Anda di halaman 1dari 34

LEMBAR KERJA MAHASISWA

KAJIAN JURNAL ILMIAH


Nama : Audrey Olga Dzakiyya Nathaniela
NIM : 2101040045
Kelas/Prodi/ Fakultas : 5B/PBSI/FKIP

Carilah 30 artikel yang ada di internet sesuai minat Anda pada penelitian dan isilah tabel berikut ini!
No Judul artikel Link di Pendahuluan Metode Hasil Hubungan dengan
internet penelitian / artikel Anda

1. KETIDAKADILA https://ocs.un Adanya pelabelan negatif Kualitatif Tokoh pada penelitian Artikel ini memiliki
N GENDER mul.ac.id/inde bahwa perempuan adalah tersebut sama-sama hubungan dengan penelitian
TERHADAP x.php/JBSSB/a lemah, rasional, dan tidak mendapat penulis karena sama-sama
TOKOH rticle/view/104 emosional yang bermula keadilan, dan tidak mengangkat isu mengenai
PEREMPUAN 6/965 dari adanya mitos-mitos mempunyai hak suara feminisme dan tokoh
DALAM NOVEL yang terbangun dalam suatu dikeluarganya. utamanya menjadi budak
GENDUK masyarakat. Dari anggapan Hidupnya diatur dan seksual untuk mendapatkan
KARYA masyarakat bahwa menjadi tidak terarah uang.
SUNDARI perempuan rasional, dan
MARDJUKI: emosional, maka
KAJIAN KRITIK menjadikan perempuan
SASTRA sebagai manusia nomor dua,
FEMINISME dan tidak dapat tampil
memimpin maka kaum
perempuan dianggap tidak
penting. Anggapan tersebut
telah menjadikan
perempuan korban dari
perbedaan gender yang
menimbulkan diskriminasi.
Ketidakadilan atau
diskriminasi gender
termanifestasikan ke dalam
beberapa bentuk
yakni, marginalisasi,
subordinasi, sterotipe,
kekerasan, dan beban kerja.
Bentuk-bentuk
ketidakadilan akibat
diskriminasi gender tersebut
telah banyak terjadi di
masyarakat
Feminisme menuntut agar
perempuan sama di segala
bidang merupakan wujud
dari
keinginannya untuk
mensejahterakan dirinya
atau mungkin juga reaksi
kebencian umum terhadap
laki-laki atau pihak tetentu
karena menindas
kepentingannya sebagai
perempuan yang ingin lebih
maju dan ingin membela
kebenaran.
Genduk adalah cerita
perempuan muda dan segala
hal yang ingin ia selesaikan,
dengan
segala kemampuan yang ia
punya. Genduk adalah
potret perempuan pada
suatu masa, tetapi juga
perempuan hari ini. Genduk
karya Sundari Mardjuki
merupakan salah satu novel
yang mendeskripsikan
posisi perempuan dan
gerakan feminisme.
Adapun tujuan peneliti
melakukan penelitian ini
adalah untuk
mendeskripsikan bentuk
ketidakadilan gender yang
dialami oleh tokoh
perempuan dalam novel
Genduk Karya Sundari
Mardjuki dan untuk
mendeskripsikan penyebab
ketidak adilan gender yang
dialami oleh tokoh
perempuan dalam novel
Genduk Karya Sundari
Mardjuki. Penelitian ini
memiliki manfaat yaitu
secara teoretis dan secara
praktis.

2. PERJUANGAN https://core.ac. Ketidakadilan gender pada Kualitatif Zahra sebagai tokoh Kebiasaannya yang mandiri
TOKOH UTAMA uk/reader/2680 kaum perempuan inilah dengan utama terbiasa mandiri menyebabkan hidup zahra
DALAM NOVEL 75810 yang melahirkan aliran mode hingga dia terbiasa menjadi mandiri dan
PELABUHAN feminisme sehingga kaum deskriptif sendiri, ia selalu memilih untuk menjadi
TERAKHIR perempuan menuntut beranggapan negatif feminis, tidak bergantung
KARYA kesetaraan hak, status, dan kepada pria hingga ia pada laki-laki.
ROIDAH:KAJIAN kedudukan antara kaum enggan untuk menikah
FEMINISME laki-laki dan perempuan hingga ayahnya terus-
LIBERAL dalam sektor domestik dan terusan mendesak.
publik. Inti tujuan Zahra juga
feminisme adalah menuntut menghindari adanya
emansipasi atau kesamaan pertikaian dengan pria.
dan keadilan hak dengan
laki-laki. Dengan demikian,
gerakan feminisme
bertujuan untuk
mendapatkan kesetaraan
gender. Dalam penelitian
ini, representasi gerakan
feminisme yang diteliti
lebih difokuskanpada
representasi gerakan
feminisme liberal.
Feminisme liberal ini lebih
kepada feminis abad ke-19.
Pada abad ini, kaum
feminisme liberal
menyuarakan hak-hak sipil
yang harus diterima oleh
kaum perempuan dan
kesempatan ekonomi bagi
perempuan. Pada abad
tersebut pendidikan saja
tidak cukup untuk mencapai
kesetaraan antara laki-laki
dan perempuan, maka
kesempatan perempuan
untuk berperan dalam
ekonomi juga dibutuhkan.
