Abstract
___________________________________________________________________
This research is entitled "Women's Resistance to Domination of Patriarchy in Geni Jora's Novel by Abidah El
Khalieqy Study of Feminism in Psychoanalysis Karen Horney. Conflicts of resistance carried out by female
figures were analyzed using Karen Horney's psychoanalytic theory. This research aims to find the correlation
between female characters in the novel with resistance to patriarchal domination experienced by women. The
method used in this research was a Qualitative Descriptive method, where the researcher attempted to describe
the results of the reading of the primary and secondary data sources then processed them in the form of qualitative
data. Theoretically, the researcher used the theory of psychoanalytic feminism Karen Horney who stated that
women's resistance is based on parenting and the social environment where the woman lives. Psychoanalytic
resistance of women was divided into three forms of resistance, among others, the way of approaching others,
against others, and away from others. The impact of this resistance has resulted in women experiencing a variety
of self-defense mechanisms such as transfer, sublimation, identification, repression and projection.
Alamat korespondensi: P-ISSN 2252-6315
Jalan Pulau Flores No 1 Samarinda 75112
E-ISSN 2685-9599
E-mail: bayuajinugroho@fib.unmul.ac.id
148
Bayu Aji Nugroho / Jurnal Sastra Indonesia 8 (2) (2019)
149
Bayu Aji Nugroho / Jurnal Sastra Indonesia 8 (2) (2019)
walaupun karya sastra juga meniru alam dan mengembangkan rasa permusuhan dasar (basic
subjektif manusia. hostility) terhadap orang tua mereka dan sebagai
Kehidupan Kejora dan budaya patriarki akibatnya mengalami kecemasan dasar (basic
yang didapat dari keluarga, teman, dan anxiety). Pengalaman masa kanak-kanak awal
saudaranya membuat Kejora menjadi sosok mempunyai peranan penting dalam membentuk
perempuan yang mampu menunjukan eksistensi kepribadian manusia menjadi kepribadian sehat
dirinya sebagai sosok perempuan tangguh. (Horney dalam Feist, 2010 : 192).
Kejora telah melawan berbagai bentuk Konflik neurotik dapat muncul dari
diskriminasi yang dialaminya dengan cara yang hampir semua tahapan perkembangan, tetapi
cerdas. masa kanak-kanak adalah masa di mana sebagian
Kejora merupakan satu di antara tipikal besar masalah timbul. Peristiwa traumatis yang
perempuan Indonesia dengan latar yang berbeda. berbeda-beda, seperti pelecehan seksual,
Ikatan kesepian masa kecil dalam tembok pemukualan, penolakan atau pengabaian, dapat
kolaborasi feodalisme gaya Timur Tengah dan mempengaruhi perkembangan anak di masa
Jawa Timur yang menjeratnya, menjadikannya depan. Pengalaman-pengalaman yang merusak
subordinat dari komunitas kaum lelaki. Geni ini hampir selalu ditimbulkan oleh kurangnya
Jora sebagai novel juga sangat menarik untuk kehangatan dan kasih sayang yang tulus (Horney
dinikmati atau pun dikaji sebagai pembelajaran dalam Feist, 2010 : 197-198).
dalam khasanah kehidupan. Manusia membutuhkan kondisi-kondisi
Nilai-nilai feminisme terhadap dominasi yang mendukung untuk berkembang. Kondisi ini
budaya patriarki yang terdapat dalam novel Geni harus mencakup lingkungan yang hangat dan
Jora karya Abidah El Khalieqy dalam saling mencintai. Anak-anak perlu merasakan
menghadapi penguasaan dari tokoh lelaki dalam cinta yang tulus dan kedisiplinan yang baik.
novel tersebut membuat peneliti berkeinginan Kondisi-kondisi seperti ini akan memberikan
untuk meneliti “Perlawanan Perempuan perasaan aman dan puas kepada mereka dan
Terhadap Dominasi Patriarki Dalam Novel Geni memungkinkan mereka tumbuh sesuai dengan
Jora Karya Abidah El Khalieqy Kajian diri mereka sebenarnya (real self). Namun,
Feminisme Psikoanalisis Karen Horney”. sejumlah pengaruh buruk dapat menggangu
Berdasarkan latar belakang masalah yang kondisi-kondisi yang mendukung tersebut.
