HABIBIE
BERDASARKAN PERSFEKTIF STRUKTURALISME GENETIK LUCIUS GOLDMANN
PENDAHULUAN
Novel adalah salah satu buku bacaan yang banyak diminati oleh kalangan kaum
muda ,namun tidak hanya kaum muda saja yang gemar untuk membaca bahkan oarang tua
sekalipun terkadang suka dalam hal membaca,membaca yang ,menjadikan kita membuka
mainset agar lebih berkembang dan memiliki pengetahuan yang luas,
Namun pada kesempatan ini penulis akan menuliskan beberapa fakta sosial yang
ada dalam sebuah novel yang berjudul “Habibie & Ainun” yang dimana novel ini sangat
menginspirasi kaum muda yang di dalam nya banyak kisah mengesankan sosok presiden
indonesia yang ke 5,berasal dari daerah kecil di tanah sulawesi,namun memiliki keinginan
dan semangat yang menggebugebu.
Dalam karya sastra seperti novel dan cerpen bahasa dijadikan alat komunikasi bagi para
tokoh. Karena novel dan cerpen merupakan sebuah cerita yang didalamnya mengisahkan
cerita dari para tokoh. Yang mana didalamnya pasti ada sebuah konflik yang ditimbulkan
oleh para tokoh. Dan untuk menimbulkan konflik dan menemukan solusi dalam karya
sastra pasti terdapat percakapan yang terjadi diantara para tokoh cerita tersebut
Jenis bahasa yang digunakan penulis dalam sebuah karya novel dan cerpen
bervariatif seperti naratif yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu, monolog yang
merupakan ucapan tokoh tanpa ada lawan bicara, dan doalog yang merupakan percakapan
antar dua tokoh maupun lebih. Dengan melalui berbagai macam percakapan antara tokoh
inilah maka terbentuklah sebuah cerita. Dan dengan percakapan-percakapan juga pembaca
dapat mengetahui watak-watak tokoh yang ada dalam cerita.
Sebelum membahas dampak dari kemenarikan terhadap fakta kemanusiaan dalam novel
"Habibie & Ainun" karya BJ Habibie berdasarkan prespektif strukturalisme genetik Lucius
Goldmann, perlu dijelaskan terlebih dahulu mengenai konsep strukturalisme genetik.
Sastra tidak lahir dari kekosongan (Huetomo, 1993: 12; Pradomo, 2003: 112) sastra
hanyalah versi realitas (Drama, 2000: 3). Pada hakikatnya, sang pengarang dalam
menciptakan karya sastra melalui daya imanjinasi tentu dipengaruhi oleh situasi dan
kondisi lingkungan. Namun pengaruh situasi dan kondisi lingkungan tidak mutlak tertuang
dalam sastra. Aristoteless (Van luxemburg 1986: 17) menyatakan bahwa pengarang tidak
semata-mata menjiplak kenyataan,melainkan sebagai sebuah proses kreatif, pengarang,
sambil bertitik pangkal pada kenyataan Darma (2004: 7) bahwa sastra tidak hanya
sekedar mereflesikan realita, namun juga mereflesikan aspirasi untuk menyimak
1
kehidupan itu sendiri.
Strukturalisme genetik merupakan salah satu metode penelitian sastra yang populer
digunakan dalam menganalisis karya sastra baik novel, cerpen, maupun puisi. Teori ini
merupakan salah satu cabang sosiologi sastra yang memadukan antara struktur teks,
konteks sosial, dan pandangan dunia pengarang (Yasa, 2012:28).
Salah satu metode penelitian sastra menurut Endraswara (2003:55) yang bersifat tidak
murni yang merupakan bentuk penggabungan anatara struktural dengan metode
penelitian sebelumnya, Lucius Goldmann dalam bukunya yang berjudul The Hidden God: A
study of Tragic Vision in the Penses of Pascal and the Tragedies of Racine, dalam bahasa
Perancis terbit pertama kali tahun 1956, menyebutkan bahwa teorinya sebagai
strukturalisme genetik yang artinya ia percaya bahwa karya sastra merupakan sebuah
struktur. Akan tetapi, struktur itu bukanlah sesuatu yang statis, melainkan merupakan
produk dari proses sejarah yang berlangsung, proses strukturasi dan destrukturasi yang
hidup dan dihayati oleh masyarakat karya sastra yang bersangkutan.
Faruk (2005: 12) menyatakan, “Fakta kemanusiaan adalah segala hasil aktivitas atau
perilaku manusia, baik yang verbal maupun yang fisik, yang berusaha dipahami oleh ilmu
pengetahuan. Fakta itu dapat berwujud aktivitas sosial tertentu, aktivitas politik tertentu,
kreasi kultural seperti filsafat, seni rupa, seni musik, seni patung, dan seni sastra.”