Kerangka kerja feminisme
liberal adalah
memperjuangkan persoalan
masyarakat yang tertuju
pada kesempatan yang sama
bagi setiap individu,
termasuk di dalamnya
kesempatan dan hak kaum
perempuan. Kesempatan
dan hak yang sama antara
laki-laki dan perempuan ini
penting bagi mereka dan
tidak perlu ada perbedaan
kesempatan antara laki-laki
dan perempuan. Perempuan
adalah makhluk rasional
juga sama seperti laki-laki.
3. FEMINISME https://jurnal.a Penyampaian pemikiran Deskriptif Novel yang digunakan Hubungan yang ada adalah
DALAM r- dan imajinasi adalah dua Kualitatif dalam penelitian tokoh utama
PESANTREN: raniry.ac.id/in unsur yang terkandung membahas tentang memperjuangkan haknya
KAJIAN KRITIK dex.php/equali dalam poligami, yang dimana agar bisa tetap berjalan
SASTRA ty/article/view/ sebuah karya sastra. Selain tokoh utamanya tidak sesuai dengan semestinya,
FEMINIS 8900/5293 pengaruh imajinasi, mempunyai hak walaupun terkadang
DALAM pengarang juga terdorong karena adanya suaranya tidak didengar.
NOVEL DUA menciptakan suatu kaya feminisme sosialis,
BARISTA sastra sebagai media guna namun tokoh utama
KARYA menyampaikan suatu dalam novel dapat
NAJHATY pemikiran memperjuangkan
SHARMA (Yuningsih, dkk., 2015). haknya.
Pemikiran-pemikiran yang
disampaikan oleh
pengarang dapat
ditangkap oleh pembaca
melalui dua cara yaitu isi
dan bentuk. Berkaitan
denga isi,
sastra membahas mengenai
apa yang terkandung
didalamnya dan dari sisi
bentuk
adalah menengai cara
penyampaian suatu karya
sastra.
Jenis karya sastra apapun
mampu menyampaikan
suatu pemikiran
pengarangnya, termasuk
novel. Novel sebagai salah
satu karya sastra yang
memiliki
peranan penting dalam
memberikan suatu
pandangan artistik
imajinatif. Hal tersebut
dimungkinkan sebab, novel
memuat persoalan tentang
manusia dan
kehidupannya.
Persoalan yang
disampaikan juga cukup
panjang sehingga banyak
memberikan ruang
untuk pembaca dalam
menangkap maksud suatu
pemikiran yang disajikan
oleh
pengarang (Astuti, dkk.,
2015).

4. IDENTITAS https://journal. Novelmerupakan karya Kualitatif Perempuan tetap harus Tidak mengikuti aliran
PEREMPUAN unpar.ac.id/ind sastra yang semangat untuk patriarki
DALAM ex.php/melinta ditulisPerempuan di Titik memperjuangkan hak
BUDAYA s/article/view/ Nolberdasarkan nya dan menghapus
PATRIARKIS: 266/251 hasilseorang penulis aliran patriarki yang
SEBUAH KAJIAN bernama Nawal ada
TENTANG elpenelitianSa'adawi. Ia
FEMINISME telah melakukan banyak
EKSISTENSIALI riset bertemakan
S NAWAL pembebasan
EL’SADAWI kaumperempuan dari
DALAM NOVEL perlakuan sewenang-
“PEREMPUAN DI wenang budaya patriarkis.
TITIK NOL” Perempuan2di (hampir)
setiap kebudayaan
ditempatkan pada posisi di
bawah dominasilaki-laki.
Mereka seringkali dianggap
dan dijadikan sebagai
manusia kelas duadi bawah
laki-laki yang selalu
digolongkan sebagai
manusia kelas satu.Sa'adawi
berusaha membongkardan
perilaku patriarki
tersebutstruktursserta
bermaksud menegaskan
bahwa perempuan dan laki-
laki mempunyaimartabat
kemanusiaan yang
sama.mengangkatKarena
alasan itu sayapemikiran
Nawal el Sa'adawi
mengenai perempuan yang
ditampilkan
dalamnovel.Perempuan di
Titik Nol3Sa'adawi menulis
permasalahan perempuan
dengan
mengelaborasipengetahuan
medis yang ia miliki dengan
kemahirannya merangkai
kata-kata. Dengan latar
belakangseorang dokter, ia
berusahasebagaimengungka
p permasalahan fisik
perempuan dan
menghubungkannyadengan
praktik kebudayaan, gender,
dan dominasi patriarki yang
semakinmenindas kaum
perempuan. Hasil penelitian
tersebut,
kemudiandigunakannya
sebagai bahan untuk
dijadikan karya sastra
5. KAJIAN https://jurnal.u Analisis feminisme muncul Deskriptif Streryotype yang ada Kesamaan dalam penelitian
FEMINISME mk.ac.id/index karena kesadaran pada kaum patriarki yaitu tokoh utama terlihat
DALAM NOVEL .php/kredo/arti ketidakadilan dan hak-hak hanyalah menganggap kuat diluar namun pada
CINTA 2 KODI cle/view/4551/ dasar kehidupan kaum semua wanita hanya kenyataannya mereka sgt
KARYA ASMA 2543 perempuan. melakukan pekerjaan lemah dan mencoba untuk
NADIA Suara-suara subordinasi rumah dan tunduk tetap tegar.
perempuan bergema pada pada laki-laki, ini
saat pasca revolusi yang dihapuskan dan
industri di Eropa. Di dunia diperjuangkan oleh
sastra Indonesia, feminisme tokoh utama yaitu agar
sudah dipermasalahkan wanita mendapatkan
sejak tahun 20-an, kebebasan dan
yaitu dalam roman “Siti perlindungan yang
Nurbaya” bertema kawin kuat.
paksa. Dalam segala hal,
kaum perempuan dianggap
manusia yang tidak
mempunyai kehendak dan
keyakinan dan hanya
menurut kehendak
kaum laki-laki (Darma,
2009).
