Anda di halaman 1dari 8

PERJUANGAN TOKOH NYAI ONTOSOROH DALAM

NOVEL BUMI MANUSIA KARYA PRAMOEDYA ANANDA


TOER: TINJAUAN FEMINISME LIBERAL

Regina Safitri ¹, Hajrah², Aswati Asri³


Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar
Jalan Daeng Tata, Makassar, Sulawesi Selatan, 082196625097
e-mail: reginasafitri13@gmail.com

Informasi Artikel:
Dikirim: 5 Januari 2021; Direvisi: 12 Januari 2021; Diterima: 19 Januari 2021
DOI: -

NEOLOGIA: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia berada di bawah lisensi


Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
ISSN: 2087-2496 (cetak), ISSN: - (daring)
http://ojs.unm.ac.id/neologia

Abstract: The Struggle of Nyai Ontosoroh in the Novel Bumi Manusia by


Pramoedya Ananta Toer (Overview of Liberal Feminism). The purpose of this
research is to describe the struggle waged by Nyai Ontosoroh in the novel Bumi
Manusia by Pramoedya Ananta Toer, using the theory of liberal feminism. The
method used is descriptive qualitative. The results of the research that have been
conducted show some of the struggles made by Nyai Ontosoroh in maintaining her
existence as a woman who can still appear in public even though she is only a siri
wife. The struggles that have been carried out are active in studying and not giving
up despite being oppressed by her social status as a concubine. The conclusion in
this study is that Nyai Ontosoroh as a female figure is able to reflect the values of
liberal feminism in the novel Bumi Manusia.
Keywords: Liberal Feminism, Bumi Manusia, Nyai Ontosoroh

Abstrak: Perjuangan Tokoh Nyai Ontosoroh dalam Novel Bumi Manusia


Karya Pramoedya Ananta Toer (Tinjauan Feminisme Liberal). Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perjuangan yang dilakukan oleh
bernama Nyai Ontosoroh dalam novel bumi manusia karya Pramoedya Ananta
Toer, menggunakan teori feminisme liberal. Metode yang digunakan adala
kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan beberapa perjuangan yang dilakukan oleh Nyai Ontosoroh dalam
mempertahankan eksistensinya sebagai seorang perempuan yang tetap bisa tampil
di depan publik meskipun hanya seorang istri siri. Perjuangan-perjuangan yang
telah dilakukan yakni giat belajar dan tidak pantang menyerah meskipun tertindas
oleh status sosialnya sebagai seorang gundik. Kesimpulan dalam penelitian ini
adalah Nyai Ontosoroh sebagai sosok perempuan mampu mencerminkan nilai
feminisme liberal dalam novel Bumi Manusia.
Kata kunci: Feminisme Liberal, Bumi Manusia, Nyai Ontosoroh

