Anda di halaman 1dari 6

Wicara, Vol. 1, No.

1, April 2022

Interpretasi Lirik Lagu “Pilu Membiru”, “Rehat”, “Sulung”, dan “Saudade” Karya
Kunto Aji dalam Album Mantra-Mantra: Sebuah Kajian
Semiotika Riffaterre

Intan Tri Retnowati1, Moh. Muzakka2, Laura Andri RM3


1,2,3
Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro
Pos-el: intantriretnow@gmail.com; muzakkamoh@yahoo.co.id;
lauraandri@lecturer.undip.ac.id

Abstract
The purposes of this study are to describe heuristic and hermeneutic reading, matrices and model,
hypogram, and indirect expression of the lyrics of the songs “Pilu Membiru”, “Rehat”,
“Sulung”, dan “Saudade” by Kunto Aji in the Mantra-Mantra albums. This study uses
descriptive method. The data was collected using listening and note-taking technique. The result
of this study show that (1) the heuristic and hermeneutic reading, (2) matrices and model, (3)
hypogram actual and potential, and (4) indirect expression of the lyrics of the songs “Pilu
Membiru”, “Rehat”, “Sulung”, dan “Saudade” by Kunto Aji in the Mantra-Mantra albums
using Riffaterre’s semiotic theory.
Keywords: song lyrics, Riffaterre semiotic, Mantra-Mantra, Kunto Aji, hypogram

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembacaan heuristik dan hermeneutik, matriks
dan model, hipogram, dan ketidaklangsungan ekspresi dari lirik lagu “Pilu Membiru”, “Rehat”,
“Sulung”, dan “Saudade” karya Kunto Aji dalam album Mantra-Mantra. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik
menyimak dan mencatat. Hasil penelitian menunjukkan (1) pembacaan heuristik dan
hermeneutik, (2) matriks dan model, (3) hipogram aktual dan potensial, dan (4)
ketidaklangsungan ekspresi dari lirik lagu “Pilu Membiru”, “Rehat”, “Sulung”, dan “Saudade”
karya Kunto Aji dalam album Mantra-Mantra yang menggunakan teori semiotika Riffaterre.
Kata kunci: lirik lagu, semiotika Riffaterre, Mantra-Mantra, Kunto Aji, hipogram

Pendahuluan musikalisasi puisi, yakni usaha untuk


Karya sastra sangat beragam bentuknya mengubah puisi menjadi musik. Aktivitas
antara lain novel, cerpen, puisi, dan drama. seperti itu sudah lama terjadi dimana-
Karya sastra yang perkembangannya mana, baik yang menyangkut lagu populer
sangat pesat yaitu puisi. Puisi merupakan maupun klasik. Pada lagu, termasuk seni
suatu media dalam sastra yang cukup music, nada-nadanya bisa saja dimainkan
ringkas. Sebab adanya pemadatan isi dan secara instrumental tanpa menyertakan
pengungkapan makna yang diberikan liriknya. Sementara itu, lirik tersebut tetap
secara tersirat dengan penggunaan kata- saja berupa puisi jika dipisahkan dari
kata kias dan penuh imajinatif. Puisi dapat lagunya.
diwujudkan dalam lirik lagu karena Ketertarikan peneliti memilih lagu
memiliki ciri-ciri yang mirip, selain itu di album Mantra-Mantra karena album ini
puisi juga dapat dilagukan. Damono bertemakan tentang kesehatan mental yang
(2005:106-7) menyatakan bahwa karya jarang sekali ditemukan. Album ini juga
sastra juga dapat digubah menjadi dinobatkan sebagai album terbaik pada
nyanyian dan lukisan, atau sebaliknya. Di ajang Anugerah Musik Indonesia 2019.
Indonesia, kita kenal dengan istilah Dari total Sembilan lagu yang ada di album

9
Wicara, Vol. 1, No. 1, April 2022

Mantra-Mantra, peneliti hanya akan mencatat tanda-tanda yang ada dalam empat
membahas empat lagu di album ini yaitu lirik lagu tersebut, dari data-data yang sudah
“Pilu Membiru”, “Rehat”, “Sulung”, dan terkumpul kemudian dilanjutkan dengan
“Saudade”. Peneliti memilih empat lagu ini analisis data dimulai dari memilah data dan
karena kata-kata yang digunakan banyak mengkategorikannya. Setelah itu, data
menggunakan kata kias, selain itu keempat tersebut ditelaah lebih lanjut menggunakan
lagu milik Kunto Aji ini memiliki fungsi teori semiotika Riffaterre.
yang spesifik karena dapat menjadi
penenang untuk para pendengarnya. Lagu Hasil dan Pembahasan
secara estetis hanya menjadi sesuatu yang Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik
dinikmati, korelasi antar lirik dengan Hasil pembacaan heuristik dan hermeneutik
pendengarnya, hanya memori, kenangan, pada lirik lagu “Pilu Membiru”
cinta, putus cinta, dan sebagainya, tetapi menunjukkan perasaan seseorang yang
untuk menjadi suatu fungsi sebagai belum hilang. Lagu ini membantu para
penenang, fungsi terapi, apapun bentuknya pendengarnya mengenai bagaimana cara
keempat lagu milik Kunto Aji ini bisa mereka untuk menanggapi kenangan-
menjadi fungsi spesifik tersebut. kenangan tentang seseorang hingga bisa
Teori yang digunakan dalam menerima kejadian apapun yang sudah
penelitian ini yaitu semiotika Riffaterre. terjadi sebagai bagian dari masa lalu. Hasil
Riffaterre (1978) mengemukakan empat pembacaan heuristik dan hermeneutik lirik
hal yang pokok untuk memproduksi makna lagu “Rehat” mengisyaratkan bahwa apapun
atau konkretisasi puisi, yaitu (1) hasil yang didapatkan ketika kita sudah
pembacaan heuristik dan hermeneutik, (2) berusaha semaksimal mungkin, pasrahkan
matriks dan model, (3) hipogram, dalam saja hasilnya kepada Tuhan dan biarkan
hipogram dibagi lagi menjadi dua, yaitu waktu yang akan menjawabnya. Lirik lagu
hipogram aktual dan hipogram potensial, ini menggambarkan tentang pikiran-pikiran
dan (4) ketidaklangsungan ekspresi. buruk yang belum tentu akan terjadi. Lagu
Menurut Riffaterre puisi itu merupakan ini merupakan bentuk sindiran halus dan
ketidaklangsungan ekspresi penyairnya. teguran untuk para pendengarnya yang terus
Hal itu terjadi karena puisi diproduksi mengejar impiannya hingga lupa bahwa
dengan pergantian arti (displacing of mereka juga perlu beristirahat ketika sedang
meaning), penyimpangan arti (distorting of merasa lelah.
meaning), dan penciptaan arti (creating of Hasil pembacaan heuristik dan
meaning). hermeneutik pada lirik lagu “Sulung”
menggambarkan untuk selalu mencintai diri
Metode Penelitian sendiri. Lagu ini memiliki makna serta pesan
Penelitian ini merupakan penelitian yang mendalam bagi para penikmatnya dan
kualitatif dengan metode deskriptif. mengisyaratkan agar kita bisa mencintai diri
Sumber data pada penelitian ini berasal sendiri dan mengikhlaskan sesuatu yang
dari sumber data primer, yaitu empat lirik bukan milik kita. Hasil pembacaan heuristik
lagu Kunto Aji dalam album Mantra- dan hermeneutik lirik lagu “Saudade”
Mantra dan sumber data sekunder dalam menggambarkan tentang harapan dan doa
penelitian ini adalah jurnal, skripsi, serta orang tua kepada anaknya agar tumbuh besar
buku-buku yang berkaitan dengan dan menjadi manfaat untuk orang-orang
semiotik. Pengumpulan data dalam disekelilingnya.
penelitian ini menggunakan teknik
menyimak dan mencatat. Teknik Matriks dan Model
menyimak dilakukan untuk mendengarkan Matriks yang ditemukan pada lirik lagu “Pilu
empat lagu karya Kunto Aji album Membiru” adalah perasaan kehilangan
Mantra-Mantra. Teknik mencatat yaitu seseorang yang sangat dicintai, sedangkan
model pada lirik lagu ini adalah kalimat

10
Wicara, Vol. 1, No. 1, April 2022

/masih banyak yang belum sempat/aku Pada lirik lagu “Sulung”, hipogram
katakan padamu/ yang mendeskripsikan aktual yang terkait dengan lirik lagu
tentang seseorang yang tidak bisa tersebut adalah dzikir. Sama halnya seperti
menyampaikan banyak hal kepada sesosok dzikir, dalam lirik lagu ini kalimat
yang ia cintai. Pada lirik lagu “Rehat” pertamanya hanya diulang-ulang hingga
ditemukan matriks berupa perasaan takut akhir lagu selesai. dan hipogram
akan hal yang belum tentu akan terjadi, dan potensialnya yaitu ketika sesuatu hal tidak
model yang ditemukan adalah kalimat /yang terjadi sesuai dengan apa yang kita
kau takutkan takkan terjadi/ mengartikan inginkan, kita harus bisa menerimanya
bahwa segala sesuatu yang kita takutkan itu dengan lapang dada dan mengikhlaskan
belum tentu akan terjadi. apapun yang sudah terjadi. Hipogram
aktual yang terkait dengan lirik lagu
Matriks yang ditemukan dalam lirik “Saudade” adalah kutipan dari Aa Gym
lagu “Sulung” adalah bahwa ada hal-hal yang berbunyi “kemampuan orang tua
yang layak untuk dikejar, namun ada juga mendidik anak ada batasnya. Sedangkan
hal-hal yang harus kita tinggalkan, pintu pertolongan Allah tiada terbatas.
sedangkan modelnya adalah /cukupkanlah Maka, iringi proses mendidik anak dengan
ikatanmu/ yang menjelaskan bahwa kita doa”, sedangkan hipogram potensialnya
harus ikhlas dan merelakan apapun yang yaitu pesan orang tua kepada anaknya
tidak sesuai dengan keinginan kita. Matriks untuk menjadi manfaat bagi sekitarnya.
yang ditemukan dalam lirik lagu “Saudade”
adalah pesan orang tua kepada anaknya yang Ketidaklangsungan Ekspresi
akan tumbuh dan menjalani kehidupannya Pergantian Arti
sendiri dan model yang ditemukan yaitu Pergantian arti pada lirik lagu “Pilu
kalimat pada lirik /serap-serap yang baik Membiru” berupa metafora. Lirik /tak ada
untukmu apapun yang kau hadapi/ yang seindah matamu hanya rembulan/
mendeskripsikan bahwa akan ada pelajaran kalimat tersebut mendeskripsikan
hidup yang kita dapatkan dari setiap perbandingan antara „seindah matamu‟ yang
kehidupan yang kita jalani. membandingkan „hanya rembulan‟. Kata
„rembulan‟ ditujukan sebagai perantara
Hipogram Aktual dan Potensial
benda yang lain yakni „matamu‟. Maka, lirik
Hipogram aktual dalam lirik lagu “Pilu
lagu di atas mendeskripsikan betapa
Membiru” adalah kutipan dari Ali bin Abi
istimewanya sosok yang tak tergantikan di
Thalib yang berbunyi “ketika kamu ikhlas
dalam sebuah lirik tersebut. Lalu ada alegori
menerima semua kekecewaan dalam hidup,
/Masih banyak yang belum sempat aku
maka Allah akan membayar tuntas
katakan padamu/ mendeskripsikan bahwa
kekecewaanmu dengan beribu-ribu
tokoh „aku‟ memiliki banyak cerita yang
kebaikan”, dan hipogram potensialnya
ingin ia sampaikan kepada sosok tersebut,
adalah pada setiap pertemuan pasti ada
tetapi tidak bisa ia ungkapkan. Makna
perpisahan. Hipogram aktual di lirik lagu
keseluruhan dari lirik lagu “Pilu Membiru”
“Rehat” adalah salah satu kutipan dari Tere
yaitu kita harus menerima apapun yang
Liye yaitu “rencana Tuhan itu jauh lebih
sudah terjadi sebagai bagian dari masa lalu
besar dibanding rencana manusia. Jika kita
dan jangan larut dalam kesedihan saat
tidak mengerti, marah, tidak terima dengan
ditinggalkan oleh seseorang yang berarti.
situasi yang kita hadapi, boleh jadi karena
Pergantian arti pada lirik lagu
kita tidak tahu, bahwa Tuhan menyimpan
“Rehat” berupa metafora. Kata /serat-serat/
rencana yang lebih indah bagi kita”.,
diibaratkan sebagai usaha membentuk
sementara hipogram potensialnya adalah
/harapan/ yang tidak pernah berhenti
perasaan takut akan hal yang belum tentu
menggema dalam ruang-ruang di hati.
terjadi.
Kemudian pada lirik lagu ini terdapat
penyimpangan arti berupa alegori. Lirik
11
Wicara, Vol. 1, No. 1, April 2022

/Yang dicari hilang/yang dikejar lari/ yang mungkin dan biarkanlah semesta yang
ditunggu/ yang diharap/ menggambarkan bekerja untuk memberikan hasilnya nanti.
sebuah keputusasaan seseorang terhadap Penyimpangan arti pada lirik lagu
masalah yang sedang dihadapinya. “Sulung” berupa kontradiksi yang
/Biarkanlah semesta bekerja untukmu/ memberikan sindiran kepada pendengarnya
menunjukkan sebuah waktu. Jika diartikan bahwa kita sebagai manusia harus
secara keseluruhan makna lirik pada bait mengikhlaskan apapun yang tidak sesuai
diatas mendeskripsikan tentang keputusasaan dengan realita, harapan, dan kita dapat
seseorang terhadap masalah yang dihadapi menghargai dan mencintai diri kita sendiri.
hingga akhirnya ia ikhlas menerima dan Hal yang paling utama dalam menjalani
pasrahkan semua hasilnya kepada waktu hidup adalah ikhlas. Ketika kita ikhlas, kita
atau tuhan yang memberikan jalannya. dapat menjalani kehidupan dengan baik
Pada lirik lagu Kunto Aji “Sulung” tanpa perlu ada beban yang kita pikirkan.
tidak ditemukan pergantian arti karena Selain itu, kita juga harus menerima dan
bahasa yang digunakan mudah dipahami. menyayangi diri sendiri.
Kata-kata dalam lirik lagu ini sering Lirik lagu “Saudade” ditemukan
terdengar di kehidupan sehari-hari, maka penyimpangan arti berupa nonsense yang
ketika kita mendengar lagu ini dipastikan ditemukan dalam judul lagu itu sendiri
bahwa pendengarnya dapat dengan mudah yaitu “Saudade”. Nonsense adalah kata-
untuk memaknai lagu tersebut. kata yang tidak mempunyai arti secara
Pergantian arti pada lirik lagu linguistik karena tidak terdapat dalam
“Saudade” berupa metafora. Lirik /dikatakan kosakata. “Saudade” dalam terjemahan
oleh angin/ dan /yang menghasilkan bahasa Indonesia atau bahasa inggris tidak
gelombang/ kalimat tersebut memiliki makna. Makna keseluruhan pada
mendeskripsikan perbandingan antara lagu “Saudade” ini adalah sebuah pesan
„angin‟ yang membandingkan „gelombang‟. dari orang tua kepada anaknya agar
Kata „gelombang‟ ditujukan sebagai tumbuh besar dan menjadi manfaat untuk
perantara benda yang lain yakni „angin‟. orang-orang di sekitarnya.
Maka lirik tersebut mengibaratkan sebuah
Penciptaan Arti
suara rintihan hati orang tua kepada anaknya. Penciptaan arti pada lirik lagu “Pilu
Selanjutnya terdapat pergantian arti berupa Membiru” berupa enjambement yang
alegori. Lirik /perjalanan takdir dan ditemukan pada hubungan antara bait ke-2
kenangan/berselimut doa/ mendeskripsikan baris ke-1 /Tak ada yang seindah matamu/
kehidupan seseorang yang merasakan artinya dan bait ke-2 baris ke-2 /Hanya rembulan/,
sebuah kehilangan, sehingga seseorang baris ke-2 dan ke-3 kemudian membentuk
tersebut hanya bisa memanjatkan doa tanpa satu kalimat. Kalimat tersebut memberikan
ada pertemuan di antaranya. penegasan bahwa keindahan matanya tidak
Penyimpangan Arti ada yang lebih indah melebihi keindahan
Pada lirik lagu “Pilu Membiru” tidak sang rembulan. Selanjutnya, ada rima yang
ditemukan penyimpangan arti. Pada lirik terdiri dari lima bait dengan jumlah baris
lagu “Rehat” penyimpangan arti berupa yang berbeda-beda. Bait pertama terdiri
kontradiksi yang memberikan sindiran dari 4 baris, bait kedua terdiri dari 4 baris,
kepada pendengarnya. Bentuk sindiran bait ketiga terdiri dari 7 baris, bait keempat
disini maksudnya adalah bahwa ketika terdiri dari 4 baris, bait kelima terdiri dari
keinginan yang kita impikan tidak dapat 12 baris, dan bait keenam terdiri dari 7
digapai, istirahatlah sejenak untuk baris. Jenis rima yang terdapat pada lirik
menenangkan diri, jangan terus berambisi lagu “Pilu Membiru” ada dua jenis yaitu,
untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. rima patah di bait kesatu, rima silang di
Lakukanlah sesuatu hal dengan sebaik bait ketiga dan kelima.

12
Wicara, Vol. 1, No. 1, April 2022

Penciptaan arti pada lirik lagu kutipan dari Ali bin Abi Thalib, hipogram
“Rehat” hanya disebabkan oleh rima. Lirik potensialnya adalah di setiap pertemuan
lagu “Rehat” terdiri dari lima bait dengan pasti ada perpisahan.
jumlah baris yang berbeda-beda. Bait Kedua, pembacaan heuristik dan
pertama terdiri dari 5 baris, bait kedua hermeneutik lirik “Rehat” menggambarkan
terdiri dari 4 baris, bait ketiga terdiri dari 6 sesorang yang terus berambisi mengejar
baris, bait keempat terdiri dari 4 baris, dan impian; Dalam lirik lagu “Rehat”
bait kelima terdiri dari 2 baris. Terdapat ditemukan matriks berupa perasaan takut
satu jenis rima pada lirik lagu “Rehat” akan hal yang belum tentu akan terjadi,
yaitu rima patah. model yang ditemukan adalah kalimat
Pada lirik lagu “Sulung” terdapat /yang kau takutkan takkan terjadi/; Di lirik
penciptaan arti berupa enjambement yang lagu “Rehat” hipogram aktualnya adalah
dapat ditemukan pada hubungan antara kutipan dari Tere Liye, hipogram
baris ke-1 /Cukupkanlah/, baris ke-2 potensialnya adalah perasaan takut akan
/Ikatanmu/, baris 3 /Relakanlah yang tak hal yang belum tentu terjadi.
seharusnya untukmu/. Baris ke-1, ke-2, dan Ketiga, pembacaan heuristik dan
ke-3 kemudian membentuk satu kalimat. hermeneutik lirik “Sulung”
Kalimat tersebut memberikan penegasan mengisyaratkan untuk selalu mencintai diri
kepada pendengarnya untuk ikhlas dan rela sendiri; Pada lirik lagu “Sulung” matriks
melepaskan apapun hal yang bukan yang ditemukan adalah bahwa ada hal-hal
untukmu. Kemudian ada rima yang terdiri yang layak untuk dikejar, tetapi ada juga
dari dua bait dengan jumlah baris yang hal-hal yang harus kita tinggalkan,
berbeda. Bait pertama terdiri dari 18 baris modelnya adalah /cukupkanlah ikatanmu/;
dan bait kedua terdiri dari 2 baris. Jenis Hipogram aktual “Sulung” adalah dzikir,
rima yang terdapat pada lirik lagu hipogram potensialnya keikhlasan.
“Sulung” yaitu rima patah. Keempat, pembacaan heuristik dan
Pada lirik lagu “Saudade” terdapat hermeneutik lirik “Saudade” yang
penciptaan arti berupa rima. Lirik lagu ini mengungkapkan kekhawatiran orang tua
terdiri dari lima bait yaitu, bait pertama terhadap kehidupan anaknya ketika
terdiri dari 4 baris, bait kedua terdiri dari 4 dewasa; Dalam lirik “Saudade” ditemukan
baris, bait ketiga terdiri dari 3 baris, bait matriks berupa pesan orang tua kepada
keempat terdiri dari 4 baris, dan bait anaknya yang akan tumbuh dan menjalani
kelima terdiri dari 5 baris. Jenis rima pada kehidupannya sendiri, model yang
lirik lagu “Saudade” yaitu rima patah. ditemukan yaitu kalimat pada lirik /serap-
serap yang baik untukmu apapun yang kau
SIMPULAN hadapi/; Hipogram aktual lirik lagu
Berdasarkan hasil penelitian lirik lagu “Saudade” adalah kutipan dari Aa Gym,
“Pilu Membiru”, “Rehat”, “Sulung”, dan hipogram potensialnya yaitu pesan orang
“Saudade” karya Kunto Aji dalam album tua kepada anaknya.
Mantra-Mantra dengan analisis semiotika Kelima, ketidaklangsungan
Riffaterre dapat disimpulkan sebagai ekspresi meliputi: (a) pergantian arti lirik
berikut. Pertama, pembacaan heuristik dan “Pilu Membiru”, “Rehat”, dan “Saudade”
hermeneutik lirik “Pilu Membiru” ditunjukkan melalui penggunaan gaya
menggambarkan tentang seseorang yang bahasa berupa metafora dan alegori,
ditinggalkan oleh sosok paling berarti di sementara “Sulung” tidak ditemukan
hidupnya; Matriks lirik “Pilu Membiru” pergantian arti; (b) penyimpangan arti pada
adalah perasaan kehilangan seseorang yang lirik “Pilu Membiru” tidak ditemukan, di
sangat dicintai, model dalam lirik lagu ini lirik “Rehat” dan “Sulung” ditemukan
adalah kalimat /masih banyak yang belum penyimpangan arti berupa kontradiksi,
sempat/aku katakan padamu/; Hipogram sedangkan dalam lirik “Saudade”
aktual lirik lagu “Pilu Membiru” adalah
13
Wicara, Vol. 1, No. 1, April 2022