Feminisme muncul dari rasa
ketidakpuasan terhadap
sistem patriarki
yang ada pada masyarakat.
Patriarki menentukan bahwa
laki-laki superior
dan perempuan inferior
(Selden dikutip
Darma, 2009:140)

6. ANALISIS https://e- Koentjaraningrat (dalam Deskriptif Dilihat dari kutipan Kesamaan penelitian adalah
EKSISTENSIALI journal.upr.ac.i Tjahyadi et al., 2019) Kualitatif yang ada bahwa pada visualisasi seksual
SME d/index.php/en mengemukakan bahwa wanita mampu dalam firi perempuan oleh
FEMINISME ggang/article/v kebudayaan merupakan mengerjakan laki-laki.
DALAM NOVEL iew/9141/4774 keseluruhan sistem gagasan, pekerjaan diluar
LAUT tindakan, dan hasil karya ranahnya, bahkan
BERCERITA manusia dalam rangka perempuan dapat
KARYA LEILA kehidupan masyarakat yang berpikit matematis
SALIKHA dijadikan milik diri manusia yang berorientasi
CHUDORI dengan belajar. Edward B. ekonomi
Taylor memberikan
pemahaman bahwa
kebudayaan adalah
keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya termasuk
segala pengetahuan,
kepercayaan, kesenian,
moral, hukum adat dan
segala kemampuan dan
kebiasaan lain yang
diperoleh manusia sebagai
seorang anggota masyarakat
(dalam Haviland dalam
Tjahyadi et al., 2019). Sutan
Takdir Alisyahbana
berpendapat bahwa
kebudayaan adalah
manifestasi dari cara
berpikir manusia (Rafiek
dalam Tjahyadi et al.,
2019). Berdasarkan
pengertian para ahli
tersebut, dapat dipahami
bahwa kebudayaan
merupakan keseluruhan
sistem gagasan yang
kompleks yang di dalamnya
termasuk pengetahuan,
tindakan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum
adat yang memanifestasikan
cara manuisa berpikir
7. DISKRIMINASI https://journal. Bicara tentang feminis Deskriptif Didalam penelitian Penelitian yang ada
GENDER lppmunindra.a adalah berbicara tentang kualitatif berisi tentang membahas tentang
DALAM NOVEL c.id/index.php/ perempuan. Feminis ketidakadilan deskriminasi dalam
ENTROK KARYA Jurnal_Desain/ menurut Nyoman Kutha perempuan dan laki- pekerjaan, yang wanita
OKKY article/view/18 Ratna (2013: 226) berasal laki dalam selalu dianggap lemah dan
MADASARI: 66/1518 dari kata femme yang berarti menghadapi pekerjaan dipandang sebelah mata
KAJIAN perempuan. Sugihastuti bahkan dalam hasil oleh kaum pria.
FEMINISME (2002:18) berpendapat upah yang didapatkan,
bahwa feminisme adalah sebagaimana
gerakan persamaan antara perempuan selalu
laki-laki dan perempuan di dibatasi karena
segala bidang baik politik, dianggap kurang kuat,
ekonomi, pendidikan, sosial dan upah yang
dan kegiatan terorganisasi didapatkan hanyalah
yang mempertahankan hak bahan makanan saja.
hak serta kepentingan
perempuan.
Sugihastuti juga
berpendapat bahwa
feminis merupakan ke-
sadaran akan penindasan
dan pemerasan terhadap
perempuan dalam
masyarakat, baik di
tempat kerja dan rumah
tangga.
Feminisme berbeda dengan
emansipasi, menurut Sofia
dan Sugihastuti (dalam
Sugihastuti dan Itsna Hadi
Saptiawan, 2007: 95)
emansipasi lebih
menekankan pada
partisipasi perempuan
dalam pembangunan tanpa
memper-soalkan hak
serta kepentingan mereka
yang dinilai tidak adil,
sedangkan feminisme me
mandang perempuan
memiliki aktivitas dan
inisiatif sendiri untuk
mempergukan hak dan ke-
pentingan tersebut dalam
berbagai gerakan.
Feminisme sendiri
merupakan kajian sosial
yang melibatkan
kelompok-kelompok
perempuan yang tertindas,
utamanya tertindas oleh
budaya partiarkhi.
Feminisme berupa gerakan
kaum perempuan untuk
memperoleh otonomi atau
kebebasan untuk me
nentukan dirinya sendiri.
Berupa gerakan emansipasi
perempuan, yaitu proses
pelepasan diri dan
kedudukan sosial ekonomi
yang rendah, yang
mengekang untuk maju.