15
PENDAHULUAN adalah orang-orang yang ditampilkan
Karya sastra menampilkan dalam karya naratif, sedangkan
gambaran kehidupan suatu masyarakat penokohan adalah penghadiran tokoh
serta memberikan makna tertentu pada dalam cerita fiksi secara langsung
pembaca. Salah satu jenis karya sastra maupun tidak langsung, mengundang
adalah novel, yang merupakan tulisan pembaca untuk menafsirkan kualitas
yang hadir untuk mengungkap dan dirinya lewat kata dan tindakannya.
menangkap fenomena kehidupan yang Menurut Rahayu (t.t., hlm. 45) pada
terjadi di masyarakat melalui tokoh- umumnya sebuah novel bercerita tentang
tokoh yang diceritakan di dalam novel tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam
tersebut. kehidupan sehari-hari.
Novel menjadi media yang Terdapat begitu banyak tokoh
mampu mencerminkan suatu kondisi perempuan dalam novel ini tetapi yang
sosial masyarakat secara detail dan juga paling menonjol adalah tokoh Nyai
realistis. Sebab novel mampu Ontosoroh yang hadir sebagai sosok
merefleksikan cara berpikir masyarakat perempuan dengan perjuangannya
dalam menghadapi persoalan-persoalan mengembalikan harkat dan martabat
di lingkungannya karena novel adalah perempuan sehingga tidak tertindas oleh
sebuah cerminan yang dibuat masyarakat dan juga sosial yang
berdasarkan dokumen-dokumen dan memposisikan perempuan berada pada
kejadian-kejadian yang nyata dengan kelas di bawah laki-laki.
menghubungkan berbagai aspek sosial Sehingga pada penlitian ini
dalam kehidupan (Nurgiyanto dalam peneliti memfokuskan penelitiannya
Ridwan & Sofianto, 2019:2). terhadap sosok Nyai Ontosoroh dengan
Berbagai aspek sosial yang menggunakan pendekatan Feminisme
sering diangkat dalam sebuah novel liberal. Feminisme liberal merupakan
adalah perbedaan, baik itu perbedaan pandangan untuk menempatkan
sosial, perbedaan ras, suku, dan juga perempuan yang memiliki kebebasan
bahkan perbedaan jenis kelamin sering secara penuh dan individual. Kebebasan
kali menarik perhatian para pengarang dan keseimbangan berakar pada
untuk mengangkatnya dalam sebuah rasionalitas, pada dasarnya tidak ada
tulisan. Seorang penulis yang berhasil perbedaan antara laki-laki dan
menuliskan berbagai aspek kehidupan di perempuan, perjuangan feminisme
dalam karyanya adalah Pramoedya liberal menuntut kesempatan dan hak
Ananta Toer lewat tulisannya yang yang sama bagi setiap individu termasuk
berjudul Bumi Manusia. perempuan atas dasar kesamaan
Pada novel ini menceritakan keberadaannya sebagai makhluk sosial
berbagai aspek sosial yang sangat (Fitriani dkk., 2018:65).
komplek, mulai dari perbedaan sosial Feminisme liberal merupakan
antara manusia pribumi dan masyarakat sebuah perlawanan terhadap pembagian
belanda, serta mengangkat masalah kerja di suatu dunia yang menempatkan
kolonial di dalamnya. Tidak hanya itu kaum laki-laki sebagai yang berkuasa
saja di dalam novel ini juga mengangkat dalam ranah publik, sementara kaum
masalah penindasan perempuan oleh perempuan hanya menjadi pekerja tanpa
sosial dan kultur yang ada. upah di rumah dan memikul seluruh
Masalah perempuan di dalam beban kehidupan keluarga (Ruada dkk,
cerita yang digambarkan baik secara fisik dalam Wahono dkk., 2015:4).
maupun psikis mempunyai pendapat, Rosmarie Tong (dalam Nurhadi
harapan, dan ciri khas. Abrams (dalam dkk., 2012: 199) feminis liberal
Rohtama dkk., 2018:224) tokoh cerita memandang diskriminasi wanita yang

