Anda di halaman 1dari 14

FEMINISME EKSISTENSIALIS DALAM NOVEL DRUPADI KARYA SENO

GUMIRA AJIDARMA

Munaris dan Joko Setyo Nugroho


Universitas Lampung
e-mail: munaris_labib@yahoo.co.id

Abstrak
Pembicaraan mengenai perempuan tidak terlepas dari isu kesetaraan gender atau
emansipasi. Isu tentang emansipasi sendiri merupakan wujud dari penolakan kaum pe-
rempuan terhadap kesenjangan hak, kewajiban, dan perannya dalam kehidupan. Penyu-
araan kesetaraan gender tersebut seringkali dilakukan melalui pemikiran yang terdoku-
mentasi di sebuah karya tulis, salah satunya dalam bentuk karya sastra, yaitu novel.
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka dilakukan penelitian ini dengan tujuan mendes-
kripsikan bentuk-bentuk opresi terhadap perempuan dan perlawanan perempuan sebagai
wujud eksistensinya dalam novel Drupadi karya Seno Gumira Ajidarma dari perspektif
feminism eksistensialis Simone de Beaviour. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data pada penelitian ini adalah novel Dru-
padi karya Seno Gumira Ajidarma. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan teknik dokumentasi. Data yang berupa kutipan-kutipan di dalam novel kemudi-
an dikaji dengan teori feminisme-eksistensialis Simone de Beaviour. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dalam novel Drupadi karya Seno Gumira Ajidarma terdapat 10
data terkait bentuk-bentuk opresi terhadap perempuan yang terdiri atas: (1) pandangan
perbedaan posisi perempuan dan laki-laki, (2) opresi terhadap perempuan dari segi pela-
yanan dalam perkawinan, dan (3) pelecahan seksual; serta 13 data terkait bentuk-bentuk
perlawanan kaum perempuan sebagai wujud eksistensinya yang terdiri atas: (1) bekerja,
(2) menjadi agen intelektual, dan (3) melakukan transformasi dalam masyarakat.

Kata kunci: feminisme eksistensialis, opresi, eksistensi, perempuan, Drupadi

EXISTENSIALIST FEMINISM IN SENO GUMIRA AJIDARMA’S


DRUPADI NOVEL

Abstract
The discussion about women cannot be separated from the issue of gender equality or
emancipation. The issue of emancipation is a manifestation of women’s rejection of the
gap in their rights, obligations, and roles in life. The voicing of gender equality is often car-
ried out through thoughts that are documented in a written work, one of which is in the
form of literary works, namely novels. Based on this explanation, this present study is con-
ducted to describe the forms of oppression against women and women’s resistance as a
manifestation of their existence in the Drupadi novel by Seno Gumira Ajidarma from the

299
perspective of Simone de Beaviour’s existentialist feminism. This study uses a qualitative
approach with descriptive methods. The data source in this study is the Drupadi novel by
Seno Gumira Ajidarma. Data collection is carried out by using documentation techniques.
The data in the form of quotations in the novel are studied with the feminism-existentialist
theory of Simone de Beaviour. The results of this study indicate that in the Drupadi novel
by Seno Gumira Ajidarma, there are 10 data related to forms of oppression against women
consisting of, (1) views of the different positions of women and men, (2) oppression against
women in terms of service in marriage; and (3) sexual harassment; as well as 13 data re-
lated to forms of women’s resistance as a form of their existence consisting of (1) work, (2)
becoming an intellectual agent, and (3) transforming society.

Keywords: eksistensialist feminism, oppression, women existence, Drupadi

PENDAHULUAN Penyuaraan derajat perempuan mela-


Pembicaraan tentang perempuan ti- lui buku-buku tidak berhenti pada masa
dak terlepas dari isu kesetaraan gender R.A. Kartini saja. Setelah itu banyak
atau emansipasi. Isu tentang emansipasi buku-buku yang juga mengangkat isu
sendiri merupakan wujud dari penolakan perjuangan perempuan, salah satunya
kaum perempuan terhadap kesenjangan adalah buku-buku dalam bentuk karya
hak, kewajiban, dan perannya dalam ke- sastra, yaitu novel. Hal teresbut juga di-
hidupan. Perjuangan kaum perempuan tunjukkan dalam jurnal Stereotype as the
untuk dapat setara dengan kaum laki-laki Ideology of Feminism in Novels Authorized
dan membuktikan eksistensinya dalam by Indonesian Female Authors yang ditulis
kehidupan mempunyai kisah historis oleh Lalu Muhammad Junaidi dalam IJLLC
yang panjang. Hampir di setiap negara (International Journal of Linguistics, Litera-
terdapat pembicaraan tersebut, termasuk ture and Culture) tahun 2018. Stereotip pe-
di Indonesia. rempuan dalam novel-novel yang ditulis
Di Indonesia, salah satu tokoh paling oleh penulis perempuan Indonesia dalam
fenomenal dalam perjuangan mengang- upaya menyuarakan martabat perempu-
kat derajat perempuan adalah R.A. Kar- an dalam berbagai sektor kehidupan ter-
tini. Ia menuliskan pemikiran-pemikiran- masuk politik, sosial, ekonomi, dan bu-
nya mengenai perjuangan kaum perem- daya agar sejajar dengan kaum pria. “The
puan dalam memperoleh kebebasan, oto- stereotypes revealed in these novels serve as the
nomi, dan persamaan hukum melalui basis for the struggle of female authors and
surat-suratnya. Surat-surat tersebut di- their expression in an attempt to voice the dig-
kumpulkan dan diterjemahkan oleh Em- nity of Indonesian women in various sectors
pat Bersaudara pada tahun 1922 untuk of life including politics social, economic, and
disajikan di dalam buku Habis Gelap Ter- culture.”
bitlah Terang; Boeah Pikiran dengan baha- Kendati demikian, untuk dapat me-
sa Melayu yang diterbitkan oleh Balai mahami pesan yang disampaikan penga-
Pustaka. rang dengan baik, perlu pengkajian yang

