Anda di halaman 1dari 13

DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA |

ANALISIS NOVEL BUMI MANUSIA KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER


DENGAN KAJIAN FEMINISME

Ira Rahayu, S.Pd., M.Pd.


Tri Pujiatna, S.Pd., M.Pd.
Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unswagati Cirebon

ABSTRAK

Ditinjau dari segi penikmatnya, karya sastra merupakan bayang-bayang


realitas yang dapat menghadirkan gambaran dan refleksi berbagai permasalahan
dalam kehidupan. Keistimewaan sebuah karya sastra yakni terdapat berbagai sifat
yang dapat dikaji dengan sebuah teori, salah satunya yaitu teori feminisme.
Kajian feminisme muncul akibat adanya dorongan kaum perempuan yang
ingin menyetarakan hak antara pria dan perempuan yang selama ini seolah-olah
perempuan tidak dihargai dalam pengambilan kesempatan dan keputusan dalam
hidup. Perempuan merasa terkekang karena superioritas laki-laki dan perempuan
hanya dianggap sebagai “bumbu penyedap” dalam hidup laki-laki. Adanya pemikiran
tersebut tampaknya sudah membudaya sehingga perempuan harus berjuang keras
untuk menunjukkan eksistensi dirinya di mata dunia. Adapun judul penelitian yang
kami susun berjudul “Analisis Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer
dengan Kajian Feminisme”

Kata Kunci : Kajian Feminisme, Feminisme, Novel Bumi Manusia

31
| DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

A. PENDAHULUAN berani melawan ketidakadilan yang


Manusia pada hakikatnya menimpa dirinya. Nyai Ontosoroh
diciptakan oleh yang Maha Kuasa terbagi merupakan tokoh yang istimewa, ia
menjadi dua jenis yaitu perempuan dan mampu mengubah kemalangan hidupnya
laki-laki. Kaum pria/laki-laki selalu yang tadinya hanya seorang gundik
mempunyai peran sentral dalam keluarga namun kemudian bertumbuh menjadi
maupun dalam pekerjaan dan kehidupan wanita yang terpandang, bermartabat,
bermasyarakat, sedangkan perempuan berwawasan, dan berkarakter.
selalu berada di lapis kedua: mengurus Tidak hanya Nyai Ontosoroh
keluarga, memasak, mengurus rumah dalam novel Bumi Manusia ada juga
tangga, mengurus anak. Sejalan dengan tokoh Annelis Mellema yang merupakan
perkembangan ilmu pengetahuan, masa simbol perempuan cantik luar biasa,
itu pun berubah. Terjadi pergeseran namun lemah dan teraniaya. Tokoh
paradigma, perempuan yang dulu hanya Bunda Minke, gambaran perempuan Jawa
ditempatkan di bagian belakang, kini yang sangat menjunjung tinggi norma
mempunyai peran yang sama dengan budaya, bunda juga merupakan karakter
kaum pria. Mereka bisa menjadi ibu yang ideal, bijaksana, mampu
pemimpin dan mempunyai hak dan peran memposisikan dirinya sebagai ibu
yang sama dengan pria tanpa mengubah maupun sebagai istri. Selain itu, ada juga
kodratnya sebagai seorang perempuan. tokoh Minem, Minem merupakan figur
Bagaimana tokoh perempuan di perempuan centil, hanya bisa
dalam karya sastra? Tentu saja peran mengandalkan kecantikannya untuk
tokoh perempuan sangat berpengaruh memperdaya lelaki, pemalas, lebih suka
terhadap jalannya cerita dalam sebuah bersolek daripada bekerja, tidak bermoral.
karya sastra. Peran perempuan tidak Karakter tokoh perempuan dalam novel
hanya sebagai tokoh pelengkap, tetapi Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta
bisa saja sebagai tokoh sentral yang Toer, menarik untuk dikaji dari berbagai
mengatur penceritaan di dalam cerita perspektif.
yang dibawakan oleh pengarang. Tokoh
perempuan dalam novel Bumi Manusia B. KAJIAN TEORI
pun menarik untuk dianalisis. Tokoh yang B.1 FEMINISME
pertama yaitu Nyai Ontosoroh (Sanikem). Feminisme merupakan gerakan
Nyai Ontosoroh merupakan gambaran perjuangan para kaum hawa untuk
perempuan awal abad 20 yang berpikiran mendapatkan kesetaraan dan persamaan
modern, karena memperoleh didikkan derajat dengan para laki-laki. Inti dari
dari suaminya yang berkebangsaan gerakan feminisme adalah bagaimana
Belanda dan gemar membaca berbagai cara meningkatkan status perempuan
buku dan surat kabar, Nyai Ontosoroh melalui tema-tema seperti kesetaraan
yang tadinya hanya seorang gundik yang gender dan emansipasi wanita.
tak memiliki hak (sama halnya seperti Feminisme digambarkan sebagai bentuk
budak) tumbuh menjadi perempuan yang pemberontakan kepada kaum laki-laki.
mandiri, berani mengemukakan pendapat, Humm (2007: 157-158) feminisme