16
Safitri, Hajrah, & Asri, Perjuangan Tokoh Nyai Ontosoroh dalam Novel… 17

diperlakukan tidak adil. Wanita manusia dengan menggunakan


seharusnya memiliki kesempatan yang pendekatan feminisme liberal.
sama dengan pria untuk sukses di dalam Tektik pengumpulan data yang
masyarakat. Menurut feminis liberal, digunakan dalam penelitian ini adalah
keadilan gender dapat dimulai dari diri teknik baca dan teknik catat, teknik ini
kita sendiri. Pertama, peraturan untuk menjadi kesatuan yang saling bergantian
permainannya harus adil. Kedua, dilakukan. Data yang diperoleh
pastikan tidak ada pihak yang ingin kemudian dicek kembali melalui
memanfaatkan sekelompok masyarakat beberapa tahap yang selanjutnya
lain dan sistem yang dipakainya haruslah dilakukan analisis untuk mencapai
sistematis serta tidak ada yang dirugikan. sebuah kesimpulan dan mencocokkannya
Atas dasar pemikiran tersebutlah dengan data lain yang relevan.
penelitian ini akan mengkaji mengenai
perjuangan-perjuangan yang telah HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan oleh sosok tokoh perempuan di Hasil
dalam novel bumi manusia yang bernama Pada bagian hasil penelitian ini
Nyai Ontosoro untuk mengembalikan akan dilakukan analisis terdapat beberapa
martabak dan harga diri seorang data yang telah ditemukan dalam
perempuan yang dianggap rendah oleh penelitian ini dan akan terbagi menjadi 2
masyarakat dan diaanggap menjadi bagian, yakni bentuk penindasan yang
manusia kelas kedua setelah laki-laki. dirasakan Nyai Ontosoroh dan bentuk
Adapun penelitian sebelumnya perjuangan yang telah dilakukan Nyai
yang relevan dengan penelitian ini adalah Ontosoroh untuk membuktikan
penelitian dari Tri Ayu Nutrisia Syam eksistensinya sebagai seorang
(2013) dengan judul Representasi Nilai perempuan yang tidak pantas untuk
Feminisme Tokoh Nyai Ontosoroh dalam dianggap rendah dan remeh.
Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya
Ananta Toer (Sebuah Analisis Wacana). Penindasan Terhadap Nyai Ontosoroh
Analisis novel dengan Nyai Ontosoroh merupakan
menggunakan tinjauan feminisme liberal salah satu tokoh wanita yang diciptakan
dimulai dengan menemukan gambaran oleh pengarang dengan karakter dan
budaya patriarki yang merugikan pembawaan yang berbeda dengan tokoh
perempuan di dalam novel tersebut. perempuan lainnya.
Setelah itu, barulah melihat perjuangan Pasalnya dalam buku bumi
tokoh perempuan pada novel tersebut. manusia, Nyai ontosoroh adalah seorang
Jika telah dikaji, penulis akan gundik yang berarti istri kedua atau istri
menemukan bentuk perjuangan tokoh yang tidak sah dari suaminya. Sehingga
perempuan dalam novel tersebut. Nyai Ontosoroh kehilangan beberapa
haknya menjadi seorang istri seperti dia
METODE kehilangan hak atas anaknya sendiri.
Penelitian ini menggunakan
metode penlitian kualitatif yang bersifat [Data 1]
deskriptif. Data dalam penelitian ini “Ann, bagaimana nanti? Kalau
berupa kutipan-kutipan yang ayahmu ternyata memang gila dan
mengambarkan perjuangan sosok tokoh oleh hukum diatur onder curateele?
perempuan Nyai Ontosoroh yang Seluruh perusahaannya, kekayaan
diperoleh dalam novel Bumi Manusia dan keluarga akan diatur seorang
karya Pramoedya Ananta Toer. Fokus curator yang ditunjuk oleh hukum.
penelitian ini adalah perjuangan tokoh Mama, hanya perempuan pribumi,
Nyai Ontosoroh dalam novel bumi akan tidak mempunyai sesuatu hak
18 NEOLOGIA: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume 2, Nomor 1, Februari 2021, hlm. 15-22

atas semua, juga tidak dapat berbuat Pada data di atas menunjukkan
sesuatu untuk anakku sendiri, kau, bagaimana sakit hati yang dirasakan oleh
Ann. Percuma saja akan jadinya Nyai Ontosoroh terhadap penindasan
kita berdua membanting tulang yang telah dilakukan oleh kedua orang
tanpa hari libur ini. Percuma aku tuanya terhadap dirinya. Pada Kalimat
telah lahirkan kau, karena hukum “mereka telah bikin aku jadi Nyai begini”
tidak mengetahui keibuanku, hanya dengan tegas Nyai Ontosoroh
karena aku pribumi dan tidak mengatakan bahwa mereka (orang
dikawini secara syah. Kau tuanna) yang telah menjadikannya
mengerti?” (Pram, hal.112) seorang gundik atau istri tidak sah.