Menurut Philips Bob Cock
Goefe feminisme ialah teori
tentang persamaan antara
laki-laki dan perempuan di
bidang politik, ekonomi,
dan sosial; atau kegiatan
terorganisasi yang
memperjuang-kan hak-hak
serta kepentingan
perempuan (Sugihastuti,
2002 : 18). Pada dasarnya
tujuan dari feminisme
adalah menyamakan
kedudukan atau derajat pe-
rempuan dan laki-laki.
Feminisme
memperjuangkan ke
manusiaan kaum
perempuan, mem
perjuangkan perempuan
sebagai manusia
merdeka secara utuh. Nilai-
nilai yang terkandung dalam
feminisme yaitu
pengetahuan dan
pengalaman personal,
misalnya antara perempuan
berkulit putih dan hitam
tentu saja akan berbeda.
Feminis bukan merupakan
upaya pemberontakan
terhadap laki-laki, bukan
upaya melawan pranata
sosial, budaya seperti
perkawinan, rumah tangga,
maupun bidang publik.
Kaum perempuan
pada intinya tidak mau
dinomorduakan,
tidak mau dimarginalkan.

8. REPRESENTASI https://journal. Gender dan ketidaksetaraan Kualitatif Hasil penelitian di Artikel ini memiliki
PENINDASAN ugm.ac.id/poet hingga deskriptif zaman itu perempuan hubungan dengan penelitian
GANDA DALAM ika/article/vie kini masih terus menjadi selalu dianggap penulis karena sama-sama
NOVEL MIRAH w/13310/9527 persoalan penting menjadi babu, dan mengangkat isu mengenai
DARI BANDA meskipun perjuangan tidak boleh feminisme dan tokoh
BERDASARKAN kesetaraan telah melangkahi pria utamanya menjadi budak.
PERSPEKTIF dilakukan ribuan tahun di
FEMINISME berbagai tempat. Jika
POSKOLONIAL kita menengok ke belakang,
Madame Bovoir,
Lady Mary, Wartley
Montega dapat dikatakan
beberapa perempuan yang
berupaya memulai
kesadaran akan menjadi
perempuan. Nilai-nilai
universalitas yang
dikemukakan pada zaman
pencerahan, filsafat
perubahan politik abad
17 dan 18, serta hadirnya
revolusi Prancis dan
Amerika menginspirasi
pandangannya untuk
melihat posisi perempuan
dalam relasinya
dengan laki-laki. Aspek
biologis dipandang
menjadi masalah
fundamental hadirnya
diskriminasi dan penindasan
perempuan dalam
sistem budaya patriarki.
Pandangan ini secara
signifikan memulai
kesadaran untuk tidak
menjadikan alasan seks
sebagai halangan untuk
melibatkan diri dalam
sektor publik.
Beranjak dari tahun yang
terlalu lampau, di
era 60-an era, dimana
konsep demokrasi mulai
hadir, muncul kesadaran
lebih lanjut bahwa
perempuan masih berada
dalam ketidakadilan
sosial. Selesainya perang
dunia dan kebebasan
politik hak-hak sipil bagi
perempuan tidak
dirasa membebaskan dirinya
untuk keluar
menuju sektor publik dan
memperoleh hak-hak
ekonomis secara nyaman.
Dipengaruhi oleh
filsafat dekontruksi,
logosentrisme laki-laki
dalam oposisi biner coba
dilihat secara kritis.
Tokoh-tokoh seperti Helena
Civous dan Julius
Kristeva kemudian melihat
bahwa gender telah
dikontruksi secara sosial
oleh kuasa laki-laki
melalui tata cara hegemonik
sehingga muncul
kesepakatan akan
ketertundukan perempuan.

9. CITRA https://journal. Para tokoh perempuan Deskriptif Perempuan dapat Kesamaan dalam penelitian
PEREMPUAN unnes.ac.id/sju selalu mengalami kualitatif mempertahankan disebabkan karena tema
JAWA DALAM /index.php/jsi/ penderitaan yang sebagian rumah tangganya yang dibahaskan sama-
NOVEL HATI article/view/29 besar dikarenakan karena pperempuan sama membahas tentang
SINDEN KARYA 818/13174 ketidakberdayaan mereka juga bisa membuat feminisme, bedanya pada
DWI terhadap aturan-aturan keputusan dirumah penelitian ini berisi juga
RAHYUNINGSIH tradisi yang telah melekat tangga, serta dapat tentang upaya membangun
: KAJIAN pada sebagian besar membangun dan citra perempuan di jawa
FEMINISME masyarakat di indonesia. mempertahankan citra
LIBERAL masyarakat jawa memiliki perempuan.
prinsip-prinsip dasar
tentang sikap batin yang
tepat, yaitu terkontrol,
tenang, berkepala dingin,
sabar, halus, tenggang
rasa, bersikap sederhana,
jujur, sumarah, halus,
dan tidak mengejar
kepentingan diri sendiri.
perempuan jawa sering
dianggap lebih rendah
derajatnya dari kaum lelaki.
sikapnya yang lebih
pasif, lemah lembut, dan
sebagainya sering
dianalogikan bahwa
perempuan adalah makhluk
yang lemah. dalam
masyarakat, buruh
perempuan lebih dianggap
lemah dan memiliki
pekerjaan yang tidak
memerlukan banyak
tenaga. buruh laki-laki
dianggap kuat dan
memiliki pekerjaan yang
cenderung lebih
memerlukan banyak tenaga.
hal tersebut
mengisyaratkan bahwa
perempuan berderajat
lebih rendah dibanding laki-
laki. serta eksistensi
perempuan lebih banyak
didominasi oleh
kekuatan budaya, adat
istiadat, dan aturan
aturan yang berlaku.