Feminisme Eksistensialis dalam Novel Drupadi Karya Seno Gumira Ajidarma 300
lebih mendalam terhadap novel Drupadi dap dirinya. Beauvoir juga mengatakan
tersebut. Salah satu pendekatan yang da- bahwa perempuan dalam eksistensinya
pat digunakan untuk mengkaji lebih jauh di dunia ini hanya menjadi Liyan bagi
mengenai isu-isu kaum perempuan da- laki-laki. Perempuan adalah obyek dan
lam sebuah karya sastra adalah pende- laki-laki adalah subyeknya. Jadi eksisten-
katan feminisme. sialisme menurut Beauvoir yakni ketika
Feminisme sendiri merupakan se- perempuan tidak lagi menjadi Objek teta-
bauh gerakan perjuangan untuk melawan pi telah mejadi Subjek bagi dirinya.
segala bentuk objektifikasi perempuan. Penyebab mengapa kaum wanita ter-
Perempuan dan laki-laki diyakini juga tindas adalah keberadaannya yang ku-
mempunyai perbedaan kesadaran sosial rang dihiraukan dan bukan subjek abso-
maupun kontrol sosial (Anwar, 2010: lut seperti kaum laki-laki. Proses tersebut
129). Melalui bekal pendidikan dan ting- berawal dari fakta biologis seperti peran
kat kecerdasan yang tinggi kaum perem- reproduktif, ketidakseimbangan hormon,
puan akan mendapatkan kesempatan un- kelemahan organ tubuh wanita, dan se-
tuk mengembangkan secara optimal se- bagainya yang digabungkan dengan seja-
gala potensi yang ada pada dirinya. Me- rah patriarkal hingga akhirnya kaum wa-
reka akan lebih mampu mengambil nita disudutkan kepada peran reproduksi
keputusan- keputusan yang penting bagi dan domestik hingga tanpa disadari sebe-
dirinya, serta tampil sebagai individu narnya perempuan telah digiring kepada
yang terhormat. defenisi makhluk yang tidak berkesadar-
Tokoh feminisme eksistensialis, Si- an. Hal inilah yang menjadikan dominasi
mone de Beaviour, dalam bukunya “The terhadap kaum perempuan sepanjang se-
Second Sex” menjalankan teori yang jarah. Padahal, seperti yang diungkap-
mengacu pada teori eksistensialisme Je- kan oleh (Yeni Artanti, 2020), manusia
an Paul Sartre. Konsep Sartre yang pa- memiliki kebebasan untuk memilih cara
ling dekat dengan feminisme adalah “ada hidupnya sendiri. Karena dengan begitu,
utuk orang lain”, yaitu filsafat yang meli- manusia menjadi bertanggung jawab ter-
hat relasi-relasi antar manusia. Sayang- hadap eksistensinya. Beauvoir pun mena-
nya, dalam hal relasi antara laki-laki dan warkan beberapa strategi yang dapat di-
perempuan, laki-laki mengobyekkan pe- lancarkan oleh perempuan ketika meno-
rempuan dan membuatnya sebagai yang lak keliyanannya.
lain (the other). Pertama, perempuan dapat bekerja.
Bahasa ontologis dan bahasa etis ek- Tidaklah mudah bagi perempuan untuk
sistensialisme tersebut diadopsi oleh Bea- menjadi seseorang yang berdaya secara
viour untuk mengemukakan bahwa laki- aktif dalam menunjukkan keberadaan-
laki dinamai “sang Diri”, sedangkan pe- nya di ruang publik. Terutama saat laki-
rempuan “sang Liyan”. Jika Liyan ada- laki mendominasi dalam perihal kepe-
lah ancaman bagi Diri, maka perempuan mimpinan (Sholihah, 2018). Sementara
adalah ancaman bagi laki-laki. Oleh ka- itu, di Indonesia, perempuan lebih ba-
rena itu, jika laki-laki ingin tetap bebas, ia nyak berkutat pada hal mengasuh dan
harus mensubordinasi perempuan terha- mengurus anak serta melayani suami di

301 LITERA, Volume 20, Nomor 2, Juli 2021


rumah. Hal tersebut membuat perempu- lah kekuatan ekonomi. Satu poin yang
an tidak punya waktu untuk berkreativi- ditekankan dalam diskusinya mengenai
tas seperti kaum laki-laki (Marsipah, perempuan mandiri. Beauvoir mengi-
2017). Meskipun Beauvoir menyadari ngatkan perempuan bahwa bukan hanya
bahwa bekerja dalam kapitalisme yang lingkungan akan membatasi mereka un-
patriarkal bersifat opresif dan eksploita- tuk mendefinisikan diri, tetapi kebebasan
tif, tapi Beauvoir berkiseras bahwa beta- mereka juga akan dibatasi oleh jumlah
papun kerasnya dan melelahkannya pe- uang yang dimiliki di bank.
kerjaan, perempuan masih mendapatkan Akhirnya untuk mentransendensi ba-
berbagai kemungkinan yang jika tidak tasan-batasannya, perempuan dapat me-
dilakukan oleh perempuan, maka mere- nolak menginternalisasi ke-liyan-annya
ka akan kehilangan kesempatan itu. Me- dengan mengidentifikasi diri melalui
nurut Beaviour, dengan bekerja, perem- pandangan kelompok dominan dalam
puan dapat merebut kembali transenden- masyarakat. Menerima peran sebagai Li-
sinya secara kongkret untuk menegaskan yan menurut Beauvoir, adalah menerima
statusnya sebagai subjek, sebagai seseo- status objek yang berarti “menolak
rang yang secara aktif menentukan arah Diri-Subjek yang kreatif, dan mempu-
nasibnya sendiri (Tong, 2004: 274). nyai otonomi terhadap dirinya sendiri”
Kedua, perempuan dapat menjadi se- dan mengambil resiko untuk mengalami
orang yang intelektual. Perempuan dapat kegilaan yang merupakan akibat dari ke-
menjadi anggota dari kelompok yang terlibatan untuk terus menerus melaku-
akan membangun perubahan. Kegiatan kan kebohongan (Tong, 2004: 276). Dari
intelektual adalah kegiatan ketika seseo- beberapa hal yang dipaparkan di atas, ki-
rang berfikir, melihat dan mendefinisi, ta bisa menyimpulkan bahwa perempuan
dan bukanlah nonaktivitas. Beauvoir pun bisa melakukan perlawanan terha-
mendorong perempuan untuk mempela- dap opresi yang telah terjadi pada dirinya
jari penulis seperti Emily Bronte, Virgina yakni melalui bekerja; menjadi agen inte-
Woolf, dan Katherina Mansfield yang lektual; dan melakukan transformasi so-
menghargai dirinya secara sungguh-sung- sialis masyarakat.
guh sebagai penulis dengan menggali isu Dalam bingkai lokalitas dan konteks-
kematian, kehidupan dan penderitaan tualitas, para penulis perempuan Indone-
(Tong, 2004: 274). sia juga menggaungkan isu gender ini
Ketiga, perempuan dapat bekerja un- dengan ekspresi yang beragam (Dipa
tuk mencapai transformasi sosialis ma- Nugraha, 2019). Terdapat realitas yang
syarakat. Seperti Sartre, Beauvoir memi- sama dalam salah satu karya sastra Indo-
liki harapan yang sama besar terhadap nesia, yakni pada novel Drupadi yang di-
berakhirnya konflik intersubjetivitas di- tulis oleh Seno Gumira Ajidarma. Novel
antara manusia pada umumnya, diantara Drupadi berisi kisah salah satu tokoh
laki-laki dan perempuan pada khusus- yang diambil dari kisah epos Mahaba-
nya. Tidak hanya itu, Sartre dan Beauvo- rata, yaitu Drupadi. Namun Seno mem-
ir juga beranggapan bahwa salah satu punyai versinya sendiri dalam mencerita-
kunci pembebasan bagi perempuan ada- kan sosok Drupadi. Perbedaan yang pa-

