Informasi Artikel:
Dikirim: 5 Januari 2021; Direvisi: 12 Januari 2021; Diterima: 19 Januari 2021
DOI: -
15
PENDAHULUAN adalah orang-orang yang ditampilkan
Karya sastra menampilkan dalam karya naratif, sedangkan
gambaran kehidupan suatu masyarakat penokohan adalah penghadiran tokoh
serta memberikan makna tertentu pada dalam cerita fiksi secara langsung
pembaca. Salah satu jenis karya sastra maupun tidak langsung, mengundang
adalah novel, yang merupakan tulisan pembaca untuk menafsirkan kualitas
yang hadir untuk mengungkap dan dirinya lewat kata dan tindakannya.
menangkap fenomena kehidupan yang Menurut Rahayu (t.t., hlm. 45) pada
terjadi di masyarakat melalui tokoh- umumnya sebuah novel bercerita tentang
tokoh yang diceritakan di dalam novel tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam
tersebut. kehidupan sehari-hari.
Novel menjadi media yang Terdapat begitu banyak tokoh
mampu mencerminkan suatu kondisi perempuan dalam novel ini tetapi yang
sosial masyarakat secara detail dan juga paling menonjol adalah tokoh Nyai
realistis. Sebab novel mampu Ontosoroh yang hadir sebagai sosok
merefleksikan cara berpikir masyarakat perempuan dengan perjuangannya
dalam menghadapi persoalan-persoalan mengembalikan harkat dan martabat
di lingkungannya karena novel adalah perempuan sehingga tidak tertindas oleh
sebuah cerminan yang dibuat masyarakat dan juga sosial yang
berdasarkan dokumen-dokumen dan memposisikan perempuan berada pada
kejadian-kejadian yang nyata dengan kelas di bawah laki-laki.
menghubungkan berbagai aspek sosial Sehingga pada penlitian ini
dalam kehidupan (Nurgiyanto dalam peneliti memfokuskan penelitiannya
Ridwan & Sofianto, 2019:2). terhadap sosok Nyai Ontosoroh dengan
Berbagai aspek sosial yang menggunakan pendekatan Feminisme
sering diangkat dalam sebuah novel liberal. Feminisme liberal merupakan
adalah perbedaan, baik itu perbedaan pandangan untuk menempatkan
sosial, perbedaan ras, suku, dan juga perempuan yang memiliki kebebasan
bahkan perbedaan jenis kelamin sering secara penuh dan individual. Kebebasan
kali menarik perhatian para pengarang dan keseimbangan berakar pada
untuk mengangkatnya dalam sebuah rasionalitas, pada dasarnya tidak ada
tulisan. Seorang penulis yang berhasil perbedaan antara laki-laki dan
menuliskan berbagai aspek kehidupan di perempuan, perjuangan feminisme
dalam karyanya adalah Pramoedya liberal menuntut kesempatan dan hak
Ananta Toer lewat tulisannya yang yang sama bagi setiap individu termasuk
berjudul Bumi Manusia. perempuan atas dasar kesamaan
Pada novel ini menceritakan keberadaannya sebagai makhluk sosial
berbagai aspek sosial yang sangat (Fitriani dkk., 2018:65).
komplek, mulai dari perbedaan sosial Feminisme liberal merupakan
antara manusia pribumi dan masyarakat sebuah perlawanan terhadap pembagian
belanda, serta mengangkat masalah kerja di suatu dunia yang menempatkan
kolonial di dalamnya. Tidak hanya itu kaum laki-laki sebagai yang berkuasa
saja di dalam novel ini juga mengangkat dalam ranah publik, sementara kaum
masalah penindasan perempuan oleh perempuan hanya menjadi pekerja tanpa
sosial dan kultur yang ada. upah di rumah dan memikul seluruh
Masalah perempuan di dalam beban kehidupan keluarga (Ruada dkk,
cerita yang digambarkan baik secara fisik dalam Wahono dkk., 2015:4).
maupun psikis mempunyai pendapat, Rosmarie Tong (dalam Nurhadi
harapan, dan ciri khas. Abrams (dalam dkk., 2012: 199) feminis liberal
Rohtama dkk., 2018:224) tokoh cerita memandang diskriminasi wanita yang
16
Safitri, Hajrah, & Asri, Perjuangan Tokoh Nyai Ontosoroh dalam Novel… 17
atas semua, juga tidak dapat berbuat Pada data di atas menunjukkan
sesuatu untuk anakku sendiri, kau, bagaimana sakit hati yang dirasakan oleh
Ann. Percuma saja akan jadinya Nyai Ontosoroh terhadap penindasan
kita berdua membanting tulang yang telah dilakukan oleh kedua orang
tanpa hari libur ini. Percuma aku tuanya terhadap dirinya. Pada Kalimat
telah lahirkan kau, karena hukum “mereka telah bikin aku jadi Nyai begini”
tidak mengetahui keibuanku, hanya dengan tegas Nyai Ontosoroh
karena aku pribumi dan tidak mengatakan bahwa mereka (orang
dikawini secara syah. Kau tuanna) yang telah menjadikannya
mengerti?” (Pram, hal.112) seorang gundik atau istri tidak sah.
yang ditunjukkan Nyai Ontosoroh dari yang dikagumi meskipun hanya seorang
data-data yang telah ditemukan sangat Nyai tetapi dirinya sudah mampu
mencerminkan sifat feminisme liberal melawan penghinaan, kebodohan,
sesuai dengan pendapat Tong (dalam kemiskinan, dan bentuk penindasan lain
Rohtama dkk., 2018:227) feminisme yang ditujukan kepada dirinya hanya
liberal ialah pandangan untuk karena menjadi seorang gundik.