32
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA |

menggabungkan doktrin persamaan hak salah satu teori sastra. Teori-teori feminis,
bagi perempuan yang menjadi gerakan sebagai alat kaum perempuan untuk
yang terorganisasi untuk mencapai hak memperjuangkan hak-haknya, yang erat
asasi perempuan dengan sebuah kaitannya dengan konflik ras, khususnya
ideologi transformasi sosial yang konflik gender. Artinya, antara konflik
bertujuan untuk menciptakan dunia kelas dengan feminisme memiliki asumsi-
bagi perempuan. Upaya melawan pranata asumsi yang sejajar, mendekonstruksi
sosial sebagai institusi rumah tangga sistem dominasi dan hegemoni,
untuk perkawinan maupun upaya wanita pertentangan antara kelompok yang
untuk mengakhiri kodratnya. lemah dengan kelompok yang dianggap
Secara umum feminisme adalah lebih kuat (Ratna, 2006: 186).
pembebasan wanita karena yang melekat
dalam semua pendekatannya adalah B.1 Sasaran Kajian Feminisme
keyakinan bahwa wanita mengalami Tujuan utama kajian sastra feminis
ketidakadilan karena jenis kelamin. Kaum adalah menganalisis relasi gender, situasi
perempuan melalui gerakan feminis dan ketika perempuan berada dalam
teori feminis menuntut agar kesadaran dominasi laki-laki. Dalam pengertian
kultural yang selalu memarginalkan yang paling luas, feminis adalah gerakan
wanita dapat diubah sehingga kaum perempuan untuk menolak segala
keseimbangan yang terjadi adalah sesuatu yang dimarginalisasikan,
keseimbangan yang dinamis. disubordinasikan, dan direndahkan oleh
Feminisme lahir untuk mengakhiri kebudayaan dominan, baik dalam bidang
dominasi laki-laki terhadap kaum politik dan ekonomi, maupun kehidupan
perempuan. “Menurut Abrams sosial pada umumnya (Ratna, 2004: 184).
Feminisme sebagai aliran pemikiran dan Djajanegara (2000: 4) inti tujuan
gerakan berawal dari kelahiran era feminisme adalah meningkatkan
Pencerahan di Eropa yang dipelopori oleh kedudukan dan derajat perempuan
Lady Mary Wortley Montagu dan agar sama atau sejajar dengan kedudukan
Marquis de Condorcet. Perkumpulan serta derajat laki-laki. Perjuangan serta
masyarakat ilmiah untuk perempuan usaha feminisme untuk mencapai tujuan
pertama kali didirikan di Middelburg, ini mencakup berbagai cara. Salah satu
sebuah kota di selatan Belanda pada caranya adalah memperoleh hak dan
tahun 1785. Menjelang abad ke-19, peluang yang sama dengan yang dimiliki
feminisme lahir menjadi gerakan yang laki-laki.
cukup mendapatkan perhatian dari para Peran dan kedudukan perempuan
perempuan kulit putih di Eropa. tersebut akan menjadi sentral pembahasan
Perempuan di negara-negara penjajah kajian sastra.
Eropa memperjuangkan apa yang “Endraswara (2008: 148) terdapat
mereka sebut sebagai universal lima sasaran penting dalam analisis
sisterhood (Arivia, 2006: 18-19).” feminisme sastra, (1) mengungkap karya-
Feminisme, di samping sebagai karya penulis wanita masa lalu dan masa
gerakan kultural juga dianggap sebagai kini agar jelas citra wanita yang merasa

33
| DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

ditekan oleh tradisi; (2) mengungkap Eropa. Dia melupakan tradisi dan adat
berbagai tekanan pada tokoh wanita Jawanya. Hal tersebut sempat membuat
dalam karya yang ditulis oleh pengarang geram ayahnya yang merupakan Bupati B
pria; (3) mengungkap ideologi pengarang sementara ibunda mendukung anaknya
wanita dan pria, bagaimana mereka Minke agar melaksanakan apa yang ia
memandang diri sendiri dalam kehidupan cita-citakan. Di sini Minke mengalami
nyata; (4) mengkaji dari aspek ginokritik, pencarian jati dirinya, seorang pribumi
yakni memahami bagaimana proses tapi pengagung Eropa.
kreatif kaum feminis; dan (5) Robert Surhof teman sekaligus
mengungkap aspek psikoanalisis feminis, akan menjadi lawan, teman yang memiliki
yaitu mengapa wanita, baik tokoh niat picik, serakah dan ingin mendapatkan
maupun pengarang, lebih suka pada hal- apapun yang dia inginkan dengan
hal yang halus, emosional, penuh kasih menghalalkan segala cara. Suatu hari
sayang, dan sebagainya.” Robert Surhof mengajak Minke
Berdasarkan beberapa pendapat di berkunjung ke Wonokromo, sebuah
atas dapat disimpulkan bahwa kritik perkebunan tebu dan perusahaan
sastra feminis adalah memperjuangkan perdagangan, peternakan milik Nyai
hak-hak perempuan di semua aspek Ontosoroh (Nyai adalah sebutan bagi
kehidupan dengan tujuan agar kaum gundik-gundik kompeni). Perkebunan
perempuan mendapatkan kedudukan yang yang begitu luas dengan rumah yang bagai
sederajat dengan kaum laki-laki. istana. Pertemuan pertama Minke dengan
Annelies (putri dari Nyai Ontosoroh)
B.2 Bumi Manusia menjadi poin penting dalam novel ini.
Novel Bumi Manusia menceritakan Kisah Cinta pada pandangan pertama
tentang seorang keturunan Jawa, Minke, digambarkan oleh Pram begitu romantis.
yang sering diperolok-olok kaum totok Annelies dideskripsikan oleh Pram
Belanda karena kulitnya. Pram sebagai Gadis Indo-Belanda yang
memberikan karakter Minke sebagai memiliki paras yang sangat elok, bertubuh
manusia pribumi yang terpelajar, melawan langsing, berambut pirang dan lurus,
penindasan terhadap dirinya, terhadap dikatakan bahwa kecantikannya melebihi
orang lain dan terhadap bangsanya. Minke Ratu Wilhemnia (Ratu Belanda).
bersekolah di HBS (Hogere Burger Walaupun taraf pendidikan Annelies tidak
School) yaitu sekolah yang setara SMA sampai HBS akan tetapi dia memiliki
yang tidak semua kaum pribumi bisa pesona luar biasa lainnya, yaitu di usia
bersekolah sampai sejauh itu. Hanya yang masih belia dia mampu mengurusi
keturunan minimal ningrat yang boleh perkebunan dan peternakan dan membantu
bersekolah di HBS. Minke anak dari ibunya menjalankan perusahaan, karena
bupati kota B (disebutkan dalam ayahnya, Mellema, kelakuannya berubah
novelnya) karena itulah dia dapat 180 derajat yang dikatakan akibat
bersekolah di HBS. Hidup di tengah- pengaruh hobinya pelesiran dan mabuk-
tengah pergaulan Eropa menjadikan mabukan pada saat itu.
pandangan Minke menjadi pengagung