Feminisme Eksistensialis dalam Novel Drupadi Karya Seno Gumira Ajidarma 302
ling menonjol adalah nasib tragis Drupa- mengarahkan kepada data berupa kutip-
di yang harus diperkosa oleh 100 laki-laki an kalimat yang lebih mengedepankan
Kurawa setelah dipertaruhkan di meja kata atau kalimat-kalimat daripada
judi oleh suaminya. Sementara itu, da- angka-angka.
lam epos Mahabarata versi Jawa Baru Pada penelitian ini, diungkapkan
dan versi India, pemerkosaan yang dila- data-data yang berupa kata, frasa, dan
kukan terhadap Drupadi tersebut gagal kalimat yang terdapat dalam novel Dru-
dilakukan oleh Kurawa. Di samping itu, padi karya Seno Gumira Ajidarma.
Seno Gumira Ajidarma menceritakan Data-data tersebut merupakan permasa-
Drupadi sebagai perempuan yang mem- lahan yang akan dikaji menggunakan te-
bela hak asasinya dari tekanan kekuasa- ori feminisme-eksistensialis Simone de
an yang dituturkan mulai dari lahir, cin- Beauvoir.
ta, kemelut, hingga kematiannya. Perja- Untuk menghindari salah penafsiran
lanan hidup yang dikisahkan Seno mela- dalam penelitian ini perlu dikemukakan
lui tokoh-tokoh perempuan terutama fokus permasalahan yang diteliti. Perta-
Drupadi tersebut merepresentasikan ben- ma, bentuk-bentuk opresi terhadap kaum
tuk-bentuk opresi terhadap perempuan perempuan adalah teks yang terdapat da-
serta wujud-wujud eksistensi seorang pe- lam novel yang menggambarkan keada-
rempuan. Realitas seperti pemaparan an kaum perempuan yang tersubordina-
tentang perspektif feminisme-eksistensia- si. Perempuan dijadikan sebagai objek
lis di atas sangat menarik untuk diimple- atau makhluk kedua setelah laki-laki dan
mentasikan pada kajian novel Drupadi dipandang tidak absolut. Keadaan terse-
karya Seno Gumira Ajidarma. Ada dua but digambarkan oleh tindakan laki-laki
hal yang akan dikaji, yaitu (1) ben- kepada kaum perempuan seperti me-
tuk-bentuk opresi terhadap perempuan mandang perempuan sebagai objek, me-
sebagai others dan (2) bentuk-bentuk per- nindas perempuan dalam ikatan perka-
lawanan perempuan sebagai wujud eksis- winan, dan melakukan pelecehan seksual
tensinya. terhadap kaum perempuan. Kedua, ben-
tuk-bentuk perlawanan kaum perempuan
METODE sebagai wujud eksistensi adalah teks yang
Penelitian ini menggunakan metode terdapat dalam novel yang menggambar-
deskriptif kualitatif. Ratna (2013: 46-47) kan tindakan-tindakan perempuan agar
menyatakan bahwa metode kualitatif pa- dapat meraih eksistensinya dan tidak ha-
da dasarnya sama dengan metode her- nya menjadi objek bagi kaum laki-laki
meneutika. Artinya, baik metode herme- seperti bekerja, menjadi kaum intelektu-
neutika, kualitatif, dan analisis isi, secara al, dan bisa menjadi transformator dalam
keseluruhan memanfaatkan cara-cara masyarakat.
penafisran dengan menyajikannya dalam
bentuk deskripsi. Metode kualitatif mem- HASIL DAN PEMBAHASAN
berikan perhatian terhadap data ilmiah, Pada bagian ini diuraikan hasil anali-
data dalam hubungannya dengan kon- sis data yang terdiri atas bentuk-bentuk
teks keberadaannya. Metode kualitatif opresi terhadap perempuan sebagai others