[Data 2] Perjuangan Nyai Ontosoroh


Dia anakku, aku bilang. Hanya aku Berdasarkan penindasan-
yang berhak atas dirinya. Aku yang penindasan yang terjadi pada diri Nyai
melahirkan, membesarkan. Hakim Ontosoroh yang menjadikannya seorang
itu bilang: dalam surat-surat gundik, namun sosok Nyai Ontosoroh
disebutkan Annelies Mellema anak malah menjadi perempuan yang sangat
akuan tuan Herman Mellema. luar biasa dengan membuktikan bahwa
seorang guntik bisa menjadi seseorang
Data pada kalimat “Percuma aku yang terhormat dengan usaha dan kerja
telah lahirkan kau, karena hukum tidak keras yang harus dilakukan.
mengetahui keibuanku, hanya karena aku Adapun perjuangan yang telah
pribumi dan tidak dikawini secara syah.” dilakukan adalah Nyai Ontosoroh belajar
Membuktikan bahwa Nyai Ontosoroh dan berusaha dengan giat agar tidak
hanyalah seorang gundik, ia tidak terinjan-injak lagi karena statusnya
dikawini secara syah oleh Tuan Herman sebagai seorang gundik.
Mellema. Ia hanya dijadikan sebagai
gundik, dengan statusnya itu hukumpun [Data 4]
tidak dapat mengakui haknya sebagai Mama pelajari semua yang dapat ku
seorang ibu. Pada data tersebut bahwa pelajari dari kehendak tuanku:
Nyai Ontosoroh mengalami penindasan kebersihan, bahasa melayu,
yang tidak hanya dilakukan oleh menyusun tempat tidur dan rumah,
suaminya tetapi hukum dan status sosial masak cara Eropa. Ya, Ann, aku
juga menindas Nyai Ontosoroh sebaggai telah mendendam orangtuaku
seorang perempuan. sendiri. Akan kubuktikan pada
Penindasan yang dirasakan Nyai mereka, apapun yang telah mereka
Ontosoroh juga dilakukan sendiri oleh perbuat atas diriku, aku harus bisa
ayahnya dengan menjual Nyai Ontosoroh lebih berharga daripada mereka,
kepada Herman Mellema untuk dijadikan sekalipun hanya sebagai nyai.
gundik demi sebuah jabatan. (Pram, hal.128)

[Data 3] Pada data di atas menunjukkan


Aku telah bersumpah dalam hati: bagaimana seorang Nyai Ontosoroh
takkan melihat orang tua dan dengan giat mempelajari berbagai hal
rumahnya lagi. Mengingat mereka untuk membuktikan bahwa meskipun
pun aku sudah tak sudih. Mama tak kedua orang tuanya telah menjadikannya
mau mengenangkan kembali seorang gundik, tetapi dirinya berharga
peristiwa penghinaan itu. Mereka dan dapat dihargai tanpa harus
telah bikin aku jadi Nyai begini memandang status yang disandangnya.
(Pram, hal.128)
Safitri, Hajrah, & Asri, Perjuangan Tokoh Nyai Ontosoroh dalam Novel… 19

Berbagai Usaha dilakukan oleh merupakan sosok yang berwawasan luas


sosok Nyai Ontosoroh untuk karena pada saat itu orang awam tidak
membuktikan kepada orang tua dan juga akan mengetahui siapa Victor Hug
masyarakat luas bahwa dirinya berharga. sementara Nyai telah mengetahuinya
melebihi minke yang saat itu berstatus
[Data 5] palajar. Tak hanya itu ia pun tau cara
Dan segera kemudian muncul menilai kebagusan cerita seperti halnya
seorang wanita pribumi, berkain, orang terpelajar, terdapat pada kalimat
berkebaya putih dihiasi renda-renda “Dan dia bisa memuji kebagusan cerita”.
mahal, mungkin bikinan Naarden Ditakdirkan sebagai Gundik dari
seperti diajarkan di E.L.S. dulu. Ia seorang pengusaha membuat Nyai
mengenakan kasut beledu hitam Ontosoroh belajar banyak mengenai
bersulam benang perak. perusahaan dan juga perdagangan. Tuan
Permunculannya begitu mengesani Mellema menjadi guru bagi Nyai
karena dandanannya yang rapi, Ontosoroh dalam mempelajari semua hal
wajahnya yang jernih, senyumnya yang berkaitan dengan bidang
yang keibuan, dan riasnya yang perusahaan dan perdagangan. Menjadi
terlalu sederhana. Ia kelihatan Gundik tidak membuatnya putus asa dan
manis dan muda, berkulit langsat. malah membuatnya semakin rajin untuk
Dan mengagetkan aku adalah mempelajari segalanya.
Belandanya yang Baik, dengan
tekanan sekolah yang benar. (Pram, [Data 7]
hal.32) Mam mempersilakan aku duduk di
ruang belakang. Ia sendiri duduk
Berdasarkan data di atas disampingku dan mengajak aku
menggambarkan bagaimana sosok Nyai bicara tentang perusahaan dan
Ontosoroh dengan kerja kerasnya belajar perdagangan. Ternyata
dan berusaha akhirnya dirinya menjadi pengetahuanku tentangnya tidak
sosok Nyai yang dikagumi oleh banyak artinya. Ia mengenal bahwa isitilah
orang meskipun hanya seorang Nyai dan Eropa yang aku tak tau. Kadang ia
pribumi. malah menerangkan seperti seorang
Hidup sebagai Gundik membuat guru. Dan ia bisa menerangkan!
Nyai Ontosoroh ingin terus maju dan Nyai apa pula disampingku ini?
terus balajar. Ia ingin membuktikan (Pram, hal.58)
bahwa anggapan masyarakat tentang
dirinya itu salah. Seorang Gundik juga Pada data di atas sangat jelas
bisa berwawasan luas seperti dirinya. bahwa Nyai Ontosoroh menguasai
Seperti pada kutipan dibawah ini. bidang perusahaan dan perdagangan.
Dimana pada kutipan itu
[Data 6] menggambarkan bahwa Nyai Ontosoroh
Masyaallah, dia tau Victor Hug. sedang bercerita mengenai perusahaan
Dan aku malu bertanya siapa dia. dan perdagangan “Ia sendiri duduk di
Dan dia bisa memuji kebagusan sampingku dan mengajak aku bicara
cerita. Kapan dia belajar ilmu tentang perusahaan dan perdangan.”
cerita? Atau hanya sok saja? (Pram, Dan diperkuat lagi pada kalimat
hal.163) “Ternyata pengetahuanku tentangnya
tidak ada artinya.” Kalimat tersebut
“Masyaallah, dia tau Victor menggambarkan bahwa Nyai Ontosoroh
Hug” pada kalimat tersebut sangat menguasai bidang tersebut dan
menunjukkan bahwa Nyai Ontosoroh
20 NEOLOGIA: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume 2, Nomor 1, Februari 2021, hlm. 15-22