34
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA |

Pertemuan pertama antara Minke Ontosoroh. Perkawinan antara Nyai


dan Annelies telah menimbulkan benih Ontosoroh dengan Robert Mellema tidak
cinta di antara keduanya. Minke diakui Pengadilan Tinggi Belanda.
terpandang, terpelajar, dan pintar dalam Begitupun dengan pernikahan Minke dan
berbahasa Belanda serta Prancis membuat Annelies tidak diakui di Pengadilan
Nyai Ontosoroh kagum dan tak ragu Belanda karena tidak ada izin orang tua
menyetujui jika mereka berhubungan. yang sah dari Annelies. Hak asuh
Namun, masalah lain timbul, Robert Annelies diberikan kepada ibu tirinya di
Surhof yang ternyata temannya memang Belanda.
mengincar Annelies sejak lama. Robert Akhirnya secara terpaksa Annelies
berteman lama dengan kakak kandung harus angkat kaki dari dan pergi ke
Annelies, Robert Mellema, tentunya Belanda. Mendengar kabar tersebut
Surhof memandang Annelies secara Annelies kembali jatuh sakit.
nafsu. Berbagai siasat ditempuh Surhof Kekecewaan yang mendalam dirasakan
untuk menjauhkan Minke dari Annelies. Annelies. Dia akan kehilangan cintanya,
Suatu hari, Annelies jatuh sakit karena ibunya dan semua kenangan-kenangan
memikirkan sang pangerannya, Minke, dari masa kecilnya. Sementara Minke dan
karena Minke pernah berucap janji Nyai Ontosoroh tidak tinggal diam
kepada Annelies pada kunjungan yang melawan ketidakadilan pengadilan putih
pertamanya bahwa dia akan menemuinya Belanda, Minke dengan kemahiran
lagi beberapa hari ke depan. Namun, menulis pengaduan di berbagai media
sudah berminggu-minggu Minke tidak cetak telah menyalakan api para
berkunjung ke kediaman Nyai Ontosoroh. pembacanya. Pendukung Minke tidak
Nyai menyuruh salah seorang hanya sekadar para kerabat-kerabatnya,
pekerjanya mengirimkan surat kepada kini seluruh masyarakat di Wonokromo
Minke lalu menjemput Minke untuk dan Madura ikut protes terhadap
bersedia tinggal di kediamannya. Begitu ketidakadilan Belanda. Hal tersebut
besar kisah cinta yang digambarkan mengubah semua pemikiran Minke yang
antara Minke dengan Annelies sehingga semula pengagum Belanda kini
akhirnya mereka menikah walaupun merasakan ketidakadilan, penjajahan,
banyak pertentangan dari orang tua diskriminasi Belanda terhadap Pribumi.
Minke yang tidak menyetujui ia menikah
dengan seorang keturunan Belanda. C. TEMUAN
Namun, yang menarik, Pram menyajikan C.1 Bentuk Feminisme dalam Tokoh
novel selalu di luar dugaan, ketika Nyai Ontosoroh
kondisi pembaca tengah asik dan Feminisme khususnya dengan
memiliki perasaan senang tiba-tiba Pram segala permasalahan mengenai wanita,
membalikkan kondisi tersebut menjadi pada umumnya dikaitkan dengan
terbalik. Kisah cinta antara Minke dan emansipasi. Kaum wanita menuntut
Annelies mengalami sesuatu yang sangat persamaan hak dengan laki- laki, seperti
memilukan, yaitu karena Annelies anak halnya pekerjaan wanita yang selalu
dari seorang gundik yang bernama Nyai dikaitkan dengan memelihara, sedangkan

