2
(SarjanaPendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Jambi, Indonesia)
Abstrak
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana ketidaklangsungan ekspresi
puisi dalam bukuTuhanMenegur Kita karya Utomo Soconingrat. Adapun
tujuanpenelitian adalah untuk mendiskripsikan ketidaklangsungan ekpresi dalam hal
penggantian arti (displacing of meaning), penyimpangan arti (distorting of meaning),
dan penciptaan arti (creating of meaning). Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metodedeskriptifkualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatanstilistika. Data yang diambilberupa data verbal yang berupa kata-kata, frasa
dan bahasakias dalam bukuTuhanMenegur Kita. Teknikpengumpulan data dilakukan
dengan tekniksimak dan catat. Hasilpenelitian ini mendeskripsikan : (1) penggantian arti
mencakup : personifikasi, simile, dan metafora, (2) penyimpangan arti mencakup :
hiperbola, paradoks dan nonsense, (3) penciptaan arti mencakup : tipografi.
Abstract
The problem examined in this research is how the poetry expression does not occur in the
book God Mending Us by Utomo Soconingrat. The purpose of this research is to describe
2
Pendahuluan
Bahasa puisi berbeda dengan umum dapat menimbulkan
bahasasehari-hari. Bahasa puisi keharuan”.
mengekspresikan sesuatu secara Kepuitisan puisi dibangun
khas. Bahasa puisi singkat, padat dan dengan bahasa sebagai medianya.
kaya makna. Selain itu, menurut Bahasa dipilih dan dipakaipenyair
Siswantoro (2005: 3) “bahasa puisi agar menimbulkan kesanpuitis.
bersifat plastis, namun mampu Riffaterre (dalam Santosa dan
mengakomodasi berbagai Suroso, 2009:69) menyatakan:
dimensimakna di balikapa yang Bahwa puisi adalah sebagai salah
tersurat”. Puisi penuhmakna. Makna satu wujudaktivitasbahasa. Sebagai
dalam puisi dihasilkan oleh salah satu wujudaktivitasbahasa,
ungkapan tidaklangsung yang ditulis puisi berbicaramengenai sesuatu hal
oleh penyair. Ungkapan dengan maksud yang lain. Artinya,
tidaklangsung menimbulkan puisi berbicara secara tidak langsung
efekpuitis lewat diksi, bahasakias, sehingga bahasa yang digunakan pun
rima, tipografi dan enjambement. berbeda dari bahasasehari-hari.
Kepuitisan puisi bergantung dari Larasbahasa puisi tersebut
penyairnya dalam disebabkan oleh penggubahan
mengolahunsurbahasa dan unsur lain (displacing of meaning) makna,
di luaraspek kebahasaan. Pradopo penciptaan (creating) maknabaru,
(dalam Hasanudin,2002:10) dan perusakan (distorsing of
berpendapat “kepuitisan itu adalah meaning) makna kebahasaan sehari-
sesuatu yang dapat hari.
membangkitkanperasaan, Setiap penyair memiliki cirikhas
menarikperhatian, menimbulkan atau gayasendiri-sendiri dalam
tanggapan yang jelas, atau secara menggunakan ungkapan
3
Pada kutipan (2) diksi pada puisi Telaga hijau menangis (HK, Bait 2,
MW seakan-akan menghidupkan Hal 5)
benda mati dan menciptakan efek
yang kuat. Darah dan air mata yang Pada kutipan (4) puisi HK, diksi
merupakan benda mati dibuat hidup telaga hijau menangis memberikan
seolah bisa merebut seperti manusia. gambaran yang jelas kepada
Jika darah dan mata yang merupakan pembaca. Pembaca diajak seolah
benda mati saja dapat merebut, telaga hijau dapat menangis seperti
kenapa manusia tidak mau merebut sifat manusia. Telaga hijau tempat
masa depannya hanya karena menampung air hujan dan seluruh
kemalasan. Penggunaan majas biotanya seolah menahan kepedihan
personifikasi menimbulkan asosiasi yang mendalam lewat tangisannya
yang bermacam terhadap pembaca, itu. Telaga yang mestinya menjadi
tergantung pemahaman si pembaca. tempat berlindung kini tidak
dilindungi manusia. Manusia modern
(3) Mantik memanggil dalam aksara acuh dengan tempat seperti telaga.
– suaranya berat
menggerat, seperti terbebani luka. Pembahasan Ketidaklangsungan
(M, Bait 4, hal 2) Ekspresi Puisi dalam Buku Tuhan
Menegur Kita
Pada kutipan (3) pada puisi M diksi 1. Penggantian Arti
Mantik memanggil dalam aksara
mampu menghidupkan benda mati Puisi - puisi Utomo Soconingrat
seakan memanggil dengan mulut (USN) tidak lepas dari ungkapan
seperti yang biasa dilakukan manusia. tidaklangsung. Salah satu
Memanggil merupakan sifat manusia. ketidaklangsungan ekspresi itu ialah
Mantik dibuat hidup oleh diksi penggantian arti. Penggantian arti
memanggil. Mantik adalah akal yang merupakan penggunaan kata yang
letaknya didalam kepala manusia. menggantikan arti sebenarnya.
Mantik adalah benda matitetapi Menurut Riffaterre (dalam Pradopo.
seolah hidup. Mantik seolah dapat 1987: 212) dalam hal ini
mengeluarkan suara untuk “penggantian arti menggunakan
memanggil sesuatu seperti halnya bahasa kiasan yang berarti tidak
manusia. Panggilan mantik tersebut menurut arti sesungguhnya”. Bahasa
menggambarkan betapa akal dan kiasan itu diantaranya menggunakan
pikiran pun ingin bersuara majas-majas seperti personifikasi,
menyuarakan pendapatnya dalam simile dan metafora.Penggantian arti
bentuk huruf. yang pertama, berupa majas
personifikasi. Majas personifikasi
(1) Memasuki hutan kota menurut Keraf (2010,140) adalah
7