dikemukakan di atas, perumusan masalah dalam Menurut Horney dalam Feist (2010 : 143),
penelitian adalah mengkaji bentuk perlawanan manusia memerangi kecemasan dasar dengan
perempuan terhadap Dominasi Patriarki dalam mengadopsi satu dari tiga jenis relasi dengan
Novel Geni Jora Karya Abidah El Khalieqy orang lain, bergerak menuju orang lain (moving
dengan menggunakan analisis Feminisme toward people), bergerak menentang orang lain
Psikoanalisis Karen Horney dan faktor-faktor apa (moving against people), dan bergerak menjauh
saja yang mempengaruhi perempuan untuk dari orang lain (moving away from people).
melakukan perlawanan dalam Novel Geni Jora
Karya Abidah El Khalieqy dengan menggunakan METODE
analisis Feminisme Psikoanalisis Karen Horney.
Landasan teori dalam penelitian ini adalah Metode penelitian yang digunakan dalam
teori psikoanalisis sosial dari Karen Horney yang pendekatan penelitian ini adalah deskriptif
dibentuk berdasarkan asumsi bahwa kondisi kualitatif. Pengkajian deskriptif menyarankan
sosial dan kultural, terutama pengalaman- pada pengkajian yang dilakukan semata-mata
pengalaman masa kanak-kanak, sangat besar hanya berdasarkan pada fakta atau fenomena
pengaruhnya dalam membentuk kepribadian yang secara empiris hidup pada penuturnya
seseorang. Orang-orang yang tidak mendapatkan (sastrawan). Artinya, yang dicatat dan dianalisis
kebutuhan akan cinta dan kasih sayang yang adalah unsur-unsur dalam karya sastra seperti
cukup selama masa kanak-kanak apa adanya. Penelitian yang akan dibahas
150
Bayu Aji Nugroho / Jurnal Sastra Indonesia 8 (2) (2019)
bertujuan untuk mengurai benang kusut antara laki-laki dan perempuan. Semua itu
permasalahan perlawanan perempuan yang menimbulkan berbagai macam bentuk perlawanan
selama ini berkembang di masyarakat secara dari perempuan dalam memperjuangkan kesetaraan
spesifik, kemudian disertai dengan bukti yang gender. Begitupun yang dilakukan tokoh
menunjukan faktor-faktor penyebab perlawanan perempuan dalam novel Geni Jora karya Abidah El
perempuan dalam Novel Geni Jora karya Abidah Khalieqy.
El Khalieqy. Bentuk representasi nilai-nilai feminisme
Dalam menganalisis data pada novel Geni yang dilakukan oleh Kejora yang berusaha
Jora karya Abidah El Khalieqy adalah teknik memperjuangkan kesetaraan gender dengan
analisis deskriptif. Teknik analisis deskriptif melakukan perlawanan terhadap konstruksi gender,
digunakan untuk mengungkapkan bentuk yaitu berupa perlawanan terhadap ketidakadilan
feminisme, dan bentuk dominasi patriarki di gender. Berikut bentuk representasi nilai-nilai
dalam teks, kemudian dianalisis dengan feminisme tokoh perempuan dalam novel Geni Jora
menggunakan teori feminis dan setelah itu karya Abidah El Khalieqy yang meliputi
ditentukan bentuk dominasi serta ungkapan perlawanan mendekati orang lain (moving forward
femin. Teknis analisis data yang digunakan people), melawan orang lain (against people), dan
dalam menganalisis data pada novel Geni Jora menjauhi orang lain (moving away from people).
karya Abidah El Khalieqy adalah teknik analisis
deskriptif. Mendekati Orang lain (Moving Forward People)
Teknik analisis deskriptif digunakan untuk Dalam novel Geni Jora tokoh Kejora
mengungkapkan bentuk feminisme, dan bentuk melakukan perlawanan yaitu mendekati orang lain
dominasi patriarki di dalam teks, kemudian terhadap salah satu bentuk ketidakadilan gender
dianalisis dengan menggunakan teori feminis yang dialaminya yaitu perlawanan terhadap
dan setelah itu ditentukan bentuk dominasi serta ketidakadilan gender dalam bentuk marginalisasi
ungkapan feminis. Adapun prosedur analisis data terhadap perempuan yang tergambarkan oleh sosok
pada penelitian dalam ini adalah sebagai berikut Kejora. Kejora adalah perempuan tangguh yang
: berusaha menentang berbagai bentuk pemiskinan
1. Membaca teks sastra (dalam hal ini terhadap perempuan. Bentuk pemiskinan tersebut
adalah novel Geni Jora). terlihat di dalam novel Geni Jora melalui cerita, di
2. Menganalisis perlawanan perempuan mana perempuan di dalam novel dibatasi haknya
yang terdapat di dalam novel Geni Jora dalam urusan publik. Salah satu bentuk representasi
terhadap dominasi patriarki kajian nilai-nilai feminisme dalam melawan bentuk
feminisme psikoanalisis. marginalisasi terlihat dalam kutipan berikut.
3. Menganalisis faktor-faktor penyebab “Siapa ibumu, Jora?”
perlawanan perempuan dalam novel Ibumu seorang perempuan sederhana yang
Geni Jora. mengelola rumahnya menjadi sebuah kastil indah
4. Membuat simpulan hasil analisis. bagi anak-anak dan suaminya. Ia tidak pernah pergi
kemana-mana. Ia melangkahi pintu besar hanya
HASIL DAN PEMBAHASAN diwaktu takziah, pesta pernikahan atau menjadi
imam shalat Jumat di langgar (musala) yang khusus
Representasi Perlawanan Perempuan Dalam untuk perempuan. Hampir seluruh waktu ibuku
Novel Geni Jora. habis untuk anak-anaknya. Kamilah putra-putrinya,
Adanya ketidakadilan gender yaitu hiburan terbesar baginya (Khalieqy, 2004 : 79).
dikotomi antara perempuan dan laki-laki yang Bentuk marginalisasi di mana perempuan
disejajarkan dengan dikotomi peran domestik- diposisikan sebagai makhluk domestik sebagai ibu
publik, dan masih adanya kekerasan terhadap rumah tangga. Dalam melawan bentuk
perempuan dari kaum laki-laki, menyebabkan marginalisasi tersebut tokoh Kejora berupaya
masih dirasakan adanya perlakuan yang berbeda
151
Bayu Aji Nugroho / Jurnal Sastra Indonesia 8 (2) (2019)
mendekati tokoh ayah dengan selalu bersikap manis Perlawanan Melawan Orang Lain (Against
dan menjadi anak penurut. People)
Bangun dalam sepertiga, itu sangat bagus, Dalam upaya melakukan perlawanan
tetapi bukan untuk sensasi. Bangun malam adalah terhadap orang lain tokoh utama Kejora dalam novel
qiyamullail, tahajud! Tafakur! Tadarus! Bukan Geni Jora melakukan perlawanan terhadap berbagai
keluyuran membikin berita heboh, mengganggu bentuk penempatan perempuan sebagai kelas kedua
para tetangga, menggangu saudara-saudaranya yang yang sangat tampak dalam kehidupan Kejora.
tengah nyenyak tidur. Itu namanya merusak malam Kejora sebagai anak perempuan selalu ditempatkan
(Khalieqy, 2004 : 74). sebagai kelas kedua dibanding adik laki-lakinya.
Pola didikan orang tua yang keras Hal tersebut tampak dalam kutipan berikut.
menjadikan Kejora sebagai anak yang tampak patuh “Dengar, Nenekku sayang. Sebuah rahasia
terhadap perintah ayahnya, meskipun dalam hati akan kubeberkan di hadapanmu. Nenek mau?”
dan pikiran Kejora selalu berseberangan dengan “Sebuah rahasia? Rahasia apa itu, Cucu?”
pemikiran dan pendapat ayahnya. Hal tersebut “Bahwa Prahara bukanlah ranking kesatu,
dikarenakan adanya konstruksi gender yang bersifat tetapi aku. Kejora” (Khalieqy, 2004 : 62).
patriarkis yang menempatkan perempuan sebagai Bentuk penempatan perempuan sebagai
kelas kedua, inferior, dan harus selalu mengalah kelas kedua yang membuat Kejora melakukan
dalam hubungannya dengan laki-laki. Bentuk perlawanan secara langsung. Perlawanan langsung
patriarki yang muncul dalam kutipan di atas tersebut ditunjukan dengan sanggahan terhadap
menunjukan bentuk marginalisasi di mana ucapan nenek mengenai penempatan perempuan
penguasaan atas wilayah publik didominasi oleh sebagai kelas kedua di dalam keluarga Kejora.
laki-laki. “Akulah sang juara itu. Nenek mau bukti?”