35
| DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

laki-laki dikaitkan dengan bekerja. keadaan perempuan pribumi pada saat itu.
Feminisme yang sekarang cenderung Wanita pribumi saat itu (awal abad ke 19)
digambarkan sebagai bentuk hanya sedikit sekali yang dapat
pemberontakan kepada kaum laki-laki. mengenyam pendidikan, yang
Upaya melawan pranata sosial sebagai mengenyam pendidikan hanya
institusi rumah tangga untuk perkawinan perempuan dari golongan priyayi saja.
maupun upaya wanita untuk mengakhiri Nyai Ontosoroh pun merupakan
kodratnya. Hal tersebut merupakan gambaran perempuan modern, yang
anggapan yang salah karena feminisme keluar dari peodalisme sikap perempuan
merupakan upaya untuk mengakhiri Pribumi pada umumnya yang kaku,
penindasan dan eksploitasi wanita (Fakih, segan, dan sungkan berbicara dengan
2008: 78-79). Secara umum feminisme tamu pria. Nyai Ontosoroh sangat
adalah pembebasan wanita karena yang berbeda, ia nampak sangat ramah,
melekat dalam semua pendekatannya terbuka, dan seperti perempuan Eropa
adalah keyakinan bahwa wanita terpelajar.
mengalami ketidakadilan karena jenis Sebagai ibu, Nyai Ontosoroh figur
kelamin. yang baik, halus, bijaksana, dan terbuka.
Novel Bumi Manusia banyak Hal ini dapat dilihat saat Annelis
mengusung nilai-nilai feminisme, bentuk mengadu padanya bahwa Minke
feminisme tersebut dapat terlihat dalam memujinya cantik. Nyai Ontosoroh tidak
kutipan-kutipan di bawah ini. marah, malah membenarkan pujian
Minke. Nyai Ontosoroh secara terbuka
“Nyai Ontosoroh pergi lagi melalui bertanya pada Minke apa yang harus
pintu belakang, aku masih dikatakan perempuan saat dipuji. Sikap
terpesona melihat seorang wanita Nyai Ontosoroh menggambarkan aspek
pribumi bukan saja bicara bahasa feminisme. Perempuan harus
Belanda, begitu baik, lebih karena menonjolkan sisi keperempuannya,
tidak mempunyai suatu kompleks terutama saat menjalani perannya sebagai
terhadap tamu pria. Di mana lagi ibu. Ia harus bersikap halus dan
bisa ditemukan wanita semacam bijaksana, sedangkan sebagai perempuan
dia? Apa sekolahnya dulu? Dan dapat berpikir terbuka.
mengapa hanya seorang Nyai,
seorang gundik? Siapa pula yang “Aku tunggu-tunggu meledaknya
telah mendidiknya jadi begitu bebas kemarahan Nyai karena puji-pujian
seperti wanita Eropa”? (Bumi itu. Tapi ia tidak marah. Tepat
Manusia, 34) seperti Bunda, yang tidak pernah
marah padaku. Terdengar
Tokoh Nyai Ontosoroh seorang peringatan pada kuping batinku:
wanita pribumi, gundik yang dapat bicara awas jangan samakan dia dengan
bahasa Belanda begitu baik, tidak Bunda. Dia hanya seorang nyai-
memiliki kompleks terhadap tamu pria. nyai, tidak mengenal perkawinan
syah, melahirkan anak-anak tidak
Hal ini sangat bertolak belakang dengan