berwawasan luas mengenai bidang Pembahasan


perusahaan dan perdagan. Novel Bumi Manusia yang
Hidup sebagai gundik menjadi objek kajian dalam penelitian ini
menjadikan Nyai Ontosoroh atau adalah sebuah novel yang menceritakan
Sanikem tidak diakui keberadaan atau tentang bagaimana kondisi masyarakat
pun hak-haknya di pengadilan putih, dan pada masa kolonial Belanda, serta
dengan sikap keras kepalanya dia tidak menggambarkan kejadian-kejadian yang
pernah menyerah untuk melawan. terjadi pada tahun 1808-1918.
Dalam Novel yang dituliskan
[Data 8] oleh Pramoedya Ananta Toer tersebut
Dia anakku, aku bilang. Hanya aku menggambarkan bagaimana penindasan-
yang berhak atas dirinya. Aku yang penindasan yang dirasakan oleh kaum
melahirkan, membesarkan. Hakim pribumi khususnya yang dirasakan oleh
itu bilang: dalam surat-surat kaum perempuan yang tergambar pada
disebutkan Annelies Mellema anak tokoh-tokoh perempuan yang ada di
akuan tuan Herman Mellema. Siapa dalamnya. Bahardur (2016:90) juga
ibunya, siapa yang melahirkannya? mengemukakan pendapat yang sama
Tanyaku. Dia dalam surat-surat itu bahwa pada masa itu satu di antara
disebutkan perempuan Sanikem sekelompok masyarakat pribumi yang
alias Nyai Ontosoroh, tapi …. paling banyak menjadi korban
Akulah Saniken. Baik, katanya, tapi penindasan adalah kaum perempuan.
Sanikem bukan mevrouw Mellema. Selama era kolonial, kaum perempuan
Aku bisa ajukan saksi, kataku, menjadi manusia kelas dua setelah laki-
akulah yang telah lahirkan dia. Dia laki, pihak yang kurang dipentingkan,
bilang: Annelies Mellema berada hanya berelasi dengan kaum laki-laki
dibawah hukum Eropa, Nyai tidak. untuk kepentingan yang sebatas
Nyai hanya pribumi. Sekiranya dulu Kaum perempuan di masa itu
Juffrouw Annelies Mellema tidak termarginalkan, terpinggirkan, dianggap
diakui tuan Mellema, dia Pribumi bodoh sehingga tidak memiliki suara.
dan pengadilan putih tidak Faktor terjadinya kekuasaan laki-laki
mempunyai suatu urusan. Nah, terhadap perempuan adalah feodalisme
Minke, betapa menyakitkan! Jadi dan patriari (Wahono dkk., 2015:6). Hal
aku bilang, aku sangal keputusan tersebutlah yang mengakibatkan kaum
itu, dengan advokat siapa saja yang perempuan itu tertindas, dengan aturan-
mampu. Silahkan , katanya dingin. aturan yang membelenggu perempuan.
Annelies hanya menangis dan Pada penelitian ini berfokuskan
menangis, sampai-sampai akau lupa kepada tokoh perempuan yang bernama
pada soal-soal lain. (Pram, hal.488) Nyai Ontosoroh, sebagai sosok
perempuan yang termarginalkan oleh
Data 8 menunjukkan bahwa Nyai masyarakat dan status sosialnya sebagai
Ontosoroh adalah sosok yang tidak seorang gundik. Namun dalam novel ini
mudah menyerah dalam menghadapi sosok Nyai Ontosoroh sangat berbeda
masalah apapun. Ia akan terus berusaha dengan gundik-gundik lainnya yang
dan melakukan segala cara untuk tertekan dan juga tertindas secara penuh.
mempertahankan ha katas anaknya Berbeda dengan Nyai Ontosoroh yang
sendiri. Dapat diliihat pada kutipan sadar akan posisinya dan kondisinya
kalimat “Jadi aku bilang, aku sangal sehingga dia terus berusaha dan terus
keputusan itu, dengan advokat siapa saja menerus belajar agar mampu diakui
yang mampu. Silahkan , katanya dingin.” menjadi seorang manusia yang tidak
berbeda dengan kaum laki-laki. Sikap
Safitri, Hajrah, & Asri, Perjuangan Tokoh Nyai Ontosoroh dalam Novel… 21