Citra perempuan merupakan
sebuah gambaran dalam
realita kehidupan.
Kehidupan dalam hal ini
adalah kehidupan tokoh
Sayem dalam novel yang
mendeskripsikaan sosok
perempan Jawa. Karakter
tokoh utama sangat
relevan bila dianalisis
dengan feminisme liberal.
Berdasarkan masalah dalam
penelitian ini, penulis
tertarik untuk meneliti citra
perempuan Jawa dalam
novel Hati Sinden dengan
kajian feminisme liberal.
Novel Hati Sinden karya
Dwi Rahyuningsih
merupakan salah satu novel
yang di dalamnya terdapat
citra perempuan pada
tokoh utama di dalam ruang
lingkup kehidupan
masyarakat Jawa. Dalam
novel Hati Sinden,
pengarang memunculkan
berbagai citra perempuan
Jawa dalam kehidupan
tokoh utama perempuan.
Selain itu, pengarang juga
menggambarkan
perlawanan tokoh utama
dalam ketidakadilan gender
dan melakukan
pengorbanan untuk
menyetarakan kedudukan
antara laki-laki dan
perempuan.

10. FEMINISME http://repositor Feminisme sendiri Deskriptif bentuk perlawanan Kesamaan dalam penelitian
EKSISTENSIALI y.lppm.unila.a merupakan sebauh gerakan kualitatif sebagai wujud disebabkan karena tema
S DALAM c.id/47374/1/5 perjuangan untuk melawan eksistensi perempuan yang dibahaskan sama-
NOVEL 508.pdf segala bentuk objektifikasi yakni kejadian- sama membahas tentang
DRUPADI perempuan. Perempuan dan kejadian yang dialami feminisme
KARYA SENO laki-laki diyakini juga tokoh perempuan yang
GUMIRA mempunyai perbedaan berhubungan dengan
AJIDARMA kesadaran sosial maupun orang lain serta
kontrol sosial (Anwar, lingkungannya yang
2010: 129). Melalui bekal menunjukkan dan
pendidikan dan tingkat menguatkan
kecerdasan yang tinggi eksistensinya sebagai
kaum perempuan akan seorang perempuan.
mendapatkan kesempatan
untuk mengembangkan
secara optimal segala
potensi yang ada pada
dirinya. Mereka akan lebih
mampu mengambil
keputusan- keputusan yang
penting bagi dirinya, serta
tampil sebagai individu
yang terhormat. Tokoh
feminisme eksistensialis,
Simone de Beaviour, dalam
bukunya “The Second Sex”
menjalankan teori yang
mengacu pada teori
eksistensialisme Jean Paul
Sartre. Konsep Sartre yang
paling dekat dengan
feminisme adalah “ada utuk
orang lain”, yaitu filsafat
yang melihat relasi-relasi
antar manusia. Sayangnya,
dalam hal relasi antara laki-
laki dan perempuan, laki-
laki mengobyekkan
perempuan dan
membuatnya sebagai yang
lain (the other). Bahasa
ontologis dan bahasa etis
eksistensialisme tersebut
diadopsi oleh Beaviour
untuk mengemukakan
bahwa lakilaki dinamai
“sang Diri”, sedangkan
perempuan “sang Liyan”.
Jika Liyan adalah ancaman
bagi Diri, maka perempuan
adalah ancaman bagi laki-
laki. Oleh karena itu, jika
laki-laki ingin tetap bebas,
ia harus mensubordinasi
perempuan terhadap
dirinya. Beauvoir juga
mengatakan bahwa
perempuan dalam
eksistensinya di dunia ini
hanya menjadi Liyan bagi
laki-laki. Perempuan adalah
obyek dan laki-laki adalah
subyeknya. Jadi
eksistensialisme menurut
Beauvoir yakni ketika
perempuan tidak lagi
menjadi Objek tetapi telah
mejadi Subjek bagi dirinya.
Penyebab mengapa kaum
wanita tertindas adalah
keberadaannya yang kurang
dihiraukan dan bukan
subjek absolut seperti kaum
laki-laki. Proses tersebut
berawal dari fakta biologis
seperti peran reproduktif,
ketidakseimbangan hormon,
kelemahan organ tubuh
wanita, dan sebagainya
yang digabungkan dengan
sejarah patriarkal hingga
akhirnya kaum wanita
disudutkan kepada peran
reproduksi dan domestik
hingga tanpa disadari
sebenarnya perempuan telah
digiring kepada defenisi
makhluk yang tidak
berkesadaran. Hal inilah
yang menjadikan dominasi
terhadap kaum perempuan
sepanjang sejarah. Padahal,
seperti yang diungkapkan
oleh (Yeni Artanti, 2020),
manusia memiliki
kebebasan untuk memilih
cara hidupnya sendiri.
