Anda di halaman 1dari 7

Menganalisis majas metafora dalam lagu religi karya UJE

Kajian teori

Metafora adalah majas yang membandingkan suatu objek dengan objek lainnya. Metafora juga
merupakan majas dalam bahasa Indonesia yang mengungkapkan ungkapan secara tidak langsung
melalui persamaan atau perbandingan. Metafora adalah pemakaian kata-kata yang bukan arti
sebenarnya, melainkan sebagai gambaran yang memiliki persamaan atau sebuah perbandingan
(Astuti, 2019). Metafora merupakan sub keilmuan dari Semantik yang didalamnya menganalisis
kebahasaan tenatng makna yang diungkapkan manusia melalui media tulisan atau kata (Nafsika &
Razan, 2021) Pemakaian metafora dalam lirik lagu sudah tidak diragukan lagi karena dengan
menggunakan metafora, pesan yang disampaikan dalam lagu tidak terlalu mencolok (Astuti, 2019;
Supiarza & Sarbeni, 2021). Metafora bagi pengamat atau peminat sastra adalah perangkat imajinasi
puitis dan daya tarik retorik (Arimi, 2015: 125). Dengan menggunakan bahasakiasan atau bahasa
yang memiliki kesamaan dalam arti, dapat memperindah suatu karya termasuk karya lagu (Supiarza
& Sarbeni, 2021). Lagu bisa dikategorikan sebagai karya seni yang terlahir dari sebuah sastra yang
memiliki makna karena metafora yang merupakan bagian dari keilmuan sematika yang mengulas
terntang makna dan tanda melalui irama dan nada (Nafsika & Huda, 2021).

Penyanyi sekaligus pencipta lagu yang memiliki nama asli Jefri Al-Bukhori kelahiran 1973 dan wafat
pada tahun 2013 ini mengungkapkan perasaan, gagasan, dan idenya melalui karya-karyanya.
Pencipta lagu bidadari surga(2011), manusia gila(2011), sholawat cinta(2013), pasrah diri(2011), dan
sepohon kayu(2005) ini merupakan pribadi yang sederhana, supel, dan santun.

Lagu yang kerap kali didengar saat Ramadan yakni lagu yang dipopulerkan oleh Almarhum Ustaz Jefri
Al Buchori yang berjudul Bidadari Surga. Ini lirik lagu Bidadari Surga. Lagu ini memiliki makna
tentang seorang istri yang menjadi teman hidup dan menjaga suami nya dari syahwat. Lagu Bidadari
Surga dirilis pada tahun 2011 silam. Selain itu, lagu Bidadari Surga juga memiliki makna jika memilih
pasangan tidak hanya berdasarkan harta atau fisik semata, melainkan dilihat dari hati atau
kebaikannya yang tercermin dari sebuah kesetiaan. Dalam lagu Bidadari Surga juga menggambarkan
keadaan rumah tangga sebagai sepasang suami istri seharusnya bisa menjadi tempat keluh kesah
dan kegembiraan. Bukan menjadi pasangan yang kurang dalam komunikasi. Pada lagu ini, bidadari
yang digambarkan adalah istri yang salihah. Istri yang bisa menjadi bidadari baik di dunia dan akhirat.

Lagu berjudul "Manusia Gila" merupakan salah satu lagu religi yang dinyanyikan sekaligus diciptakan
oleh pendakwah karismatik yang digemari setiap kalangan pada masanya, yaitu ustaz Jefri Al
Buchori. Meski tidak sepopuler lagunya yang lain, lirik dari lagu Manusia Gila ini tak hanya sekadar
bisa dinyanyikan, tetapi juga menjadi bahan renungan pendengarnya. Lewat liriknya yang
menyinggung kuasa dan nikmat Allah SWT, Jefri Al Buchori atau akrab disapa Uje mengingatkan
pendengarnya untuk senantiasa tidak merasa tinggi atas nikmat yang Allah berikan.
Alasannya, karena manusia gila adalah manusia yang tidak memiliki akal.

Lagu sholawat cinta serta pasrah diri merupakan lagu yang memberikan pesan yang sangat
menyentuh dan berisikan sebuah renungan yang diberiakan kepada pendengar.