menempatkan perempuan, memiliki Perjuangan-perjuangan dari Nyai
kebebasan secara penuh Ontosoroh ini sangat merefleksikan
mengembangkan diri. pendapat Tong (dalam Rohtama dkk.,
Bentuk penindasan yang 2018:227). tentang kebebasan dan
dirasakan oleh Nyai Ontosoroh, yakni kesetaraan yang berakar pada
penindasan yang dilakukan oleh ayahnya rasionalitas, perempuan mempunyai
yang menjualnya kepada Tuan Mellema kapasitas untuk berpikir dan bertindak
hanya untuk mendapatkan jabatan. Tidak secara rasional, memisahkan antara dunia
hanya itu saja bentuk lain yang malah privat dan publik.
membuat sosok perempuan ini menjadi
lebih kuat adalah karena dirinya hanya SIMPULAN
dijadikan sebagai istri kedua yang berarti Berdasarkan hasil analisis data
mengalami penindasan karena tidak yang telah dilakukan, maka dapat
memiliki hak penuh sebagai seorang istri disimpulan beberapa perjuangan yang
dan seorang ibu di hadapan hukum. telah dilakukan oleh sosok Nyai
Namun penindasan-penindasan Ontosoroh dalam Novel Bumi Manusia
yang dirasakan oleh Nyai Ontosoroh itu karya Pramoedya Ananta Toer.
sendirilah yang menjadikan dirinya Penindasan yang dirasakan oleh
menjadi sosok yang kuat, tegas, dan tegar Nyai Ontosoroh dilakukan oleh Ayah dan
sehingga mampu melawan penindasan juga statusnya sebagai seorang gundik
yang dirasakannya. sehingga merenggut beberapa hak yang
Beberapa data yang telah dimiliki sebagai istri dan juga anak.
dianalisis menunjukkan perjuangan- Sementara bentuk perjuangan
perjuangan yang telah dilakukan oleh yang telah dilakukan seperti Nyai
Nyai Ontosoroh antara lain dirinya Ontosoroh mempertahankan Haknya
melawan penindasan hukum yang tidak sebagai seorang ibu untuk mendapatkan
mengizinkannya untuk mendapatkan hak hak asuh anaknya meskipun dirinya
asuh atas anaknya karena Nyai hanyalah seorang istri siri yang tidak sah
Ontosoroh hanyalah gundik dan bukan di depan hukum. Nyai Ontosoroh juga
istri yang sah. berjuang dalam bidang ekonomi untuk
Berikutnya yang juga dilakukan mempelajari bagaimana cara berdagang
oleh Nyai Ontosoroh adalah dirinya dan juga mengelola perusahaan sehingga
belajar banyak hal seperti berdandan, dirinya dapat bersaing dengan seorang
belajar berbahasa belanda, memperluas laki-lak.
wawasan yang dimilikinya, serta berlajar Perjuangan lain yang juga
dalam pengelolaan perusahaan dan dilakukan oleh toko Nyai ini adalah
perdagangan sehingga Nyai Ontosoroh dirinya belajar berbagai hal seperti
sangat mahir dalam berbahasa Belanda berdanda, berbahasa belanda, dan
dan juga pandai pengelola perusahaan memperluas wawasan yang dimilikinya
dan menghasilkan uang dalam bidang sehingga dirinya mampu terbebas dari
ekonomi. pemikiran masyarakat yang menjadikan
Lewat perjuangan-perjuangan perempuan adalah manusia kelas kedua
yang dilakukan oleh Nyai Ontosoroh setelah laki-laki dan juga membuktikan
menjadikan dirinya menjadi perempuan bahwa walaupun hanya seorang
22 NEOLOGIA: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia
Volume 2, Nomor 1, Februari 2021, hlm. 15-22
DAFTAR PUSTAKA
Ananta Toer, Pramoedya. (1980). Bumi
Manusia. Hasta Mitra: Jakarta.
Bahardur, I. (2016). Pribumi Subaltern dalam
Novel-Novel Indonesia Pasca-
kolonial. JURNAL GRAMATIKA
Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra
Indonesia, 3(1), 89–100.
Fitriani, N., Qomariyah, U., & Sumartini.
(2018). Citra Perempuan Jawa dalam
Novel Hati Sinden Karya Dwi
Rahyuningsih: Kajian Feminisme
Liberal. Jurnal Sastra Indonesia, 7(1),
62–72.
Nurhadi, Wiyatmi, Sugi Iswalono, Maman
Suryaman, & Yeni Artanti. (2012).
Sastra Anak dan Kesadaran Feminis
dalam Sastra.
Nutrisia, Tri Ayu. (2013) Representasi Nilai
Feminisme Tokoh Nyai Ontosoroh
dalam Novel Bumi Manusia Karya
Pramoedya Ananta Toer (Sebuah
Analisis Wacana. Skripsi: Universitas
Hasanuddin.
Rahayu, I. (t.t.). Analisis Bumi Manusia
Karya Pramoedya Ananta Toer
dengan Pendekatan Mimetik. Deiksis-
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, 44–59.
Ridwan, M. F., & Sofianto, K. (2019).
Rasisme dalam Novel Bumi Manusia
Karya Pramoedya Ananta Toer:
Kajian Sosiologi Sastra. Diglosia –
Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan
Sastra Indonesia, 3(2), 1–11.
Rohtama, Y., Murtadlo, A., & D, D. (2018).
Perjuangan Tokoh Utama dalam
Novel Pelabuhan Terakhir Karya
Roidah: Kajian Feminisme Liberal.
Jurnal Ilmu Budaya, 2(3), 221–232
Wahono, D. Y. C., Haryati, N., & Sumartini.
(2015). Pengaruh Kekuasaan Laki-
Laki Terhadap Perempuan dalam
Novel The Chronicle Of Kartini Karya