Karena dengan begitu,
manusia menjadi
bertanggung jawab terhadap
eksistensinya. Beauvoir pun
menawarkan beberapa
strategi yang dapat
dilancarkan oleh perempuan
ketika menolak
keliyanannya.
11. KAJIAN https://jurnal.u Feminisme merupakan Deskriptif Ketidakadilan Persamaan analisisnya
FEMINISME ntan.ac.id/inde kesadaran terhadap pembagian pekerjaan adalah sama-sama
TERHADAP x.php/jpdpb/ar ketidakadilan gender yang rumah adalah awal menjelaskan tentang wanita
NOVEL ticle/view/226 menimpa kaum perempuan, mula terjadinya sebagai pemuas nafsu,
PERAWAN 94/18011 baik dalam keluarga feminisme, karena bedanya pada penelitian ini
REMAJA DALAM maupun laki-laki menganggap pemuas nafsu secara halal
CENGKERAMAN masyarakat. Feminis semua keperluan atau disebut istri
MILITER sebagai jembatan untuk rumah itu harus
KARYA menuntut persamaan hak dikerjakan oleh
PRAMOEDYA antara perempuan dengan perempuan dan laki-
ANANTA TOER laki-laki. Feminis memiliki laki hanya tinggal
makna menyuruh saja. Maka
lebih luas dari pada dari itu dimulai dari
emansipasi. Emansipasi keluarga kita memiliki
cenderung digunakan hak dan kewajiban
sebagai istilah yang yang sama.
menuntut persamaan hak
dalam aspek
kehidupan masyarakat.
Emansipasi hanya
menekankan partisipasi
perempuan tanpa
mempersoalkan
ketidakadilan gender,
sedangkan feminis sudah
mempersoalkan hak
serta kepentingan
perempuan yang selama ini
dinilai tidak adil.
Perawan Remaja dalam
Cengkeraman Militer
merupakan satu di antara
karya Pramoedya Ananta
Toer. Novel ini adalah
suatu bentuk
keprihatinannya atas
pelecehan terhadap perawan
remaja Indonesia khususnya
yang berada di daerah Jawa
pada masa penjajahan
Jepang. Penganiayaan
terhadap perempuan-
perempuan yang seharusnya
dapat melahirkan generasi
penerus bangsa,
penganiayaan terhadap fisik
dan mentalnya.
Perawan remaja dilahirkan
sebagai pembawa
perubahan terhadap
keterpurukan dirinya,
keluarganya bahkan bangsa
justru dihancurkan pada saat
mereka berusia belia. Tidak
ada pengampunan bagi
gadis yang berasal dari
mana pun, perawan remaja
dijadikan alat
pemuas para militer Jepang.

12. Perlawanan https://journal. Dasar pemikiran dalam Deskriptif Wanita tidak terus- Menjunjung hak wanita
Perempuan unnes.ac.id/sju penelitian sastra kualitatif terusan diam ketika yang selalu dipandang
terhadap Dominasi /index.php/jsi/ berspektif feminis adlah merasa ditindas, ada rendah
Patriarki dalam article/view/33 upaya pemahaman kalanya mereka
Novel Geni Jora 719/14120 kedudukan dan peran melawan semua itu.
Karya Abidah El perempuan seperti Adanya penelitian ini
Khalieqy Kajian tercermin dalam karya memberi pesan bahwa
Feminisme sastra. Pertama, kita sebagai
Psikoanalisis kedudukan dan peran para perempuan harus
Karen Horney tokoh perempuan dalam berani melawan selagi
karya sastra Indonesia apa yang kita rasa
masih didominasi benar.
oleh laki-laki. Kedua, dari
resepsi pembaca karya
sastra Indonesia secara
sepintas, terlihat bahwa
para tokoh perempuan
dalam karya sastra
Indonesia tertinggal dari
laki-laki. Ketiga, masih
ada resepsi pembaca karya
sastra Indonesia yang
menunjukan bahwa
hubungan antara laki-laki
dan perempuan hanyalah
merupakan hubungan
yang didasarkan pada
pertimbangan biologis dan
sosial-ekonomis semata.
Keempat, penelitian
sastra Indonesia telah
melahirkan banyak
perubahan analisis dan
metodologinya, salah
satunya adalah penelitian
sastra berperspektif
feminis. Menurut Salden
dalam Pradopo (2002:
137) pengkajian sastra
berspektif feminis terdiri
atas lima fokus (1) biologi,
yang sering menempatkan
perempuan lebih inferior,
lembut, lemah, dan
rendah, (2) pengalaman,
seringkali wanita
dipandang memiliki
pengalaman terbatas,
masalah mentruasi,
melahirkan, menyusui,
dan seterusnya, (3)
wacana, biasanya wanita
lebih rendah penguasaan
bahasa, sedangkan laki-
laki memiliki “tuntutan
kuat”. Akibat dari semua
ini, akan menimbulkan
steorotip yang negative
para diri wanita, wanita
sekedar kanca wingking,
(4) proses ketidaksadaran,
secara diam-diam penulis
feminis telah meruntuhkan
otoritas laki-laki.
Seksualitas wanita bersifat
revolusioner, subversif,
beragam, dan terbuka.
Walaupun demikian, hal
ini masih kurang disadari
oleh laki laki, (5)
pengarang feminis
biasanya sering
menghadirkan tuntutan
sosial dan ekonomi yang
berbeda dengan laki-laki.