303 LITERA, Volume 20, Nomor 2, Juli 2021


dan bentuk-bentuk perlawanan sebagai juga terjadi pada relasi antar gender. Pa-
wujud eksistensi perempuan dalam novel da bagian ini, kaum perempuanlah yang
Drupadi karya Seno Gumira Ajidarma. selalu diopresi karena keberadaannya
yang kurang dihiraukan dan dianggap
Hasil bukan subjek yang absolut seperti kaum
Bentuk-bentuk opresi terhadap perem- laki-laki. Hal ini banyak direpresentasi-
puan merupakan keadaan yang dialami kan dalam novel Drupadi karya Seno
tokoh perempuan yang tak dihargai keber- Gumira Ajidarma. Berikut akan dipapar-
adaannya dan dijadikan makhluk kedua kan bentuk-bentuk opresi terhadap pe-
setelah laki-laki. Setelah dilakukan peneli- rempuan dalam novel Drupadi karya Se-
tian, terdapat 10 (sepuluh) data mengenai no Gumira Ajidarma yang terbagi dalam
bentuk-bentuk opresi terhadap perempu- tiga bagian yaitu, (1) pandangan perbe-
an yang terbagi dalam tiga bagian yaitu, daan posisi perempuan dan laki-laki, (2)
(1) pandangan perbedaan posisi perempu- kekerasan perempuan dari segi pelayan-
an dan laki-laki, (2) opresi terhadap pe- an dalam perkawinan, dan (3) pelecehan
rempuan dari segi pelayanan dalam perka- seksual.
winan, dan (3) pelecehan seksual. Pertama, pandangan perbedaan posisi
Adapun bentuk perlawanan sebagai perempuan dan laki-laki. Pandangan per-
wujud eksistensi perempuan yakni keja- bedaan posisi perempuan dan laki-laki
dian-kejadian yang dialami tokoh perem- ini sejalan dengan pendapat Simone de
puan yang berhubungan dengan orang lain Beaviour yang mengatakan bahwa pe-
serta lingkungannya yang menunjukkan rempuan selalu dipandang sebagai makh-
dan menguatkan eksistensinya sebagai seo- luk yang lemah dan tidak absolut. Perem-
rang perempuan. Setelah dilakukan peneli- puan selalu dianggap sebagai makhluk
tian, ditemukan 13 (tiga belas) data menge- yang tidak esensial, karena perempuan
nai bentuk-bentuk perlawanan sebagai wu- selalu dipandang sebagai objek dan
jud eksistensi perempuan yang terbagi da- makhluk nomor dua. Konstruksi sosial
lam tiga bagian yaitu, (1) bekerja, (2) budaya yang oleh rasionalitas patriarki
menjadi agen intelektual, (3) melakukan telah menempatkan perempuan pada ti-
transformasi dalam masyarakat. Pemapa- tik subordinat, dikenai beragam aturan
ran lebih rinci terkait hasil analisis data serta berbagai bentuk control lain yang
yang telah dilakukan oleh peneliti akan di- menempatkan perempuan pada posisi ot-
jabarkan dalam subbab pembahasan. her (Pinky Saptandari, 2013). Pandangan
tersebut digambarkan dalam beberapa
Pembahasan bagian pada novel Drupadi karya Seno
Bentuk-Bentuk Opresi terhadap Perempuan Gumira Ajidarma. Berikut disampaikan
Simone de Beauvoir berpendapat data dan pembahasan mengenai hal ter-
bahwa dalam relasi manusia selalu terja- sebut.
di konflik intersubjektivitas, manusia ma- Dewi Drupadi mengikuti semua kejadian
sing-masing selalu berusaha menjadikan itu dengan dada berdebar. Alangkah mu-
manusia lain sebagai objek dan tidak dahnya mencari istri kalau kita sakti, pikir-
ingin dirinya yang menjadi objek. Hal ini nya, mementang busur, memanah, lalu su-

Feminisme Eksistensialis dalam Novel Drupadi Karya Seno Gumira Ajidarma 304
dah. Aku tak pernah mengenal dia, kecuali Kedua, opresi kepada perempuan
namanya yang harum di medan pertem- dari segi pelayanan dalam perkawinan.
puran. Ah, kalau saja perempuan bisa me- Beauvoir (Tong, 1989: 269) mengata-
milih suaminya sendiri! (Ajidarma, kan bahwa peran sebagai istri memba-
2017:8) tasi kebebasan perempuan. Meskipun
Beauvoir percaya bahwa perempuan
Kutipan di atas menceritakan tokoh dan laki-laki mempunyai kemampuan
Drupadi yang sedang menggerutu ketika untuk memiliki rasa cinta yang menda-
menyaksikan para laki-laki ksatria me- lam. Namun lembaga perkawinan da-
laksanakan sayembara memanah untuk pat merusak hubungan suatu pasangan.
memperebutkan dirinya. Adanya sayem- Perkawinan membuat perasaan yang
bara tersebut membuat dirinya merasa tadinya dimiliki, yang diberikan secara
tak bisa memilih sendiri calon suaminya. tulus, menjadi hak dan kewajiban de-
Hal itu membuatnya berpikir bahwa be- ngan cara yang menyakitkan bagi pe-
tapa mudahnya kalau menjadi seorang rempuan. Realitas seperti itu juga di-
laki-laki yang sakti, mereka hanya perlu gambarkan dalam beberapa bagian pa-
mementang busur panah untuk menda- da novel Drupadi karya Seno Gumira
patkan perempuan yang diinginkannya. Ajidarma. Berikut disampaikan data
Sementara Drupadi sendiri hanya bisa dan pembahasan mengenai hal terse-
duduk dan menunggu siapa pemenang but.
sayembaranya, setelah itu mau tidak mau “Mereka mengundang kita lagi nanti ma-
ia harus menerimanya sebagai seorang lam, aku sudah bosan dengan pesta-pesta
suami sekalipun lelaki itu sama sekali be- mereka yang gila itu.”
lum dikenalinya. Ia hanya duduk, me-
nyaksikan, dan menunggu nasibnya. “Itulah kebiasaan Kurawa, Yayi, sudah-
Realitas seperti kutipan dan pemapa- lah, kita datang saja,” sahut Yudhistira.
ran di atas merupakan bentuk opresi ter- “Ini adalah malam yang terakhir”
hadap perempuan. Terdapat perbedaan
pandangan posisi perempuan dan laki- Drupadi tertunduk.
laki yang dibandingkan dengan kenyata- “Aku ingin pulang…”.
an bahwa laki-laki dapat menghendaki
calon istrinya sendiri hanya dengan ke- Namun Yudhistira menarik Drupadi ke
ahlian memanahnya, sedangkan Drupa- atas ranjang. Seorang dayang tidak jadi
di sebagai seorang perempuan hanya masuk ketika terdengar olehnya desah pe-
bisa menunggu siapa pemenang sayem- lahan. Ia hanya menutupkan tirai pada
bara dan harus menerimanya sebagai pintu yang masih terbuka. (Ajidarma,
seorang suami. Pada keadaan seperti 2017: 33)
ini, perempuan tampak jelas hanya dija-
dikan sebagai sebuah objek. Perempuan Kutipan di atas menceritakan Dru-
digambarkan tak bisa memenuhi kehen- padi yang berbicara kepada salah satu
daknya sendiri untuk memilih calon su- suaminya, Yudhistira, bahwa ia ingin
aminya. pulang. Dalam konteks kutipan di atas,

