Anda di halaman 1dari 2

IV.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Puisi - puisi Utomo Soconingrat (USN) tidak lepas dari ungkapantidaklangsung. Salah satu
ketidaklangsungan ekspresi itu ialah penggantian arti.Penggantian arti merupakan suatu kata-kata
kiasan yang menggantikan arti yanglain atau bukan menurut arti sebenarnya, misalnya dalam kumpulan
puisi "Tuhan Menegur Kita" karya Utomo Soconingrat ditemukan penggantian arti dalam bentuk majas
personifikasi , simile, dan metafora. Majas personifikasi menurut Keraf (2010,140) adalah “semacam
gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa.
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan 24 majas personifikasi. Majas personifikasi yang ditemukan
berupa diksi merindu, menggigil, mengepung, bernyanyi, bermain, menegur,menyapa, dan setia.

Maja simile menurut Keraf (2010,138) adalah “perbandingan yang bersifat eksplisit. Yang dimaksud
dengan perbandingan yang bersifat eksplisit adalah bahwa ia langsung menyatakan sesuatu sama
dengan hal yang lain”. Peneliti menemukan 20 majas simile. Pembanding yang bersifat eksplisit yang
ditemukan adalah serupa, seperti, bagai, bak, ibarat dan seakan. Diksi sepertilebih banyakdigunakan
sebagai pembanding.

Majas metafora menurut Keraf (2010, 139) adalah “semacam analogi yang membandingkan dua hal
secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat”. Peneliti menemukan 56 majas metafora dari 42
puisi dalam buku Tuhan MenegurKita. Majas metafora yang digunakan penyair adalah ungkapan kicau
keemasan,duka pohon, berbunga bahasa, burung merak, berlaut bahasa, duka laut

Penyimpangan arti adalah penggunaan bahasa yang menyimpang dari artiyang sebenarnya.
Penyimpangan arti yang ditemukan dalam penelitian ini adalahhiperbola, paradoks dan nonsense.
Hiperbola menurut Keraf (2010,135) adalahsemacam gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan
yang berlebihandengan membesar-besarkan sesuatu hal. Dalam penelitian ini ditemukan sebelas majas
hiperbola.

Majas paradoks menurut Keraf (2010, 136) adalah semacam gaya bahasayang mengandung
pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada.Penggunaan majas paradoks ditemukan dalam
tiga puisi. Nonsense menurutPradopo (2005, 128) adalah kata-kata yang secara lingusitik tidak
mempunyai arti.Dalam penelitian ini terdapat satu kata yang berbentuk nonsense yaitu katabatumati
mati batuPenggabungan kata batu dan mati secara linguistik tidakmempunyai arti atau yang disebut
nonsense.

Penciptaan arti merupakan konvensi kepuitisan berupa visual yang secaralinguistik tidak mempunyai
arti, tetapi menimbulkan makna dalam sajak. Dalam buku puisi “Tuhan Menegur Kita” ditemukan
penciptaan arti dalam bentuktipografiseperti bentuk gelas dalam puisi
Botol (Bot, hal. 44). Tipografi semacamini menunjukkan suatu intensifikasi menuju suatu klimaks,
namun juga dapatmemberikan suasana terbentur pada suatu dunia yang terkungkung

Anda mungkin juga menyukai