Anda di halaman 1dari 15

PERAN PEREMPUAN DALAM NOVEL JEJAK KALA

KARYA ANINDITA S.THAYF: KAJIAN FEMINISME

Retno Yunita Susanti

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya
Surel: retnoyunita2910@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memberikan gambaran peran gender perempuan
yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam novel Jejak Kala karya Anindita S. Thayf. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif dekskriptif. Data penelitian berupa kata,
frasa, dan kalimat yang mengandung unsur peran perempuan. Teori yang digunakan pada
penelitian ini adalah teori feminisme yang berfokus pada peran gender perempuan dalam
mengatasi permasalahan. Teknik penelitian yang digunakan ialah teknik baca dan catat. Dari
penelitian yang dilakukan, terdapat dua peran perempuan pada novel Jejak Kala karya Anindita
S. Thayf oleh masing-masing tokoh perempuan, yaitu peran domestik dan publik yang tergambar
dari tokoh Kala, Kak Tien, dan Ibu.
Kata Kunci: Peran Perempuan, Novel Jejak Kala, Feminisme.

PENDAHULUAN
Karya sastra ialah hasil imajinasi dari seorang pengarang. Seorang pengarang bisa
menggambarkan berbagai pengalamkARan hidupnya baik secara pribadi ataupun pengalaman
dari diri orang lain yang diceritakan oleh pengarang baik secara nyata maupun secara tidak
nyata. Hal ini sesuai dengan fungsi kehadiran karya sastra tersebut sebagai gambaran fenomena
kehidupan. Berbagai perkara kehidupan termasuk pada dunia perempuan yang di dalamnya
timbul reaksi dari segala peristiwa luar dengan wujud yang lebih luas, sehingga gambaran
perempuan, pemikiran, perilaku dan perasaannya.

3
Wujud karya sastra yang berkaitan dengan wanita senantiasa menarik buat dibicarakan
dalam kerangka kebudayaan kontemporer. Dua sisi kehidupan perempuan membuat kasus
tentang wanita tidak sempat kering buat dibicarakan. Sisi wanita yang indentik dengan keelokan,
serta sisi wanita yang pula dikira selaku makhluk yang lemah kerap dijadikan alibi oleh
pengarang jadi objek dalam suatu cerita tersebut.
Aristoteles dalam Sugihastuti & Suharto, (2016)
menyatakan bahwa perempuan merupakan tipe kelamin yang ditetapkan menurut
kekurangan mereka terhadap kualitas-kualitas tertentu.
Pada sebuah karya pun perempuan selalu dijadikan objek yang lemah, pintar dalam
melakukan pekerjaan rumah, pintar merawat anak, melayani suami baik secara seksual juga
makan serta minum. Hal-hal pada atas merupakan kiprah perempuan yang digambarkan kaum
patriarki hingga di era terbaru. Pekerjaan seseorang wanita pada bidang domestik cenderung
dievaluasi menjadi pekerjaan yang tidak krusial, sebuah pekerjaan yang praktis serta membuat
repot dan menghabiskan banyak pengeluaran secara finansial. Hal-hal tersebut memang wajar
terjadi pada kehidupan ini, sebagai akibatnya terkadang perempuan tak menerima apreasi asal
sebuah tindakan di dunia domestik. Nurgiyantoro (2015) menyatakan bahwa perempuan protes
sebab adanya subordinasi atas kaum patriarki. Kaum wanita banyak menghadirkan protes sebab
tidak ingin dilihat sebagai makluk kelas dua, oleh sebab itu perempuan ingin menghapus
stereotipe tadi dengan melawan kaum patriarki yang selalu mendominasi pada seluruh aspek
kehidupan, domestik juga publik.