yang ditunjukkan Nyai Ontosoroh dari yang dikagumi meskipun hanya seorang
data-data yang telah ditemukan sangat Nyai tetapi dirinya sudah mampu
mencerminkan sifat feminisme liberal melawan penghinaan, kebodohan,
sesuai dengan pendapat Tong (dalam kemiskinan, dan bentuk penindasan lain
Rohtama dkk., 2018:227) feminisme yang ditujukan kepada dirinya hanya
liberal ialah pandangan untuk karena menjadi seorang gundik.
menempatkan perempuan, memiliki Perjuangan-perjuangan dari Nyai
kebebasan secara penuh Ontosoroh ini sangat merefleksikan
mengembangkan diri. pendapat Tong (dalam Rohtama dkk.,
Bentuk penindasan yang 2018:227). tentang kebebasan dan
dirasakan oleh Nyai Ontosoroh, yakni kesetaraan yang berakar pada
penindasan yang dilakukan oleh ayahnya rasionalitas, perempuan mempunyai
yang menjualnya kepada Tuan Mellema kapasitas untuk berpikir dan bertindak
hanya untuk mendapatkan jabatan. Tidak secara rasional, memisahkan antara dunia
hanya itu saja bentuk lain yang malah privat dan publik.
membuat sosok perempuan ini menjadi
lebih kuat adalah karena dirinya hanya SIMPULAN
dijadikan sebagai istri kedua yang berarti Berdasarkan hasil analisis data
mengalami penindasan karena tidak yang telah dilakukan, maka dapat
memiliki hak penuh sebagai seorang istri disimpulan beberapa perjuangan yang
dan seorang ibu di hadapan hukum. telah dilakukan oleh sosok Nyai
Namun penindasan-penindasan Ontosoroh dalam Novel Bumi Manusia
yang dirasakan oleh Nyai Ontosoroh itu karya Pramoedya Ananta Toer.
sendirilah yang menjadikan dirinya Penindasan yang dirasakan oleh
menjadi sosok yang kuat, tegas, dan tegar Nyai Ontosoroh dilakukan oleh Ayah dan
sehingga mampu melawan penindasan juga statusnya sebagai seorang gundik
yang dirasakannya. sehingga merenggut beberapa hak yang
Beberapa data yang telah dimiliki sebagai istri dan juga anak.
dianalisis menunjukkan perjuangan- Sementara bentuk perjuangan
perjuangan yang telah dilakukan oleh yang telah dilakukan seperti Nyai
Nyai Ontosoroh antara lain dirinya Ontosoroh mempertahankan Haknya
melawan penindasan hukum yang tidak sebagai seorang ibu untuk mendapatkan
mengizinkannya untuk mendapatkan hak hak asuh anaknya meskipun dirinya
asuh atas anaknya karena Nyai hanyalah seorang istri siri yang tidak sah
Ontosoroh hanyalah gundik dan bukan di depan hukum. Nyai Ontosoroh juga
istri yang sah. berjuang dalam bidang ekonomi untuk
Berikutnya yang juga dilakukan mempelajari bagaimana cara berdagang
oleh Nyai Ontosoroh adalah dirinya dan juga mengelola perusahaan sehingga
belajar banyak hal seperti berdandan, dirinya dapat bersaing dengan seorang
belajar berbahasa belanda, memperluas laki-lak.
wawasan yang dimilikinya, serta berlajar Perjuangan lain yang juga
dalam pengelolaan perusahaan dan dilakukan oleh toko Nyai ini adalah
perdagangan sehingga Nyai Ontosoroh dirinya belajar berbagai hal seperti
sangat mahir dalam berbahasa Belanda berdanda, berbahasa belanda, dan
dan juga pandai pengelola perusahaan memperluas wawasan yang dimilikinya
dan menghasilkan uang dalam bidang sehingga dirinya mampu terbebas dari
ekonomi. pemikiran masyarakat yang menjadikan
Lewat perjuangan-perjuangan perempuan adalah manusia kelas kedua
yang dilakukan oleh Nyai Ontosoroh setelah laki-laki dan juga membuktikan
menjadikan dirinya menjadi perempuan bahwa walaupun hanya seorang
22 NEOLOGIA: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume 2, Nomor 1, Februari 2021, hlm. 15-22