36
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA |

syah, sejenis manusia dengan kadar memang harus mandiri, baik itu dalam
kesusilaan rendah, menjual hal bisa melakukan pekerjaan tanpa selalu
kehormatan untuk kehidupan mengandalkan laki-laki, maupun mandiri
senang dan mewah…. Dan tidak dari segi ekonomi. Berikut kutipan
dapat aku katakan dia bodoh. pendapat Nyai Ontosoroh.
Bahasa Belandanya cukup fasih,
baik dan beradab; sikapnya pada “Berbahagialah dia yang makan
anaknya halus dan bijaksana, dan dari keringatnya sendiri bersuka
terbuka, tidak seperti ibu-ibu karena usahanya sendiri dan maju
pribumi; tingkah lakunya tak beda karena pengalamannya sendiri.”
dengan wanita Eropa terelajar. Ia (Bumi Manusia, 59)
seperti seorang guru dari aliran
baru yang bijaksana itu. Beberapa Ciri feminisme adalah perempuan
guruku yang keranjingan kata dapat secara terbuka mengemukakan
modern sering mengedepankan pendapatnya dan dapat memperjuangkan
contoh tentang manusia jaman keadaan yang diinginkannya.
modern ini mungkinkah Nyai
mereka masukan ke dalam “Memang bukan nyai sembarang
daftarnya?” (Bumi Manusia, 38) nyai. Dia hadapi aku, siswa H.B.S
tanpa rendah diri. Dia punya
Dari perbincangan antara Annelies keberanian menyatakan pendapat.
dan Minke diketahui bahwa Nyai Dan dia sadar akan kekuatan
Ontosoroh melakukan semua pekerjaan pribadinya.” (Bumi Manusia, 102)
kantor, mengurus administrasi, buku
dagang, surat-menyurat bank. Sungguh “Memang ada sangat banyak wanita
hal yang luar biasa yang bisa dilakukan hebat. Hanya saja baru Nyai
oleh seorang perempuan Pribumi, yang Ontosoroh yang pernah kutemui.
tidak pernah bersekolah. Menurut cerita Jean Marais wanita
Aceh sudah terbiasa turun ke medan-
“Apa pekerjaanmu sesungguhnya?” perang melawan Kompeni. Dan rela
“Semua, kecuali pekerjaan kantor. berguguran di samping pria. Juga di
Mama sendiri yang lakukan itu.” Bali. Di tempat kelahiranku sendiri
Jadi Nyai Ontosoroh melakukan wanita petani bekerja bahu-
pekerjaan kantor. Pekerjaan kantor membahu dengan kaum pria di
macam apa yang dia bisa? sawah dan ladang. Namun semua itu
“Administrasi?” tanyaku mencoba- tidak seperti Mama-dia tahu lebih
coba. daripada hanya kampung depan
“Semua. Buku, dagang, surat- hamannya sendiri.” (Bumi Manusia,
menyurat, bank.. (Bumi Manusia, 45) 106)
“Beberapa kali jurutulis Sastrotomo
Pram melukiskan tokoh Nyai datang menengok. Mama menolak
Ontosoroh sebagai tokoh perempuan yang menemi. Sekali istrinya datang,
mandiri, tangkas, dan ulet. Perempuan melihatnya pun aku tak sudi. Tuan
agar terbebas dari dominasi laki-laki Mellema tidak pernah menegur

37
| DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

kelakuanku. Sebaliknya ia sangat “Pada waktu itu Mama mulai


puas dengan segala yang kulakukan. merasa senang, berbahagia. Ia
Nampaaknya ia juga senang pada selalu mengindahkan aku,
kelakuanku yang suka belajar. Ann, menanyakan pendapatku, mengajak
papamu sangat menyayangi aku. aku memperbincangkan semua hal.
Namun semua itu tidak dapat Lama kelamaan aku merasa
mengobati kebanggaan dan harga sederajat dengannya. Aku tak lagi
diri yang terluka. Papamu tetap malu bila toh terpaksa bertemu
orang asing bagiku. Dan memang dengan kenalan lama. Segala yang
mama tak pernah menggantungkan kupelajari dan kukerjakan dalam
hidup diri padanya. Ia tetap setahun ini telah mengembalikan
kuanggap sebagai orang yang tak harga diriku. Tapi sikapku tetap:
pernah kukenal, setiap saat bias mempersiapkan diri untuk tidak
pulang ke Nederland dan akan lagi tergantung pada siapa
meninggalkan aku, dan melupakan pun. Tentu saja sangat berlebihan
segala sesuatu di Tulungan. Maka seorang perempuan Jawa bicara
diriku kuarahkan setiap waktu pada tentang harga diri, apalagi semuda
kemungkinan itu. Bila Tuan Besar itu. Papamu yang mengajari, Ann.
Kuasa pergi aku sudah harus tidak Tentu saja dikemudian hari aku
akan kembali ke rumah Sastrotomo. dapat rasakan wujud hargadiri
Mama belajar menghemat, Ann, itu.” (Bumi Manusia, 130)
menyimpan. Papamu tak pernah
menanyakan penggunaan uang Sikap Nyai Ontosoroh terhadap
belanja. Ia sendiri yang berbelanja Tuannya mandiri. Justru Tuan
bahan ke Sidoarjo atau Surabaya Mellemalah yang merasa tergantung
untuk sebulan. padanya. Ia beranggapan Nyai Ontosoroh
Dalam setahun telah dapat teman hidup yang bisa diandalkan karena
kukumpulkan lebih dari seratus mampu mengurus perusahaan,
golden. Kalau pada suatu kali Tuan memelihara peternakan, dan mengurus
Mellema pergi pulang atau mengusir segala keperluan.
aku, aku sudah punya modal pergi
ke Surabaya dan berdagang apa “Begitulah aku mulai mengerti,
saja.” (Bumi Manusia, 129) sesunggguhnya Mama sama sekali
tidak tergantung pada Tuan
Perempuan akan selalu menjadi Mellema. Sebaliknya, dia yang
bayang-bayang laki-laki, bila ia masih tergantung padaku. Jadi Mama
menggantungkan diri pada orang lain. lantas mengambil sikap ikut
Meskipun kodratnya sesama manusia menentukan sehagala perkara.
baik laki-laki maupun perempuan saling Tuan tidak pernah menolak. Ia pun
membutuhkan. Akan tetapi alangkah tidak pernah memaksa aku kecuali
baiknya jika perempuan dapat mandiri dalam belajar. Dalam hal ini ia
sehingga tidak bergantung pada orang seorang guru yang keras tapi baik,
lain. Tokoh Nyai Ontosoroh mengajarkan aku seorang murid yang taat juga
pada pembaca perempuan akan hal itu. baik. Mama tahu, semua yang

38
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA |

diajarkannya pada suatu kali kelak Feminisme menganjurkan


akan berguna bagi diriku dan anak- perempuan dapat berjuang membela
anakku kalau Tuan pulang ke dirinya sendiri. Feminisme sangat
Nederland.” (Bumi Manusia, 131) menentang eksploitasi terhadap
perempuan. Perempuan hendaknya berani
Perempuan pun jika diberi
membela dirinya sendiri, jika hak-haknya
kesempatan sebagai pemimpin dapat
dilanggar oleh orang lain. Perempuan
menjadi pemimpin yang baik, memiliki
sudah masanya tidak hanya diam saat
karakter tegas, tangkas, ulet, dan
diperlakukan tidak adil.
bertanggung jawab. Nyai Ontosoroh
pembuktian dari hal tersebut.
C.2 Bentuk Feminisme dalam Tokoh
“Tuan kemudian mendatangkan sapi Annelies
baru juga dari Australia. Pekerjaan “Annelies mendekati seorang demi
semakin banyak. Pekerja-pekerja seorang dan mereka memberikan
harus disewa. Semua pekerjaan di tabik , tanpa bicara, hanya dengan
dalam lingkungan perusahaan mulai isyarat. Itulah untuk pertama
diserahkan kepadaku oleh Tuan. kalinya kuketahui, gadis cantik
Memang mula-mula aku takut kekanak-kanakan ini ternyata
memerintah mereka. Tuan seorang pengawas yang harus
membimbing. Katanya: majikan diindahkan oleh para pekerja,
mereka adalah penghidupan mereka, lelaki dan perempuan.” (Bumi
majikan penghidupan mereka adalah Manusia, 44)
kau! Aku mulai berani memerintah di
bawah pengawasannya. Ia tetap Dalam Bumi Manusia, Annelies
keras dan bijaksana sebagai guru. digambarkan oleh Pram sebagai gadis
Tidak, tak pernah ia memukul aku. yang memiliki daya kepemimpinan yang
Sekali saja dilakukan, mungkin disegani oleh para pekerjanya. Seorang
tulang belulangku berserakan. wanita juga dapat memiliki jiwa
Bagaimana pun sulitnya lama- kepemimpinan yang baik sehingga
kelamaan dapat kulakukan apa yang menjadikan panutan bagi bawahannya.
dikehendakinya. ”(Bumi Manusia, Kaum perempuan tidak hanya mahir
132) mengurus rumah tangga tetapi harus bisa
mengurus dirinya sendiri. Bekerja untuk
Semakin banyak yang dipelajari, membantu perekonomian keluarga ketika
pribadi Sanikem makin lama makin pemimpin keluarga memiliki keterbatasan
lenyap. Nyai Ontosoroh tumbuh menjadi dalam penghasilan maupun fisik.
Nyai yang berwawasan luas, menguasai Perempuan juga terkadang memiliki
berbagai bidang pekerjaan perusahaan, kemampuan yang lebih dibandingkan
menjadi majikan bagi para pekerja harian. kaum lelaki karena telaten dan sabar. Inti
Nyai Ontosoroh tumbuh menjadi dari gerakan kaum feminis adalah usaha
perempuan yang lebih maju dibandingkan
dalam menuntut adanya persamaan hak
dengan perempuan Pribumi, Totok,
perempuan dalam berbagai bidang
maupun Peranakan.
kehidupan. Oleh karena itu, terjadi

39
| DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

pergeseran dalam mempersepsikan sosok pada kaum laki-laki. Dengan adanya


perempuan tahap demi tahap. Mereka gerakan kaum feminis, hal tersebut bukan
tidak dipandang lagi sebagai sosok lemah sebagai titik ukur terhadap sosok seorang
yang selalu berada pada garis belakang. perempuan sebagai sosok yang harus
Mereka juga bisa tampil di garis depan dilindungi. Melalui tokoh Annelies,
sebagai pemimpin yang sukses dalam seorang perempuan juga dapat menjadi
berbagai sektor kehidupan, yang selama seorang pemimpin. Tokoh Annelies
ini justru dikuasai oleh kaum laki-laki. digambarkan oleh pengarangnnya sebagai
Ungkapan populer “ladies First” pemimpin perempuan yang bisa
merupakan salah satu bentuk nyata dari melakukan apa yang dilakukan oleh
pergeseran status perempuan. Bahkan seorang lelaki. Penggambaran feminisme
tidak jarang kebanyakan dari perempuan tokoh Annelies dari sudut pandang tokoh
ini merupakan bos dan direktur di Minke “....bukan hanya dapat mengatur
perusahaan tertentu. Hal tersebut dapat pekerjaan begitu banyak, juga seorang
dilihat dari pernyataan tokoh Minke pengunggang kuda,dapat memerah lebih
terhadap tokoh Annelies “....gadis cantik banyak daripada semua pemerah....”, hal
kekanak-kanakan ini ternyata seorang ini menunjukan bahwa hasil yang
pengawas yang harus diindahkan oleh diperoleh dari tangan perempuan bisa
para pekerja, lelaki dan perempuan....”. lebih baik dari kaum lelaki karena
Hal ini menggambarkan pergeseran status perempuan mengerjakannya dengan hati,
perempuan ke arah sederajat dengan para dengan perasaan.
lelaki, yang kita sering sebut sebagai
emansipasi wanita. “Beberapa orang perempuan
menahan Annelies dan
“Gadis kekanak-kanakan yang mengajaknya bicara, minta
belum pernah menamatkan sekolah perhatian dan bantuan. Dan gadis
dasar ini tiba-tiba muncul di luar biasa ini seperti seorang ibu
hadapanku sebagai gadis luar melayani mereka dengan ramah.
biasa: bukan hanya dapat mengatur Jangankan pada sesama manusia,
pekerjaan begitu banyak, juga pada kuda pun ia berkasih-sayang
seorang pengunggang kuda,dapat selama meereka semua memberikan
memerah lebih banyak daripada kehidupan. Ia nampak begitu agung
semua pemerah.” (Bumi Manusia, di antara penduduk kampung
48) rakyatnya. Mungkin lebih agung
dari pada dara yang pernah
Sosok perempuan identik dengan kuimpikan selama ini dan kini telah
sosok yang lemah, halus, mudah marak di atas tahta, memerintah
terpengaruh, dan emosional, sedangkan Hindia, Suriname, Antillen, dan
laki-laki identik dengan sosok gagah, Nederland sendiri. Kulitnya pun
berani, tangguh, dan rasional. Hal mungkin lebih halus dan
tersebut memosisikan sosok perempuan cemerlang. Lebih bisa didekati.”
sebagai makhluk yang seolah-olah harus (Bumi Manusia, 54)
dilindungi dan senantiasa bergantung