Novel Jejak Kala karya Anindita S, Thayf mencoba menggambarkan peran dari tokoh
perempuan dan menceritakan konflik yang terjadi pada masyarakat dengan perempuan dengan
menggunakan kajian feminisme. Feminisme ialah sebuah gerakan perempuan yang menuntut
emansipasi atau kecenderungan dan keadilan hak dengan laki-laki (Sabhan & Cahaya, 2019) .
Feminisme lahir karena adanya dampak yang timbul dari ketidakadilan gender yang kerap
dinomor duakan dan dipandang lemah. Gender perempuan sebagai minoritas sering dianggap
baik jika mengurus seluruh pekerjaan yang ada di rumah dan mengurus anak adalah tanggung
jawab seorang perempuan bukan laki-laki dan perempuan tidak boleh melakukan pekerjaan
seorang laki-laki diluar dari pekerjaan domestik. Diluar dari pemikiran patriarki tersebut, peran
perempuan tidak hanya sebatas di ranah domestik saja. Perempuan juga dapat mengerjakan dan
berkiprah dalam peran di ranah publik.

Menurut Talu (2022) perempuan mempunyai peran yang penting pada ranah publik yang
mempunyai makna krusial yang sama saat wanita berperan dalam domestik, oleh karena itu
berikut ini akan dijelaskan tentang peran perempuan di ranah domestik serta ranah publik

4
sebagai sebuah sudut pandang baru bagi kaum patriarki atau perempuan itu sendiri. Novel Jejak
Kala karya Anindita S.Thayf merupakan novel yang mengangkat permasalahan yang dialami
oleh tokoh-tokoh perempuan yang mengalami ketidakadilan baik dari ranah domestik dan juga
publik. Perempuan tidak bebas untuk mengekspresikan dirinya dan mengalami penindasan oleh
masyarakat.

Penelitian ini mempunyai dua tujuan, pertama yaitu untuk menemukan peran perempuan
dalam ranah domestik dan yang kedua untuk menemukan peran perempuan dalam ranah publik.

KAJIAN TEORETIS
A. Feminisme
Feminisme merupakan suatu gerakan yang menekankan perjuangan perempuan dalam
melawan stereotipe pada otoritas tubuh perempuan oleh golongan patriarki yang dapat
merugikan perempuan sebagai pusat perhatiannya. (Sabhan & Cahaya, 2019). Menurut
(Sugihastuti & Suharto, 2016) berpendapat bahwa feminisme merupakan gerakan untuk
mendapatkan persamaan antara kesetaraan pada kaum laki-laki dan perempuan dalam segala
bidang baik politik, ekonomi, pendidikan, sosial, dan juga aktivitas terorganisasi yang
mempertahankan hak-hak serta kepentingan perempuan. Feminisme artinya kesadaran akan
adanya penindasan serta pemerasan terhadap hak-hak perempuan dalam masyarakat, baik dalam
ruang lingkup domestik maupun pada ruang lingkup publik/sosial. Menurut Awuy dalam
Sugihastuti & Suharto (2016) menegaskan bahwa feminisme bukan merupakan pemahaman
monopoli terhadap kaum perempuan serta sasarannya bukan hanya persoalan gender antara laki-
laki dan perempuan, melainkan dilema dalam memperjuangkan hak-hak kemanusiaan yang pada
sistem patriaki hak perempuan selalu dirampas.
Tujuan feminisme ialah mempertinggi kedudukan dan derajat perempuan agar sama
atau sejajar dengan kedudukan laki-laki. Feminisme dalam pengertian yang luas merupakan
gerakan kaum perempuan untuk menolak segala sesuatu bentuk penindasan yang diimajinasikan,
disubordinasikan serta direndahkan oleh kebudayaan mayoritas, baik pada bidang politik,
ekonomi juga kehidupan sosial (Hartik, 2020).