Dari berbagai focus
tersebut, peneliti sastra
yang berhaluan feminis
dapat memusat pada
beberapa pilihan saja agar
lebih mendalam.
Pemikiran tentang gerakan
pembebasan perempuan
ini turut pula berimbas
pada berbagai
ranah kehidupan sosial,
politik, budaya, dan
termasuk karya sastra
yang notabene merupakan
salah satu wujud
kebudayaan. Hal ini dapat
dimaklumi karena sebuah
karya sastra bisa
dikatakan wadah untuk
menanggapi berbagai
peristiwa yang
berkecamuk dalam
kehidupan nyata yang
sekaligus sebagai kritik
sosial dari
sang pengarang. Seperti
yang dikemukakan oleh
Wellek dan Austin (1989:
109), sastra menyajikan
kehidupan, dan arti
kehidupan sebagian besar
terdiri atas kenyataan
sosial

13. Refleksi https://ejournal Sastra merupakan bentuk Kualitatif Penyebab Penelitian ini memiliki
Ketidakadilan .iainbengkulu. refleksi dengan ketidakadilan gender perbedaan yaitu adanya
Gender dalam ac.id/index.ph kehidupan manusia yang metode ada 3 :1. patriarki perempuan dianggap lemah
Novel Perempuan p/disastra/artic dianggap sebagai deskriptif yang mengatur dan patriarki yang ada, jadi
Berkalung Sorban: le/view/3559/2 imitasi perilaku manusia analisis perempuan dari segala wanita selayaknya
Perspektif Gender 969 yang nyata. sisi, 2. wanita berkegiatan, dan
dan Feminisme Adanya proses tiruan sosial dianggap lemah, 3. berperilaku seperti wanita
dalam sebuah lingkaran patriarki pada umumnya yang kemah
sastra tidak terlepas dari yang menjadi dasar lembut.
kehidupan untuk mengontrol,
pengarang itu sendiri menindas dan
sebagai bagian dari mengeksploitasi
anggota masyarakat. Untuk perempuan di ranah
itu, sebuah publik dan privat.
karya sastra merupakan
bentuk komunikasi
antara penulis dengan
pembacanya
(Siswanto, 2008). Hal yang
dikomunikasikan pengarang
adalah ide yang
sering dipengaruhi oleh
kehidupan nyata
pengarang itu sendiri. Salah
satu persoalan
yang dilatari oleh persoalan
di masyarakat,
khususnya masyarakat
Indonesia adalah
ideologi patriarki.

14. CITRA https://ejournal Karya sastra merupakan Pendekata Citra perempuan Citra perempuan memang
PEREMPUAN .stkipbudidaya hasil pemikiran atau n studi sangat dinilai dari penting, maka dari itu
DALAM .ac.id/index.ph khayalan seorang penulis, kepustaka segala aspek, baik banyak tuntutan yang
NOVEL“LEBIH p/je/article/vie yang di tuangkan dalam an psikis, fisik, maupun didapatkan untuk wanita,
SENYAP DARI w/641/421 bentuk tulisan yang yang lainnya, wanita harus serba bisa dan
BISIKAN” memiliki nilai estetik. Karya perempuan dikatakan mengerti apa yang kaum
KARYA ANDINA sastra memiliki peran yang cantik fisiknya apabila pria inginkan.
DWIFATMA : sangat diperhitungkan di memiliki tubuh ideal
KAJIAN KRITIK zaman yang dan putih kulitnya.
SASTRA perkembangannya semakin Dikatakan cantik
FEMINISME pesat. Ratna (2004;334) secara psikisnya
menyatakan bahwa, “Karya apabila lemah lembut
sastra memiliki suatu baik dari tutur katanya
hubungan yang tidak dapat maupun perbuatannya.
dipisahkan dari masyarakat,
hal ini dikarenakan karya
sastra mendapatkan dampak
dan sekaligus memberikan
dampak bagi masyarakat”.
Menurut M. Atar Semi
(1988:8), “Sastra sebagai
struktur atau hasil seni yang
inofatif yang topiknya
sendiri adalah manusia dan
kehidupan mereka, dengan
menggunakan bahasa
sebagai medianya, yang
dapat diartikan bahwa sastra
adalah pekerjaan seni yang
memiliki kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang
topikdari karyanya itu
adalah masyarakat itu
sendiri serta kehidupan
mereka sendiri, atau sastra
memuat berbagai macam
gambaran kehidupan
masyarakat”. Hal yang
digambarkan dalam karya
sastra yaitu tentang
makhluk sosial dan juga
fungsi dari masyarakat itu
sendiri.Novel merupakan
rangkaian cerita panjang
yang menceritakan tentang
kehidupan atau hal yang
dilakukan manusia dengan
masyarakat sekitarnya,
novel menonjolkan karakter
serta watak dari tokoh-
tokoh dalam novel itu
sendiri. Pada umumnya
novel menyajikan
permasalahan yang terjadi
dalam kehidupan manusia.
Pengarang mengekspresikan
permasalahan-permasalahan
tersebut dalam bentuk fiksi
sehinga menjadi suatu karya
yang utuh. Karya tersebut
direalisasikan dengan
adanya tokoh-tokoh yang
memiliki karakter tersendiri
dalam novel tersebut.