Dampak dari perlawanan Kejora terhadap “Mana?Mana buktinya?”
bentuk marginalisasi secara psikologis adalah Lalu kubentangkan nilai raportku
tindakan pemindahan atau displacement di mana dihadapannya berikut raport Prahara dan surat
Kejora berusaha meredakan ketegangan yang peringatan dari Bu Guru.... ‘Inikan nilai raport
muncul di dalam dirinya dengan melampiaskan sekolahan, Cucu. Berapa pun nilai Prahara di
kepada orang lain. Dalam novel Geni Jora, tokoh sekolahan, sebagai laki-laki, ia tetap ranking
Kejora melampiaskan bentuk pemindahan atau pertama di dunia kenyataan. Sebaliknya kau.
displacement terhadap tokoh Wak Girun pembantu Berapapun rangkingmu, kau adalah perempuan dan
yang berkerja di rumah Kejora. akan tetap sebagai perempuan (Khalieqy, 2004 :
“Hai Gendut! Apa yang lucu dari durian 62).
hingga buncitmu berguncang-guncang?” aku Adanya sterotip yang melabeli dirinya dan
melengking dari bawah. perempuan pada umumnya tidak membuat Kejora
Wak Girun yang memiliki perut diam dan menerima. Kutipan tersebut juga
menggelembung itu kaget, untung tidak sampai menunjukan adanya perlawanan terhadap orang lain
lepas pegangan, begitu menyadari aku berada di (against people) di mana tokoh Kejora melakukan
bawahnya, tengah memperhatikan dia (Khalieqy, perlawanan secara langsung terhadap tokoh nenek
2004 : 75-76). dengan menentang argumen nenek tentang
Bentuk displacment dikarenakan terdapat tingkatan gender dalam keluarga Kejora. Kejora
pemindahan pelampiasan ketegangan atau adanya tetap selalu berusaha menunjukkan bahwa dirinya
proses kateksis dari amarah Kejora kepada objek selalu menjadi nomer satu dari adik laki-lakinya.
yang lebih rendah kedudukannya, yaitu kepada Wak Untuk membuktikan dan lebih menyakinkan
Girun sebagai pembantu rumah tangga. bahwa Prahara memiliki rangking di bawahku, aku
telah mampu menunaikan salat lima waktu saat
usiaku genap tujuh tahun. Aku juga rajin puasa
sunnah Senin-Kamis dan tengah bulan Qamariah
(Khalieqy, 2004 : 63)
152
Bayu Aji Nugroho / Jurnal Sastra Indonesia 8 (2) (2019)
Upaya Kejora dalam membuktikan bahwa cara membalas perlakuan poligami dengan
dirinya mampu menjadi lebih baik dari adiknya mengkhulu (menuntut cerai). Kemampuan Kejora
Prahara merupakan sebuh bentuk perlawanan secara dalam membalas ketimpangan yang berlaku di
langsung. Dalam usianya yang baru sembilan tahun, masyarakat merupakan bentuk perlawanan terhadap
digambarkan Kejora sudah mencoba untuk persepsi masyarkat yang selama ini berkembang
merefleksikan posisi dirinya dan kaum perempuan bahwa yang boleh memiliki kekasih lebih dari satu
di masyarakatnya yang selalu dinomorduakan. adalah laki-laki saja. Keberanian Kejora
menunjukan bahwa perempuan juga dapat
Menjauhi Orang Lain (Moving Away From melakukan hal yang sama dengan laki-laki, bahkan
People) memiliki suami lebih dari satu.
Perempuan bukan makhluk lemah yang bisa
diperlakukan sesuai hasrat seksual pria. Perempuan Faktor-faktor yang mempengaruhi perempuan
dapat melawan apabila terancam harga dirinya. untuk melakukan perlawanan dalam Novel Geni
Kejora sosok perempuan yang menunjukkan Jora Karya Abidah El Khalieqy
perlawanan terhadap konstruksi gender yaitu,
sterotip publik yang menimpa dirinya. Kejora merupakan perempuan yag memiliki
Perlawanan itu menunjukkan bahwa pemikiran kritis terhadap pandangan perempuan di
perempuan dapat keluar dari bentuk konstruksi masyarakat. Semangatnya dalam menunjukan
gender yang tidak adil selama ini, yang telah eksistensi perempuan yang agar setara dengan laki-
berkembang di masyarakat. Secara istilah diksi laki membuat dirinya mengalami konflik psikologis
perempuan terbentuk dari kata wanita (wani ditata) dengan lingkungannya. Konflik tersebut membuat
yang berarti perempuan dapat dikendalikan dan kejora mengalami pertentangan dalam dirinya. Hal
diperlakukan sesuai dengan keinginan kaum pria. tersebut tersirat dalam kutipan di bawah ini.
Dalam upaya melakukan perlawanan yaitu “Siapakah perempuan? Barisan kedua yang
menjauhi orang lain (moving away from people) menyimpan aroma melati kelas satu? Semesta alam
tokoh Kejora melakukan perlawanan terhadap terpesona ingin meraihnya, memiliki dan mencium
kekerasan yang dialaminya baik berupa kekerasan wanginya. Tetapi kelas dua? Siapakah yang
fisik, psikis, dan seksual. Kejora juga menunjukkan menentuka kelas-kelas? Sehingga laki-laki adalah
bahwa perempuan bukan makhluk yang lemah yang kelas pertama? Sementara Rabi’ah al Adawiyah
hanya dapat menangis dan menerima nasib yang laksana roket melesat mengatasi rangking dan kelas.
terjadi padanya. Sebenarnya, kelas berapakah Hitler? George W.
Perlawanan menjauhi orang lain bukan Bush? Mana lebih tinggi rankingnya, Ariel Sharon
berarti tidak melawan atau diam. Kejora atau Fatimah Mernissi? Bukankah selain Abu Jahal,
menunjukkan sudut pandang perempuan yang Fir’aun, Musailamah al Khadzdzab, Adam
berbeda. Kejora adalah perempuan yang tidak Wizehobart terdapat juga Maryam al Bathul, Balqis,
lemah dan menerima begitu saja ketidakadilan yang Aisyah dan Fatimah az Zahra?” (Khalieqy, 2004 :
dialaminya dari tokoh pria di dalam novel. 60).
“Jika misalnya Zakky poligami, apa reaksi Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam
Kak Jora,” tanya Najwa. diri Kejora. Hal tersebut dijadikan landasan berpikir
“Aku poliandri, pakai cara-cara yang legal.” Kejora sebelum Kejora mempertanyakan posisi
“Seperti apa?” dirinya dalam struktur keluarganya. Kutipan di atas
“Pertama mengkhulu’nya. Lalu nikah lagi menunjukan kecemasan dalam diri Kejora
dengan bintang film yang ganteng melebihi Zakky. mengenai hakikat keberadaan perempuan di dalam
Poliandri atau tidak, yang penting kan rasa adilnya. keluarganya dan perempuan di dunia ini.
Sama-sama dua” (Khalieqy, 2004 : 115). Kecemasan dalam diri Kejora bertambah ketika
Kutipan di atas menunjukan bentuk Kejora mengalami konflik dengan saudara laki-
perlawanan menjauhi orang lain, di mana Kejora lakinya.
lebih memilih menghindar atau menjauh dengan
153
Bayu Aji Nugroho / Jurnal Sastra Indonesia 8 (2) (2019)
“Kamu pasti nyontek, kata Prahara, adik laki- Kupikir Ibuku tertekan menjadi istri kedua.
lakiku. Itu bisa kubaca dari ekspresi wajahnya yang
“Seluruh kampung tahu, kamulah ahlinya senantiasa masam saat melihat Ibu Fatmah pulang
nyontek,” jawabku. dari luar kota bersama ayah. Sekalipun banyak
“Tetapi nenek tidak tahu.” hadiah untuknya, tak dapat menghapus kesedihan
“Akan kubeberkan semua rahasiamu, yang memancar dari perasaan jiwanya yang
termasuk surat peringatan dari Bu Guru” tertekan.
“Sepertinya kau belum perah merasakan Ibu pasti cemburu pada Ibu Fatmah,” suatu
bogem-ku?” kali aku bertanya.