B. Peran Perempuan
Saerjono Soekanto dalam Gama (2018) menyatakan bahwa peranan artinya suatu gerakan
untuk bergerak maju, kedudukan (status). Jika seorang melaksanakan hak serta kewajibannya
dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan. Menurut Suhardono dalam Gama (2018)
5
peran bisa diartikan sebagai seperangkat patokan, yang membatasi apa sikap yang mesti
dilakukan seseorang yang menduduki suatu posisi. menggunakan peran tersebut, oleh pelaku
baik individu maupunn tersebut, sang pelaku baik individu maupun organisasi akan berperilaku
sesuai harapan orang atau lingkungan.
Peran perempuan ialah suatu kegiatan yang dijalankan pada keseharian tidak hanya
berpendidikan serta berkarir tetapi perempuan juga bisa menjadi ibu yang baik buat anak-
anaknya serta keluarganya, menjadi istri, serta mengurus anak. Bisa diambil kesimpulan bahwa
perempuan sesungguhnya mempunyai kiprah/peran strategis yang luar biasa, untuk itu
perempuan perlu diberikan posisi prioritas yang sama sesuai dengan profesinya (Susanti, 2020).
Adapun peran perempuan yang sering ditemukan pada kehidupan masyarakat ialah
peran domestik dan peran publik pada perempuan, yaitu:

a) Peran Perempuan Di Ranah Domestik


Simone dalam Gama (2018) menyatakan bahwa hampir setiap budaya tertua di seluruh
dunia kedudukan perempuan selalu ditempatkan pada posisi ke dua sesudah pria, sehingga
perempuan tugasnya hsnya melayani serta memuaskan kebutuhan pria. Budaya ini
berlangsung dari abad ke-abad dan sudah dijadikan sebagai sebuah kebenaran yang tidak
dipersoalkan lagi. Dari pertanyaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksudkan oleh
Simone, perempuan tugasnya hanya melayani dan memuaskan hasrat pria dan menjadi sebuah
peran domestik. Dimana perempuan lebih banyak dihantui peran-peran untuk merawat tempat
tinggal, merawat anak serta kebutuhan domestik lainnya. Pekerjaan ini selalu menjadi bagian
dari kehidupan perempuan sehari-hari selama 24 jam. Pada pandangan patriarkis, perempuan
hanya mempunyai peran domestik yang monoton dan memiliki siklus yang selalu terulang
setiap harinya, sayangnya hal ini dianggap menjadi sebuah kewajiban yang memang perlu dan
wajib dilakukan oleh diri seoerang perempuan.

b) Peran Perempuan Di Ranah Publik


Dalam mengungkapkan peran perempuan pada ranah publik, hal ini menjadi hal yang
baru untuk diperhatikan, mengingat bahwa peran perempuan dalam pandangan masyarakat
awam hanya sebagai pelaku dalam ranah domestik saja. Oleh sebab itu, Jika perempuan yang
mempunyai keberanian dalam menyingkap stereotipe tersebut, dikenal sebagai ‘wanita
pemberontak.’ Soekanto dalam Gama membagi peran perempuan dalam tiga peran antara lain
yaitu, (1) peran aktif, peran ini lebih dipandang sebagai peran seorang anggota kelompok sebab
kedudukannya di dalam kelompok sebagai suatu kegiatan kelompok, (2) peran partisipatif,

6
peran ini lebih kepada kesempatan yang diberikan oleh anggota kelompok kepada
kelompoknya yang menyampaikan sumbangan yang sangat bermanfaat bagi kelompok itu
sendiri dan peran yang terakhir ialah (3) peran pasif, dimana peran anggota yang bersifat pasif,
di mana anggota kelompok menunda diri supaya menyampaikan kesempatan kepada fungsi-
fungsi lain pada kelompok sebagai akibatnya kegiatan akan berjalan baik (Gama, 2018).