40
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA |

Penggambaran sosok kepemimpinan menggenggam hati orang seakan ia


seorang perempuan sebagai sosok yang dukun sihir, Annelies Mellema,
supel, demokratis, perhatian, artistik, yang cantik, kebocah-bocahan,
bersikap baik, cermat dan teliti, namun, seorang yang
berperasaan dan berhati-hati. Mereka berpengalaman yang pandai
(bukan tokoh Annelies saja) cenderung mengatur para pekerja:...” (Bumi
menjadi sosok team work yang handal, Manusia, 71)
lengkap dan sempurna. Mereka juga dapat
Pembahasan tentang perempuan,
mengidentifikasikan dirinya serta
tidak melulu membahas soal seksualitas,
mempersepsi dirinya sebagai sosok yang
kemolekan pesona wajah dan lekuk tubuh
lebih rasional, keras hati, aktif, dan
saja. Daya tarik perempuan banyak juga
kompetitif. Dalam hal berkomunikasi,
menghiasi berbagai ruang dalam
mereka dapat tampil lebih sopan dan
kehidupan yang dijelaskan oleh pram
tentatif daripada laki-laki, yang cenderung
seolah-olah seperti “dukun sihir” yang
sederhana. Hal ini dapat dilihat dari
digambarkan oleh Minke pada tokoh Nyai
ungkapan tokoh Minke “Dan gadis luar
Ontosoroh. Salah satunya gaya
biasa ini seperti seorang ibu melayani
kepemimpian Annelies dapat memberikan
mereka dengan ramah”. Bahasa tubuh
contoh yang baik tentang kepemimpinan
juga berbeda, yang menunjukkan bahwa
bahwa perempuan juga dapat menjadi
perempuan lebih baik daripada laki-laki.
seorang pemimpin, dapat mengatur
Perempuan cenderung lebih menggunakan
puluhan, ratusan, ataupun ratusan
model manajemen partisipatoris, dan
bawahannya. Tokoh Annelies memotivasi
menggunakan strategi-strategi kolaboratif
perempuan lainnya untuk bangkit, bukan
dalam menyelesaikan konflik. Mereka
menjadi objek penderitaan dari kaum
juga memandang segala sesuatu dengan
laki-laki.
hati bukan dengan otot. Secara esensial,
kepemimpinan seorang perempuan pada
“Baik Annelies maupun Mama
dasarnya tidak akan jauh berbeda dengan tidak menghendaki suatu mas
kaum laki-laki. Kita mencatat beberapa kawin. Apa yang kami harapan?
tokoh perempuan yang berhasil menjadi Kata Mama, Annelies telah
pemimpin, Margareth Tatcher di Inggris mendapatkan segala dari calon
yang dijuluki sebagai “Si Wanita Besi”, suaminya. Kalau toh diharuskan
Indira Gandhi di India, Benazir Butho di ada mas kawin, kata Annelies, ialah
Pakistan, Aun San Su Ki di Thailand, R.A. sesuatu yang belum kudapatkan
Kartini, Cut Nyak Dien, Kristina dari dia: janji setia selama
Marthatiahahu, Dewi Sartika, Megawati hidupku. Dan aku telah
Soekarno Putri di Indonesia dan tokoh- memberikannya pada akad nikah.”
tokoh perempuan lainnya. (Bumi Manusia, 452)

“... Tapi sekarang ada yang Secara fisik dan psikologi,


menarik – keluarga kaya-raya yang perempuan berbeda dengan laki-laki.
aneh itu ; Nyai yang pandai Secara fisik, perbedaan itu dapat