Lagu Sepohon Kayu masuk dalam karya Ustadz Jefri di album religi pertamanya yang berjudul "Lahir
Kembali," dan berdampingan dengan beberapa lagu populer lainnya seperti I'tiraf, Allah Maha, Ya
Robbana (feat. Opick), Azab Illahi, Ya Rasulullah, Iqra, Kiamat, Istighfar, dan Selamat Hari Lebaran.
Saat momen Ramadan, lagu ini biasanya kembali populer, hal tersebut dikarenakan lagu Sepohon
Kayu mengandung berbagai pesan tersirat bagi pendengarnya.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian metafora yang lain terletak pada objek yang dikaji serta
metafora yang digunakan. Lagu bidadari surga(2011), manusia gila(2011), sholawat cinta(2013),
pasrah diri(2011), dan sepohon kayu(2005) ini dikaji karena lagu tersebut belum pernah diteliti
sebelumnya. hasil dari penelitian ini nantinya mampu memperkaya literatur perihal pengkajian
metafora dalam lagu serta dapat pula menjadi referensi penelitian yang sejenis di masa mendatang.

Penganalisis metafora membagi metafora menurut perspektif mereka. Salah satunya adalah Stephen
Ullman yang membagi metafora menjadi empat jenis metafora. Pertama, metafora antropomorfik
yang berarti memindahkan atau mengklaim bagian tubuh manusia, nafsu manusia dan nilai-nilai
kemanusiaan kepada benda mati. Pernyataan ini berarti bahwa metafora antropomorfik
membandingkan kedua benda mati dengan bagian tubuh manusia. Misalnya: mulut sungai, kalimat
ini membandingkan sungai dengan mulut(bagian dari tubuh manusia). Kedua, metafora hewan yang
berarti menggunakan binatang atau bagian tubuh binatang atau sesuatu yang berkaitan dengan
binatang untuk pencitraan sesuatu yang lain. Pada umumnya didasarkan atas kemiripan bentuk yang
cukup jelas sehingga kurang menghasilkan daya ekspresivitas yang kuat, metafora hewan ini
mengambil karakteristik hewan untuk mendeskripsikan karakteristik manusia. Metafora ini memiliki
dua arah utama: pertama, mentransfer gambar hewan yang diterapkan pada tanaman atau obyek
hidup, misalnya: jenggot kambing. Kedua, gambar hewan ditransfer ke lingkungan manusia dimana
sering digunakan untuk hal-hal yang lucu, ironis, Ulman dalam dll (Glucksberg McGlone, Matthew S.,,
2001; Kroeger , 2019). Metafora yang ketiga yaitu metafora konkret ke abstrak yang berarti
menggambarkan sesuatu yang samar yang diperlakukan seperti sesuatu yang bernyawa sehingga
dapat berbuat secara konkret, salah satu kecenderungan dasar dalam metafora adalah
menerjemahkan pengalaman yang abstrak menjadi konkret. Dalam banyak kasus, transfer tersebut
masih transparan, tetapi dalam hal lain beberapa etimologis menyelidik akan diperlukan untuk
merebut kembali citra konkret yang mendasari kata abstrak. Dari pernyataan di atas, jelaslah bahwa
dari hal yang nyata ke metafora abstrak adalah untuk membandingkan atau untuk menerjemahkan
hal yang nyata ke hal yang abstrak atau pengalaman abstrak ke konkret. sebagai contoh: “Cinta sejati
adalah api yang tahan lama”, dalam hal ini “cinta sejati” (hal abstrak) membandingkan dengan “api
tahan lama” (hal yang konkret). kemudian yang terakhir adalah metafora sinestesis yang berarti
pemindahan atau pengalihan dari pengalaman satu ke pengalaman yang lain, atau dari tanggapan
satu ke tanggapan yang lain. Sebagai contoh: suaranya dingin sekali atau suaranya manis sekali.
Contoh tersebut berarti bahwa ada beberapa jenis kesamaan baik dingin atau manis sama-sama
mengacu kepada kualitas suara.

Hasil dan pembahasan

Dari hasil analisis penelitian ini adalah kata-kata atau lirik yang mengandung metafora, berikut
adalah keseluruhan lirik lagu bidadari surga(2011), manusia gila(2011), sholawat cinta(2013), pasrah
diri(2011), dan sepohon kayu(2005)

Lirik Lagu “Bidadari Surga”

Dalam lirik lagu Bidadari Surga ini memiliki beberapa penggalan lirik yang mengandung metafora.
Penggunaan metafora pada lirik lagu yang ditulis oleh penulis bertujuan agar pesan yang
disampaikan dalam lagu tersebut tidak tersampaikan secara langsung.

Setiap manusia punya rasa cinta


Yang mesti dijaga kesuciannya
Namun ada kala insan tak berdaya
Saat dusta mampir bertakhta
Kuinginkan dia yang punya setia
Dan mampu menjaga kemurniaannya
Saat ku tak ada ku jauh darinya
Amanah pun jadi penjaganya
Hatimu tempat berlindungku
Dari kejahatan syahwatku
Tuhanku merestui itu
Dijadikan engkau istriku
Engkaulah bidadari surgaku
Tiada yang memahami s'gala kekuranganku
Kecuali kamu, bidadariku
Maafkanlah aku dengan kebodohanku
Yang tak bisa membimbing dirimu
Hatimu tempat berlindungku
Dari kejahatan syahwatku
Tuhanku merestui itu
Dijadikan engkau istriku
Hatimu tempat berlindungku
Dari kejahatan syahwatku
Tuhanku merestui itu
Dijadikan engkau istriku
Engkaulah bidadari surgaku
Dalam lirik laguBidadari Surga ini memiliki beberapa penggalan lirik yang mengandung metafora.
Penggunaan metafora pada lirik lagu yang ditulis oleh penulis bertujuan agar pesan yang
disampaikan dalam lagu tersebut tidak tersampaikan secara langsung.
(1) Setiap manusia punuh rasa cinta, Yang mesti dijaga kesuciannya (1) Metafora Abstrak ke
Konkret.
Dalam data (1) karena kata cinta merupakan bentuk yang tidak ada wujud konkretnya. Maksud
kalimat tersebut adalah menjaga perilaku baik dari segala hal yang dapat menimbulkan sikap yang
kurang baik.
(2) Namun ada daya insan tak berdaya (2) Metafora Abstrak ke Konkret.
karena kata insan tidak ada wujud konkretnya. Maksud dari kalimat tersebut merupakan kekurangan
yang dimiliki manusia.
(3) Saat dusta mampir bertakhta (3) Metafora Antropomorfik.
Karena kata dusta yang diibaratkan mampir seolah-olah seperti benda hidup. Maksud dari kalimat
tersebut adalah mempunyai sikap berbohong.
(4) Amanah pun jadi penjaganya (4) Metafora Antropomorfik.
kata amanah ibarat sebuah benda hidup yang dapat menjaga sesuatu, namun dalam kata tersebut
bermakna bahwa seseorang yang jujur dan dapat dipercaya merupakan orang yang memiliki sikap
baik.
(5) Hatimu tempat berlindungku (5) Metafora Abstrak ke Konkret.
kata syahwat merupakan sebuah objek yang tidak ada wujud konkretnya. Makna dari lirik tersebut
merupakan sikap untuk menghindari perbuatan zina.
(6) Kejahatan syahwatku (6) Metafora Abstrak ke Konkret.
kata syahwat merupakan sebuah objek yang tidak ada wujud konkretnya. Makna dari lirik tersebut
merupakan sikap untuk menghindari perbuatan zina.
(7) Engkau bidadari surgaku (7) Metafora Abstrak ke Konkret.
kata bidadari surga merupakan sebuah objek yang tidak ada wujud konkretnya. Makna lirik tersebut
merupakan sosok istri yang akan membawanya menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Lirik Lagu “Sepohon Kayu”

Dalam lirik lagu Sepohon Kayu ini memiliki beberapa penggalan lirik yang mengandung metafora.
Penggunaan metafora pada lirik lagu yang ditulis oleh penulis bertujuan agar pesan yang
disampaikan dalam lagu tersebut tidak tersampaikan secara langsung.

Sepohon kayu daunnya rimbun


Lebat bunganya serta buahnya
Walaupun hidup Seribu tahun
Bila tak sembahyang apa gunanya?
Walaupun hidup Seribu tahun
Bila tak sembahyang apa gunanya?
Kami bekerja sehari-hari
Untuk belanja rumah sendiri
Walaupun hidup Seribu tahun
Bila tak sembahyang apa gunanya?
Walaupun hidup Seribu tahun
Bila tak sembahyang apa gunanya?
Kami sembahyang fardhu sembahyang
Sunah pun ada bukan sembarang
Supaya Allah menjadi sayang
Kami bekerja hatilah riang
Supaya Allah menjadi sayang
Kami bekerja hatilah riang
Kami sembahyang Limalah waktu
Siang dan malam sudahlah tentu
Hidup dikubur yatim piatu
Tinggallah seorang dipukul dipalu
Hidup dikubur yatim piatu
Tinggallah seorang dipukul dipalu
Dipukul dipalu sehari-hari
Barulah ia sedarkan diri
Hidup didunia tiada berarti
Akhirat di sana sangatlah rugi
Hidup didunia tiada berarti
Akhirat di sana sangatlah rugi
Dalam lirik lagu Hati-Hati di Jalan Karya Tulus ini memiliki beberapa penggalan lirik yang
mengandung metafora. Penggunaan metafora pada lirik lagu yang ditulis oleh penulis bertujuan agar
pesan yang disampaikan dalam lagu tersebut tidak tersampaikan secara langsung.
Tabel 1
No Data Metafora

Berdasarkan tabel data di atas, didapati bahwa data ke-1 yaitu ……. Setelah mendapatkan kelompok
metafora yang sesuai jenisnya, maka akan dilakukan pengkajian lebih lanjut terhadap makna dari
penggalan-penggalan lirikHati-Hati di Jalan tersebut, yaitu sebagai berikut.
Tabel 2.

No Data Makna

Simpulan

Lagu manusia gila

Allah Allah
Allah Allah
Allah Allah

Bumi tempat berpijak


Langit tempat berteduh
Siapa yang menciptakan
Allah Allahu Akbar

Allah, Allahuakbar
Subhanallah Walhamdulillah
Walailahaillallah Wallahu Akbar
Subhanallah Walhamdulillah
Walailahaillallah Wallahu Akbar

Gunung menjulang tinggi


Laut tiada bertepi
Maka nikmat yang mana
Akan engkau dustakan

Subhanallah Walhamdulillah
Walailahaillallah Wallahu Akbar
Subhanallah Walhamdulillah
Walailahaillallah Wallahu Akbar
Tak sepantasnya manusia berdusta
Atas nikmat yang telah dititipkan-Nya
Jangan kau angkuh dan menjadi sombong
Tanpa akal kau hanya manusia gila

Yaa Allah Yaa Karim Yaa Allahu Akbar


Yaa Allah Yaa Karim Yaa Allahu Akbar
Yaa Allah Yaa Karim Yaa Allahu Akbar
Yaa Allah Yaa Karim Yaa Allahu Akbar
Yaa Allah Yaa Karim Yaa Allahu Akbar
Yaa Allah Yaa Karim Yaa Allahu Akbar
Yaa Allah Yaa Karim Yaa Allahu Akbar
Yaa Allah Yaa Karim Yaa Allahu Akbar

Subhanallah Walhamdulillah
Walailahaillallah Wallahu Akbar
Subhanallah Walhamdulillah
Walailahaillallah Wallahu Akbar

Gunung menjulang tinggi


Laut tiada bertepi
Maka nikmat yang mana
Akan engkau dustakan
Lirik lagu pasrah diri
Lebih baik kau bunuh aku dengan pedangmu
Asal jangan kau bunuh aku dengan cintamu
Lebih baik aku mati di tanganmu
Daripada aku mati bunuh diri
Lebih baik aku mati di tanganmu
Daripada aku mati bunuh diri
Lebih baik kau bunuh aku dengan pedangmu
Asal jangan kau bunuh aku dengan cintamu
Ku tak menyesali kalau diri ini
Engkau jadikan diriku cinta kedua darimu
Biarlah aku terima
Ku tak menyesali kalau diri ini
Engkau jadikan diriku cinta kedua darimu
Biarlah aku terima

Anda mungkin juga menyukai