Tarigan (1991:164-165)
menyatakan, “Novel
merupakan suatu cerita
yang tidak benar-benar
terjadi yang memiliki
panjang karangan yang
tertentu, yang
menggambarkan karakter,
gerakan serta adegan asli”.
Dalam novel terdapat
tokoh-tokoh. Tokoh
terssebut terdiri dari wanita
dan pria, yang mempunyai
peran tersendiri. Penokohan
yang ada didalam sastra
akan membantu penikmat
sastra untuk ikut melebur
dalam cerita yang dibuat
sastrawan dengan
pengimajinasiannya yang
diutarakan melalui
gambaran yang akan di
interpretasikan sendiri oleh
penikmat sastra tersebut.
Citra tidak dapat lepas dari
penokohan. Penokohan
yang dikemas dengan apik
dapat menunjukkan citra-
citra dari tokoh tersebut.
Tokoh adalah unsur
terpenting dalam karya
sastra fiksi. Citra artinya
visualisasi atau
pencerminan tokoh wanita
yang merupakan manusia
yang menarik dan memiliki
suatu kelebihan. Adapun
menurut Sugihastuti
(2003:23), “Citra adalah
gambaran mental spiritual
dan perilaku keseharian
perempuan yang
memperlihatkan ciri khas
dari perempuan, atau dapat
juga dikatakan sebagai
gambaran pribadi yang
dimiliki orang”.Citra wanita
adalah suatu hal yang
menarik untuk dibahas,
karena wanita memiliki
karakter yang berbeda
dengan laki-laki. Pada
umumnya wanita memiliki
karakter yang lemah lembut,
sabar, serta penyayang.
Sedangkan laki-laki
karakter mereka cenderung
rasioal dan juga tegas.
Kehidupan perempuan
dalam cerita biasanya
digambarkan dengan jelas
bagaimana mereka dalam
berperilaku dalam
kehidupan sosial.Pengarang
harusmemahami bagaimana
karakter seorang perempuan
yang haeus diungkapkan
dalam fiksi , pengarang
harus benar-benar berhati-
hati untuk membedakan
antara karakter ketika dia
berada di masyarakat dan
ketika berada di lingkungan
keluarga. Feminisme adalah
sebuah ideologi untuk
mengembalikan hak-
hakperempuan sebagai
manusia yanghaknya setara
dengan laki-laki. Pada
zaman sekarang sudah tidak
ada lagi perbedaan gender
dalam perempuan dan laki-
laki.
15. Kritik Sastra https://www.p Pengarang sebagai subjek Kualitatif Penilaian pria Penelitian ini memiliki
Feminisme: usdig.my.id/di individual dalam terhadap wanita selalu perbedaan yaitu adanya
Subordinasi dalam eksis/article/vi menghasilkan pandangan meremehkan, karena perempuan dianggap lemah
Novel Kembang ew/77/86 dunia kepada subjek wanita dianggap lebih dan patriarki yang ada, jadi
Jepun Karya kolektifnya. Signifikansi lemah dibandingkan wanita selayaknya
Remy Sylado yang dielaborasikan subjek pria yang lebih kuat, berkegiatan, dan
individual terhadap realitas bahkan apabila wanita berperilaku seperti wanita
sosialdan masyarakat, yang tidak menikah pada umumnya yang kemah
merupakan hubungan timbal dianggap sgt remeh lembut.
balik antara pengarang, dibandingkan pria
pembaca, serta sarana yang tidak menikah.
penciptaannya keberadaan
sastra demikian itu,
menjadikan sastra dapat
diposisikan sebagai
dokumen sosial budaya.
Melalui posisi itu pula, akan
tergambar bahwa sastra
pada dasarnya adalah hasil
kebudayaan suatu
bangsa.Menurut Suroso dan
Suwardi (dalam Karim
2005: 4), sastra Indonesia
memandang wanita menjadi
dua bagian kategori.
Kategori pertama adalah
peran wanita dilihat dari
segi biologisnya (istri, ibu,
dan objek seks) atau
berdasarkan tradisi
lingkungan. Kedua, bahwa
peranan yang didapat dari
kedudukannya sebagai
individu dan bukan sebagai
pendamping suami. Tokoh
wanita seperti kategori
kedua di atas, biasanya
disebut sebagai perempuan
feminis yaitu perempuan
yang berusaha mandiri
dalam berpikir, bertindak
serta menyadari hak-
haknya. Penelitian yang
dilakukan oleh Sugihastuti
dan Suharto (2005: 61) Siti
Nurbaya dalam Analisis
Kritik Sastra Feminis,
menyimpulkan bahwa bila
novel Siti Nurbaya dilihat
dengan kaca
matafeminisme, berarti
mengarah pada masalah
bias gender dan emansipasi
perempuan. Hal ini
menjelaskan bahwa novel
Siti Nurbaya adalah feminis
penulis menamakannya
“Feminis Permulaan”, yaitu
feminisme yang muncul
secara sporadis, bersifat
individual dan belum
terwadahi dalam suatu
organisasi. Para tokohnya
menyuarakan emansipasi
perempuan, menuntut
persamaan hak antara
perempuan dan laki-laki
yaitu pemberian kebebasan
mereka untuk menentukan
jalan hidupnya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai