Pascasarjana UMSurabaya Yarno – Jln. Garuda IV/1 Rewwin, Waru, Sidoarjo 61256 08123194584 - Yarno41a@gmail.com Saat ini kita masuk era globalisasi, Revolusi Industri 4.0 dan Masyarakat Sosial 5.0. Ada indikasi bahwa penggunaan bahasa Indonesia kurang memenuhi kaidah. Penggunaan bahasa Indonesia tidak baku merebak. Di sisi lain, penggunaan bahasa asing pada produk dalam negeri atau istilah di ruang publik juga bertebaran. Misalnya: Gue→ aku atau saya Elo → kamu Nggak → tidak Alay atau lebay → berlebihan Nyapu → menyapu Ngapain → sedang apa” Ngerti → mengerti Nama-nama produk: Sunlight Crispy BBQ Chicken Wing Spicy Chicken Wings Oatbits Crispy Roast Potatoes Qtela snack safety riding Safety Belt Car Free Day Problem Sintaksis 1. Dalam tataran frasa: Problematika dalam tataran frasa hadir karena tercampurnya konsep antara idiom, kata majemuk, dan frasa. 2. Dalam tataran klausa dan kalimat: Dalam tataran klausa dan kalimat muncul masalah karena adanya perbedaan analisis tradisional dan struktural. 1. 1.Pengaruh Kesalahanbahasa daerah pada Tataran Frasa Orang itu tidak sabaran. Mangganya belon mateng. 2. Preposisi tidak tepat Kirimkan surat ini ke Bu Dekan. Jangan berdiri dibalik pintu. Jangan di balik buku itu. 3. Unsur mubazir Agar supaya pintar, kamu harus giat belajar. Contohnya misalnya perubahan morfem. Kemudian selanjutnya mereka berjalan bersama. 4. Susunan kalimat tidak tepat Saudara sudah terima suratnya? Sudah Saudara terima suratnya? P S Suratnya sudah Saudara terima? S P Anda sudah menerima surat undangannya? S P O Pola kalimat padu: aspek + agen + verba yang berpredikat pasif persona. a. Surat itu saya sudah baca. b. Sarannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak padu karena aspek terletak antara
agen dan verba. Seharusnya: a. Surat itu sudah saya baca. S P b. Sarannya akan kami pertimbangkan. S P Bandingkan dengan pola kalimat di bawah ini. agen + aspek + verba yang berpredikat aktif. a. Saya sudah membaca surat itu. S P O b. Kami akan mempertimbangkan sarannya. S P O 5. Penggunaan bentuk superlatif yang berlebihan. Bentuk superlatif adalah bentuk yang mengandung arti "paling" dalam suatu perbandingan. Harganya sangat mahal sekali. Dia amat sangat menderita. 6. Penjamakan ganda Mereka membeli banyak buku-buku. Banyak pohon-pohon di jalan yang roboh. 7. Bentuk resiprokal yang salah Kendaraan itu saling dahulu-mendahului. Kita harus saling tolong-menolong. Terjadi kejar-kejaran antara polisi dan penjahat. Terjadi pengaruh movitasi belajar atas prestasi siswa. Kesalahan Bidang Kalimat 1. Tidak bersubjek Di balai kota mengadakan pertunjukan. K P O Dalam rapat itu membahas agenda kuliah. K P O 2. Tidak berpredikat Jembatan Suramadu yang dibangun itu untuk menghubungkan Pulau Jawa dengan Madura. 3. Subjek ganda Drama itu kami sudah menulisnya dengan baik. Masalah itu saya sudah menyelesaikannya. Drama itu sudah kami tulis dengan baik. Kami sudah menulis drama itu dengan baik. Masalah itu sudah saya selesaikan. Saya sudah menyelesaikan masalah itu. 4. Sisipan di antara predikat transitif dan subjek Mereka membicarakan tentang gas alam. Kita menyadari akan dampak negatif aksinya.
5. Kalimat tidak logis
Untuk mempersingkat waktu, acara segera kita mulai. Waktu dan tempat kami persilakan. Kita panjatkan puja dan puji syukur. Kita ucapkan puji dan syukur. 6. Kalimat ambigu Jendela rumah yang megah itu terbuat dari besi. 7. Penghilangan konjungsi Sering dipakai untuk mengetik laporan, komputer ini akhirnya rusak. Dilihat secara keseluruhan, kegiatan itu sangat bermanfaat. 8. Konjungsi yang berlebihan Walaupun sanksinya sangat berat, tetapi dia tidak jera juga. Jika HP terus berbunyi, maka penggunanya perlu hati- hati. 9. Urutan rincian tidak paralel Kita harus mencabut rumput liar, membuang sampah dan penanaman tumbuhan perdu. Kebakaran itu membuat udara kotor, mengaburkan pandangan, dan banyak fasilitas umum rusak.
10. Penggunaan istilah asing
Finnaly, kita akan mengadakan important event di tempat ini. Pemakaian Kata Perangkai/Preposisi Kata perangkai adalah kata yang berfungsi merangkaikan kata atau bagian kalimat, atau kalimat yang satu dengan yang lain sekaligus menentukan jenis hubungannya. Kata perangkai termasuk jenis preposisi atau konjungsi.
Pemakaian kata dari
Anak dari Presiden Jokowi baru pulang dari luar negeri. Ketua RT dari dusun itu adalah pamanku.
Pemakaian kata pada
Pada papan tulis terdapat tulisan yang salah. Pemakaian kata daripada Daripada digunakan untuk menyatakan perbandingan Kebenaran daripada kata-katanya masih diragukan.
Pemakaian kata di Setiap Senin di sekolahku mengadakan upacara bendera.
Pemakaian kata dan dan dengan
Dan, akhirnya, dia pun pergi meninggalkan rumah itu. Dan aku tidak tahu lagi kepada siapa hendak mengadu. Bersama dengan surat ini saya lampirkan berkas ijazah. Dia sangat baik dengan tetangga. Pilihan Kata atau Diksi Pemakaian kata tidak dan bukan Kata tidak biasanya digunakan untuk mengingkari verba, ajektif, dan keterangan. Kata bukan biasanya digunakan untuk mengingkari kata nomina, personal, dan numeralia. Harga gawai itu tidak sejuta rupiah. Setelah diamati, mobil itu bukan mewah. Dalam kalimat korektif (mengoreksi), kata bukan sering dipakai untuk mengingkarkan verba atau ajektif. Dia bukan lupa mengerjakan tugas itu, melainkan malas. Anak itu bukan menyanyi, melainkan berteriak. Dalam hal pengingkaran ganda, kata tidak kadang dipakai bersama dengan kata bukan. Artinya, kata ingkar bukan dipakai untuk mengingkari pengingkaran yang dinyatakan oleh kata tidak. Makna yang ditimbulkan sesuai dengan kata yang diingkarinya. Bukan tidak mau mengerjakan tugas itu, berarti ia mau. Bukan tidak ingin pergi membali baju, melainkan tidak punya uang. Dia bukan tidak berani, melainkan dia anak yang pemalu.