ditemukan penyimpangan arti berupa


nonsense; (c) penciptaan arti pada lirik
lagu “Pilu Membiru” dan “Sulung”
disebabkan oleh enjambement dan rima.
Sedangkan “Rehat” dan “Saudade” hanya
disebabkan oleh rima.
Daftar Pustaka
Damono, Sapardi Djoko. 2005. Pegangan
Penelitian Sastra Bandingan.
Jakarta: Pusat Bahasa.
Keraf, Gorys. 2004. Diksi dan Gaya
Bahasa. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Muzakka, Mussaif, 2012. “Memaknai
“Kata” dan “Kalimat” Soedjarwo
dalam Ketukan Itu”. Dalam jurnal
ALAYASASTRA, Vol. VIII, No.2,
November 2012, hal. 117-125.
Noor, Redyanto. 2015. Pengantar
Pengkajian Sastra. Semarang:
Fasindo.
Palmer, Richard E. 2003. Hermeneutika:
Teori Baru Mengenai Interpretasi
(Diterjemahkan oleh Musnur Henry
dan Damanhuri Muhammad).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Pradopo, Rahmat Djoko. 2007. Pengkajian
Puisi: Analisis Strata Norma dan
Analisis Struktural dan Semiotik.
Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Ratih, Rina. 2017. Teori dan Aplikasi
Semiotik Michael Riffaterrre.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Riffaterre, Michael. 1978. Semiotic of
Poetry. London: Indiana of
University Press.
Sudjiman, Panuti dan Aart Van Zoest.
1992. Serba-serbi Semiotika.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Waluyo, Herman J. 1991. Teori dan
Apresiasi Puisi. Jakarta:
Erlangga.

14

Anda mungkin juga menyukai