perempuan tetapi dia mampu melepaskan Wiwid Prasetyo: Kajian Feminisme.


dirinya dari kebodohan, penghinaan, dan Jurnal Sastra Indonesia, 4(1), 1–9
kemiskinan hanya dengan banyak
belajar.
Untuk peneliti berikutnya yang
ingin melakukan penelitian dapat
melakukan penelitian terkait penindasan-
penindasan yang dialami oleh tokoh-
tokoh lainnya yang ada di dalam novel.

DAFTAR PUSTAKA
Ananta Toer, Pramoedya. (1980). Bumi
Manusia. Hasta Mitra: Jakarta.
Bahardur, I. (2016). Pribumi Subaltern dalam
Novel-Novel Indonesia Pasca-
kolonial. JURNAL GRAMATIKA
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra
Indonesia, 3(1), 89–100.
Fitriani, N., Qomariyah, U., & Sumartini.
(2018). Citra Perempuan Jawa dalam
Novel Hati Sinden Karya Dwi
Rahyuningsih: Kajian Feminisme
Liberal. Jurnal Sastra Indonesia, 7(1),
62–72.
Nurhadi, Wiyatmi, Sugi Iswalono, Maman
Suryaman, & Yeni Artanti. (2012).
Sastra Anak dan Kesadaran Feminis
dalam Sastra.
Nutrisia, Tri Ayu. (2013) Representasi Nilai
Feminisme Tokoh Nyai Ontosoroh
dalam Novel Bumi Manusia Karya
Pramoedya Ananta Toer (Sebuah
Analisis Wacana. Skripsi: Universitas
Hasanuddin.
Rahayu, I. (t.t.). Analisis Bumi Manusia
Karya Pramoedya Ananta Toer
dengan Pendekatan Mimetik. Deiksis-
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, 44–59.
Ridwan, M. F., & Sofianto, K. (2019).
Rasisme dalam Novel Bumi Manusia
Karya Pramoedya Ananta Toer:
Kajian Sosiologi Sastra. Diglosia –
Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan
Sastra Indonesia, 3(2), 1–11.
Rohtama, Y., Murtadlo, A., & D, D. (2018).
Perjuangan Tokoh Utama dalam
Novel Pelabuhan Terakhir Karya
Roidah: Kajian Feminisme Liberal.
Jurnal Ilmu Budaya, 2(3), 221–232
Wahono, D. Y. C., Haryati, N., & Sumartini.
(2015). Pengaruh Kekuasaan Laki-
Laki Terhadap Perempuan dalam
Novel The Chronicle Of Kartini Karya

Anda mungkin juga menyukai