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif. Metode
penelitian yang bersifat deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
atau menggambarkan fakta, hubungan antar fenomena secara sistematis dan akurat terhadap
fakta-fakta yang ditemukan oleh seorang peneliti. Dalam penelitian ini, data penelitian berupa
kutipan dari novel Jejak Kala karya Anindita S. Thayf yang mendeskripsikan peran perempuan
sebagai tokoh utama novel dalam ranah domestik dan public. Jenis penelitian data yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang jenis penelitiannya tidak
berfokus pada angka-angka tetapi lebih menekankan pada aspek kedalaman interaksi antara
konsep yang sedang dikaji. Maka data yang tersaji akan dideskripsikan melalui gambaran
feminisme melalui peran perempuan sebagai tokoh utama dalam novel Jejak Kala, karya
Anindita S. Thayf.
Data dalam penelitian ini berasal dari kata, frase, kalimat, dan paragraph yang
menandakan adanya peran perempuan pada novel Jejak Kala karya Anindita S.THAYF. Sumber
data pada penelitian ini ialah novel Jejak Kala karya Anindita S, Thayf cetakan kesepuluh 2018
dengan tebal halaman 194 halaman, dan diterbitkan oleh Penerbit Andi.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini ialah studi pustaka dengan mencatat
dokumen yang berhubungan dengan penelitian. Pemanfaatan sumber yang dapat dipergunakan
untuk menunjang penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa sumber cetak seperti novel,
jurnal ataupun skripsi dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dari berbagai peneliti,
dan juga memanfaatkan sumber daring seperti jurnal online, serta sumber yang didapat dari
sumber lain sebagai bahan pustaka yang menunjang penyelesaian penelitian ini
(Sabhan & Cahaya, 2019)
.
Sedangkan untuk teknik analisis data, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data, dan verrifikasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Peran Perempuan dalam Ranah Domestik
7
Menurut Soenarjati dalam Sugihastuti & Itsna (2010:281) p erempuan mempunyai sifat
istimewa yang tidak dipunyai oleh pria, yaitu melahirkan, memelihara, dan mengurus anak. Dari
pandangan tersebut menghasilkan paham bahwa perempuan tugasnya hanyalah sebagai
pemenuh kebutuhan domestik dalam keluarga. Perempuan dalam ruang lingkup keluarga bukan
hanya mengerjakan pekerjaan rumah, mengurus anak, dan melahirkan saja tetapi perempuan
dapat lebih berekspresi. Perempuan dapat menjalankan peran sebagai seorang pekerja yang
dapat mengembangkan karir dan kualitas dirinya, dan dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi keluarga. Adanya peran antara pria dan perempuan menjadi tanggung jawab dalam
bekeluarga dan saling menghormati hak-haknya dalam menciptakan kesetaraan dan keadilan
gender. Peran perempuan dalam ranah keluarga terbagi menjadi tiga peran, yaitu:

1. Peran Perempuan sebagai Anak


Julia dalam Warsito (2013) menyatakan bahwa tingkatan anak perempuan dalam
keluarga menurut ilmu feminisme setara dengan kedudukan anak laki-laki lainnya. Dari
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa anak perempuan dan laki-laki memiliki hak dan
kedudukan yang sama dalam keluarga. Namun, kuasa patriarki dalam masyarakat masih sering
ditemukan ketidakadilan, diskriminasi, dan marginalisasi peran anak perempuan baik dari
perlakuan saudara laki-lakinya, kasih sayang orang tua yang berbeda, dan batasan akan ruang
lingkup berekspresi. Dalam novel Jejak Kala karya Anindita S. Thayf, peran perempuan
sebagai anak ditunjukkan pada tokoh Kala terhadap ibunya yang terdapat pada kalimat berikut:

“Mak tak perlu khawaktir, Kala berjanji nanti jika uang hasil bekerja dengan Kak
Tien sudah banyak emak tak akan lagi tinggal digubuk reot ini, emak bisa ikut
melihat kota tempat Kala bekerja. Emak tidak perlu bekerja dari subuh hingga
malam di dapur kumuh pak Dukuh…” (Anindita, 2018:58)

Penggambaran peran perempuan sebagai anak tergambar dari tokoh Kala sebagai anak
dari Emak dalam novel Jejak Kala. Dalam novel tersebut Kala sebagai seorang anak yang
sayang kepada orang tuanya rela merantau untuk mendapatkan pekerjaan di kota dengan
harapan bisa memberikan kehidupan yang layak untuk orang tuanya dari jerat kemiskinan yang
keluarganya alami.