41
| DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

terlihat dengan kasat mata. Perempuan menjadi atasan atau mador yang baik
dapat melahirkan, laki-laki tidak. Secara karena perempuan luwes, dan lebih
psikologis, laki-laki biasanya lebih aktif, komunikatif. Melalui tokoh Annelies pun
agresif dan lebih rasional. Perempuan pembaca disadarkan bahwa apabila hati
sebenarnya memegang peran penting. kita tidak kuat, rapuh, maka kita akan
Namun, peran tersebut bersifat abstrak. mudah dipatahkan oleh ujian-ujian hidup
Ibarat seorang pelatih yang mengatur para yang menerpa. Selain itu ada juga tokoh
pemainnya, perempuan pun memiliki Magda Peter, Sarah dan Miriam de la
peran yang signifikan untuk mencetak Croix yang berwawasan luas dan bercita-
generasi yang cerdas dan berakhlak. Oleh cita luhur mengajak pembaca untuk
karena itu, perempuan lebih bisa kembali memancang cita-cita terluhur
memahami kondisi lingkungan di dalam diri. Fiksi adalah suatu bentuk
sekitarnya. Sebagai sosok yang karya kreatif, maka bagaimana pengarang
memahami kondisi di sekitanya, dia akan mewujudkan dan mengembangkan tokoh-
memosisikan dirinya dengan baik. tokoh ceritanya pun tak lepas dari
kebebasan kreativitasnya. Fiksi
D. SIMPULAN mengandung dan menawarkan model
Penokohan perempuan dalam kehidupan seperti yang disikapi dan
novel Bumi Manusia sangat menarik. dialami tokoh-tokoh cerita sesuai dengan
Tokoh-tokoh perempuan yang pandangan pengarang terhadap kehidupan
ditampilkan Pramoedya Ananta Toer itu sendiri.
adalah karakter perempuan yang kuat, Dalam novel Bumi Manusia
tangguh, cerdas, dan berani. Karakter spirit feminisme sangat kental terasa,
tersebut nampak pada tokoh Nyai feminisme dapat terlihat jelas dalam
Ontosoroh, menganalisis karakter Nyai segala ucapan, pikiran, dan tindakan para
Ontosoroh membuat penulis terpukau. tokoh perempuan dalam novel ini
Betapa tokoh Ontosoroh telah terutama pada tokoh Nyai Ontosoroh.
membelalakkan pikiran, bahwa Segala ucapan, sikap, dan tindakan yang
perempuan juga dapat mengubah dilakukannya yang mengarah pada sikap
kemalangan hidupnya menjadi keadaan perempuan modern yang tidak ingin
yang lebih baik, dengan kerja keras, tergantung dengan orang lain, ulet,
dengan keuletan dan kemauan keras tangguh dalam menekuni pekerjaan,
untuk belajar. Dari karakter tokoh berani melawan penindasan dan
Ontosoroh juga penulis dapat ketidakadilan yang menimpanya.
pemahaman bahwa sebagai perempuan,
perempuan tidak selalu harus diam saat
kita diperlakukan tidak adil oleh hukum
atau oleh manusia siapapun. Sebagai
manusia, perempuan pun harus berani
melawan.
Melalui Tokoh Annelies kita dapat
melihat bahwa perempuan pun dapat

42
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA |

DAFTAR PUSTAKA Nurgiantoro, Burhan. 2007. Teori


Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Arivia, Gadis. 2003. Filsafat Gajah Mada University Press.
Berperspektif Feminis. Jakarta:
Yayasan Jurnal Perempuan. Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Kritik
sastra Indonesia Modern.
Arivia. 2006. Feminisme Sebuah Kata Yogyakarta: Gama Media.
Hati. Jakarta: Penerbit Buku
Kompas. Ratna, Nyoman Khuta. 2004. Teori,
Metode dan Teknik Penelitian
Djokosujatno, Apsanti. 2007. Membaca Sastra. Denpasar: Pustaka Pelajar.
Katrologi Bumi Manusia
Pramoedya Ananta Toer. Jakarta Semi, Atar. 1984. Kritik Sastra. Bandung:
:Gramedia Pustaka Utama. Angkasa.

Endraswara, Suwardi. 2013. Teori Kritik Sugihastuti.2013. Kritik Sastra Feminis:


Sastra. Jakarta: Buku Seru. Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Humm, Maggie. 1986. Feminist
Criticism. Great Britain: The Teeuw, A. 1997. Citra Manusia
Harvester Press. Indonesia dalam Karya
Pramoedya Ananta Toer. Jakarta:
Arivia. 2007. Ensiklopedia Feminisme. Pustaka Jaya.
Edisi Bahasa Indonesia
diterjemahkan oleh Mundi Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra,
Rahayu. Yogyakarta: Fajar Pengantar Teori Sastra. Jakarta;
Pustaka Baru. Pustaka Jaya.

Kurniawan, Eka. 2006. Pramoedya Toer, Pramoedya Ananta. 2002. Bumi


Ananta Toer dan sastra Realisme Manusia. Yogyakarta: Hasta Mitra.
Sosialis. Jakarta : Gramedia.
Zoets. Van A. 1990. Fiksi dan Nonfiksi
Mahendra, Daniel. 2004. Pramoedya dalam Kajian Semiotik. Jakarta:
Ananta Toer dan Manifestasi Intermasa.
Karya Sastra. Bandung: Malka.

43

Anda mungkin juga menyukai