Pendapat tersebut membatasi fakta kemanusiaan sebagai segala hasil perilaku manusia,
baik dalam bentuk verbal maupun fisik. Fakta kemanusiaan tersebut berusaha dipahami
oleh ilmu pengetahuan. Faruk menyatakan bahwa fakta kemanusiaan dapat berupa atau
berkaitan dengan politik, kreasi kultural (filsafat dan seni). Dengan demikian, fakta
kemanusiaan merupakan salah satu objek pengkajian yang berupaya diungkap dan
dipahami oleh ilmu pengetahuan. Salah satunya ilmu yang dapat mengkaji fakta
kemanusiaan adalah sastra dan kritik sastra.
Berikut merupakan sepuluh hasil penelitian berupa analisis teks sastra dengan tinjauan
sosiologi sastra. Hasil penelitian Ratnasari (2015) berjudul, “Analisis Sosiologi Sastra dalam
Novel Purnama Kingkin Karya Sunaryata Soemardjo.”; hasil penelitian P. Unswatun S., dkk.
(2013) berjudul, “Novel Dalam Mihrab Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy (Kajian
Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan)”; hasil penelitian berjudul, “Kajian Sosiologi Sastra dan
Pendidikan Karakter dalam Novel Nun pada Sebuah Cermin Karya Afifah Afra serta
Relevansinya dengan Materi Ajar di SMA” ditulis oleh Raharjo, dkk. (2017); hasil penelitian
berjudul, “Interaksi Sosial pada Kumpulan Cerpen Potongan Cerita di Kartu Pos Karangan
Agus Noor dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Sastra di SMA” ditulis oleh Purwahida
(2017); hasil penelitian Muflikhah, dkk. (2014) berjudul, “Masalah Sosial dalam Novel Air
Mata Tjitanduy Karya Bambang Setiaji (Kajian Sosiologi Sastra dan Pendidikan Karakter)”;
hasil penelitian Primasari, dkk. (2016) dengan judul, “Analisis Sosiologi Sastra dan Nilai
Pendidikan Karakter dalam Novel Pulang Karya Leila S. Chudori serta Relevansinya sebagai
Materi Ajar Apresiasi Sastra di Sekolah Menengah Atas”; hasil penelitian yang dilakukan oleh
Muslimin (2011) dengan judul, “Modernisasi dalam Novel Belenggu Karya Armijn Pane
(Sebuah Kajian Sosiologi Sastra)”; hasil penelitian berupa kajian sosiologi sastra dan nilai
pendidikan dalam novel Tuan Guru karya Salman Faris yang dilakukan oleh Akbar, dkk.
(2013);
2
Sosiologi sastra merupakan tinjauan yang meyakini bahwa dalam karya sastra yang ditulis
oleh pengarang memiliki aspek-aspek sosial. Oleh karena itu, penelitian ini menitik beratkan
pada analisis unsur pembangun, fakta kemanusiaan, dan respons tokoh utama terhadap
fakta kemanusiaan di dalam novel “Habibie&Ainun” Karya Bj.Habibie
KAJIAN TEORI
Pendekatan strukturalisme genetik dicetuskan oleh lucius Goldman,seorang alih
sastra prancis ,pendekatan ini merupakan satu-satunya pendekatan yang mampu
merekontruksi pandangan dunia penganrang.pendekatan ini tidak sama dengan
pendekatan marxixme yang cenderung positivistik dan mengabaikan literasi sebuah karya
sastra. Goldmann berpijak pada strukturalisme karena ia menggunakan prinsip struktural
yang dinafikan oleh pendekatan Marxisme. Hanya saja ,kelemahan pendekatan
strukturalisme diperbaiki dengan memasukan faktor genetik dalam memahami karya
sastra (Pradopo, 2000:60)
Fakta kemanusiaan adalah segala hasil aktivitas atau perilaku manusia baik verbal
maupun fisik. Fakta tersebut dapat berwujud aktivitas sosial tertentu, aktivitas politik
tertentu, maupun kreasi kultural seperti filsafat, seni rupa, seni patung, dan seni sastra
(Faruk, 1999b:12). Fakta kemanusiaan pada hakikatnya dapat dibedakan menjadi fakta
individual dan fakta sosial. Fakta sosial mempunyai peran penting dalam sejarah,
sedangkan fakta individual tidak memiliki hal tersebut. Fakta individual hanya merupakan
hasil dari perilaku libidinal seperti mimpi, tingkah laku orang gila, dsb. Sedangkan fakta
sosial mempunyai dampak dalam hubnungan sosial, ekonomi, maupun politik
antaranggota masyarkat.
5
METODE PENELITIAN
terdiri dari 3:
1.metode penelitian
2.jenis penelitian
3.sumber data dan tektik pengumpulan : tulis dari mana sumber isi dan pembahsan yang
akan dikaji.seperti :novel “Habibie & Ainun “ karya Habibie dan Ainun cetakan
tahun(-),jumlah halaman(-),terbit pada tahun(-). Teknik pengumpulan data mengunakan
baca(rujukan),tulis(rujukan).
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Harus membuat tabel guna menjabarkan unsur dari teori apa yang kita ambil.”fakta
kemanusiaan”
DAFTAR PUSTAKA
Idrus, Muhammad. 2012. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif. Jakarta: Penerbit Erlangga.