Peran perempuan sebagai anak juga terdapat pada kalimat berikut:

8
“Tidak usah khawatir mak, nanti halamannya aku sapu setelah aku membantu emak
mencuci biar cuciannya bisa segera di jemur, dan emak bisa sarapan dulu di
dapur.” (Anindita, 2018 : 21)

Dari kutipan kalimat tersebut, Kala sebagai anak telah memenuhi perannya dengan
membantu orang tuanya yaitu emak yang sama-sama bekerja sebagai pembantu rumah tangga
di rumah keluarga Pak Dukuh. Karena ia sangat sayang kepada orang tuanya, ia berusaha
untuk membantu pekerjaan ibunya yang sedang mencuci pakaian agar bisa langsung dijemur
dan ibunya dapat beristirahat dan sarapan sebentar.

2. Peran Perempuan sebagai Ibu


Ibu merupakan peran yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan berkeluarga. Ibu
sebagai orang tua tidak hanya sebagai perempuan yang melahirkan, tetapi sebagai perempuan
yang memelihara keharmonisan keluarga. Kuasa patriarki telah menilai peran seorang ibu
sebagai makhluk yang serba tertinggal karena hanya berurusan dengan rumah tangga saja
(Kusuma et al., 2021). Peran seorang ibu dianggap tidak mempunyai ruang ekspresi yang luas
daripada peran seorang perempuan yang belum menikah dan memiliki anak.
Dalam novel Jejak Kala dijelaskan peran perempuan sebagai seorang ibu dalam kutipan
berikut:

“Ugh, Kala! Kau memang keras kepala. Itulah yang membuat Emak selalu khawatir
tentang dirimu selama di kota. Sebentar-sebentar ‘Apakah menurutmu Kala akan
baik-baik saja di kota, Kemi?’ sungguh kasihan Emak. Semua kekhawatirannya
itu…” (Anindita, 2018:158)

Dari kutipan tersebut dapat terlihat bahwa Emak sebagai peran seorang ibu memiliki rasa
sayang dan peduli kepada anaknya Kala yang tengah bekerja merantau di kota. Emak tidak
henti-hentinya bertanya kabar mengenai anak perempuannya itu yang tidak kunjung pulang ke
desa selama ia bekerja di kota. Peran perempuan sebagai ibu sangat penting untuk menjaga
keharmonisan dalam keluarga. Cinta kasih seorang ibu dalam menjaga keluarganya masih terus
bersemayam tatkala sang anak jauh darinya.

Selanjutnya, Adapun peran perempuan Emak sebagai ibu terdapat pada kalimat berikut
ini:

9
“Seperti yang pernah ku katakana padamu, hanya kaulah yang Emak harapkan bisa
membawa keluarga kita ke kehidupan yang lebih baik. Walaupun kita bukan orang
berpunya tetapi ingatlah apa yang pernah ku ajarkan padamu jadilah anak yang baik
Kala berdirilah di atas kakimu sendiri.” (Anindita, 2018;87)

Dalam kutipan tersebut, Emak sebagai seorang ibu telah menempati peran sebagai ibu
yang mendidik anaknya dengan nilai-nilai moral dalam bermasyarakat. Emak memegang peran
yang sangat penting dalam kehidupan rumah tangga dalam mendidik anak-anaknya agar
memiliki pribadi yang baik. Emak selalu menasehati anaknya agar tidak merugikan dan
berusaha dengan sendiri dalam menuju kesuksesan.

