Anda di halaman 1dari 3

Review Artikel

Nama kelompok: 1. Kaje Fredo Prasetyo (2200025007)


2. Rifal Dianto (2200025015)
3. Naila Salsabila Zamil (2200025029)

Judul Perjuangan Kesetaraan Gender Dalam Karya Sastra Kajian terhadap


Novel Perempuan Berkalung Sorban Dan Gadis Pantai
Penulis Moh. Muzakka
Tahun 2017
Nama Jurnal NUSA
Volume dan Vol. 12, no. 3 pp.30-38 Aug. 2017.
Halaman
Latar Belakang Perjuangan gender dalam menghadapi hegemoni Laki-laki dalam karya
sastra Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El-Khalieqy dan Gadis
Pantai karya Pramoedya Ananta Toer. Artikel ini mengkaji tentang
persoalan gender yang terdapat dalam kedua novel tersebut. Dalam novel
Perempuan Berkalung Sorban dari kacamata perempuanya mencoba
mengangkat dan memperjuangkan kaum perempuan yang sejajar dengan
laki laki dengan cara mempersoalkan pemahaman laki-laki yang
cenderung menundukan perempuan dalam inferioritas.
Teori Yang Teori Sosiologi Agama Cilfford Geerts.
Digunakan
Metode Penelitian Melalui pendekatan sosiologi sastra dengan prespektif kritik sastra
feminis.
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi pustaka yaitu
mengumpulkan data primer dan sekunder tentang perjuangan gender
dalam novel PBS dan GP berdasarkan sumber sumber tertulis yang
berkaitan dengan objek penelitian.
Hasil Disimpulkan bahwa perjuangan perempuan dalam merebut hegemoni
patriarki tidak hanya muncul dalam dunia nyata, tetapi juga tergambar
kuat dalam karya sastra indonesia. Perjuangan tersebut tidak hanya
dilakukan oleh penulis perempuan saja tetapi juga oleh penulis laki-laki
juga. Di samping itu, perjuangan perumpuan itu juga dilakukan oleh santri
putri yang lama tinggal di pesantren yang sangat paham dengan seluk-
beluk pesantren dan agama islam. Hal itu tampak jelas dalam novel PBS
yang ditulis oleh Abidah El Khaliqi. Hal itu berbeda dengan Pramodya
Ananta Toer yang memperjuangkan perempuan melawan kaum patriaki
feodalis santri. Kalau Abidah mempersoalkan penafsiran ayat-ayat
Alquran dan Hadits yang pada umumnya bertolak dari sudut pandang
lelaki, tetapi Pramodya dengan realisme sosialisnya menjustifikasi bahwa
kaum feodalis-religius (priayi santri) makin merendahkan posisi
perempuan.
Kelebihan Dari mengkaji dalam prespektif islam yang relate dengan kehidupan sehari hari
Artikel Ini dalam masyarakat indonesia yang mayoritas muslim dengan sistematika
yang padu.
Kekurangan Dari Hanya mengkaji dalam prespektif agama dan kurang universal.
Artikel Ini

Judul Perjuangan Kesetaraan Gender Dalam Novel Cinta Suci Zahrana Karya
Habiburrahman El-Shirazy Sebagai Model Pendidikan Gender
Penulis Andhika Afifah Nurjannah dan Dwi Sulistyorini
Tahun 2019
Nama Jurnal KREDO Jurnal Ilmiah Bahasa Dan Sastra
Volume dan Vol. 6, No. 1
Halaman
Latar Belakang Novel adalah rangkaian cerita yang memuat konsentrasi kehidupan oleh
penulis melalui unsur pembangun. Salah satu realitas yang disinggung
dalam novel adalah permasalah sosial ketidakadilan gender. Ketidakadilan
gender sebagai masalah sosial masih kurang disadari oleh masyarakat. Hal
tersebut disebabkan oleh konstruksi sosial yang telah terbentuk sejak
lama.
Berdasarkan hal tersebut perlu adanya penelitian terkait fenomena
ketidakadilan gender di dalam novel. Penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bentuk perjuangan kesetaraan gender dan implementasinya
pada model pendidikan gender di dalam novel Cinta Suci Zahrana karya
Habiburrahman El-Shirazy.
Teori Yang Teori Feminisme marxis-sosialis.
Digunakan
Metode Penelitian Melalui pendekatan Feminis. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian
deskriptif kualitatif karena berupa paparan uraian hasil pengamatan.
Melalui teknik pengumpulan studi pustaka, peneliti mengumpulkan
berbagai data primer dan sekunder yang berkaitan dengan objek
penelitian. Analisis data penelitian ini menggunakan tahapan sistematis
mulai dari menyusun data, kodifikasi, menguraikan, memberikan
interpretasi, dan
analisis
Hasil Hasil penelitian ini menunjukan di dalam novel Cinta Suci Zahrana karya
Habiburrahmah El-Shirazy terdapat 4 bentuk perjuangan kesetaraan
gender dan 3 implementasi pada model pendidikan. Perjuangan yang
tergambar di dalamnya adalah (1) menentang marginalisasi, (2) melawan
subordinasi, (3) menghapus stereotip, (4) melawan kekerasan gender. Di
dalam novel
terdapat hal yang dapat diimplementasikan pada model pendidikan
gender, yaitu: (1) keadilan untuk semua gender, (2) pengajaran yang tidak
bias, dan (3) partisipasi aktif bagi semua gender
Kelebihan Dari Disajikan dengan urutan sistematis dan jelas, dan pembahasan yang
Artikel Ini lengkap.
Kekurangan Dari Terlalu panjang jadi sulit untuk dipahami.
Artikel Ini

Anda mungkin juga menyukai