305 LITERA, Volume 20, Nomor 2, Juli 2021


Drupadi ingin pulang dari kerajaan “Perempuan ini tak mau menyembahku,”
Pancala, kerajaan milik saudara dari kata Duryudhana. “Dursasana adikku, te-
suami-suaminya yaitu para Kurawa. Ia lanjangi dia!”. Sekali sentak, lepaslah kain
sudah merasa bosan pada pesta-pesta Drupadi. Ia dilemparkan ke atas meja judi,
yang diadakan selama berhari-hari di dan Duryudhana di depan mata semua
kerajaan Pancala itu. Namun ketika ia orang melepas pula kainnya, diiringi sorak
berbicara kepada Yudhistira bahwa ia sorai Kurawa. “Drupadi milik kita!”. Dur-
ingin pulang, suaminya itu justru tidak yudhana yang pertama, lantas Dursasana,
mengabulkannya dan malah menarik- selanjutnya para Kurawa memperebutkan-
nya ke atas ranjang. Sebagai seorang nya…. (Ajidarma, 2017:61)
istri, tentu saja Drupadi tidak bisa me-
lakukan apa-apa selain harus melayani Kutipan di atas menceritkan Drupadi
keinginan salah satu suaminya itu. yang sedang diperkosa oleh para Ku-
Berdasarkan kutipan dan pemapa- rawa. Drupadi yang telah dijadikan ta-
ran di atas, maka dapat dilihat bahwa ruhan di meja judi oleh suaminya, Yud-
seorang istri memiliki tuntutan dan ke- histira, yang kalah itu, kemudian dipaksa
wajiban dalam melayani suaminya untuk mematuhi perintah Duryudhana.
bahkan sampai harus mengorbankan Namun Drupadi berontak dan menolak.
kehendaknya sendiri. Terlebih lagi pe- Di tengah penolakannya, ia justru de-
layanan kepada suaminya tersebut ha- ngan paksa ditelanjangi oleh Dursasana.
rus ia lakukan saat ia sedang merasa Lalu terjadilah pemerkosaan yang dila-
sangat bosan. Hal ini merepresentasi- kukan oleh 99 orang laki-laki Kurawa.
kan opresi terhadap perempuan dari Kelima suaminya yang merasa telah ka-
segi pelayanan dalam perkawinan. lah dalam permainan dadu itupun tak bi-
Ketiga, pelecehan seksual. Perem- sa berbuat apa-apa selain melihat sendiri
puan selalu saja mendapatkan perlaku- bagaimana pemerkosaan itu dilakukan
an yang tidak sepantasnya, dipandang oleh para Kurawa.
sebelah mata dan posisinya selalu tidak Berdasarkan kutipan dan pemaparan
absolut di mata banyak orang. Hal ini di atas, maka dapat dilihat dengan jelas
juga yang mendasari atas banyaknya adanya pelecehan seksual yang dilaku-
opresi yang dilakukan kepada perem- kan kepada perempuan. Drupadi yang
puan. Salah satunya adalah pelecehan sebenarnya adalah seorang istri yang pa-
seksual kepada perempuan. Pelecehan tuh kepada suaminya justru dijadikan ba-
seksual yang dilakukan oleh laki-laki han taruhan di meja judi. Akibat dari ke-
terhadap perempuan merupakan pe- kalahan suaminya, ia diperkosa oleh 99
rendahan terhadap derajat kaum pe- orang laki-laki. Realitas seperti itu me-
rempuan. Pelecehan dalam hal seksual nunjukkan dengan jelas adanya peleceh-
tersebut juga ditemukan dalam bebera- an terhadap perempuan. Pelecehan sek-
pa bagian novel Drupadi karya Seno sual yang dilakukan oleh laki-laki terha-
Gumira Ajidarma. Berikut disampai- dap perempuan tersebut merupakan pe-
kan data dan pembahasan mengenai rendahan terhadap derajat kaum
hal tersebut. perempuan.

Feminisme Eksistensialis dalam Novel Drupadi Karya Seno Gumira Ajidarma 306
Bentuk-Bentuk Perlawanan sebagai Wujud “Masih kuatkah engkau, Drupadi?”
Eksistensi Perempuan “Jangan kuatir, Arjuna, kita sedang men-
Bentuk-bentuk perlawanan sebagai jemput takdir sekarang.”
wujud eksistensi perempuan dalam novel (Ajidarma, 2017: 127)
Drupadi karya Seno Gumira Ajidarma
adalah kejadian-kejadian yang dialami to- Mereka berjalan kembali dan melangkah
koh perempuan yang berhubungan de- dalam kegelapan malam. Drupadi merasa
ngan orang lain serta lingkungannya yang melangkah di lorong hitam yang panjang
menunjukkan dan menguatkan eksistensi- karena kabut menyergap dimana-mana, ti-
nya sebagai seorang perempuan. Konsep dak memberinya penglihatan. Maka ia pun
eksistensi seorang perempuan telah dija- meraba dinding-dinding batu, dan maju
barkan oleh Simone de Beaviour dalam pelahan-lahan. Suara angin mende-
teori-teorinya yang dikenal dengan kon- sing-desing, dinginnya bukan alang kepa-
sep feminisme-eksistensialis. Konsep yang lang. Drupadi masih terus bertahan dan
dikemukakan oleh Beaviour tersebut digu- melangkah terus sepanjang malam. Ka-
nakan untuk menganalisis novel Drupadi dang-kadang dilihatnya Sadewa merayap
karya Seno Gumira Ajidarma dalam pe- di depan, namun Nakula dan seterusnya
nelitan ini. Beaviour telah memaparkan sudah tidak kelihatan. Yudhistira bersama
wujud perlawanan yang dapat dilakukan anjingnya berada jauh di atas dan di depan.
oleh perempuan menjadi tiga bagian yai- (Ajidarma, 2017:129)
tu, (1) bekerja, (2) menjadi agen intelektu-
al, dan (3) melakukan transformasi dalam Dua kutipan di atas menceritakan per-
masyarakat. Berikut disampaikan data jalanan Drupadi dengan lima suaminya
dan pembahasan mengenai hal tersebut. menuju puncak Mahameru. Dalam perja-
Pertama, bekerja. Bekerja merupakan lanannya tersebut, Drupadi berlajan dan
salah satu hal yang menunjang perempuan mendaki tanpa merepotkan kelima suami-
untuk bisa dikatakan sebagai seseorang nya. Bahkan ketika Arjuna menanyakan
yang bereksistensi, karena dengan bekerja keadaan fisiknya, Drupadi justru mem-
perempuan dapat membuktikan dirinya peringatkan Arjuna untuk tidak perlu
bahwa ia adalah sosok yang mampu men- mengkhawatirkannya. Seolah-olah mem-
jadi seorang yang mandiri, yaitu dengan ti- pertegas bahwa ia mampu dan bisa mela-
dak mengharapkan bantuan dari orang lain kukannya sendiri. Meskipun kabut men-
dan secara tidak langsung ia akan mampu ngganggu penglihatannya, ia tetap berja-
menentukan sendiri jalan hidupnya. Reali- lan dan berusaha sendiri dengan meraba
tas bahwa perempuan dapat hidup secara dinding-dinding batu dan maju pe-
mandiri tersebut ditemukan dalam bebera- lahan-lahan. Dalam keadaan yang sangat
pa bagian novel Drupadi karya Seno Gu- dingin karena salju, Drupadi terus berta-
mira Ajidarma. Berikut dipaparkan data han dan melangkah sepanjang malam. Ia
dan pembahasan mengenai hal tersebut. mampu berusaha dan berjalan sendiri tan-
Arjuna membuang semua senjata, mereka pa merepotkan kelima suaminya.
memusnahkan segala kesaktian, mendaki Berdasarkan kutipan dan pemaparan
sebagai manusia biasa. di atas, maka dapat dilihat bahwa tokoh