Kala sebagai tokoh perempuan juga memiliki peran sebagai seorang Ibu, yaitu sebagai
berikut:

"Ela, anakku. Bagiku kau adalah keajaiban yang datang disaat hidupku hampa.
Teringat aku saat kita pertama bertemu. Kau datang dalam pelukanku dengan
tangisanmu yang kencang. Dengan caraku sendiri, aku menyayangimu, Nak. Aku
tidak pernah menjadi seorang Ibu hingga rahimku tua. Orang berkata aku wanita
berdosa yang tak mau memiliki suami hingga usiaku senja. Ela, walau aku bukan
ibumu. Aku tetap menyayangi dan mencintaimu seperti cinta seorang ibu yang
melahirkan anaknya.” (Anindita, 2018 : 179)

Pada kutipan tersebut, penggambaran tokoh Kala sebagai perempuan yang memiliki rasa
kasih sayang dan cinta yang mendalam kepada anak majikannya. Kala digambarkan sebagai
perempuan yang tak kunjung menikah hingga usianya senja. Kala sebagai wanita yang tidak
memiliki anak juga dapat memiliki rasa cinta kepada seorang anak yang telah ia rawat sedari
kecil hingga dewasa. Meski Kala bukan orang tua kandung dari Ela. Tetapi Ela dan Kala
memiliki hubungan yang spesial layaknya seorang anak dengan ibunya. Dapat disimpulkan
bahwa tokoh Kala sebagai perempuan juga berperan sebagai seorang ibu dengan kasih dan
sayangnya kepada anak majikannya yang telah ia rawat sedari kecil.

3. Peran Perempuan sebagai Istri

10
Perempuan dalam ranah rumah tangga bukan hanya mengurus pekerjaan rumah, berbakti
kepada suami adalah hal yang wajib dijalani sebagai seorang istri. Perempuan kerap
dihadapkan oleh dua pilihan dalam menjalani kehidupan sebagai seorang istri yang bekerja di
rumah atau memilih karir dalam mengekspresikan kualitas dirinya. Peran perempuan sebagai
istri dalam novel Jejak Kala terlihat pada kalimat berikut ini:

“Apalagi kita sudah sama-sama tua. Sama-sama pernah melalui kenangan yang
sama. Aku hanya menginginkan keutuhan rumah tangga di ujung senja sembari
mengingat masa lalu dan melihat perkembangan cucu-cucuku itu sangat luar bisa
bersama kak Banar. Masalah yang terjadi dalam rumah tangga hanyalah cobaan
dan aku akan tetap mencintai kak Banar sampai aku tak bisa menggenggap
tangannya lagi.” (Anindita, 2018 : 165)

Dari kutipan tersebut dapat terlihat bahwa peran seorang istri yaitu kak Tien majikan
Kala yang tetap ingin memperjuangkan rumah tangganya bersama kak Banar walaupun tengah
berada diujung perceraian. Sebuah masalah dalam rumah tangga ia anggap hanya sebuah
cobaan dan tidak akan mampu menghapus setiap perjuangan cinta sepasang suami istri tersebut
yang telah menempuh bahtera rumah tangga selama puluhan tahun. Gambaran tokoh
perempuan kak Tien sebagai seorang istri yang setia kepada suaminya meskipun sang suami
dalam keadaan terpuruk dan membuat permasalahan dengan berselingkuh saat ia sedang
dipuncak karir, namun ketika karirnya redup ia tidak punya harta dan juga ditinggalkan oleh
selingkuhannya ketika ia sakit,

B. Peran Perempuan di Ranah Publik


Adanya hubungan antara manusia dengan manusia memunculkan adanya hubungan
sosial yang baik karena manusia saling membutuhkan. Perempuan juga dapat berhubungan
dengan baik dalam ruang lingkup sosial. Menurut Nurjanah (2017) hubungan yang terjadi
antara manusia dengan manusia bermula dari adanya hubungan interaksi perempuan dengan
laki-laki di ranah publik.

