dan
kekerasan yang mengatasnamakan antarsuku, etnis, bahkan agama masih saja sering terjadi.
Hal itu menjadi bukti bahwa adanya undang-undang serta peraturan-peraturan lainnya
belumlah cukup untuk mengarahkan masyarakat memahami dan menghormati adanya
keberagaman. Dari gambaran di atas, jelaslah bahwa pendidikan multikultural memiliki suatu
tanggung jawab besar, yaitu menyatukan bangsa yang terdiri dari berbagai macam budaya
dan menyiapkan bangsa untuk siap menghadapi arus budaya luar di era globalisasi.

10 Jurnal Sasatra Dan Bahasa Yang Telah Di Baca

1. RELASI KUASA DALAM NOVEL ANAK RANTAU KARYA AHMAD FUADI :


KAJIAN TEORI MICHEL FOUCAULT (Ratna Ayuningtyas)

2. TEORI DALAM PENGAJARAN SASTRA (I Wayan Artika)

3. Keeksistensian Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional dan Ilmu Pengetahuan pada Era

Globalisasi. (Jimmy Azet) Universitas Sebelas Maret


4. PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA LISAN BAIK DAN BENAR DALAM
KELOMPOK KECIL KALANGAN MAHASISWA PRODI BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA UNIVERSITAS VICTORY SORONG (Irwan soulisa) Universitas Victory
Sorong

5. JURNAL PENELITIAN ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL PUSARAN ARUS WAKTU


KARYA GOLA GONG: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA
DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA (DIAN AYU MURPRATAMA)

6.BAHASA"MEMPENGARUHI"BUDAYA"ATAU"SEBALIKNYA
OLEH:Dra."Hodidjah,"M.Pd

7. PERUBAHAN DAN PERKEMBANGAN BAHASA: Tinjauan Historis dan


Sosiolinguistik ,Akhmad Haryono,Staf Pengajar Fakultas Sastra Universitas Jember .

8. Peranan Bahasa dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan Oleh : Kharisma Diah Ayu
Wulandari (Universitas Sebelas Maret)

9. Analisis Nilai Moral Tokoh Utama Dalam Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta
Toer. Di Susun Oleh (Suyatno)

10. Fungsi dan Peran Karya Sastra dari Masa ke Masa (Yosep Bambang Margono Slamet)

Anda mungkin juga menyukai