307 LITERA, Volume 20, Nomor 2, Juli 2021


Drupadi merupakan perempuan yang lah selalu menjunjung tinggi mereka, ter-
tangguh. Selama ia bisa dan mampu, ma- lunta-lunta dan tersia-sia dalam
ka ia tidak mau merepotkan kelima sua- penderitaan tak terbayangkan bertanya.
minya dalam menghadapi kesulitan. Re- Aku telah selalu mengabdi kepada mereka,
alitas seperti itu merupakan bentuk eksis- tapi apa pengabdian mereka kepadaku? Bu-
tensi seorang perempuan. Hal tersebut kankah pria dan wanita sesungguhnya seta-
dibuktikan dengan ketangguhan Drupadi ra? Tapi mereka tidak pernah menyetara-
yang tidak menggantungkan dirinya de- kan perempuan! Aku adalah istri mereka
ngan orang lain. Ia bisa menjalani hidup berlima. Mereka bahkan tidak bertanya
dan menyelesaikan permasalahannya se- apa pendapatku! Padahal diantara semua
cara mandiri. orang yang hadir di sini, hanya akulah ter-
Kedua, menjadi agen intelektual. In- seret-seret oleh segenap kebodohan mereka.
telektual adalah kesadaran yang me- Destarasta yang buta telah mengembalikan
nyangkut pemikiran dan pemahaman. Indraparastha kepadaku dan aku memberi-
Keintelektualan tidak hanya dapat diu- kannya kepada Yudhistira. Apasalahnya?
kur dengan nilai formal, tetapi dapat di- Apakah hanya karena aku seorang perem-
takar melalui kehidupan sehari-hari baik puan dan seorang istri, maka aku takbisa
dalam karir maupun dalam pemecahan memberikan sesuatu kepada lima suamiku?
masalah. Menurut Beaviour, perempuan Yudhistira berjudi kembali atasnama ke-
yang menjadi seorang intelektualis dapat hormatan Pandawa. Apa yang salah de-
menunjukkan eksistensinya melalui kegi- ngan diriku? Apa yang tidak terhormat dari
atan berpikir, melihat dan mendefinisi. pemberianku? Itu penghinaan kepada pe-
Perempuan yang memiliki kecerdasan rempuan!” (Ajidarma, 2017: 96)
dan kemampuan untuk mengungkapkan
pendapat adalah perempuan yang mam- Kutipan di atas merupakan dialog
pu menentukan arah masa depannya de- Drupadi di tengah pembicaraan antara
ngan baik dan tentunya akan dihargai beberapa tokoh dari kerajaan Pancala,
oleh orang lain. Hal tersebut juga dapat kerajaan Mandura, kerajaan Dwaraka,
menjadi bukti bahwa bukan hanya laki- kerajaan Satwata, lima Pandawa, serta
laki yang dapat berdiri di depan untuk tokoh-tokoh lain yang sedang membahas
berpendapat, tetapi juga kaum perempu- kekuasaan Kurawa atas kerajaan Indra-
an. Realitas perempuan seperti yang te- parastha. Dalam dialog itu, Drupadi ber-
lah dipaparkan terdapat di beberapa ba- bicara seolah sedang protes kepada keli-
gian dalam novel Drupadi karya Seno ma suaminya yang menurutnya tidak
Gumira Ajidarma. Berikut dipaparkan pernah menghargai Drupadi sebagai seo-
data dan pembahasan mengenai hal ter- rang perempuan dan seorang istri, bah-
sebut. kan ia menganggap suaminya telah mela-
“Para Pandawa mengaku dirinya ksatria, kukan penghinaan terhadapnya. Ia mera-
tapi tidak melakukan kewajibannya, mem- sa telah melakukan segalanya demi peng-
bela istri mereka yang setia. Apakah seo- hormatan kepada kelima suaminya, tapi
rang perempuan boleh dihina dan tidak di- semua itu seolah diabaikan dan tidak di-
pedulikan harga dirinya? Aku Drupadi te- pedulikan. Bahkan ia telah menanggung

Feminisme Eksistensialis dalam Novel Drupadi Karya Seno Gumira Ajidarma 308
penderitaan dan terlunta-lunta demi keli- kaca, agar Karna melepaskan Konta, se-
ma suaminya. Penderitaan dan perasaan hingga Arjuna bisa menandinginya. Apa-
tersiksa itulah yang diucapkan oleh Dru- kah engkau tidak pernah mendendam,
padi dengan kata-kata yang sangat lan- Kresna? Engkau memutar leher Sishupala
tang di hadapan para raja dan kelima hanya karena kata-kata, engkau membu-
Pandawa. nuh Salwa orang bodoh yang mengacau
Berdasarkan kutipan dan pemaparan Dwaraka. Itukah pelajaranmu untuk du-
di atas, maka dapat dilihat bagaimana nia? Aku sudah menjadi korban, dan dari
Drupadi dengan keberaniannya mengu- seorang yang sudah menjadi korban, eng-
capkan protes atas hak-haknya sebagai kau memintanya berjiwa besar. Apakah itu
seorang perempuan sekaligus istri kelima tidak terlalu berlebihan? Biarlah Resi Bhis-
Pandawa. Ia berpendapat bahwa laki-laki ma atau Karna atau Yudhistira berjiwa be-
dan perempuan itu setara, tetapi keseta- sar, tapi aku Drupadi, seorang perempuan,
raan itu tidak pernah didapatkan oleh- menggunakan hak diriku sebagai korban
nya. Ia merasa dirinya lah yang paling untuk melakukan pembalasan.” (Ajidar-
banyak menanggung penderitaan demi ma: 2017: 108)
penghormatan kepada kelima suaminya.
Hal itulah yang akhirnya membuat Dru- Kutipan di atas merupakan dialog
padi berbicara seperti pada kutipan dia- yang diucapkan Drupadi kepada Kresna
log di atas. Dialog yang diucapkan Dru- yang memintanya untuk berjiwa besar
padi tersebut sangat merepresentasikan dalam menghadapi perlakuan para Ku-
eksistensi perempuan dalam berpikir dan rawa atas dirinya. Namun dalam dialog
menyampaikan pendapat. Dialog terse- itu, Drupadi menentang permintaan
but menggambarakan pembelaan terha- Kresna. Drupadi mengatakan bahwa di-
dap hak-hak dan derajat kaum perempu- rinya juga berhak untuk marah sebagai
an. Dialog tersebut juga membuktikan korban. Menurutnya, bukan hanya Kres-
bahwa perempuan mempunyai kemam- na yang berhak mengambil keputusan
puan berpikir dan intelektualitas yang ba- seperti mengorbankan Gatot Kaca, me-
ik sehingga perempuan seperti Drupadi mutar leher Sishupala, dan membunuh
memiliki pandangan terhadap hak-hak Salwa, tetapi sebagai seorang perempu-
perempuan yang diucapkannya melalui an, ia juga memiliki hak yang sama un-
protes dan pembelaannya dalam dialog tuk marah dan membela dirinya sendiri
tersebut. demi menjawab nasibnya. Sebagai kor-
Drupadi berdiri. “Kresna, engkau sungguh ban, ia merasa berhak mengambil kepu-
pandai bicara. Tapi engkau belum pernah tusan untuk melakukan pembalasan.
menjadi korban. Itulah masalahmu, Kres- Berdasarkan kutipan dan pemaparan
na, engkau mengerti segalanya, namun di atas, dapat dilihat bahwa Drupadi se-
engkau tidak pernah merasakannya. Aku bagai perempuan menuntut kesetaraan
adalah korban, dan aku menggunakan hak dalam menggunakan haknya. Ia menen-
diriku sebagai korban untuk menjawab na- tang Kresna yang memintanya untuk
sibku dengan kemarahan. Engkau menga- berjiwa besar setelah menjadi korban pe-
tur segala-galanya. Kau korbankan Gatot- merkosaan oleh 99 orang laki-laki Ku-