1. Peran Perempuan sebagai Pekerja Rumah Tangga


Peran perempuan dalam ranah publik terdapat pada tokoh Kala sebagai tokoh utama
dalam novel Jejak Kala. Kala digambarkan sebagai anak yang berasal dari keluarga tidak

11
mampu harus membantu keluarganya dalam mencari nafkah sebagai seorang Pekerja Rumah
Tangga di salah satu rumah orang terkaya di desanya, yaitu rumah Pak Dukuh. Kala yang
masih berstatus sebagai anak-anak tidak dapat merasakan asyiknya bermain Bersama teman-
teman, ia hanya dapat bekerja dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Seperti yang
terdapat pada kutipan berikut:

“Pagi, Kak Salma. Mau mandi? Bak mandinya aku penuhkan dulu ya sebentar lagi.”
(Anindita, 2018 : 11)

Dalam kutipan tersebut, Kala sebagai seorang perempuan telah memenuhi tugasnya
sebagai seorang pekerja rumah tangga yang bekerja di rumah keluarga Pak Dukuh. Kala
sebagai perempuan digambarkan sebagai anak perempuan yang walaupun hidup dalam
ekonomi yang rendah, tetapi ia masih dapat bekerja untuk membantu perekonimian
keluarganya. Dari sini kita dapat melihat bahwa seorang perempuan yang kerap dipandanng
sebagai pemenuh kebutuhan domestik yaitu mengurus rumah tangga, tetap bisa berkarir dalam
pekerjaan di ranah publik. Kala sebagai anak perempuan kecil sudah mampu untuk
mengerjakan sebuah pekerjaan, tokoh Kala bisa saja hanya bermain di rumah mengingat
usianya yang masih kecil dan hanya mengandalkan ibunya. Tetapi ia memilih untuk bekerja
sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai anak dan perempuan.

Peran perempuan sebagai pembantu rumah tangga juga tergambar dari kutipan berikut:

“Kala! Untunglah kau cepat dating hari ini. Hampir saja aku mati kelaparan jika kau
dating sedikit lebih lama. Ayo cepat berikan makananku!” (Anindita, 2018 : 48)

Dalam kutipan di atas, dapat diketahui bahwa tokoh Kala merupakan seorang Pekerja
Rumah Tangga yang tugasnya memberikan jasa, yaitu dengan memasak untuk keluarga
majikannya. Profesi seorang Pekerja Rumah Tangga (PRT) masih kerap mengalami
diskriminasi oleh masyarakat. Mereka dianggap harus mampu dan siap kapanpun dan
dimanapun untuk mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya.

Peran perempuan sebagai Pekerja Rumah Tangga, juga dapat terlihat pada kutipan
dialog berikut ini:

12
“Kala! Ambilkan kaos kaki baru untuk is.”
“Iya, Kak Tien sebentar. Air panasnya kuangkat dulu.”
“Oh, iya. Kalau air mandi untuk Is sudah siap, sekalian kau panggil ia dihalaman
belakang. Anak itu biasanya main di sana.”
“Ya, Kak.” (Anindita, 2018 : 72)

Pada kutipan dialog di atas, Kala masih berprofesi sebagai Pekerja Rumah Tangga yang
sudah merantau ke kota. Penggambaran tokoh Kala oleh pengarang tidak memisahkan tokoh
dengan perannya dari awal cerita yaitu sebagai Pekerja Rumah Tangga. Kala tetap bekerja
dengan menyediakan layanan jasa, ia sebagai perempuan telah mampu untuk berkarir dalam
ranah publik. Pekerja Rumah Tangga (PRT) merupakan salah satu profesi yang dimana
seseorang melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan urusan rumah tangga seperti
membersihkan rumah, mencuci, memasak dan kegiatan rumah tangga lainnya. Profesi Kala
yaitu membantu keperluan dalam rumah tangga keluarga Kak Tien.