Pyarr... segelas susu ambyar (Khalieqy, 2004 “Apa Ibu Fatmah pantas dicemburui?”
: 60-61). “Ia begitu cantik, bukan?”
Kutipan di atas menunjukan bahwa Kejora “Apa Ibu kurang cantik dari dia?”
berusaha menunjukkan eksistensi dirinya dalam hal “Tetapi Ibu kurang bahagia?”
akademis yang lebih baik daripada Prahara adik Ibuku tertawa, ringan.
laki-lakinya. Konflik kedua bersaudara berbeda “Tahu apa kau tentag bahagia, anakku?”
jenis kelamin tersebut menyebabkan nenek Kejora (Khalieqy, 2004 : 79-80).
memberikan nasehat yang menyebabkan Petikan di atas menunjukan bahwa Kejora
munculnya konflik psikologis dalam diri Kejora. mengalami konflik psikologis tentang arti
Dari atas kursinya, nenekku mulai ceramah. kebahagiaan, bagaimana laki-laki mendapatkan
Bahwa perempuan harus selalu mau mengalah. Jika kebahagiaan di atas penderitaan batin perempuan.
perempuan tidak mau mengalah, dunia ini akan Konflik psikologis yang dialami Kejora menjadikan
jungkir balik berantakan seperti pecahan kaca. kejora sadar bahwa budaya patriarki telah dialamiya
Sebab tidak ada laki-laki yang mau mengalah. Laki- bahkan di dalam lingkungan keluarganya sendiri.
laki selalu ingin menang dan menguasai Konflik Psikologis Kejora juga didapatkan
kemenangan. Sebab itu perempuan harus siap me- dari pamannya. Paman yang dianggapnya sebagai
nga-lah (pakai awalan ‘me’) (Khalieqy, 2004 : 61). pelindung ternyata menyimpan hasrat terhadap
Konstruksi gender yang bersifat patriarkis di tubuh Kejora. Pengalaman masa kecil Kejora
atas menimbulkan kecemasan dalam diri Kejora, tersebut menyebabkan konflik psikologis dalam diri
yaitu kecemasan akan masa depan dirinya dan Kejora mengenai peran laki-laki bagi perempuan.
kecemasan akan masa depan perempuan. Kejora Setelah kalung kugenggam dengan
yang menentang budaya patriarki di dalam gemetar, ternyata paman tidak melepas tanganku, ia
keluarganya mendapat pertentangan dari anggota tetap memegangnya, bahkan lebih erat. Ditariknya
keluarganya sendiri seperti Nenek dan Adiknya. jemariku untuk diciumnya berulang-ulang. Tangan
Konflik psikologis Kejora juga didapatkan kanannya hendak meraih leherku saat kudengar
dari Ayahnya. Dibesarkan dengan dua orang Ibu sebuah langkah tersendat-sendat. Pastilah itu
membuat Kejora merasakan pergolakan batin antara langkah nenek (Khalieqy, 2004 : 86).
rasa kasihan dengan Ibu kandungnya dan rasa marah Kutipan di atas meunjukan kecemasan
karena Ibunya mau menerima menjadi istri kedua Kejora terhadap Pamannya sendiri, kecemasan yang
Ayahnya. Kejora merasa bahwa perempuan tidak muncul tersebut mengakibatkan konflik psikologis
layak untuk diperlakukan tidak adil, karena dalam diri Kejora di mana trauma akan laki-laki
poligami bagi Kejora adalah sebuah penindasan membuatnya terjerumus dalam percintaan sesama
terhadap perempuan. jenis dengan teman satu pondoknya Elya.
Dengan harta yang melimpah, Kejora merasa “Aku mencintai-Mu dengan dua macam
bahwa laki-laki telah menindas perempuan. Cinta
Kepedihan yang dialami Ibunya membuat Kejora Cinta rindu dan Cinta karena Engkau layak
mengalami konflik psikologis antara dirinya dan dicinta
Ayahnya. Hal tersebut tersirat dalam kutipan di Dengan Cinta rindu
bawah ini.
154
Bayu Aji Nugroho / Jurnal Sastra Indonesia 8 (2) (2019)
155
Bayu Aji Nugroho / Jurnal Sastra Indonesia 8 (2) (2019)
156