309 LITERA, Volume 20, Nomor 2, Juli 2021


rawa. Ia berpendapat bahwa bukan ha- rang perempuan. Realitas bahwa perem-
nya Kresna yang berhak untuk mengam- puan dapat melakukan transformasi da-
bil keputusan terbaik dalam menentukan lam masyarakat ditemukan juga di bebe-
nasibnya, tetapi ia juga berhak untuk me- rapa bagian dalam novel Drupadi karya
lakukan pembalasan. Pemikiran dan Seno Gumira Ajidarma. Berikut dipapar-
pendapat Drupadi tersebut merepresen- kan data dan pembahasan mengenai hal
tasikan perjuangan perempuan untuk tersebut.
mendapatkan hak dalam mengambil ke- “Kalian lihat rambutku? Kalian lihat ram-
putusan melalui pemikirannya sendiri. butku?! Inilah rambut yang tak pernah di-
Hal tersebut merupakan wujud eksistensi sisir dan tak pernah digelung semenjak di-
seorang perempuan dalam berpikir jambak Dursasana untuk menyeretku dari
menggunakan kemampuan intelektual gedung keputrian Hastina ke istana. Apa-
sendiri. kah kalian sudah lupa? Apakah kalian su-
Ketiga, melakukan transformasi da- dah lupa penghinaan Kurawa yang tiada
lam masyarakat. Transformator dalam tara? Aku telah bersumpah tidak akan me-
masyarakat sangat identik dengan kaum nyanggul-rambutku jika belum dikeramas
laki-laki yang kerapkali sosoknya diang- dengan darah Dursasana. Apakah para
gap pantas dan layak untuk berdiri di de- Pandawa akan membiarkan rambutku ini
pan. Padahal proses transormasi sendiri terurai selamanya? Dimanakah Bima yang
tidak harus selalu dilakukan oleh pemim- telah bersumpah akan menghirup darah
pin atau orang yang berdiri di depan saja, Dursasana? Mengapa dia tidak bicara?
tetapi berkaitan dengan bagaimana sese- Aku Drupadi telah begitu setia dan begitu
orang dapat memiliki ilmu dan ide yang menderita bersama Pandawa, apakah aku
selaras serta dapat dikonfirmasi oleh ma- ini tidak berarti apa-apa? Kalian mengasih-
syarakat. Proses transformasi ilmu dan ani Duryudhana, Dursasana, Burisrawa,
ide kepada masyarakat merupakan hal Jayadrata, Aswatama, kalian tidak rela
yang tidak mudah untuk dilakukan. Per- membunuhnya- apakah aku harus menjadi
lu kemampuan tertentu, khususnya ke- laki-laki seperti Shikandi yang me-
mampuan berbahasa dalam memproses nunggu-nunggu saat pertempurannya de-
transformasi ilmu dan ide. Ide yang dimi- ngan Bhisma?” (Ajidarma, 2017:95)
liki oleh transformator harus tidak ber-
tentangan dengan ide yang dimiliki oleh Kutipan di atas merupakan dialog
massa agar berhasil mempengaruhi dan Drupadi di tengah pembicaraan antara
menggerakkannya. Jika sudah demikian, beberapa tokoh dari kerajaan Pancala,
massa akan mudah dikendalikan sebab kerajaan Mandura, kerajaan Dwaraka,
telah berada pada batasan ide dan gerak kerajaan Satwata, lima Pandawa, serta
yang sama. Oleh karena itu, transformasi tokoh-tokoh lain yang sedang membahas
dalam masyarakat bukan hanya dapat di- kekuasaan Kurawa atas kerajaan Indra-
lakukan oleh kaum laki-laki, tetapi bisa parastha. Drupadi berbicara dengan sa-
dilakukan oleh siapa saja yang memiliki ngat lantang untuk mempengaruhi se-
ide dan keterampilan dalam memproses mua orang yang hadir dalam pembicara-
transformasi tersebut, termasuk oleh seo- an tersebut. Ia mengucapkan seluruh