2. Perempuan Dapat Bersosialisasi di Masyarakat


Menurut Kartono dan Kartini (2006) seorang perumpuan yang telah dewasa sudah dapat
mempertanggung jawabkan setiap perbuatan diri sendiri dalam menentukan nasibnya kedepan.
Peran perempuan dalam bersosialisasi di masyarakat terlihat pada tokoh Kala yang rajin
mengikuti kegiatan kursus setelah ia mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan
pendidikannya di kota. Ia gemar untuk mengikuti kegiatan yang berbau seni. Seperti pada
kutipan kalimat berikut ini:

“Aku rasa kegiatan kursus di sekolah untuk membuat pakaian dapat aku ikuti. Toh,
menjahit pakaian juga berguna supaya aku bisa menjadi orang yang terkenal dengan
hasil desain bajuku, orang akan mengenal aku dan aku bisa membuka kursus juga”.
(Anindita, 2018 : 94)

Dari kutipan tersebut, dapat dilihat bahwa Kala sebagai seorang perempuan juga dapat
bersosialisasi di masyarakat dengan mengikuti kelas kursus menjahit. Ia juga berkeinginan
untuk mendirikan sebuah lembaga kursusnya sendiri jika ia sudah terkenal dan menghasilkan
banyak karya desain. Peran perempuan dalam ranah publik dibuktikan dengan keberanian dan
kegigihan tokoh Kala dalam mengikuti kegiatan di masyarakat yaitu kursus menjahit untuk
mengembangkan kemampuannya dalam berkarir.

13
KESIMPULAN
Dalam novel Jejak Kala karya Anindita S. Thayf.. Terdapat beberapa peran perempuan
baik dalam ranah domestik (kehidupannya di rumah) dan juga pada ranah public (kehidupannya
di sosal masyarakat). Perempuan bebas untuk berekspresi dan memposisikan dirinya sesuai
dengan yang ia kehendaki selagi tidak merugikan orang lain. Adapun peran perempuan yang
terdapat pada novel Jejak Kala karya Anindita S. Thayf terdapat beberapa peran yaitu: 1) peran
perempuan di ranah domestik (peran perempuan sebagai anak, ibu, dan istri). 2) peran
perempuan di ranah publik (peran perempuan sebagai pembantu rumah tangga, dan perempuan
yang berani dalam bersosialisasi).

14
DAFTAR PUSTAKA

Gama, S. (2018). Citra dan Peran Perempuan Adonara Pendekatan Psycho-Feminism. . Skripsi.

Hartik, W. (2020). ANALISIS NOVEL METAMORFOSIS, “KETIKA ZONA AMAN TAK LAGI
NYAMAN” KARYA SA’DIAH LANRE SAID:. . Skripsi, 9–10.

Kartono, & Kartini. (2006). Psikologi wanita 1: Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa.
Mandar Maju.

Kusuma, S. N., Werdiningsih, Y. K., & Sunaryana. (2021). Peran Perempuan dalam Novel Cinencang
Lawe Karya Tulus Setiyadi Kajian Feminisme. Jurnal Imiah Sastra Dan Bahasa Daerah, Serta
Pengajarannya, 2(2).

Nurgiyantoro, B. (2015). Teori Pengkajian Fiksi. Gadjah Mada University Press.

Nurjanah, S. (2017). Citra Perempuan Jawa dalam Novel Dawet Aju Karya Widi Widrajat Kajian
Feminisme. Skripsi.

Sabhan, & Cahaya, N. (2019). Peran Perempuan dalam Novel “Entrok” Karya Okky Madasari. Jurnal
Bahasa Dan Sastra.

Sugihastuti, & Itsna, H. S. (2010). Gender dan Inferioritas Perempuan (Praktik Sastra Feminis).
Pustaka Pelajar.

Sugihastuti, & Suharto. (2016). KRITIK SASTRA FEMINIS: Teori dan Aplikasinya. Pustaka Pelajar.

Susanti, M. (2020). Analisis Nilai-Nilai Edukatif dan Peran Perempuan dalam Novel Islammu Adalah
Maharku Karya Ario Muhammad,. Skripsi.

Talu, A. (2022). Peran Perempuan dalam Novel Batas: Antara Keinginan dan Kenyataan Karya
Akmal Nasery Basral Perspektif Kritik Sastra Feminis. . Skripsi.

Warsito. (2013). Perempuan dalam Keluarga Menurut Konsep Islam dan Barat PROFETIKA. Jurnal
Studi Islam, 14(2).

15

Anda mungkin juga menyukai