Feminisme Eksistensialis dalam Novel Drupadi Karya Seno Gumira Ajidarma 310
penderitaan dan pengorbanan yang telah tuk-bentuk perlawanan sebagai wujud
dilakukannya demi kelima suaminya. eksistensi kaum perempuan yang terdiri
Berdasarkan penderitaan dan pengorban- atas: (a) bekerja, (b) menjadi agen inte-
an itu, Drupadi meminta untuk dibalas- lektual, dan (c) melakukan transformasi
kan dendamnya kepada Kurawa. Bahkan dalam masyarakat. Data yang ditemukan
ia telah bersumpah tidak akan menyang- berjumlah 13 data yang telah dianalisis
gul rambutnya sebelum dikeramas oleh berdasar pada pendapat Simone de Bea-
darah Dursasana. Dengan ucapan-ucap- viour terkait bentuk-bentuk perlawanan
an yang lantang dan penuh dendam ter- sebagai wujud eksistensi perempuan.
sebut, Drupadi akhirnya berhasil mem-
pengaruhi semua orang yang hadir, teru- DAFTAR PUSTAKA
tama kelima suaminya sendiri yang se- Ajidarma, S. 2018. Drupadi. Jakarta: PT
mula tidak ingin ada pembalasan dendam Gramedia Pustaka Utama.
tersebut. Hingga berbuntut pada perang Anwar, A. 2010. Teori Sosial Sastra. Yog-
suadara yang sangat basar, yaitu perang yakarta: Ombak.
Bharatayuddha. Artanti, Y. 2020. Konsep Diri Perempu-
Berdasarkan kutipan dan pemaparan an di Persimpangan Budaya dalam
di atas, dapat dilihat bahwa seorang pe- Autobiografi Stupeur et Tremble-
rempuan dapat melakukan transformasi ments Karya Amelie Nothomb. Li-
di dalam masyarakat. Perempuan dapat tera Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra
mempunyai ide-ide dan pemikiran yang dan Pengajarannya, 19(1), 72-93. htt-
bisa mempengaruhi masyarakat. Drupa- p s : / / d o i . o r g / 1 0 . 2 1 8 3 1 / l t r.
di membuktikan bahwa massa yang sa- v19i1.30465
ngat banyak bisa digerakkan oleh seorang Beauvoir, S. 1989. Second Sex. New York:
perempuan. Bahkan sampai menimbul- Pustaka Promethea.
kan perang yang sangat besar. Realitas Djajanegara, S. 2003. Kritik Sastra Femi-
seperti itu merupakan wujud dari eksis- nis Sebuah Pengantar. Jakarta: Gra-
tensi perempuan melalui ide-ide dan pi- media Pustaka Utama.
kirannya untuk melakukan proses trans- Harjito. 2014. Kemandirian Perempuan
formasi dalam masyarakat. Jawa dalam Cerita Tradisional. Li-
tera Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra,
SIMPULAN dan Pengajarannya. 13(2), 316-
Berdasarkan hasil dan pembahasan 325. https://doi.org/10.21831/ltr.
penelitian dapat disimpulkan hal-hal eba- v13i2.2584
gai berikut. Pertama, pada novel Drupadi Junaidi, L. M. 2018. Stereotype as the
karya Seno Gumira Ajidarma ditemukan Ideology of Feminism in Novels
data bentuk-bentuk opresi terhadap ka- Authorized by Indonesian Female
um perempuan yang terdiri atas: (a) pan- Authors. Journal: IJLLC (Internatio-
dangan perbedaan posisi perempuan dan nal Journal of Linguistics, Literature
laki-laki, (b) opresi terhadap perempuan and Culture, 4(1) p 1-15. https://slo-
dari segi pelayanan dalam perkawinan, ap.org/journals/index.php/ijllc/ar-
dan (c) pelecahan seksual. Kedua, ben- ticle/view/20.

311 LITERA, Volume 20, Nomor 2, Juli 2021


Luxemburg, dkk. 1982. Pengantar Ilmu Sartre, J. P. 2002. Eksistensialisme dan Hu-
Sastra. Jakarta: PT Gramedia. manisme. Yogyakarta: Pustaka Pela-
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: jar.
Tahapan Strategi, Metode, dan Teknik- Siswantoro. 2011. Metode Penelitian Sas-
nya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. tra: Analisis Struktur Puisi. Yogyakar-
Marsipah. 2017. Eksistensi dan Partisi- ta: Pustaka Pelajar.
pasi Perempuan Muslim dalam Sholihah, F. 2018. Eksistensi Da’iyah di
Pembangunan Sumber Daya Manu- Tengah Domestikasi Citra Diri Pe-
sia di Jawa Barat. Jurnal Pendidikan rempuan Shalihah. Sawwa, Jurnal
Universitas Garut Studi Gender, 13(1), 107-116. DOI
Nurhayati, A. 2019. Intersectioning Opr- : 10.21580/sa.v13i1.2799.
ression of Gender and Race in Toni Stone, J. 2007. Essentialism and
Morrison’s “The Bluest Eye and Anti-Essentialism in Feminist Phi-
God Help the Child”. Litera, Jurnal loshophy. Journal of Moral Philosophy.
Penelitian Bahasa, Sastra, dan Penga- 1(2), 135-153. https://doi.
jarannya. 18(3), 379-394. https://doi. org/10.1177/174046810400100202
org/10.21831/ltr.v18i3.27796 Suharto, S. 2002. Kritik Sastra Feminis Te-
Nugraha, D. (2019). Representation of ori Dan Aplikasinya. Yogyakarta:
Islamic Feminism in Abidah El Kha- Pustaka Pelajar.
lieqy,s Novels. Litera, Jurnal Peneliti- Tarigan, H. G.1985. Prinsip-prinsip Dasar
an Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. Sastra. Bandung: Penerbit Angkasa.
18(30), 465-484. https://doi. Tong, R. P.. 2004. Feminist Thought (Peng-
org/10.21831/ltr.v18i3.27012 antar Paling Komprehensif Kepada
Purnomo, M. H. 2017. Melawan Kekua- Arus Utama Pemikiran Feminis). Yog-
saan Laki-Laki: Kajian Feminisme yakarta: Jalasutra.
Eksistensialis “Perempuan di Titik Wellek, R dan Warren, A. 1988. Teori Ke-
Nol” Karya Nawal el-Sadawi. Nusa: susatraan. Jakarta: Gramedia Pusta-
Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra. 12(4), ka Utama.
316-327. https://ejournal.undip.ac. Wiwik, P. 2016. Eksistensi Perempuan
id/index.php/nusa/ar ticle/vi- dalam Novel Tanah Tabu Karya
ew/16883/12260. Anindita S. Thayf Berdasarkan Fe-
Saptandari, P. 2013. Beberapa Pemikiran minisme Eksistensialis Simone De
Tentang Perempuan dlam Tubuh dan Beauvoir. Makasar: Universitas Ne-
Eksistensi. Jurnal Biokultur, Univer- geri Makasar.
sitas Airlangga

Feminisme Eksistensialis dalam Novel Drupadi Karya Seno Gumira Ajidarma 312

Anda mungkin juga menyukai